cover
Contact Name
Mhd Halkis
Contact Email
pertahanandiplomasi@gmail.com
Phone
+6281288951380
Journal Mail Official
pertahanandiplomasi@gmail.com
Editorial Address
lamat: Jl. Salemba Raya No.14, RT.3/RW.6, Kenari, Kec. Senen, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10430
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Diplomasi Pertahanan
ISSN : -     EISSN : 27468496     DOI : -
Jurnal Diplomasi Pertahanan bertujuan untuk mempublikasikan pemikiran akademis mencakup masaalah diplomasi pertahanan seperti, misi damai militer ke luar negeri, hubungan kerjasama, negosisasi, komunikasi, resolusi konflik keamanan antar negara, lingkungan regional dan Global. Strategi berupa upaya upaya-upaya meningkatkan kepercayaan antara negara dan peningkatan kapasitas pertahanan suatu negara menjadi perahatian utama. Kegiatan dilakukan antara lain tinjauan masalah perang, perdaiaman, kepemerintahan golobal, cyber diplomacy, penanganan pasukan pemelihara perdamaian (peacekeeping force), penegakkan keamanan (peace enforcement), perundingan, embago, resolusi, peningkatan industri pertahanan, promosi good-governance, tanggap bencana, penyeludupan narkoba, human trafficking, melindungi Hak Asasi Manusia, dll
Articles 75 Documents
STRATEGI DIPLOMASI PERTAHANAN INDONESIA MELALUI ASEAN ARMIES RIFLE MEET (AARM) DALAM RANGKA PROMOSI PT. PINDAD Manik, Ridon; Hipdizah, Hipdizah; Gumilar, Nugraha
Jurnal Diplomasi Pertahanan Vol 6, No 1 (2020): Jurnal Diplomasi Pertahanan
Publisher : Universitas Perrtahanan Indonesia (UNHAN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keikutsertaan Indonesia Khususnya TNI-AD dalam kompetisi ASEAN Armies Rifle Meet (AARM) yang diselenggarakan dari Tahun 1991 sampai 2019 telah mencatatkan Indonesia sebagai juara sebanyak 13 kali pertandingan. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa Indonesia berusaha mempertahankan posisi juaranya sebesar 46,43% dari total kejuaraan yang diikuti, namun belum kenyataannya peluang ini belum dapat dimaksimalkan untuk mendongkrak pemasaran produk alutsista Nasional. Pada penelitian ini, permasalahan yang diangkat adalah Bagaimana Strategi pemerintah dalam memanfaatkan AARM untuk melakukan diplomasi pertahanan di kawasan Asia Tenggara, serta Bagaimana Strategi pemerintah dalam memanfaatkan AARM sebagai bentuk promosi industri pertahanan dalam negeri. Tujuan penelitian yaitu menganalisis peran diplomasi pertahanan untuk kepentingan pertahanan nasional dan bagaimana memanfaatkan AARM untuk mempromosikan produk industri pertahanan nasional. Penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif. Data didapatkan melalui praktik wawancara dengan beberapa narasumber ahli Selain itu, data sekunder didapatkan dari hasil pencarian dari buku, jurnal, dokumen resmi, website resmi serta sumber- sumber lainnya yang dapat dipertanggung jawabkan. Hasil penelitian adalah pemerintah melalui industri pertahanan dalam negerinya harus mampu menunjukkan kualitas dan kehandalan produk Industri pertahanannya kepada negara lain, apalagi bila didukung dengan adanya komitmen untuk menjaga kualitas produk tetap baik melalui layanan purna jual (service after sales). Sehingga akan menciptakan buying intention sekaligus brand awareness yang baik kepada perwakilan dari negara-negara peserta AARM.Kata Kunci: Diplomasi Pertahanan, Kerjasama Pertahanan, Promosi Pemasaran, Sinergitas, Strategi
1 Diplomasi Pertahanan Indonesia dalam Membangun Identitas Berbeda di antara Negara- Negara di Kawasan Asia Tenggara Prayoga, Adhit
Jurnal Diplomasi Pertahanan Vol 6, No 3 (2020): Jurnal Diplomasi Pertahanan
Publisher : Universitas Perrtahanan Indonesia (UNHAN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The country acts based on its political identity, where several elements like interactions,norms, culture, status, and state history are able to form this identity. Every country hasa different way to understand its element, which generates different identities, policies,and strategies between countries in the international system. The purpose of this studyis to explain the accumulation of identity-forming elements that form the identity of freeand active foreign policy in Indonesia. This research was prepared using the perspectiveof Constructivism, the theory of Free and Active Politics as well as Defense Diplomacy.This research used descriptive qualitative research methods in which the research datawas obtained through a literature review. The results of this research indicate thatIndonesia, through an understanding of the elements forming identity, has formed a freeand active foreign policy identity. Indonesia uses free and active identity to achievenational interests and maintain its existence in the international system. With a differentpolitical identity from Indonesia, other countries in Southeast Asia tend to cooperatewith either the United States of America or China. Through the implementation of freeand active foreign policy, Indonesia is the only neutral country in Southeast Asia whichmeans that Indonesia is in the middle of both superpowers.Keywords: Political Identity; Free and Active; National Interest; Tendency; andNeutrality
