cover
Contact Name
Fakhran Alfian
Contact Email
editorial_team@jkp-bali.com
Phone
+62361-463834
Journal Mail Official
perspektif@jkp-bali.com
Editorial Address
Jl. Trenggana Paang Indah No. 6, Penatih,Jl. Trenggana Paang Indah No. 6, Penatih, Denpasar Timur Denpasar Timur
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
Perspektif
ISSN : -     EISSN : 28071190     DOI : https://doi.org/10.53947/perspekt
Jurnal Perspektif adalah jurnal ilmiah nasional multidisiplin dengan akses terbuka. Tujuan kami adalah menyebarluaskan artikel terkini dan orisinil dari para peneliti, pemerhati, peneliti, widyaiswara, praktisi, pengambil keputusan, dosen dan mahasiswa tentang masalah dalam bidang ilmu pendidikan, politik, budaya, bahasa, manajemen, administrasi, pemerintahan, humaniora, dan ilmu sosial lainnya
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 101 Documents
ANALISIS FRAMING MODEL PAN DAN KOSICKI TERHADAP PEMBERITAAN GANJAR PRANOWO NYAPRES DI 2024: PADA MEDIA ONLINE CNNINDONESIA.COM DAN TEMPO.CO Intan Permatasari
Perspektif Vol 1 No 6 (2022)
Publisher : Yayasan Jaringan Kerja Pendidikan Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53947/perspekt.v1i6.267

Abstract

Abstrak Memasuki tahun 2022, pemilihan presiden sudah ramai diperbincangkan. Padahal Joko Widodo dan Ma'ruf Amin Baru dua tahun menjalani masa jabatan memimpin Indonesia. Namun, sudah muncul berbagai macam nama seperti Ganjar Pranowo yang digadang-gadang memiliki elektabilitas tinggi untuk maju dalam bursa capres 2024. Berbagai macam survey sudah berseliweran yang rata rata mem-framing Ganjar sebagai capres yang tertinggi meraup simpati masyarakat. Peneliti menjabarkan dua berita online di media berbeda yaitu CNNIndonesia.com yang lebih menekankan Ganjar memiliki elektabilitas tinggi jika dipasangkan dengan Sandiaga Uno dan Tempo.co lebih menekankan saingan antar Ganjar ada dua calon lagi yaitu Prabowo Subianto dan Anies Baswedan. Hal tersebut memiliki perbedaan kontras, mengingat kedua berita online tersebut mempunyai framing berbeda dalam menjabarkan survei Charta Politika, padahal hasilnya tetap sama. Ini juga sebagai gambaran kasar pesta politik di 2024 yang muncul bersaing atau bahkan akan muncul nama nama baru. Abstract Entering 2022, the presidential election has been widely discussed. In fact, Joko Widodo and Ma'ruf Amin have only served two years of leadership in Indonesia. However, various names have emerged, such as Ganjar Pranowo, who is predicted to have high electability to run in the 2024 presidential candidate exchange. Various surveys have been milling about which on average framed Ganjar as the presidential candidate who has the highest public sympathy. Researchers describe two online news in different media, namely CNNIndonesia.com which emphasizes that Ganjar has high electability when paired with Sandiaga Uno and Tempo.co emphasizes that there are two more candidates between Ganjar's rivals, namely Prabowo Subianto and Anies Baswedan. This has a contrasting difference, considering that the two online news stories have different framing in describing the Charta Politica survey, even though the results remain the same. This is also a rough idea of ​​political parties in 2024 that appear to compete or even new names will emerge.
PELUANG DAN TANTANGAN DAKWAH BIL LISAN MELALUI YOUTUBE SEBAGAI METODE KOMUNIKASI DAKWAH Angga Aminudin; Agus Suradika
Perspektif Vol 2 No 1 (2022)
Publisher : Yayasan Jaringan Kerja Pendidikan Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53947/perspekt.v2i1.197

