cover
Contact Name
Charlie D. Heatubun
Contact Email
charlie_deheatboen@yahoo.com
Phone
-
Journal Mail Official
ishjurnal@gmail.com
Editorial Address
Jl. Brigjen Mariner(Purn)Abraham O. Atururi, Kompl. Perkantoran Arfai, Manokwari 98311
Location
Unknown,
Unknown
INDONESIA
Igya ser hanjop: Jurnal Pembangunan Berkelanjutan
ISSN : 27160491     EISSN : 2722516X     DOI : https://doi.org/10.47039/ish
Core Subject : Agriculture, Social,
Igya ser hanjop adalah jurnal yang menyediakan sumber informasi ilmiah yang ditujukan untuk peneliti, lembaga penelitian, instansi pemerintah, dan pemangku kepentingan. Jurnal ini menerbitkan manuskrip penelitian asli yang berfokus pada hasil penelitian tentang semua aspek pembangunan berkelanjutan.
Articles 73 Documents
Pengobatan Tradisional Menggunakan Rhamnus angustifolia oleh Masyarakat Dueibei Kabupaten Manokwari Muid, Yulike; Sadsoeitoeboen, Bernadetta; Panambe, Novita; Lekitoo, Krisma; Kesaulija, Francina; Arung Padang, Dina
Igya ser hanjop: Jurnal Pembangunan Berkelanjutan Vol 6 No 1 (2024)
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Papua Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47039/ish.6.2024.35-42

Abstract

Salah satu pemanfaatan potensi hutan adalah pemanfaatan bahan tumbuhan hutan sebagai obat tradisional. Masyarakat Kampung Dueibei Distrik Warmare Kabupaten Manokwari sudah sejak lama menggunakan pengobatan secara tradisional. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui proses pemanfaatan dan bagian-bagian tumbuhan Rhamnus angustifolia yang digunakan sebagai bahan obat dalam proses persalinan. Penelitian ini dilaksanakan di Kampung Dueibei Distrik Warmare Kabupaten Manokwari. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan teknik wawancara dan observasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa Proses pemanfaatan Rhamnus angustifolia dari Famili Rhamnaceae dengan membuat ramuan yang berasal dari rendaman bagian tumbuhan untuk diminumkan dan dioleskan pada bagian perut pasien yang sedang menunggu proses persalinan. Bagian tumbuhan yang digunakan adalah kulit bagian dalam yang telah dihilangkan kulit arinya dan diremukkan.
Konsumsi Pangan Pokok Rumah Tangga Petani Arfak di Oransbari Kabupaten Manokwari Selatan Kholifah, Siti; Widati, Agatha; Sa’diyah, Siti Halimatus
Igya ser hanjop: Jurnal Pembangunan Berkelanjutan Vol 6 No 2 (2024)
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Papua Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47039/ish.6.2024.83-90

Abstract

Pola konsumsi pangan pokok masyarakat Arfak sudah berubah, tidak hanya pangan pokok lokal tetapi juga sudah mengonsumsi beras sebagai pangan pokok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola konsumsi dan Angka Kecukupan Energi (AKE) pangan pokok rumah tangga petani Suku Arfak. Penelitian ini dilakukan di Kampung Muari, Distrik Oransbari, Manokwari Selatan. Penentuan responden menggunakan metode purposive sampling dengan jumlah responden 43 rumah tangga petani Suku Arfak. Data konsumsi pangan dalam penelitian ini diperoleh melalui kuesioner food recall diet 1x24 jam. Data yang terkumpul kemudian di tabulasi dan dikonversikan ke dalam satuan gram, kemudian dilakukan perhitungan AKE dan skor PPH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas rumah tangga petani Suku Arfak di Kampung Muari mengonsumsi beras sebagai pangan pokok. AKE yang dikonsumsi lebih tinggi dari pangan pokok lokal seperti umbi-umbian dan pisang. Saran penyuluhan perlu dilakukan untuk mengubah pola pikir dimana bahan pangan pokok lokal (umbi-umbian) memiliki nilai gizi yang tak kalah baik dibandingkan dengan beras sehingga mengurangi ketergantungan terhadap beras. Selain itu penyuluhan atau program pemerintah untuk ibu-ibu rumah tangga petani sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan ibu rumah tangga agar dapat mengelola pangan yang lebih bervariasi.
Kecepatan Adopsi Teknologi Mesin Pertanian Padi Sawah pada Suku Marind di Kabupaten Merauke Maniagassi, Alfian F.; Yuminarti, Umi; Palit, Maria A.P.
Igya ser hanjop: Jurnal Pembangunan Berkelanjutan Vol 6 No 2 (2024)
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Papua Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47039/ish.6.2024.101-110