Mendefinisikan Kembali Konsep Keamanan dalam Agenda Kebijakan Negara-Bangsa Azizah, RR Zahroh Hayati
Jurnal Diplomasi Pertahanan Vol 6, No 3 (2020): Jurnal Diplomasi Pertahanan
Publisher : Universitas Perrtahanan Indonesia (UNHAN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Security is essential for the state. The state is said to be safe if it is free from threats. The definitionof security experienced a shift marked by the end of the Cold War and the tragedy of 11 September2001. The change in the concept of security, which was initially limited to military threats andaimed at the state, has now developed into a threat to human security. The purpose of this articleis to redefine the concept of security itself in the policy agenda of the Nation-State. The methodused is qualitative, using textual analysis as a data collection method.Keywords: Security, Threat, Policy
Strategi Kerjasama di Bidang Counter Terrorism Melalui Asean Defense Ministers’ Meeting Plus di Tahun 2013 dalam Meningkatkan Kemampuan Penanggulangan Terorisme di Indonesia Khairani, Afifah Noor
Jurnal Diplomasi Pertahanan Vol 3, No 1 (2017): Jurnal Prodi Diplomasi Pertahanan
Publisher : Universitas Perrtahanan Indonesia (UNHAN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak - Menghadapi ancaman terorisme, maka dibutuhkan kecerdasan dan ketangguhan dari negara untuk menjaga pertahanan dan keamanan. Usaha yang dapat dilakukan yakni dengan meningkatkan kerjasama antar negara. Melalui ADMM-plus, langkah ini merupakan jalan yang tepat karena ADMM plus merupakan mekanisme kerjasama pertahanan dan keamanan guna mendukung CBM, stabilitas kawasan, pengembangan dan pembangunan di kawasan dengan melibatkan Negara ASEAN serta delapan negara sebagai mitra yakni Australia, Cina, Jepang, India, Selandia Baru, Korea Selatan, Rusia dan Amerika Serikat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan data primer diperoleh melalui proses wawancara kepada pihak terkait dengan counter terrorism dan ADMM plus. Selain itu, penelitian ini juga didukung oleh data sekunder yang meliputi: buku, jurnal, artikel dan dokumen yang terkait dengan kerjasama di bidang counter terrorism melalui ADMM plus. Hasil dari penelitian menjelaskan bahwa strategi yang digunakan pada kerjasama di bidang counter terrorism melalui ADMM plus di tahun 2013 dalam meningkatkan kemampuan penanggulangan terorisme di Indonesia adalah dengan cara melakukan joint training (latihan bersama) berisikan materi table top exercise dan practical exercise, memiliki tujuan untuk memberikan wawasan mengenai tantangan dan prioritas keamanan di regional, pengembangan kemampuan angkatan bersenjata milik negara dalam hal penanggulangan terorisme, dan mendukung proses penegakan hukum atau usaha lain yang dilakukan oleh institusi pemerintah. Bagi Indonesia, kerjasama ini merupakan strategi yang dilakukan untuk mencapai kepentingan nasionalnya. Untuk mendukung kerjasama ini, digunakan pemanfaatan sarana militer mulai dari peralatan (alutsista), teknologi, dan juga kemampuan personel yang dimiliki masing-masing negara anggota.Kata kunci : strategi, kerjasama, terorisme, counter terrorism, ADMM plus, kepentingan   nasionalAbstract - Facing the threat of terrorism, it takes intelligence and toughness of the state to maintain defense and security. The effort that can be done to improve the cooperation between countries. ADMM-Plus is the right path for ASEAN to againts the terrorist threat, because ADMM plus is a defense and security cooperation mechanism supporting CBM, regional stability, development and construction in the area involving ASEAN member states and eight countries : Australia, China, Japan, India, New Zealand, South Korea, Russia and the United States. This research uses qualitative primary data through interviews into interested parties with counter terrorism and ADMM plus. In addition, this