cover
Contact Name
Saharudin
Contact Email
din_linguistik@unram.ac.id
Phone
+6281917006020
Journal Mail Official
bastrindo-journal@unram.ac.id
Editorial Address
Gedung E Lantai I FKIP Universitas Mataram Jalan Majapahit Nomor 62 Mataram Nusa Tenggara Barat
Location
Kota mataram,
Nusa tenggara barat
INDONESIA
Jurnal Bastrindo: Kajian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Published by Universitas Mataram
ISSN : 27236277     EISSN : 27234835     DOI : https://doi.org/10.29303/jb
Jurnal Bastrindo adalah jurnal yang diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram. Jurnal Bastrindo hadir sebagai media untuk menyebarkan pikiran dan bertukar gagasan tentang wacana pendidikan bahasa dan sastra Indonesia. Focus and Scope: Bidang pendidikan bahasa dan sastra Indonesia yang mencakup pembelajaran dan ilmu bahasa dan sastra Indonesia; topik tentang pembelajaran bahasa dan Sastra Indonesia; linguistik Indonesia (termasuk linguistik daerah); sastra Indonesia (termasuk sastra daerah); dan penerjemahan (sastra asing ke bahasa Indonesia)
Articles 49 Documents
Kekerasan dalam Novel Dari Dalam Kubur Karya Soe Tjen Marching: Perspektif Johan Galtung: Violence in the Novel Dari Dalam Kubur by Soe Tjen Marching: Johan Galtung's perspective Veronica Septiana Setiawati; Fransisca Tjandrasih Adji; Susilawati Endah Peni Adji
Jurnal Bastrindo Vol. 3 No. 2 (2022): Edisi Desember 2022
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jb.v3i2.827

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kekerasan yang terdapat dalam novel Dari Dalam Kubur karya Soe Tjen Marching menggunakan perspektif Johan Galtung. Data dalam penelitian ini dikumpulkan menggunakan teknik baca-catat dan dianalisis menggunakan metode formal dan metode deskriptif analisis. Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma M.H. Abrams berupa pendekatan objektif yang berfokus pada karya sastra, yakni novel Dari Dalam Kubur karya Soe Tjen Marching dan pendekatan mimetik yang berfokus pada realitas dan semesta, yakni tindak kekerasan dalam novel Dari Dalam Kubur. Teori yang digunakan dalam penelitian merupakan teori stuktural yang digunakan untuk mengkaji analisis struktural dan teori kekerasan perspektif Johan Galtung. Penelitian ini menghasilkan analisis struktural dan tindak kekerasan dalam novel Dari Dalam Kubur karya Soe Tjen Marching. Dalam analisis struktural ditemukan bahwa dalam novel terdapat dua tokoh utama dan 45 tokoh tambahan. Tokoh utama dan tokoh tambahan menjadi korban kekerasan. Namun demikian, beberapa tokoh tambahan sekaligus menjadi pelaku kekerasan. Analisis latar menunjukkan sebagian besar latar tempat menjadi lokasi tindakan kekerasan. Latar waktu menunjuk pada masa di Indonesia terjadi kekerasan masal, yaitu tahun 1946-1947, 1965, dan 1998. Latar sosial dominan menggambarkan tradisi Tionghoa dan kehidupan keagamaan Katolik. Penelitian tindak kekerasan menghasilkan tiga bentuk kekerasan, yakni (1) kekerasan langsung, (2) kekerasan kultural atau budaya, dan (3) kekerasan struktural. Ketiga bentuk kekerasan tersebut dilakukan oleh pihak-pihak yang memiliki kuasa terhadap tokoh utama dan tokoh tambahan. Namun demikian, beberapa tokoh tambahan juga melakukan tindak kekerasan terhadap tokoh utama dan sesama tokoh tambahan. Abstract: This study aims to examine the violence contained in the novel Dari Dalam Kubur by Soe Tjen Marching using the perspective of Johan Galtung. The data in this study were collected using a reading-note technique and analyzed using a formal method and a descriptive analysis method. The paradigm used in this research is the paradigm of M.H. Abrams takes the form of an objective approach that focuses on literary works, namely the novel Dari Dalam Kubur by Soe Tjen Marching, and a mimetic approach that focuses on reality and the universe, namely the acts of violence in the novel Dari Dalam Kubur. The theory used in this research is a structural theory which is used to examine the intrinsic elements and the theory of violence from Johan Galtung's perspective. This research produces an analysis of the intrinsic elements and acts of violence in the novel Dari Dalam Kubur by Soe Tjen Marching. The intrinsic elements consist of characters and characterizations as well as the setting. Characters and characterizations are divided into main characters and additional characters. In the novel, there are two main characters and 45 additional characters. The main character and supporting characters become victims of violence. However, several additional characters also become perpetrators of violence. The background analysis shows that most of the settings are the locations for acts of violence. The time setting refers to the period when mass violence occurred in Indonesia, namely 1965 and 1998. The dominant social setting describes Chinese traditions and Catholic religious life. Violence research produces three forms of violence, namely (1) direct violence, (2) cultural or cultural violence, and (3) structural violence. The three forms of violence are carried out by parties who have power over the main character and secondary characters. However, several additional characters also commit acts of violence against the main character and fellow additional characters.
Idiosinkrasi Penggunaan Prefiks meng- oleh Penutur Bahasa Indonesia: Idiosyncratic Use of Prefix meng- by Indonesian Speakers Sabila; I Nyoman Sudika; Rahmad Hidayat
Jurnal Bastrindo Vol. 4 No. 1 (2023): Edisi Juni 2023
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jb.v4i1.858

