cover
Contact Name
Mhd Halkis
Contact Email
pertahanandiplomasi@gmail.com
Phone
+6281288951380
Journal Mail Official
pertahanandiplomasi@gmail.com
Editorial Address
lamat: Jl. Salemba Raya No.14, RT.3/RW.6, Kenari, Kec. Senen, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10430
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Diplomasi Pertahanan
ISSN : -     EISSN : 27468496     DOI : -
Jurnal Diplomasi Pertahanan bertujuan untuk mempublikasikan pemikiran akademis mencakup masaalah diplomasi pertahanan seperti, misi damai militer ke luar negeri, hubungan kerjasama, negosisasi, komunikasi, resolusi konflik keamanan antar negara, lingkungan regional dan Global. Strategi berupa upaya upaya-upaya meningkatkan kepercayaan antara negara dan peningkatan kapasitas pertahanan suatu negara menjadi perahatian utama. Kegiatan dilakukan antara lain tinjauan masalah perang, perdaiaman, kepemerintahan golobal, cyber diplomacy, penanganan pasukan pemelihara perdamaian (peacekeeping force), penegakkan keamanan (peace enforcement), perundingan, embago, resolusi, peningkatan industri pertahanan, promosi good-governance, tanggap bencana, penyeludupan narkoba, human trafficking, melindungi Hak Asasi Manusia, dll
Articles 75 Documents
Pola Perimbangan dan Regionalisasi Sektor Pertahanan di Shanghai Cooperation Organization Akhli, Rangga Amalul; Gumilar, Nugraha; Halkis, Mhd
Jurnal Diplomasi Pertahanan Vol 4, No 2 (2018): Jurnal Prodi Diplomasi Pertahanan
Publisher : Universitas Perrtahanan Indonesia (UNHAN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak – Tulisan ini berusaha memahami dua hal, yakni pola perimbangan dan regionalisasi sektor pertahanan di Shanghai Cooperation Organization (SCO), sebuah organisasi regional yang beranggotakan China, Russia, Kazakhstan, Kirgistan, Uzbekistan, Tajikistan dan kemudian mengikutsertakan India serta Pakistan yang bergabung di tahun 2017. Untuk memperoleh pemahaman tentang itu, tulisan ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dengan telaah atas teori perimbangan milik Kenneth Waltz, Stephen Walt dan Randall Schweller. Hasil temuannya adalah (1) pola perimbangan dan regionalisasi sektor pertahanan di SCO dimulai berkat adanya persepsi ancaman yang serupa, hal ini mengkonfirmasi teori balance of threat milik Walt; (2) Pola perimbangan dapat berubah menjadi balance of power apabila terdapat tekanan-tekanan kekuatan luar pada negara anggota SCO. Kondisi itu nampak terlihat saat adanya Revolusi Tulip dan Kericuhan Adijan yang direspon oleh SCO dengan mempertontonkan latihan militer dengan skenario perbantuan dan menandatangani kerjasama dengan CSTO; (3) Terpeliharanya regionalisasi sektor pertahanan di SCO tidak terlepas dari pengaruh besar China di dalamnya. China bertindak sebagai pemegang status quo, di sisi lain negara lainnya cenderung melakukan bandwagoning terhadap China, karena dengan melakukan hal tersebut mereka dapat mendapatkan keuntungan.Kata kunci: Teori Perimbangan, Regionalisasi sektor Pertahanan, Shanghai Cooperation Organization Abstract -- This article aims to understand two points, namely the Shanghai Cooperation Organization’s (SCO) pattern of balancing and its defense regionalization. SCO is the regional organization that consists of China, Russia, Kazakhstan, Kirgistan, Uzbekistan, Tajikistan and followed by the two new comers: India and Pakistan in 2017. To analyze the above mentioned, this article uses qualitative method by reviewing three balancing theories introduced by Kenneth Waltz, Stephen Walt, and Randall Schweller. The findings are (1) Walt argument from balance of threat theory confirms why such states declared the SCO and its defense regionalization by emphasizing the common threat; (2) Waltz’ balance of power partially emerged when the member states received international pressures due to the Tulip Revolution and the Andijan incident. These incidents caused the SCO to hold military assistance scenario in the largest peacemission exercise at that time (2007) and signed such cooperation with Russia led millitary alliance-CSTO at the same time; (3) the regional balancing pattern cannot cover over the China’s greater role at this organization. In the SCO, China balances for its status quo preservation while the rest tend to bandwagon the emerging China power to get profit from it. Keywords: balancing theory, defense regionalization, Shanghai Cooperation Organization