Abstract

Suku Marind sebagai salah satu masyarakat asli Merauke mulai menanam padi sawah pada tahun 1985, dan padi menjadi salah satu tanaman sumber pangan. Saat ini budidaya padi sawah yang dilakukan Suku Marind dengan menggunakan teknologi mesin pertanian. Tujuan penelitian adalah mengetahui jenis alat yang digunakan dan kecepatan adopsi teknologi mesin pertanian padi sawah bagi Suku Marind, serta faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan adopsi teknologi mesin pertanian padi sawah oleh Suku Marind di Kabupaten Merauke. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan studi kasus. Lokasi penelitian di Kampung Kumbe Distrik Marind, Kampung Urumb dan Kampung Waninggap Nanggo Distrik Semangga. Penentuan responden secara sensus pada petani Suku Marind yang mengusahakan padi sawah dan berjumlah sebanyak 37 petani. Analisis data dengan menggunakan statistik deskriptif tabulasi dan regresi linier berganda. Mesin pertanian yang digunakan oleh petani adalah hand tractor dan combine harvester. Petani Suku Marind memiliki tingkat kecepatan adopsi teknologi sebesar 3,25 yang termasuk kecepatan adopsi kurang cepat. Faktor-faktor yang secara nyata mempengaruhi kecepatan adopsi inovasi secara simultan dan parsial yaitu tingkat kesulitan, tingkat kesesuaian, kemudahan diamati dan kemudahan diuji coba.
Strategies for Increasing Performance of Papuan Women Shell Craft Enterprises in Manokwari City: a SWOT Analysis Imbiri, Soleman; Wambrauw, Ludia Theresia
Igya ser hanjop: Jurnal Pembangunan Berkelanjutan Vol 6 No 2 (2024)
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Papua Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47039/ish.6.2024.69-81

Abstract

Micro and Small Enterprises (MSEs) are a type of business that plays an important role in increasing a country’s economic growth as it can create jobs, reduce unemployment, create added value in the gross domestic product, and improve people’s lives. However, quite a few Papuan women get involved in MSEs as they have faced various obstacles rather than male. This study investigates strengths, weaknesses, opportunities, and threats of shell craft business carried out by Papuan women in Manokwari city to develop appropriate strategies for increasing their business performance. A mixed-methods research design was employed by conducting a case study, field observation, and in-depth interviews to collect data from eighteen Papuan women enterprises. Then, it is analysed by using SWOT. The finding shows that the most appropriate strategy to be carried out by shell craft enterprises is in III which supports the turnaround strategy. This strategy means that business actors will improve their weaknesses to take advantage of opportunities by (1) equipping themselves with more modern equipment to support production, (2) dividing household tasks to improve business, (3) utilizing social media and websites for online promotion and marketing, (4) running business management, and (5) participating in exhibition events organized by the local government.
Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan Fakfak, Papua Barat Berdasarkan Instrumen Evika Randa, Rahel Archi Wignyayuwana; Boli, Paulus; Purba, Gandi Y.S.; Bawole, Christover Alfarani; Tebay, Selvi
Igya ser hanjop: Jurnal Pembangunan Berkelanjutan Vol 6 No 2 (2024)
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Papua Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47039/ish.6.2024.123-133