Abstract

Abstrak Komunikasi – Dakwah – Media adalah suatu ikatan yang saling memperkuat dan tak akan terpisahkan. Komunikasi adalah aktivitas sosial yang melibatkan pertukaran pikiran, ide, gagasan, emosi, dan pesan. Rangkaiannya merupakan proses yang mutlak dimiliki setiap individu baik secara verbal atau nonverbal. Salah satu bentuk komunikasi disebut dengan komunikasi dakwah. Komunikasi Dakwah dilakukan dengan memiliki tujuan mengajak manusia kepada berbuat kebaikan dan mencegah perbuatan buruk dan tercela. Agar tujuan dari komunikasi dakwah yang diinginkan dapat tercapai, seorang komunikator harus mampu memilih metode yang akan digunakan. Dakwah Bil Lisan sebagai sebuah metode komunikasi dakwah mampu mengatasi kelemahan dakwah yang hanya dilakukan dengan tulisan. Metode ini juga memberikan kesempatan para mad’u untuk dapat menentukan pesan dari dakwah sesuai kemampuan dan kepentingannya sehingga tujuan komunikasi dakwah efektif dan efisien. Di era perkembangan media internet, YouTube menjadi salah satu platform yang paling banyak digunakan oleh masyarakat. Ketika sasaran dakwah ingin lebih menjangkau khalayak luas dan tak terikat oleh jarak dan waktu, kanal YouTube menjadi pilihan tepat bagi para dai menyampaikan risalah dakwahnya. Abstract Communication – Dakwah – Media is a bond that is mutually reinforcing and cannot be separated. Communication is a social activity that involves the exchange of thoughts, ideas, ideas, emotions and messages. The series is a process that is absolutely owned by every individual either verbally or nonverbally. One form of communication is called da'wah communication. Da'wah communication is carried out with the aim of inviting people to do good and prevent bad and despicable acts. In order for the desired goal of da'wah communication to be achieved, a communicator must be able to choose the method to be used. Dakwah Bil Oral as a method of da'wah communication is able to overcome the weakness of da'wah which is only done in writing. This method also provides an opportunity for mad'u to be able to determine messages from da'wah according to their abilities and interests so that the purpose of da'wah communication is effective and efficient. In the era of the development of internet media, YouTube has become one of the platforms most used by the public. When the goal of da'wah wants to reach a wider audience and is not bound by distance and time, the YouTube channel is the right choice for preachers to deliver their da'wah treatises.
KOMPETENSI GURU DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 Nurokhim; Diah Mutiara
Perspektif Vol 2 No 1 (2022)
Publisher : Yayasan Jaringan Kerja Pendidikan Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53947/perspekt.v2i1.217

Abstract

Abstrak Guru adalah komponen utama dalam pendidikan. Di samping itu masih ada komponen penting lainnya, seperti Kurikulum, Silabus, Program tahunan, program semester dan lainnya. Komponen tersebut menjadi satu kesatuan yang saling berhubungan dan saling membutuhkan. Sebagai komponen utama guru dibutuhkan kinerja yang nyata dengan sesuai dengan tupoksi. Menjadi guru profesional merupakan suatu keniscayaan Guru juga dituntut untuk menyesuaikan dengan era Revolusi Industri 4.0 dengan merujuk berbagai literatur yang otoritatif, tulisan ini disajikan secara deskriptif analitis dengan memfokuskan pembahasan guru profesional di era Revolusi Industri 4.0. Tujuan dari artikel ini adalah memberikan motivasi dan penguatan kepada guru agar lebih profesional dalam kinerja, aktif dalam pembentukan karakter peserta didik melalui kompetensi kepribadiannya, serta bisa menempatkan profesionalitas di era Revolusi Industri 4.0 Abstract Teachers are the main component in education. In addition, there are other important components, such as curriculum, syllabus, annual program, semester program and others. These components become a single unit that are interconnected and need each other. As the main component of the teacher, real performance is needed in accordance with the main tasks and functions. Becoming a professional teacher is a necessity. Teachers are also required to adapt to the Industrial Revolution 4.0 era by referring to various authoritative literature, this paper is presented in an analytical descriptive manner by focusing on discussing professional teachers in the Industrial Revolution 4.0 era. The purpose of this article is to provide motivation and reinforcement for teachers to be more professional in performance, active in building the character of students through their personality competencies, and to be able to place professionalism in the Industrial Revolution 4.0 era.
PENDIDIKAN ISLAM DAN KEADILAN EKONOMI Fakhrurazi Reno Sutan
Perspektif Vol 2 No 1 (2022)
Publisher : Yayasan Jaringan Kerja Pendidikan Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53947/perspekt.v2i1.224

Abstract

Abstrak Penulisan artikel ini bertujuan untuk menjelaskan kontribusi Pendidikan Islam terhadap keadilan ekonomi. Pertanyaan yang dikemukakan adalah nilai-nilai apa yang diajarkan dan ditanamkan dalam Pendidikaan Islam yang mendukung upaya mewujudkan keadilan ekonomi. Berdasarkan penelusuran pustaka dan teks yang terkait dengan pertanyaan penulisan ini dapat disimpulkan bahwa kontribusi Pendidikan Islam dalam upaya mendukung terwujudnya keadilan ekonomi, adalah penanaman nilai-nilai Islam kepada masyarakat khususnya masyarakat Islam, yaitu nilai-nilai ketuhanan (rabbaniyah), kemanusiaan (insaniyah), universal (alamiyah), konprehensif (syumuliyah), sederhana (wasathiyah), kesetaraan (musawah) dan keadilan (‘adalah) dan kasih sayang (rahmah).   Abstract Writing this article aims to explain the contribution of Islamic Education to economic justice. The question raised is what values are taught and instilled in Islamic Education that support efforts to realize economic justice. Based on a search of literature and texts related to this writing question, it can be concluded that the contribution of Islamic Education in an effort to support the realization of economic justice, is the inculcation of Islamic values in society, especially Islamic society, namely the values of divinity (rabbaniyah), humanity (insaniyah), universal (alamiyah), comprehensive (syumuliyah), simple (wasathiyah), equality (musawah) and justice (' is) and compassion (rahmah).
PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN MUSLIM Ine Ratu Fadliah; Ahmad Suryadi; Anita Damayanti
Perspektif Vol 2 No 1 (2022)
Publisher : Yayasan Jaringan Kerja Pendidikan Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53947/perspekt.v2i1.225