Diplomasi Pertahanan Indonesia Dalam Mendukung Upaya Penanganan Perdagangan Manusia di Perbatasan Indonesia dan Malaysia Elfitriani, Yori; Legionosuko, Tri; Waluyo, Surryanto Djoko
Jurnal Diplomasi Pertahanan Vol 4, No 3 (2018): Jurnal Prodi Diplomasi Pertahanan
Publisher : Universitas Perrtahanan Indonesia (UNHAN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak -- Perdagangan manusia telah menjadi salah satu isu utama dalam hubungan internasional saat ini. Isu ini menjadi ancaman serius bagi keamanan global, termasuk Indonesia, karena tidak hanya menyangkut persoalan kriminalitas saja, namun juga terkait dengan masalah pelanggaran terhadap hak asasi manusia.  Selain menjadi negara sumber, saat ini Indonesia juga menjadi negara transit dan tujuan dalam tindak kejahatan ini. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk menangani masalah ini, baik di dalam negeri, maupun kerjasama dengan negara lain. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis diplomasi pertahanan Indonesia dalam mendukung upaya penanganan perdagangan manusia di perbatasan Indonesia dan Malaysia. Penelitian ini disusun dengan menggunakan teori kerjasama internasional, konsep diplomasi pertahanan, konsep perdagangan manusia, konsep transnational organized crime, dan konsep human security. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif-deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan studi literatur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa diplomasi pertahanan Indonesia dalam mendukung upaya penanganan perdagangan manusia di perbatasan Indonesia dan Malaysia dilakukan melalui kerjasama pertahanan secara bilateral, yaitu melalui forum General Border Committee (GBC) Malindo yang diketuai oleh Menteri Pertahanan kedua negara. Melalui forum GBC ini Menteri Pertahanan kedua negara sepakat untuk mengedepankan peran kepolisian dalam menangani berbagai bentuk tindak pelanggaran hukum di perbatasan kedua negara, termasuk dalam hal penanganan perdagangan manusia dengan membentuk Joint Police Cooperation Committee (JPCC).Kata Kunci: Diplomasi Pertahanan, Perdagangan Manusia, Perbatasan Indonesia-Malaysia, GBC Malindo, JPCC Abstract -- Human trafficking has become one of the main issues in international relations today. This issue becomes a serious threat to global security, including Indonesia, because it is not only a matter of criminality, but also related to the problem of violations of human rights. In addition to being a source country, Indonesia is also a transit country and destination for this crime. Indonesian government with its various efforts to prevent and eliminate this issue not only domestically but also making cooperation with other countries. The purpose of this research is to analyze Indonesian defense diplomacy in supporting to eliminate human trafficking in Indonesia and Malaysia border. This research was compiled using international cooperation theory, and several concepts; defense diplomacy, human trafficking, transnational organized crime, and human security. This research was conducted using a qualitative-descriptive method. Data collection techniques used were interviews and literature studies. The results of this research shows that Indonesia defense diplomacy in supporting to eliminate human trafficking in Indonesia and Malaysia border by making bilateral cooperation, through General Border Committee (GBC) Malindo forum chaired by Indonesia and Malaysia Defense Ministers. Indonesia and Malaysia Defense Ministers agreed to put forward the role of the police in dealing with the problem in Indonesia and Malaysia border, including human trafficking by forming Joint Police Cooperation Committee (JPCC).Keywords: Defense Diplomacy, Human Trafficking, Indonesia-Malaysia Border, GBC Malindo, JPCC
Program Kelompok Kerja Sosial Ekonomi Indonesia – Malaysia (KK Sosek Malindo) di Kalimantan Barat Ditinjau Dari Perspektif Diplomasi Pertahanan Indonesia Fahrozi, Firman; Sumarlan, Sutrimo; Joostensz, Thomas Gabriel