research also is supported by secondary data includes: books, journals, articles and related documents to counter terrorism cooperation through ADMM plus. The results explains that the strategy used on counter terrorism cooperation through ADMM plus in period 2013 to increase counter terrorism ability in Indonesia is done by conducting joint training (training together) with the material in which table top exercise and practical exercise, which has the aim to provide insight into the challenges and priorities of security in the region , the development of the ability for the arm forces belong to the state in terms of counter-terrorism, and supporting law enforcement agencies or other effort by government institutions. For Indonesia, this cooperation is a strategy to achieve the national interest. To support this cooperation, government use means by utilizing the facilities from military equipment (defense equipment), technology, and also the personnel ability of each member state. Keywords: strategy, cooperation, terrorism, counter terrorism, ADMM plus, national interest 
Partisipasi Indonesia dalam Diplomasi Pertahanan untuk Keamanan Maritim di Asia Tenggara (Studi Tentang Regional Cooperation Agreement On Combating Piracy and Armed Robbery Against Ships in Asia) Putra, Achmad Reza
Jurnal Diplomasi Pertahanan Vol 3, No 2 (2017): Jurnal Prodi Diplomasi Pertahanan
Publisher : Universitas Perrtahanan Indonesia (UNHAN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak - Indonesia sebagai negara dengan wilayah laut terbesar di Asia Tenggara memiliki masalah-masalah keamanan maritim, salah satunya pembajakan dan perompakan. Indonesia melakukan diplomasi pertahanan berbentuk kerja sama multilateral dengan negara-negara lain, baik dari Asia Tenggara maupun luar kawasan untuk mengatasi pembajakan dan perompakan tersebut, namun Indonesia belum bergabung menjadi anggota ReCAAP. Tulisan ini menganalisis tentang partisipasi Indonesia dalam diplomasi pertahanan untuk keamanan maritim di Asia Tenggara dan alasan Indonesia belum bergabung sebagai anggota dalam Regional Cooperation Agreement on Combating Piracy And Armed Robbery Against Ships In Asia (ReCAAP). Tulisan ini disusun menggunakan analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Indonesia aktif berpartisipasi sebagai anggota dalam kerja sama keamanan maritim untuk menangani perompakan dan pembajakan di Asia Tenggara, namun belum menjadi anggota ReCAAP dengan alasan ReCAAP berpotensi melanggar kedaulatan Indonesia melalui beberapa faktor.Kata kunci: diplomasi pertahanan, kerja sama keamanan, keamanan maritim partisipasi, ReCAAP Abstract - Indonesia as the country with the largest sea area in Southeast Asia has a maritime security issues, one of which piracy and armed robbery. Indonesian defense diplomacy conducted through multilateral cooperation with other countries, both in Southeast Asia and outside the region to tackle the piracy and armed robbery, but Indonesia has not joined a member ReCAAP. This paper analyzes on Indonesia's participation in defense diplomacy for maritime security in Southeast Asia and Indonesia reasons not joined as a member of the Regional Cooperation Agreement on Combating Piracy And Armed Robbery Against Ships In Asia (ReCAAP). This article was compiled using descriptive analysis with qualitative approach. The results showed that Indonesia actively participate as members in the maritime security cooperation to tackle piracy and piracy in Southeast Asia, but has not yet become a member ReCAAP the grounds ReCAAP potentially violate the sovereignty of Indonesia through several factors.Keywords: defense diplomacy, participation, maritime security, security cooperation, ReCAAP
The Influence of China’s ’String of Pearl’ Towards MP3EI Achievement in The Context of ASEAN Free Market 2015 IDK Kerta Widana, Erlinda Matondang dan
Jurnal Diplomasi Pertahanan Vol 2, No 3 (2016): Jurnal Prodi Diplomasi Pertahanan