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan memaparkan bentuk-bentuk idiosinkrasi penggunaan prefiks meng- oleh penutur bahasa Indonesia di media sosial Tiktok. Bentuk-bentuk idiosinkrasi tersebut merupakan penyimpangan dalam konteks berbahasa Indonesia yang benar. Karena melibatkan prefiks, penyimpangan terjadi pada tataran morfologi. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Data penelitian dikumpulkan menggunakan metode simak dan metode dokumentasi. Data dianalisis menggunakan metode padan intralingual dengan teknik hubung banding menyamakan (HBS) dan hubung banding membedakan (HBB). Penyajian hasil analisis menggunakan metode formal dan informal. Data idiosinkrasi penggunaan prefiks meng- yang ditemukan berjumlah 40 bentuk yang terdiri atas 20 bentuk idiosinkrasi penggunaan prefiks meng- yang melekat pada kata dasar yang berkategori verba dan 20 bentuk idiosinkrasi penggunaan prefiks meng- yang melekat pada kata dasar yang berkategori adjektiva. Bentuk-bentuk idiosinkrasi ini memperlihatkan penyimpangan kaidah pembentukan kata, penyimpangan makna hasil bentukan, dan penyimpangan fungsi hasil bentukan. Abstract: This study aims to describe forms of idiosyncratic use of the prefix meng- by Indonesian speakers on Tiktok social media. These idiosyncratic forms are deviations in the context of correct Indonesian. Since it involves prefixes, deviations occur at the morphological level. This research is a descriptive-qualitative-research. The research data was collected using the observation method and the documentation method. The data were analyzed using the intralingual equivalent method with the same comparative comparison (HBS) and differential comparison (HBB) techniques. Presentation of the results of the analysis using formal and informal methods. The idiosyncratic data on the use of the prefix meng- were found to be 40 forms consisting of 20 idiosyncratic forms of the use of the prefix meng- attached to base words which are categorized as verbs and 20 idiosyncratic forms of the use of prefix meng- attached to base words which are categorized as adjectives. These forms of idiosyncrasy show deviations from the rules of word formation, deviations from the meanings formed, and deviations from the functions formed.
Sastra Sebagai Sarana Pengembangan Jati Diri: Aspek Moral Cerpen Si Kakek dan Burung Dara Karya Muhammad Fudoli: Literature as A Means Of Self Development: Moral Aspect of The Short Story Si Kakek dan Burung Dara by Muhammad Fudoli Burhanuddin; Mahsun; Kusdiratin
Jurnal Bastrindo Vol. 4 No. 1 (2023): Edisi Juni 2023
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jb.v4i1.881