Jurnal Diplomasi Pertahanan Vol 5 No 1 Jurnal Diplomasi Pertahanan (April 2019)
Publisher : Universitas Perrtahanan Indonesia (UNHAN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak -- Permasalahan perbatasan bagi warga negara yang tinggal didaerah perbatasan memerlukan kerjasama antara kedua negara dalam rangka mempertahankan negara. Sebagai Negara bertetangga, Indonesia dan Malaysia telah menjalin kerjasama pengelolaan perbatasan sejak tahun 1965 memalui forum General Borders Committee (GBC). Sedangkan kerjasama program KK Sosek Malindo tingkat daerah terbentuk pada tahun 1985. Penelitian ini menganalisa implementasi KK Sosek Malindo dan dampak dari pelaksanaan KK Sosek Malindo di Kalimantan Barat–Sarawak terhadap Confidence Building Measures (CBMs), serta dampak terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat yang tingal diperbatasan. Analisa data dilakukan dengan metode kualitatif deskriptif. Hasil yang ditemukan adalah implementasi KK Sosek Malindo mulai dari tingkat pusat hingga pelaksanaannya di tingkat daerah Kalimantan Barat–Sarawak.  Ditemukan pula adanya dampak positif terhadap peningkatan CBMs dan tingkat kesejahteraan masyarakat Indonesia yang tinggal di wilayah perbatasan di Provinsi Kalimantan Barat.Kata Kunci: KK sosek malindo, diplomasi pertahanan, confidence building measures Abstract -- Border problems for citizens who live in border areas i requires cooperation between the two countries in order to defend the country. As the most closer neiighbor country of Indonesia, Malaysia bilateral cooperation with Indonesia in managing borders since 1965 through the General Borders Committee (GBC) forum. Mean while, one of regional-level cooperation program between Indonesia-Malaysia, and KK Sosek Malindo formed in 1985. This research aims to analyze the implementation of KK Sosek Malindo effort and the impact of the implementation KK Sosek Malindo in West Kalimantan-Sarawak on Confidence Building Measures (CBMs), also the impact on improving the welfare of the community on the border. Data analysis was carried out using descriptive qualitative methods The results found is the implementation of the KK Sosek Malindo from the central level to its implementation at the regional level. Also founded a positive impact on increasing CBMs and the level of welfare for Indonesian Citizens who living at border in West Kalimantan Province.Keywords: KK sosek malindo, defense diplomacy, confidence building measure
DIPLOMASI PERTAHANAN INDONESIA DI NEGARA KAWASAN PASIFIK SELATAN TERKAIT INTERNASIONALISASI SEPARATISME PAPUA GUNA MENJAGA KEDAULATAN INDONESIA Hematang, Felani Angela Rosalia; Pedrason, Rodon; Wahyudi, Bambang
Jurnal Diplomasi Pertahanan Vol 5 No 2 Jurnal Diplomasi Pertahanan (Agustus 2019)
Publisher : Universitas Perrtahanan Indonesia (UNHAN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak -- Internasionalisasi separatisme Papua dimulai ketika masyarakat Papua yang menyuarakan kemerdekaan sebagai akibat dari isu pelanggaran HAM yang diklaim belum diselesaikan oleh Indonesia. Hal ini kemudian didukung dengan aktivis separatis yang mencari dukungan melalui negara-negara lain, dimana negara-negara Kawasan Pasifik Selatan merupakan aktor yang paling vokal dalam membawa isu pelanggaran HAM Papua pada sidang PBB. Di sisi lain, Indonesia melakukan segala cara untuk mempertahankan Papua sebagai perwujudan kedaulatan Indonesia sesuai dengan amanah kepentingan nasional Indonesia. Tentu saja pendekatan Indonesia dalam mengatasi isu internasionalisasi separatisme Papua tidak dapat dilakukan melalui konteks militer. Perkembangan isu separatisme yang telah diinternasionalisasikan menjadi konsiderasi Indonesia untuk mengembangkan strategi Indonesia dalam mempertahankan Papua. Konsep Diplomasi Pertahanan yang diterapkan Indonesia adalah sebagai strategi untuk mempertahankan Papua serta menjalin hubungan kerjasama dengan negara-negara Kawasan Pasifik Selatan.Kata kunci: separatisme papua, internasionalisasi, strategi diplomasi pertahanan Abstract -- The internationalization of Papua separatism begins with the declaration of Independence as a reaction to unfinished solution for human rights violations in Papua. This issue is used by the Papuan to look for support