Publisher : Universitas Perrtahanan Indonesia (UNHAN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract – String of Pearl (SoP) is China’s strategy to expand its influence from China Mainland to the Middle East through strategic areas, like Malacca Strait and Indian Ocean which are parts of Indonesia. This strategy will give some influences to the “Master Plan of Acceleration and Expansion of Indonesia Economic Development” (Masterplan Percepatan, Perluasan, dan Pengembangan Ekonomi Indonesia - MP3EI’s) achievement that will become foundations for Indonesian economic development. The implementation of ASEAN Economic Community (AEC) that expand China’s access to strategic areas will affect the building of Indonesian economic corridors, especially under MP3EI framework. This study will discuss about the influence of China’s SoP towards Indonesian economic development, which is driven by MP3EI in AEC era. This review shows strategies available for Indonesia to minimize the influence of SoP to MP3EI’s achievement in the context of free market 2015. Indonesia’s potentials to increase its advantage in diplomacy and negotiation towards China also written in the last part of this review.Keywords: String of Pearl (SoP), AEC, MP3EIAbstrak -- String of Pearl (SoP) adalah strategi China untuk memperluas pengaruhnya dari China Daratan ke Timur Tengah melalui wilayah strategis, seperti Selat Malaka dan Samudera Hindia yang merupakan bagian dari Indonesia. Strategi ini akan memberi pengaruh pada "Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia" (Masterplan Percepatan, Perluasan, dan Pengembangan Ekonomi Indonesia - MP3EI) yang akan menjadi fondasi bagi PT Pembangunan ekonomi indonesia Implementasi ASEAN Economic Community (AEC) yang memperluas akses China ke kawasan strategis akan mempengaruhi pembangunan koridor ekonomi Indonesia, terutama di bawah kerangka MP3EI. Studi ini akan membahas tentang pengaruh SoP China menuju pembangunan ekonomi Indonesia, yang didorong oleh MP3EI di era AEC. Studi ini menunjukkan strategi yang ada di Indonesia untuk meminimalkan pengaruh pencapaian SoP terhadap MP3EI dalam konteks pasar bebas 2015. Potensi Indonesia untuk meningkatkan keuntungannya dalam diplomasi dan negosiasi terhadap China juga ditulis pada bagian akhir dari stido ini.Kata kunci: String of Pearl (SoP), AEC, MP3EI
Pengiriman Pasukan Garuda Sebagai Diplomasi Pertahanan Indonesia Dalam Rangka Peningkatan Alutsista Tentara Nasional Indonesia Gumilar, Nugraha; Legionosuko, Tri; Widagdo, Bintang
Jurnal Diplomasi Pertahanan Vol 3, No 3 (2017): Jurnal Prodi Diplomasi Pertahanan
Publisher : Universitas Perrtahanan Indonesia (UNHAN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak – Penelitian ini berupaya menjawab bagaimana diplomasi pertahanan Indonesia Didalam Pengiriman Pasukan Garuda Dalam rangka peningkatan Alutsista Tentara Nasional Indonesia. Indonesia merupakan salah satu pengirim  Pasukan Perdamaian PBB, merupakan 10 besar dalam pengiriman personil dan kontribusi pasukan. Kebutuhan setiap negara untuk meningkatkan alutsista adalah suatu yang wajar guna memperkuat pertahanan dalam negerinya. Menurut Permenlu No 1 Tahun 2017 tentang Visi dan Misi Indonesia dalam Roadmap 4000 peacekeepers pada 2019 tentang pengiriman Pasukan Garuda sebagai alat proyeksi Alutsista Indonesia dan Dunia. Indonesia juga memiliki beberapa alutsista berupa peralatan tempur utama (major equipment) yang dikagumi negara lain, seperti Senapan Laras Panjang SS1 dan Kendaraan Taktis Panser Anoa. Dengan demikian diperlukan penelitian tentang tantangan dan peluang bagaimana pengiriman pasukan Garuda dapat meningkatkan alutsista TNI untuk menunjang pertahanan Indonesia. Untuk menganalisis penelitan ini, peneliti menggunakan Teori Diplomasi, Deterrence, Damai Resolusi Konflik, Alutsista, Pengiriman Pasukan. Metode penelitian ini adalah Metode Kualitatif dengan pendekatan deskripsi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Indonesia berpotensi besar didalam meningkatkan alutsista dan memproyeksikan persenjataanya di mata dunia melalui misi Perdamaian PBB. Walaupun demikian kebutuhan dari Pasukan Perdamaian PBB bukan hanya peningkatan persenjataan utama, melainkan juga adanya kebutuhan Uninformed Capabilities yaitu adanya kerjasama antara sipil militer dan para professional dibidangnya untuk membangun perdamaian di daerah tersebut. Peningkatan Alutsista yang dilakukan Indonesia penting ditingkatkan melalui pengiriman pasukan garuda yang lebih banyak jumlahnya.Kata Kunci: Pengiriman Pasukan, Alutsista, Pasukan Perdamaian Garuda Abstract – This research attempts to answer how Indonesia's defense diplomacy In the Garuda Troop Deployment In order to increase the Weapon Major Equipment system of the Indonesian National Army. Indonesia is one of the senders of the UN Peacekeeping Force, representing the top 10 in dispatching personnel and troop contributions. The need of each country to increase the defense equipment is a natural thing to strengthen its internal defense. According to the Minister of Foreign Affairs No. 1 