Abstract

Abstrak: Tulisan ini bermaksud menjelaskan unsur moral dalam cerpen Si Kakek dan Burung Dara karya Muhammad Fudoli yang dikaitkan dengan sarana pengembangan jati diri. Penelitian ini menggunakan metode dokumentasi untuk mengumpulkan aspek-aspek moral dalam cerpen. Data yang terkumpulkan kemudian dianalisis menggunakan analisis struktural. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam cerpen Si Kakek dan Si Burung Dara karya Muhammad Fudoli terdapat aspek moral yang dapat dijadikan sarana pembinaan dan pengembangan jati diri manusia Indonesia. Aspek-aspek moral dimaksud adalah percaya diri, pasrah akan kebesaran dan kekuasaan-Nya (takdir), cinta dan kasih sayang (baik sesama, lingkungan atau alam, maupun Tuhan), kehidupan dunia dan akhirat harus dijalani secara seimbang, serta pendidikan sejak dini untuk pengembangan kepribadian anak. Kebenaran suatu norma-norma dalam suatu masyarakat bersifat relatif karena harus merunut kepada norma yang hakiki dari Tuhan sebagai kontrol. Aspek moral ini sangat penting sebagai renungan dan bahan introspeksi karena berkaitan dengan aktivitas yang dapat memberikan alternatif dalam memutuskan atau melakukan suatu tindakan secara tepat dan benar. Abstract: This paper intends to explain the moral elements in the short story Si Kakek dan Burung Dara  by Muhammad Fudoli which are related to the means of developing identity. This study uses the documentation method to collect moral aspects in short stories. The data collected was then analyzed using structural analysis. The results of the study show that in the short story Si Kakek dan Burung Dara  by Muhammad Fudoli there are moral aspects that can be used as a means of fostering and developing Indonesian human identity. The moral aspects referred to are self-confidence, surrender to His greatness and power (destiny), love and compassion (both for each other, the environment or nature, as well as God), the life of the world and the hereafter must be lived in a balanced way, as well as education from an early age to child personality development. The truth of a norm in a society is relative because it must follow the essential norm from God as the control. This moral aspect is very important as a reflection and material for introspection because it relates to activities that can provide an alternative in deciding or taking an action correctly and correctly.
Kritik Sosial dalam Novel Lingkar Tanah Lingkar Air Karya Ahmad Tohari: Social Criticism in Ahmad Tohari's Novel Lingkar Tanah Lingkar Air Dian Mustikasari; Rina Purwani; Muh. Khairussibyan
Jurnal Bastrindo Vol. 4 No. 1 (2023): Edisi Juni 2023
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jb.v4i1.924