from other countries, including in the South Pacific states that play the main role in promoting the human right violations issue at the United Nations Councils. On the other hand, Indonesia struggles in defending Papua as the implementation of sovereignty according to the national interest of Indonesia. Obviously, Indonesia’s approach in handling the Papua separatism internationalization cannot be solved through military context. The development of separatism issue which had been internationalized become Indonesia’s consideration to develop the strategy in defending Papua. Defense diplomacy concept which has been implemented by Indonesia as the strategy to defend Papua and also build the cooperation with South Pacific Countries.Keywords: internationalization, defense diplomacy strategy
IMPLEMENTASI KERJASAMA KONTRA-TERORISME INDONESIA-AUSTRALIA (STUDI KASUS: BOM BALI I TAHUN 2002) Ulandari, Ari; Swastanto, Yoedhi; Sihole, Effendi
Jurnal Diplomasi Pertahanan Vol 6, No 1 (2020): Jurnal Diplomasi Pertahanan
Publisher : Universitas Perrtahanan Indonesia (UNHAN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kejahatan terorisme yang bersifat lintas negara membutuhkan kerjasama internasional untuk menanganinya. Awalnya Indonesia enggan untuk terlalu terlibat dalam isu tersebut. Sebaliknya, Australia memang sudah sejak awal mendukung kampanye perang global melawan terorisme. Kendati demikian, Bom Bali telah merubah arah kebijakan kontra-terorisme Indonesia. Indonesia dan Australia memutuskan bekerjasama dalam menangani kasus tersebut. Permasalahannya adalah serangan teror di Indonesia, terutama yang menjadikan Australia sebagai target, terus terjadi setelah serangan Bom Bali. Oleh karena itu diperlukan analisa latar belakang terjadinya kerjasama kontra-terorisme Indonesia-Australia dan proses implementasi kerjasama tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif-studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa banyaknya jumlah korban warga Australia menjadi pertimbangan strategis dilakukannya kerjasama dari pihak Australia, sedangkan dari pihak Indonesia karena kepentingan Indonesia untuk sesegera mungkin meredam efek negatif, baik domestik maupun internasional, Bom Bali terhadap posisi Indonesia. Implementasi kerjasama tersebut terkategori berhasil dinilai dari jumlah pelaku yang tertangkap dan terkategori belum berhasil dinilai dari jumlah serangan yang dapat diredam.Kata Kunci: Bom Bali, Indonesia dan Australia, Implementasi, Kerjasama Internasional, Kontra Terorisme
Implikasi Pembangunan Ekonomi dan Politik yang Buruk terhadap Konflik Lokal dan Terorisme Savitri, Rohannisa Naja Rachma
Jurnal Diplomasi Pertahanan Vol 6, No 2 (2020): Jurnal Diplomasi Pertahanan
Publisher : Universitas Perrtahanan Indonesia (UNHAN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Economic and political development are expected to be able to bring an optimal distribution of welfare to all levels of society. However, when the policies are not properly organized, this will certainly present economic and political inequality which then becomes the gateway for conflict and violence to arise in the community such as local conflict and terrorism. The purpose of this study is to determine the relation between the poor economic and political development and its implications for the emergence of local conflicts and terrorism. The method used in this research is a qualitative descriptive analysis and library study as a technique in collecting the required data. In addition, this study uses conflict theory and social welfare theory and also uses the concept of economic and political development and the concept of terrorism as a tool to explain the problems of this research. From the research that has been conducted, the researcher then draws the conclusion that the poor implementation of existing policies regarding the economical and political development that occurs has an indication of the occurrence of local conflicts and the emergence of crimes like terrorism. It can be concluded, from observing such events that happened in the past, instability in economic and political development can be a major trigger in the emergence of local conflicts and terrorism.