of 2017 on the Vision and Mission of Indonesia in the 4000 peacekeepers Roadmap in 2019 about the deployment of Garuda troops as a tool of projection Alutsista Indonesia and the World. Indonesia also has several major defense equipment (major equipment) that other countries admire, such as the SS1 Long Barrel Rifle and Anoa Tactical Tactical Vehicle. Thus it is necessary to research the challenges and opportunities of how the dispatch of Garuda troops can increase the TNI Major Equipment Systen to support Indonesia's defense. To analyze this research, researchers use Diplomacy Theory, Deterrence, Peace of Conflict Resolution, Major Equipment System konsep, Deployment of Forces. This research method is Qualitative Method with Description aprroaches. The results of this study show that Indonesia has great potential in improving defense equipment and projecting its weapon in the eyes of the world through the UN Peace mission. However, the need of the UN Peacekeeping Force is not only a major weapon increase, but also the need for Uninformed Capabilities that is the cooperation between military civilians and professionals in their field to build peace in the area. Increased Major Equipment System by Indonesia is important to be improved through the sending of more garuda troops.Key words: Strategy, Defense Diplomacy, Deployment, Major Equipment Sistems
Diplomasi Pertahanan Indonesia Dalam Menyikapi Kompetisi India dan China di Samudera Hindia Firmansyah, Abdul Rizki; Gunawan, Dadang; Pedrason, Rodon
Jurnal Diplomasi Pertahanan Vol 4, No 2 (2018): Jurnal Prodi Diplomasi Pertahanan
Publisher : Universitas Perrtahanan Indonesia (UNHAN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak – Jurnal ini mengkaji kawasan Samudera Hindia yang menjadi arena kompetisi India dan China. Kompetisi berawal dari tiga kebijakan China yaitu, Counter Piracy Operation, string of pearls  dan projeksi politik luar negeri belt and road inisiative China yang menjadi faktor penyebab India bereaksi. Reaksi India (act east policy) menciptakan situasi dilema keamanan, salah satu contoh kompetisinya adalah memperkuat pertahanan di pangkalan militer Andaman dan Nicobar yang berbatasan langsung dengan teritori Indonesia (Aceh) untuk memantau intensitas mobilitas PLA Navy China di Selat Malaka. Letak geografis yang strategis (sebagai choke point), membuat Indonesia memiliki peran natural dalam kompetisi India dan China. Sehingga Indonesia perlu menyikapi kompetisi dengan cara meningkatkan hubungan yang kooperatif antara India–Indonesia–China. Untuk mendukung penelitian ini penggunaan teori neo realis, dilema keamanan, dan geopolitik berfungsi menganalisis dinamika kompetisi. Kemudian teori politik luar negeri bebas aktif dalam kerangka Poros Maritim Dunia dan diplomasi pertahanan berfungsi sebagai landasan Indonesia bersikap. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif yang mengandalkan data tinjauan pustaka dan wawancara. Hasil analisis bertujuan sebagai rekomendasi kebijakan pemerintah Indonesia yang selaras dengan kepentingan nasional Indonesia dalam menyikapi kompetisi India dan China di masa depan.Kata Kunci : Dilema Keamanan, Kompetisi India China, Samudera Hindia, Diplomasi Pertahanan Indonesia Abstract – This journal is about competition of India and China in Indian Ocean Rim. Causes of the competition are from three policies of China, first Counter Piracy Operation, second string of pearls  and third belt and road inisiative China. Reaction of India (act east policy) automaticaly make a security dilema situastions, e.g of the competition is strengthening India far base military in Andaman and Nicobar island is facing to Indonesian territory (Aceh) to monitoring PLA Navy intensity through Mallaca Strait. Indonesia with choke point, make Indonesia have a natural role in the competition of India and China. Then Indonesia have a right to respond the competition with increasing cooperative relations between India – Indonesia – China. Journal analisys are using neorilsm, security dilema, and gheopilitic. Then free active foreign policy in maritime exis framwork and defence diplomacy are base of Indonesia responds. Qualitatif will bring this reasearch and use data base from any litteratures and interviews. The purpose of analisys results are for policy recomendation that relevan with Indonesia national Interest to respond India and China competition in the future.Keywords : security dillema, india China Competition,  Indian Ocean, Defence Diplomacy of Indonesia.