Abstract

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan bagaimana kritik-kritik sosial yang terdapat dalam novel Lingkar Tanah Lingkar Air karya Ahmad Tohari. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan teori sosiologi sastra. Novel Lingkar Tanah Lingkar Air ini sarat dengan kritikan sosial yang menjadi luapan hati, sindiran maupun tanggapan pengarang terhadap kehidupan masayarakat waktu itu. Hasil dari penelitian ini adalah dalam novel Lingkar Tanah Lingkar Air terdapat sarat kritik sosial yaitu kritik tentang kejahatan yang bertentangan dengan hati nurani, kritik moral, dan kritik agama. Untuk mempertahankan kemerdekaan, bangsa ini harus mempunyai prinsip, niat yang tulus, iman yang kuat dan saling toleransi dengan tujuan terciptanya kehidupan masyarakat yang damai dan rukun. Abstract: The purpose of this study is to describe how social criticism is contained in Ahmad Tohari's novel Lingkar Tanah Lingkar Air. The method used in this study is descriptive qualitative approach to the theory of sociology of literature. The novel Ring of Tanah Air Ring is full of social criticism which becomes an overflow, satire and the author's response to the life of society at that time. The results of this study are that in the novel Lingkar Tanah Lingkar Air there is full of social criticism, namely criticism about crimes that are contrary to conscience, moral criticism, and religious criticism. To maintain independence, this nation  must have principles, sincere intentions, strong faith and mutual tolerance with the aim of creating a peaceful and harmonious society.
Comparison of reading interest on printed textbook and digital textbook on the second semester students of Bahasa and literature department of FKIP Mataram University: The Comparison of Reading Interest on Printed Textbook and Digital Textbook on The Second Semester Students of Bahasa and Literature Department of FKIP Mataram University Wika Wahyuni; Baiq Wahidah; Marlinda Ramdhani
Jurnal Bastrindo Vol. 4 No. 1 (2023): Edisi Juni 2023
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jb.v4i1.932

Abstract

Abstrak: Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya minat baca masyarakat Indonesia. Salah satu alasan rendahnya minat baca tersebut adalah keterbatasan bahan bacaan. Namun, seiring perkembangan teknologi, upaya untuk mengatasi keterbatasan bahan bacaan ini adalah dengan diadakannya bahan bacaan dalam bentuk digital. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah keberadaan buku digital ini telah menggeser minat baca menggunakan buku cetak. Selain itu, penelitian ini juga membahas alasan pemilihan bentuk bacaan, genre bacaan yang diminati, dan teknik membaca yang digunakan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner dan wawancara. Data dianalisis dengan menggabungkan analisis isi kualitatif dan kuantitatif sederhana. Temuan utama penelitian ini adalah kemudahan akses buku digital tidak serta-merta menjadikan buku digital lebih diminati. Temuan-temuan lainnya yaitu kurangnya minat mahasiswa dalam membaca buku pelajaran, membaca intensif lebih sering dilakukan dibandingkan membaca ekstensif, serta alasan memilih buku digital antara lain yaitu a) lebih ekonomis karena tidak perlu membeli buku cetak yang harganya relatif mahal, b) lebih praktis dan mudah dibawa, c) ramah lingkungan karena memerlukan lembaran kertas, dan d) tampilan lebih menarik, sedangkan alasan memilih buku cetak antara lain karena a) membaca buku digital pada gadget membuat mata lelah b) tidak mudah terdistraksi , dan c) lebih personal karena merasa memiliki. Abstract: This research is conducted as the concern of th high interest on digital books that easily accessed as one of the attempt to overcome limited reading materials. Based on this issue, this research aims to; discover the comparison between printed and digital books ; the reason of preferred kind of literature, preferred genre of literature, and the reading techniques that mostly used. This case study used qualitative method as the research design.  Data collection techniques were carried out using questionnaires and interviews. Data were analyzed by combining simple qualitative and quantitative content analysis.  Data is presented in the form of a diagram containing numbers explained in descriptive text.  The results of the research show that there are several findings.  The main finding is that the ease of access to digital books does not necessarily make digital books more desirable.  Other findings are the lack of interest of students in reading textbooks (non-fiction), intensive reading is more often done than extensive reading, and the reasons for choosing digital books include; a) more economical because there is no need to buy printed books which are relatively expensive; b)  more practical and easy to carry; c) environmentally friendly because it requires sheets of paper; and d) the appearance is more attractive. Furthermore, the reasons for choosing printed books include; a) reading digital books on gadgets makes the eyes tired (the influence of cellphone light); b) not easily distracted (the presence of notifications on the device disrupts reading activities; and c) the personal sense of belonging, they personally own the book.
Spiritualitas Lawas dalam Tradisi Ponan di Sumbawa Besar: Kajian Semiotika Roland Barthes: Lawas Spirituality in the Ponan Tradition in Sumbawa Besar: Roland Barthes' Study of Semiotic Bety Yulia Safitri; Saharudin; Muh. Syahrul Qodri
Jurnal Bastrindo Vol. 4 No. 1 (2023): Edisi Juni 2023
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jb.v4i1.1052