Strategi China di Kawasan Asia Timur Purnama, Rafiq
Jurnal Diplomasi Pertahanan Vol 6, No 3 (2020): Jurnal Diplomasi Pertahanan
Publisher : Universitas Perrtahanan Indonesia (UNHAN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The East Asian region has always been warm because of China's dominance in influencingcountries. Some of China's strategies, on the one hand, make regional stability more conducive;on the other hand, its neighbors feel threatened. Therefore, this study aims to look at China'sstrategy in the economic and defense fields and how the neighboring countries react to China'smaneuvers. The method used is content analysis with strong realism views. Seen from the pointof view of realism, China and its surrounding countries' behavior is very relevant, namely thenature of human egoism and greed in various things, especially political realism, which alwaysemphasizes countries to pursue power and fulfill the "national interest" of each country. Chinawill continue to strengthen its influence in the region. This has sometimes made regionalinstability and stability the key to increasing countries' economic growth in the region.Keywords: East Asia, economic and defense strategy, regional stability, realism, nationalinterest
Diplomasi Pertahanan Indonesia Melalui Kerjasama Intelligence Exchange Group (IEG) di Selat Malaka Sinaga, Thomas H.K.
Jurnal Diplomasi Pertahanan Vol 3, No 1 (2017): Jurnal Prodi Diplomasi Pertahanan
Publisher : Universitas Perrtahanan Indonesia (UNHAN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak - Selat Malaka sebagai jalur lalu lintas perdagangan dan transportasi internasioal tersibuk di dunia melayani lebih dari sepertiga perdagangan global. Kondisi keamanan maritim nya secara geografis perlu mendapat perhatian serius. Gangguan keamanan maritim yang krusial di wilayah tersebut seperti pembajakan (piracy) dan perompakan bersenjata (armed robbery) serta penyelundupan senjata, mendorong upaya untuk meningkatkan pengamanan dan proaktif mengatasi segala macam gangguan di Selat Malaka yang berdampak terhadap kedaulatan dan integritas teritorial Indonesia. Kondisi tersebut, perlu suatu kerjasama pertahanan dan yang dibahas dalam penelitian ini adalah kerjasama IEG sebagai strategi dari diplomasi pertahanan dan instrumen kebijakan politik luar negeri untuk mewujudkan kepentingan nasional dan menjaga kedaulatan masing-masing negara yang berlangsung secara bilateral maupun multilateral. Dengan demikian, maka bagaimana kepentingan nasional Indonesia diwujudkan dalam kerjasama IEG dan bagaimana kontribusi kerjasama IEG terhadap upaya diplomasi pertahanan Indonesia merupakan pertanyaan penelitian yang diangkat dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Data dikumpulkan melalui wawancara terhadap tiga informan yang meliputi praktisi dan pakar di bidang terkait dan dari berbagai literatur.  Analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan membandingkan data yang diperoleh dengan teori dan konsep yang digunakan, yaitu teori kerjasama intelijen, konsep diplomasi pertahanan dan konsep kerjasama pertahanan.  Hasil penelitian ini menunjukkan, diplomasi pertahanan Indonesia dalam kerjasama IEG merupakan wadah untuk menumbuhkan rasa saling percaya (CBMs) diantara negara anggota dan meningkatkan kapabilitas pertahanan (defense capabilities) tiap negara anggotanya serta dapat meningkatkan citra (prestise) bagi Indonesia di mata dunia internasional.Kata Kunci: Selat Malaka, Diplomasi Pertahanan Indonesia, Intelligence Exchange Group, Kerjasama Pertahanan, Kerjasama Intelijen. Abstract - Malacca Straits as a traffic line with international trade and transport busiest in the world's to serve over a third of global trade. Maritime security conditions of its geographical needs serious attention. Crucial maritime security threats in the region such as piracy and armed robbery as well as the smuggling of arms, encouraging efforts to improve security and proactively address all kinds of trouble in Malacca Straits which have an impact on the sovereignty and territorial integrity of Indonesia. Under these conditions, the need for a defense cooperation and