Abstract

Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan (KKP) Fakfak membutuhkan evaluasi untuk memastikan bahwa rencana pengelolaan telah dilaksanakan secara efektif. Evaluasi dilaksanakan menggunakan Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi (EVIKA). EVIKA telah ditetapkan sebagai instrumen alat ukur pengelolaan kawasan yang telah diterapkan secara luas pada kawasan konservasi perairan di Indonesia. Penelitian ini menggunakan hasil EVIKA selama tiga tahun (2021-2023) KKP Fakfak, untuk melihat tren perkembangannya dan menunjukkan hasil yang nyata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kontribusi kriteria lebih banyak pada kriteria input dan proses, sedangkan kriteria output dan outcome capaiannya masih sangat rendah. Faktor-faktor yang berkontribusi baik terhadap pengelolaan KKP Fakfak disumbangkan oleh indikator pengetahuan masyarakat dari komponen output, penjangkauan dan pengawasan dari komponen proses, dan sumber daya manusia, rencana pengelolaan, rencana zonasi dan status kawasan dari komponen input.
Keanekaragaman Serangga dan Jumlah Kerusakan Tanaman pada Kebun Masyarakat Kampung Anggra, Pegunungan Arfak, Papua Barat Palayukan, Magdalena Rara'; Panjaitan, Rawati; Fretes, Yance de; Entama, Aluisius
Igya ser hanjop: Jurnal Pembangunan Berkelanjutan Vol 6 No 2 (2024)
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Papua Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47039/ish.6.2024.91-100

Abstract

Serangga adalah organisme yang dapat menimbulkan kerusakan pada tanaman dan menurunkan kualitas hasil panen, sehingga dapat menimbulkan kerugian ekonomi bagi masyarakat. Saat ini belum banyak penelitian atau pengetahuan tentang serangga yang sering menjadi hama pada kebun masyarakat dan cara masyarakat menanggulangi hama tersebut. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui keanekaragaman serangga dan jumlah kerusakan yang ditimbulkan pada kebun masyarakat. Penelitian secara dilakukan secara acak pada 4 kebun masyarakat di Kampung Anggra, Distrik Minyambouw, Kabupaten Pegunungan Arfak. Keragaman serangga dihitung dengan menggunakan Shanon-Weiner Diversity Indeks, kesemerataan dan Soronsen Indeks Similarity untuk menilai komposisi spesis pada tiap kebun. Hasil penelitian mencatat 60 spesies serangga dari 37 famili (391 individu) pada 122 tanaman (95 tanaman kol dan 27 tanaman sawi). Tanaman diserang adalah Brassica rapa (sawi putih) dengan jumlah kerusakan 25,47%.
Perubahan Karakteristik Tegakan Hutan pada Petak Ukur Permanen Taman Wisata Alam Gunung Meja, Manokwari, Papua Barat Ramandani, Leli; Mapandin, Laurensia Verina; Wambrauw, Kalvin; Tetelepta, Ezra; Mofu, Andris F. Z.; Oruw, Daniel Jemmy; de Fretes, Yance; Wanma, Jimmy F; Heatubun, Charlie D.
Igya ser hanjop: Jurnal Pembangunan Berkelanjutan Vol 6 No 2 (2024)
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Papua Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47039/ish.6.2024.111-122