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna spiritualitas lawas dalam tradisi ponan di Desa Poto, Kecamatan Moyo Hilir, Sumbawa Besar melalui perspektif semiotika Roland Barthes. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data, yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Metode analisis data menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menemukan sebanyak 13 leksia dalam 99 bait lawas tradisi ponan, yaitu kewa singin Nene kita, Gapar nomo tengan mole, tutit ai kurang ujan, tusenramo lako Nene, ngayapmo lako Sang Raja, peno tudatang bajango, desa darat senap semu, kareng olo pang panungkas, tanda nongka turet adat, sala lema ngeneng ampin, desa tau no to manto, siwa puluh siwa, dan palangan dunia aherat. Hasil analisis leksia menunjukkan bahwa spiritualitas lawas dalam tradisi ponan meliputi ketergantungan kehidupan manusia sebagai seorang hamba dengan Penciptanya, ketergantungan antara manusia dengan manusia lainnya, saling ketergantungan manusia dengan alam, serta saling ketergantungan antara manusia dengan makhluk Tuhan lainnya. Tiga belas leksia dalam lawas tradisi ponan paling banyak mengacu pada hubungan manusia dengan Sang Pencipta dan hubungan antarsesama manusia. Ini menunjukkan bahwa relasi manusia secara vertikal dan horizontal harus seimbang. Abstract: The purpose of this research is to describe the meaning of lawas spirituality in the ponan tradition in Poto Village, Moyo Hilir District, Sumbawa Besar through the semiotic perspective of Roland Barthes. The methods used in data collection, namely observation, interviews, and documentation. Methods of data analysis using descriptive qualitative method. The results of this study found as many as 13 lexia in 99 lawas stanzas of the ponan tradition, namely kewa singin Nene kita, Gapar nomo tengan mole, tutit ai kurang ujan, tusenramo lako Nene, ngayapmo lako Sang Raja, peno tudatang bajango, desa darat senap semu, kareng olo pang panungkas, tanda nongka turet adat, sala lema ngeneng ampin, desa tau no to manto, siwa puluh siwa, and palangan dunia aherat. The results of the lexia analysis show that lawas spirituality in the ponan tradition includes the dependence of human life as a servant and the Creator, the dependence of humans on other humans, the interdependence of humans on nature, and the interdependence of humans on other God's creatures. The thirteen lexia in the lawas ponan tradition mostly refer to the human relationship with the creator and the relationship between human beings. This shows that vertical and horizontal relations must be balanced.
Ekranisasi Novel Raja, Ratu, dan Rahasia Karya Wulanfadi ke Dalam Bentuk Film Sutradara Findo Purwono: Raja, Ratu, dan Rahasia Novel and Film Ecranization Studies Muliati, Rizka Retno; Hartati, Dian
Jurnal Bastrindo Vol. 4 No. 2 (2023): Edisi Desember 2023
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jb.v4i2.870