Strategi Pemerintah Daerah Dalam Pencegahan Konflik Bernuansa Agama Guna Mempertahankan Status Zero Conflict di Sumatera Selatan Tahun 2017-2018 Tanzila, Elya; Sumantri, Siswo Hadi; Wahyudi, Bambang
Jurnal Diplomasi Pertahanan Vol 4, No 3 (2018): Jurnal Prodi Diplomasi Pertahanan
Publisher : Universitas Perrtahanan Indonesia (UNHAN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak - Sumatera Selatan tercatat sebagai Provinsi yang zero conflict. Dalam hal ini, zero conflict mengacu pada kondisi damai yaitu belum ditemukan adanya konflik bernuansa SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar golongan) di Sumatera Selatan. Sejauh ini, Sumatera Selatan belum pernah mengalami konflik bernuansa agama. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi pemerintah Sumatera Selatan dalam pencegahan konflik bernuansa agama. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Untuk teknik pengumpulan data, peneliti melakukan prosedur wawancara, observasi, dan dokumentasi. Adapun teori dan konsep yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya yaitu: teori strategi, teori damai, teori konflik, konsep pencegahan konflik, konsep Conflict early Warning and Early Response System (CEWERS), serta konsep pertahanan negara. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Sumatera Selatan masih berada pada level damai negatif. (2) Strategi yang digunakan pemerintah daerah Sumatera Selatan dalam pencegahan konflik bernuansa agama yaitu melalui tiga tahap: pertama, menjadikan zero conflict sebagai tujuan (ends); kedua, menggunakan teknologi dan pemberdayaan sumber daya manusia sebagai sarana dan prasarana untuk mencapai tujuan (means); dan ketiga, menggunakan UU Penanganan Konflik Sosial No.7 Tahun 2012 dan Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Agama No. 9 dan No. 8 Tahun 2006 sebagai acuan untuk melakukan sosialisasi bahaya terorisme dan radikalisme, optimalisasi peran lembaga keagamaan, meningkatkan sinergitas antar lembaga, serta meningkatkan kesigapan dalam menghadapi konflik yang berpotensi pada perpecahan umat sebagai cara (ways) untuk mencapai tujuan. Pada akhirnya, pemerintah Sumatera Selatan harus mampu meningkatkan kondisi masyarakat Sumatera Selatan agar tercipta damai positif.Kata Kunci: Strategi, Pencegahan Konflik, Konflik SARA, Konflik Bernuansa Agama, Zero Conflict Abstract - South Sumatra has known as a zero conflict Province. In this case, zero conflict refers to the conditions of peace where there is no ethnic-religious-racial-and inter-group conflict in South Sumatra. Thus far, South Abstract - Sumatra has never experienced religious-related conflict. This research aims to explain about the strategy of the South Sumatra regional government in prevention of religious-related conflict. Formulation of all arguments, facts, and theoretical framework on this research is guided by qualitative explanation methods. For data collection techniques, researcher conducts interview procedures, observations and documentation related to the topic. This reasearch theoretically has built with strategy theory, peace theory, conflict theory, conflict prevention concept, Conflict early Warning and Early Response System (CEWERS) Concept, and the concept of national defense.This result shows that: (1) South Sumatra is still at a level of negative peace. (2) The strategy used by the South Sumatra regional government in preventing religious-related conflict was through three stages: ends, means, and ways. First, establish zero conflict as goal (ends); second, using technology and empowering human resources as facilities and infrastructure to achieve goals (means); and third, using Social Conflict Management Act number 7 of 2012 and Joint Regulation of Minister of Home Affairs and Minister of Religion Number 9 and 8 of 2006 as a reference to socialize the dangers of terrorism and radicalism, optimizing the role of religious institutions and to increase synergy between institutions as ways to achieve goals. At the end, the goverment of South Sumatra must be able to improve the condition of the South Sumatra society in order to create positive peace.  Keywords: Strategy, Conflict Prevention, Ethnic-Religious-Racial- and Inter Group Conflict, Religious-Related Conflict, Zero Conflict