discussed in this study is a collaboration IEG as a strategy of defense diplomacy and foreign policy instruments to realize national interests and safeguard the sovereignty of each country which takes place bilateral and multilateral. Thus, it is how Indonesia's national interest was realized in IEG cooperation and how to contribute to defense diplomacy efforts Indonesia is a research question raised in this study. This study used descriptive qualitative approach. Data were collected through interviews with three informants that includes practitioners and experts in related fields and from various literature. The analysis in this study was done by comparing the data obtained with used the one theories and two concepts, namely the theory of intelligence cooperation, the concept of defense diplomacy and defense cooperation concept. The results of this study indicate that, Indonesia defense diplomacy in IEG cooperation is a place to foster mutual trust (CBMs) among member countries and increase the capabilities of the defense (defense capabilities) each of the member states as well as to improve the image (prestige) for Indonesia in the world.Keywords: Malacca Straits, Indonesia Defense Diplomacy, Intelligence Exchange Group, Defense Cooperation, Intelligence Cooperation.
Diplomasi Pertahanan Indonesia Melalui Lomba Tembak di Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM) Azhar, Faisal
Jurnal Diplomasi Pertahanan Vol 3, No 2 (2017): Jurnal Prodi Diplomasi Pertahanan
Publisher : Universitas Perrtahanan Indonesia (UNHAN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak – Pentingnya diplomasi pertahanan saat ini membuat negara-negara didunia meningkatkan kegiatan diplomasi pertahanannya. Penelitian ini membahas mengenai diplomasi pertahanan Indonesia melalui Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM). AASAM dilihat dapat dijadikan sebagai media diplomasi pertahanan yang efektif, namun TNI belum memaksimalkannya. Penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif. Data didapatkan melalui praktik wawancara dengan sumber utama yaitu Kepala Staff Angkatan Darat periode 2011-2013 dan narasumber lainnya. Selain itu, data sekunder didapatkan dari hasil pencarian dari buku, jurnal, dokumen resmi, website resmi serta sumber-sumber lainnya yang dapat dipertanggung jawabkan. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa diplomasi pertahanan Indonesia melalui AASAM untuk menunjukkan profesionalisme TNI, membangun CBM’s dengan negara-negara peserta dan mempromosikan senjata buatan industri pertahanan dalam negeri.Kata Kunci: Diplomasi, Pertahanan, lomba Tembak, AASAM Abstract – The significant role of defense diplomacy brings countries of the world to increase their defense diplomacy activities. This research is about Indonesia defense diplomacy through Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM). AASAM can be used as an effective media of defense diplomacy however; the Indonesian National Army (TNI) has still not maximized it yet. This research analysis is conducted by using a qualitative approach. The data was obtained through interviews with the main source like the Chief of Army for 2011-2013 and also others sources. Moreover, the secondary data was obtained from books, journals, official documents and websites, and also not limiting to others sources that can be accounted for. The result of this research shows that TNI professionalism, establishes CBM’s with the participated countries in AASAM and promotes the artificial arms made by domestic defense industry.Key Words: Diplomacy, Defense, Shooting Competition, AASAM
Peran Diaspora Indonesia Dalam Sistem Pertahanan Negara (Studi Kasus Diaspora Indonesia di Belgia) Wibisono, Makarim; Legionosuko, Tri; Yuninda, Eka
Jurnal Diplomasi Pertahanan Vol 3, No 3 (2017): Jurnal Prodi Diplomasi Pertahanan