Abstract

Abstrak: Karya sastra dapat dinikmati tidak hanya berbentuk tulisan saja, melainkan audio visual berupa film. Dalam hal ini, karya sastra dapat dinikmati dalam bentuk film. Perubahan karya sastra ke dalam bentuk film dapat dilakukan melalui proses ekranisasi. Pengadaptasian novel ke film disebut dengan ekranisasi. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan analisis ekranisasi novel Raja, Ratu, dan Rahasia Karya Wulanfadi ke dalam bentuk film Karya Sutradara Findo Purwono, sehingga dapat diketahui perbandingan antara novel sebagai bentuk  asli dari cerita, dengan film hasil proses ekranisasi yang dilakukan. Peneletian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Peneliti  menjabarkan hasil dengan cara mendeskripsikan melalui kata-kata dan gambar. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan membaca, menonton, mencatat, serta membandingkan. Hasil penelitian menunjukkan adanya sebelas data pengurangan berupa pengurangan tokoh, penghilangan adegan, dan penghilangan dialog, dua data penambahan berupa penambahan dialog yang disajikan dalam adegan yang ditayangkan, dan dua belas data perubahan variasi berupa perbedaan latar, perbedaan adegan, perbedaan watak, perbedaan latar, serta perbedaan lagu sebagai pendukung dalam adegan, sehingga menimbulkan perbedaan beberapa unsur cerita dari novel ke film.  Secara keseluruhan, perubahan yang terjadi dilakukan oleh sutradara berdasarkan kesesuaian antara cerita dengan durasi, tempat, serta situasi dan kondisi. Meskipun menimbulkan perubahan, tetapi tidak mengubah inti cerita. Abstract: Literary works can be enjoyed not only in the form of writing, but audio-visual in the form of films. In this case, literary works can be enjoyed in the form of films. Changes in literary works into film form can be done through the process of ecranization. Adapting a novel to film is called ecranization. The purpose of this study is to describe the results of the analysis of the ecranization of Wulanfadi's novel Raja, Ratu, dan Rahasia  into film form, by finding changes such as reductions, additions, and changes in variations. This research uses a type of qualitative research. Researchers describe the results by describing through words and pictures. Data collection techniques are done by reading, watching, taking notes, and comparing. The results showed that there were eleven data reductions in the form of character reduction, scene omissions, and dialogue omissions, two additional data in the form of additional dialogues presented in the scenes that were shown, and twelve variation change data in the form of differences in settings, differences in scenes, differences in character, differences in settings, as well as the difference in the song as the support in the scene, giving rise to differences in several story elements from the novel to the film. Overall, the changes that occur are made by the director based on suitability between the story and the duration, place, and circumstances. Even though it causes changes, it doesn't change the core of the story.
Kemampuan Bernalar dan Pengembangan Alinea dalam Membuat Wacana Mahasiswa Universitas Islam Bandung : Reasoning Ability and Paragraph Development in Students' Discourse at Universitas Islam Bandung Dewi, Asri; Silviany, Irma Yulita; Pratikno, Heru
Jurnal Bastrindo Vol. 4 No. 2 (2023): Edisi Desember 2023
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jb.v4i2.1255