Abstract

Tahun 2016 telah dibangun Petak Ukur Permanen dengan metode Rainfor pada kawasan Taman Wisata Alam Gunung Meja. TWA Gunung Meja merupakan salah satu kawasan yang digunakan untuk mempelajari proses perubahan struktur dan komposisi tegakan pohon. Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk membandingkan hasil pengamatan terhadap struktur dan komposisi hutan pada pengukuran tahun 2016 dan pengukuran terkini pada tahun 2021. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik survei. Pengambilan data dilakukan dengan mengukur diameter pohon dan tinggi tegakan pohon yang ada dalam lokasi penelitian. Kemudian dilakukan perhitungan volume pohon dan pengolahan data menggunakan indeks dominansi dan indeks kekayaan jenis untuk melihat tinggi rendahnya jenis yang dimiliki pada kawasan Petak Ukur Permanen ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Terdapat perbedaan komposisi tegakan selama kurun waktu 5 tahun (tahun 2016 sampai 2021). Walaupun jumlah jenis pohon tetap sama yakni 76 jenis, tetapi terdapat penambahan jenis pohon yakni Adenanthera novoguinensis, Porterandia sp. dan Harpullia sp. Jumlah individu mengalami pengurangan sebanyak 7 individu dari tahun 2016. Namun volume masih terlihat peningkatan yang cukup tinggi yaitu sebanyak 380,771 m3. Penambahan rata-rata diameter pohon terbesar antara 0,226-2,716 cm per tahun, sementara rata-rata pertambahan volume pohon tercepat adalah 0,119 - 1,280 m3. Hal ini menunjukkan bahwa pertambahan volume di TWA Gunung Meja sangat kecil. Tidak ada jenis pohon yang dominan berdasarkan indeks dominansi dengan nilai 0,049. Nilai Indeks Kekayaan Jenis dengan nilai 12,60 menunjukkan kekayaan jenis pada TWA Gunung Meja tergolong tinggi.
Konservasi Teripang Berbasis Sasi dalam Mendukung Keberlanjutan Ekosistem Laut dan Kesejahteraan Masyarakat: Studi Kasus di Pulau Nusi, Nabire, Papua Tengah Bawole, Roni; Sultary, Ayu; Toha, Abdul Hamid A.; Boli, Paulus; Mudjirahayu; Bawole, Christover Alfarani
Igya ser hanjop: Jurnal Pembangunan Berkelanjutan Vol 7 No 1 (2025)
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Papua Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47039/ish.7.2025.13-28

Abstract

Sistem sasi sebagai kearifan lokal telah diterapkan di Nabire, Papua Tengah, untuk mengelola sumber daya laut secara berkelanjutan, termasuk teripang yang memiliki nilai ekologis dan ekonomis tinggi. Namun, keberhasilannya bergantung pada efektivitas konservasi, yang mencakup penegakan aturan lokal, monitoring dan evaluasi, serta dukungan pemerintah dan maupun nonpemerintah. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur efektivitas konservasi pada ekosistem laut serta peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal, dengan menggunakan data kuantitatif dan kualitatif yang dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan analisis dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas pengelolaan berbasis sasi berada pada kategori sangat baik, dengan kontribusi signifikan terhadap perlindungan habitat laut (67,74%) dan diversifikasi sumber daya (67,74%). Penegakan aturan lokal (67,74%) dan dukungan pemerintah serta non pemerintah (70,97%) menjadi faktor kunci dalam keberhasilan ini. Outcome utama dari implementasi sasi adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat (70,97%) melalui peningkatan pendapatan dan pemberdayaan sosial ekonomi, serta perlindungan habitat yang mendukung keberlanjutan ekosistem laut. Efektivitas konservasi memainkan peran penting dalam menghubungkan berbagai faktor konservasi teripang dengan outcome yang dihasilkan. Untuk meningkatkan keberhasilan implementasi sasi, direkomendasikan penguatan Monev, harmonisasi aturan adat dan formal, serta peningkatan kolaborasi antara masyarakat adat, pemerintah, dan lembaga terkait. Sistem sasi dapat menjadi model konservasi berkelanjutan yang relevan untuk diterapkan di wilayah lain dengan kondisi ekosistem serupa.
Kajian Daya Dukung Lingkungan di Kawasan Ekowisata Isyo Hill’s Kampung Rhepang Muaif Distrik Nimbokrang Buli, Lumeli Jacky; Wambrauw, Elisabeth V.; Rumbiak, Riano
Igya ser hanjop: Jurnal Pembangunan Berkelanjutan Vol 7 No 1 (2025)
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Papua Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47039/ish.7.2025.53-72