Publisher : Universitas Perrtahanan Indonesia (UNHAN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak -- Sistem pertahanan semesta mengintegrasikan pertahanan militer dan pertahanan nirmiliter. Diaspora Indonesia yang berada di luar negeri memiliki potensi untuk membantu mencapai kepentingan negara baik dari sisi politik, ekonomi pertahanan, dengan menempatkan diaspora sebagai bagian dari strategi pertahanan dan diplomasi Indonesia.  Penelitian ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui peran diaspora Indonesia khususnya di Belgia dalam mendukung sistem pertahanan negara. Penelitian dilakukan dengan metode kualitiatif, dengan sumber data primer dan sekunder. Pengumpulan data penelitian didapat dari proses wawancara dan studi pustaka terhadap dokumen yang terkait dengan permasalahan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diaspora Indonesia di Belgia melalui berbagai kegiatan yang dilakukan bersama-sama dengan KBRI Belgia telah melaksanakan delapan kemampuan pertahananan nirmiliter. Kemampuan tersebut yaitu Kemampuan kewaspadaan dini melalui kemampuan komunikasi yang baik dengan masyarakat lokal dapat membantu mengidentifikasi penganut paham-paham ekstrim sebagai early warning system. Kemampuan bela negara dengan mengikuti program-program dari KBRI. Kemampuan diplomasi dimana diaspora menjadi ujung tombak dalam hal people-to-people contacts karena mereka bersinggungan langsung dengan masyarakat lokal. Kemampuan iptek yang dilakukan oleh kelompok Indonesia Integrated. Kemampuan ekonomi berupa potensi investasi melalui kerjasama kedua negara. Kemampuan sosial ditunjukkan dengan perayaan hari keagamaan dan pengenalan budaya Indonesia kepada diaspora dan warga negara Belgia. Kemampuan moral ditunjukkan dengan aktif dalam mempromosikan budaya kerukunan, keramahtamahan, serta persatuan Indonesia sebagaimana tekad sumpah pemuda. Kemampuan dukungan penyelenggaraan pertahanan negara ditunjukkan dengan adanya kerjasama Sister City antara Kota Bandung dengan Kota Namur di Belgia. Ditinjau dari teori peran, diaspora Indonesia di Belgia masih berada di posisi sebagai alat komunikasi, dimana diaspora menjadi alat bagi pemerintah Indonesia untuk menyampaikan pesan bagi warga asli Belgia dan diaspora yang ada di Belgia. Kata Kunci: Peran, Diaspora, dan Pertahanan Nirmiliter. Abstract -- The universal defense system integrates military and non-military defense. Indonesian diaspora abroad have the potential to help achieve the interests of the state both from the political side, defense economy, by placing the diaspora as part of Indonesia's defense and diplomacy strategy. This research was designed to know the role of Indonesian diaspora especially in Belgium in supporting the state defense system. The research was conducted by qualitative method, with primary and secondary data sources. The research data collection is obtained from the interview process and literature study on the documents related to the research problem.The results show that the Indonesian diaspora in Belgium through various activities undertaken together with the Indonesian Embassy in Belgium has implemented eight nirmiliter defense capabilities. Such capability: Early alertness through good communication skills with local communities can help identify extremists as early warning systems. Ability to defend the country by following the programs of the Embassy. The ability of diplomacy where diaspora spearheads in terms of people-to-people contacts because they are in direct contact with local communities. The ability of science and technology conducted by Indonesian Integrated group. Economic capability in the form of investment potential through the cooperation of both countries. Social capability is demonstrated by the celebration of religious day and the introduction of Indonesian culture to the diaspora and Belgian citizens. Moral ability is demonstrated actively in promoting a culture of harmony, hospitality, and unity of Indonesia as is the resolve of the youth oath. The capability of support for the implementation of state defense is shown by the cooperation of Sister City between Bandung City and Namur City in Belgium. Judging from the role theory, the Indonesian diaspora in Belgium is still in a position as a communication tool, where diaspora is a tool for the Indonesian government to deliver messages for indigenous Belgians and diasporas in Belgium.Keywords: Role, Diaspora, and Nirmiliter Defense.