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara kemampuan bernalar dan pengembangan alinea dalam karya tulis ilmiah mahasiswa di lingkungan Universitas Islam Bandung. Kemampuan bernalar menjadi esensial dalam membentuk wacana yang kuat, sementara pengembangan alinea memiliki peran penting dalam membawa struktur dan alur yang terorganisasi dalam wacana. Metode penelitian menggunakan pendekatan eksploratif dengan pendekatan mix method, menggabungkan data kuantitatif dan kualitatif. Data diperoleh melalui kuesioner dan wawancara dari 141 mahasiswa semester awal. Hasil analisis menunjukkan adanya kesalahan bernalar yang mencakup naiknya ke bandwagon, adopsi prasangka, dan alasan melingkar dalam tulisan mahasiswa. Di sisi pengembangan alinea, masih terdapat kesulitan dalam penggunaan struktur kalimat yang tepat, serta kesalahan dalam tata bahasa seperti penulisan ejaan, penggunaan huruf, kata baku, dan tanda baca. Temuan ini menggarisbawahi pentingnya pengembangan kemampuan bernalar dan pemahaman tata bahasa dalam konteks penulisan akademik. Dengan mengidentifikasi kesalahan yang dominan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi pijakan dalam perbaikan kurikulum untuk memperbaiki aspek yang teridentifikasi. Harapannya, hasil ini akan memberikan kontribusi berharga dalam pengembangan pendekatan pembelajaran Bahasa Indonesia yang lebih efektif dan komprehensif di lingkungan akademik. Abstract: This research aims to investigate the relationship between reasoning ability and paragraph development in the academic writing of students at the Universitas Islam Bandung. The theoretical framework suggests that reasoning ability is essential in constructing strong discourse, while paragraph development plays a crucial role in creating organized structure and flow in discourse. The research methodology employed an exploratory approach using a mixed-method approach, combining quantitative and qualitative data. Data were obtained through questionnaires and interviews involving 141 first-semester students. The analysis revealed reasoning errors such as bandwagoning, biased assumptions, and circular reasoning in students' writing. Concerning paragraph development, difficulties were observed in employing correct sentence structures and grammar, including spelling, the use of capital letters, word choice, and punctuation. These findings underscore the importance of enhancing reasoning skills and grammatical proficiency in academic writing contexts. By identifying prevalent errors, the study aims to serve as a foundation for curriculum improvements to address the identified aspects. The hope is that these results will make a valuable contribution to the development of a more effective and comprehensive approach to teaching the Indonesian language in academic settings.
Tinjauan Materi Ajar Mata Kuliah Wajib Kurikulum Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi: Review of Teaching Materials for MKWK Bahasa Indonesia in College Hidayat, Rahmad; Wahyuni, Wika; Ramdhani, Marlinda; Agusman
Jurnal Bastrindo Vol. 4 No. 2 (2023): Edisi Desember 2023
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jb.v4i2.1275