Diplomasi Pertahanan Republik Indonesia Bidang Pendidikan (Studi Kasus: Pertukaran Perwira Siswa Angkatan Laut Australia di SESKOAL Tahun 2013-2017) Diannita, Artika; Suhirwan, Suhirwan; Sianturi, Dohar
Jurnal Diplomasi Pertahanan Vol 5 No 1 Jurnal Diplomasi Pertahanan (April 2019)
Publisher : Universitas Perrtahanan Indonesia (UNHAN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak -- Kerjasama pertahanan antara Indonesia dan Australia telah berjalan sejak lama namun masih sering terjadi pasang surut hubungan kerjasama, terutama dalam kerjasama pertukaran perwira siswa Angkatan Laut Australia di SESKOAL yang masih terdapat dinamika dalam pelaksanaannya. Sehingga diperlukan suatu studi untuk menganalisis diplomasi pertahanan dalam kerjasama pertukaran perwira siswa Angkatan Laut Australia di SESKOAL dalam meningkatkan Confidence Building Measures (CBMs) dan menganalisis kendala serta peluang dalam pertukaran perwira siswa Angkatan Laut di SESKOAL dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif yang berfokus pada studi kasus. Diplomasi pertahanan dalam kerjasama pertukaran perwira siswa Angkatan Laut di SESKOAL dalam meningkatkan Confidence Building Measures (CBMs) pada tingkat pencapaian yang baik pada indikator pencapaian Confidence Building Measures (CBMs) sesuai teori Baviera yaitu komunikasi, konsultasi dan goodwill, namun untuk indikator transparansi masih terlihat belum mencapai tingkatan yang baik karena masih terdapat beberapa hal yang belum sesuai dengan indikator transparansi seperti kesediaan dan aksesibilitas dokumen, kejelasan dan kelengkapan informasi, keterbukaan proses, dan kerangka regulasi yang menjamin transparansi. Terdapat beberapa peluang yang baik dalam kerjasama pertukaran perwira siswa Angkatan Laut di SESKOAL ini seperti semakin erat dan luasnya kerjasama dalam bidang pendidikan, latihan dan operasi, namun juga terdapat beberapa kendala yang harus dihadapi untuk dapat mencapai tujuan yang maksimal dari kerjasama ini, yaitu masih adanya keterbatasan dalam penyampaian informasi yang bersifat rahasia. Hasil dari kerjasama pertukaran perwira siswa ini juga berdampak pada hubungan bilateral Indonesia Australia yang semakin erat dalam mengembangkan berbagai kerjasama terutama bidang pertahanan.Kata kunci: diplomasi pertahanan, confidence building measures (CBMs), pertukaran perwira siswa Abstract -- Defense cooperation between Indonesia and Australia has been going on for a long time but there are still frequent ups and downs in cooperative relations, especially in the collaboration of exchanging officers of Australian Navy students at SESKOAL who still have dynamics in their implementation. So a study is needed to analyze defense diplomacy in the collaboration of Australian Navy student exchanges at SESKOAL in increasing Confidence Building Measures (CBMs) and analyzing constraints and opportunities in exchanging Navy student officers at SESKOAL using descriptive qualitative methods that focus on case studies. Defense diplomacy in the collaboration of Navy student exchanges at SESKOAL in increasing Confidence Building Measures (CBMs) at a good level of achievement in indicators of achievement of Building Building Measures (CBMs) according to Baviera's theory of communication, consultation and goodwill, but for transparency indicators still not seen achieve a good level because there are still a number of things that are not yet in accordance with transparency indicators such as willingness and accessibility of documents, clarity and completeness of information, openness of processes, and regulatory framework that guarantees transparency. There are several good opportunities in the collaboration of the exchange of Navy student officers at SESKOAL such as the increasingly close and wide cooperation in the fields of education, training and operations, but also there are some obstacles that must be faced to achieve the maximum goals of this collaboration, namely the existence limitations in the delivery of confidential information. The results of this student officer exchange collaboration also impacted the increasingly tight bilateral relations between Indonesia Australia in developing various partnerships, especially in the defense sector.Keywords: defense diplomacy, confidence building measures (CBMs), exchange of student officers