Abstract

Kawasan Ekowisata Isyo Hill’s, Kampung Rhepang Muaif merupakan ka-wasan ekowisata sekaligus habitat dari berbagai macam keanekaragaman hayati. Kawasan ini telah berjalan selama lima tahun sebagai kawasan ekowisata na-mun belum dilakukan kajian daya dukung lingkungannya. Daya dukung ling-kungan berperan penting agar sumberdaya alam di kawasan tersebut dapat dikelola secara lestari dan berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk menge-tahui daya dukung lingkungan di Kawasan Ekowisata Isyo Hill’s, Kampung Rhe-pang Muaif dan strategi dalam menjaga kelestarian lingkungan di kawasan ter-sebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah SMCE (Spatial Mul-ticriteria Evaluation) dan metode analisis SWOT. Metode pengumpulan data da-lam penelitian ini yaitu pengumpulan data primer, data sekunder, dan studi lit-eratur. Berdasarkan pengolahan data menggunakan analisis SMCE, Kampung Rhepang Muaif mempunyai luas lahan yang sesuai (S) yaitu 232,40 ha, sesuai bersyarat (CS) yaitu 910 ha dan tidak sesuai (N) seluas 3,55 ha. Kawasan Ekow-isata Isyo Hill’s sebagian besar berada pada lahan yang sesuai (S). Sedangkan berdasarkan analisis SWOT, Kawasan Ekowisata Isyo Hill’s berada pada kuadran II dengan letak sumbu x=0,2 dan sumbu y=-0,2. Hal ini berarti bahwa kawasan Ekowisata Isyo Hill’s berada pada kondisi yang kuat namun sedang menghadapi tantangan yang besar. Berdasarkan hasil dari matriks SWOT, strategi yang dapat digunakan yaitu strategi ST. Strategi ST merupakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk menghadapi ancaman. Adapun rekomendasi strategi ST aitu melibatkan pemerintah dalam mengevaluasi perkembangan Kawasan Ekowisata, menyediakan transportasi dari bandara/pusat kota, mengadakan sosialisasi kepada masyarakat setempat terkait pemanfaatan lahan untuk ekowisata, dan mempromosikan kawasan ekowisata Isyo Hill’s lewat berbagai media.
Keragaman Kultivar Buah Merah (Pandanus conoideus Lamk.) Menurut Pengetahuan Tradisional Masyarakat Lokal di Manokwari Iwanggin, Marthinus; Nugroho, Julius Dwi; Auri, Amilda
Igya ser hanjop: Jurnal Pembangunan Berkelanjutan Vol 7 No 1 (2025)
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Papua Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47039/ish.7.2025.73-81

Abstract

Buah merah (Pandanus conoideus Lamk.) memiliki nilai budaya yang tinggi dalam kehidupan masyarakat di daerah Nugini. Salah satu lokasi penyebarannya berada di Kabupaten Manokwari yaitu Distrik Manokwari Utara di Kampung Nuni, Saubeba dan Asai. Tanaman ini merupakan salah satu tanaman budidaya penting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaman kultivar buah merah di Kampung Nuni, Saubeba dan Asai berdasarkan pengetahuan masyarakat. Pengumpulan data melalui mewawancarai responden kunci yang dipilih berdasarkan penguasaan dalam membedakan kultivar buah merah, dan eksplorasi di lapangan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 5 (lima) kultivar buah merah, yaitu: Edewewits, Yohomna, Monsorekenik, Enyefeyi dan Momuruk. Karakter kunci yang dipergunakan oleh masyarakat untuk membedakan antarkultivar adalah karakter duri.