Abstract

Abstrak: Bahan ajar Mata Kuliah Wajib Kurikulm (MKWK) bahasa Indonesia dari beberapa penerbit memiliki variasi dan kedalaman serta keluasan materi yang berbeda, meskipun kompetensi yang ditetapkan sama. Hal tersebut mengimplikasikan ketidakpaduan pada proses ketercapaian atau keterbacaan materi demi mencapai kompetensi yang telah ditentukan. Penelitian ini memiliki tujuan merumuskan struktur materi dan bahan kajian MKWK bahasa Indonesia di perguruan tinggi. Rumusan struktur materi dan bahan kajian tersebut diperoleh berdasarkan pembandingan seluruh buku ajar MKWK bahasa Indonesia yang ada, baik cetak maupun digital. Irisan dari materi dan bahan kajian itulah yang dijadikan sebagai rekomendasi struktur materi MKWK bahasa Indonesia di perguruan tinggi yang representatif, yaitu dapat mewakili amanah substansi kajian yang telah digariskan dalam Pedoman Pelaksanaan Mata Kuliah Wajib pada Kurikulum Pendidikan Tinggi, kebutuhan mahasiswa dan dosen, serta kebutuhan dunia usaha dan dunia industri. Penelitian ini menggunakan model studi Pustaka dengan Teknik pengumpulan data berupa dokumen buku ajar MKWK bahasa Indonesia dari berbagai penerbit secara cetak dan digital. Teknik analisis data menggunakan metode kontrastif, yaitu pembandingan dan penentuan irisan materi dari berbagai buku ajar. Pada tahapan penyajian hasil penganalisisan data, digunakan metode informal, yaitu menjelaskan pemaparan perbedaan dari irisan materi yang ditelaah untuk memberikan rekomendasi penyusunan bahan ajar yang representatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat irisan materi dari keseluruhan buku ajar yang diperbandingkan yang mencakup kelompok materi kaidah kebahasaan, kelompok materi notasi ilmiah, kelompok materi wacana, kelompok materi kebahasaan, kelompok materi pengayaan bahasa Indonesia, dan kelompok materi wacana yang mencakup keterampilan menyimak, membaca, berbicara, dan menulis. Keterampilan menulis memiliki porsi yang paling tinggi, namun kurang dari sisi pemahaman mengenai aspek dasar kebahasaan. Selain itu, keterampilan berbicara tidak secara lugas dijelaskan karena keterampilan tersebut penting untuk mengasah kegiatan presentasi mahasiswa dalam kegiatan akademik. Oleh karena itu, diharapkan rekomendasi berupa bahan ajar MKWK harus memuat semua kompetensi dalam amanat kurikulum yang disesuaikan dengan tingkat bahan ajar yang mudah dipahami dan merangsang pengembangan kompetensi berbahasa mahasiswa. Abstract: Teaching materials for Mata Kuliah Wajib Kurikulum (MKWK) from several publishers have different variations and depth and breadth of material, even though the competencies determined are the same. This implies an incoherence in the process of achieving or reading the material in order to achieve the specified competency. This research aims to formulate the structure of Indonesian MKWK material and study materials in higher education. The formulation of the material structure and study materials was obtained based on a comparison of all existing MKWK Indonesian  language textbooks, both print and digital. Slices of material and study material are used as recommendations for the structure of Indonesian language MKWK material in representative universities, that is, they can represent the mandate of the study substance that has been outlined in the guidelines for implementing higher education curriculum, the needs of students and lecturers, as well as world needs. business and industrial world. This research uses a library study model with data collection techniques in the form of Indonesian MKWK textbook documents from various print and digital publishers. The data analysis technique uses a contrastive method, namely comparing and determining sections of material from various textbooks. At the stage of presenting the results of data analysis, an informal method is used, namely explaining the differences between the sections of material studied to provide recommendations for preparing representative teaching materials. The results of the research show that there are sections of material from all the compared textbooks which include the linguistic rules material group, the scientific notation material group, the discourse material group, the linguistic material group, the Indonesian language enrichment material group, and the discourse material group which includes listening, reading and learning skills. speaking, and writing. Writing skills have the highest portion, but understanding of basic aspects of language is lacking. Apart from that, speaking skills are not specifically explained even though these skills are important to shape students' presentation skills in academic activities. Therefore, it is hoped that recommendations in the form of MKWK teaching materials must contain all the competencies in the curriculum mandate that are adjusted to the level of teaching materials that are easy to understand and stimulate the development of students' language competencies.
MENGAPRESIASI BAHASA DAN SASTRA DAERAH SECARA INTENSIF SEBAGAI KEKUATAN BANGSA DALAM MENGHADAPI ERA TEKNOLOGI DIGITAL: Intensive Appreciation of Regional Languages and Literature as A Nation's Strength in Facing The Era of Digital Technology Pratikno, Heru
Jurnal Bastrindo Vol. 4 No. 2 (2023): Edisi Desember 2023
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jb.v4i2.1289

Abstract

Derasnya perkembangan teknologi digital yang masif belakangan ini membuat aspek kehidupan menjadi terpengaruh dampaknya. Dampak itu terlihat dari minimnya penggunaan bahasa daerah dan pembacaan sastra daerah oleh masyarakat Indonesia saat ini. Akibatnya, masyarakat menjadikan bahasa daerah berada di prioritas ketiga dalam tingkatan penggunaan bahasa di lingkungannya setelah bahasa nasional dan bahasa asing (Sutisno et al., 2021). Hal itu amat dirasakan bagi masyarakat saat ini, khususnya Generasi Z dan setelahnya. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah menelusuri faktor apa saja yang menyebabkan Gen Z dan setelahnya tidak mengapresiasi bahasa dan sastra Sunda. Tujuan selanjutnya adalah mencari solusi dalam mewujudkan kesadaran berbahasa dan bersastra Sunda bagi Gen Z dan setelahnya. Metode penelitian dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan penyebaran angket. Hasil penelitian ini adalah bukan hanya faktor teknologi yang menyebabkan anak tidak mengenal budaya Sunda, melainkan kurangnya kesadaran orang tua dalam membiasakan anak mengapresiasi bahasa dan sastra Sunda dalam lingkungannya pun berpengaruh.