Abstract

Pendidikan karakter merupakan pendidikan fundamental yang harus dilaksanakan sejak dini, karena pendidikan ini akan membentuk generasi yang bermartabat. Pendidikan ini dimulai dari keluarga,keteladanan orang tua dan lingkungannya, sehingga terbentuklah perisai untuk menjadikan karakter yang baik. Seiring dengan perkembangan teknologi yang memasuki era revolusi industri 4.0 seakan-akan menggaburkan kewajiban pendidikan karakter yang merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, sekolah, masyarakat dan pemerintah. Dengan bersinerginya peran pendidikan yang diperoleh dari keluarga, sekolah, masyarakat dan pemerintah, anak tidak hanya bisa menguasai teknologi modern, tetapi juga memiliki karakter yang bisa mengantarkan teknologi tersebut untuk membangun peradaban manusia yang lebih bermoral. Kata Kunci : Pendidikan, Karakter, revolusi industri 4.0
MODEL KEPEMIMPINAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL MELAYU BANGKA Fadillah Sabri; Diah Mutiara; Fitria Rosmi
Perspektif Vol 2 No 1 (2022)
Publisher : Yayasan Jaringan Kerja Pendidikan Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53947/perspekt.v2i1.238

Abstract

Abstrak Tulisan ini merupakan suatu gagasan yang layak dijadikan sebagai model kepemimpinan alternatif. Tukang ngulon merupakan kearifan lokal (local wisdom/ local genuin)masyarakat Bangka. Secara etimologi tukang ngulon berasal dari kata “Kulon” atau “Ngulon” yang diadopsi dari bahasa Jawa atau Sunda yang berarti barat (menunjukan arah). Ngulon dimaknai sebagai orang mengajak ke arah barat. Mengajak ke barat menurut pemahaman Melayu Bangka diartikan mengajak kepada arah kiblat (ibadah sholat), menagjak kepada kebaikan. Kepemimpinan tukang ngulon memiliki 5 karateristik; mengajak, menggerakan, membersamai, memotivasi, dan mengispirasi. Secara teoritis model kepemimpinan tukang ngulon lebih mendekati teori kepemimpinan transformasional, dan termasuk kepemimpinan yang effektif (effective leadership). Abstract This paper is an idea that deserves to be used as an alternative leadership model. The carpenter is a local wisdom (local wisdom/local genuin) of the people of Bangka. Etymologically, the ngulon artisan comes from the word "Kulon" or "Ngulon" which was adopted from Javanese or Sundanese which means west (showing direction). Ngulon is interpreted as inviting people to go west. Inviting to the west according to the Bangka Malay understanding means inviting to the Qibla direction (prayer worship), inviting to goodness. The leadership of the carpenter has 5 characteristics; invite, move, match, motivate, and inspire. Theoretically, the leadership model of the kuehman ngulon is closer to the theory of transformational leadership, and includes effective leadership.
METODE, STRATEGI, DAN PENDEKATAN DALAM PEMBELAJARAN TAHFIDZ AL QUR’AN : PADA PONDOK PESANTREN BAIT QURANY Ahmad Riadi; Diah Mutiara
Perspektif Vol 2 No 1 (2022)
Publisher : Yayasan Jaringan Kerja Pendidikan Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53947/perspekt.v2i1.243

Abstract

Abstrak Penelitian yang dilakukan di Pondok Pesantren Tahfidz Bait Qurany ini adalah untuk mengetahui strategi yang dilakukan untuk melahirkan para penghafal Al Quran dan bagaimana metode yang dipakai dalam menghafal alquran. Saat sekarang ini terdapat berbagai macam metode dan pendekatan dalam pembelajaran tahfidz, tetapi tidak semua metode itu dapat diaplikasikan untuk semua jenjang pendidikan berdasarkan usia peserta didik. Dari sini dapat dilihat kelebihan metode Jarimatika Al Quran yang menjadi ciri khas di pesantren ini untuk memudahkan menghafal Al Quran. Di pesantren ini terdapat 100 santri yang mampu menamatkan hafalannya selama masa pandemi corona ini. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan studi dokumen, seluruh data yang dikumpul kemudian dianalisis pada dua tahap. Tahap pertama ketika proses pengumpulan data sedang berlangsung, dan tahap kedua seluruh data terkumpul kemudian dianalisis dengan cara deskriptif analitik. Untuk menjaga objektivitas data maka dilakukan perpanjangan ke ikut sertaan peneliti di lapangan, meningkatkan ketekunan pengamatan, pemeriksaan, sejawat melalui diskusi dan member chek.     Abstract The research conducted at the Tahfidz Bait Qurany Islamic Boarding School is to find out the strategies used to produce memorizers of the Al Quran and what methods are used in memorizing the Koran. Currently there are various methods and approaches in learning tahfidz, but not all of these methods can be applied to all levels of education based on the age of the students. From this we can see the advantages of the Al-Quran Jarimatics method which is a characteristic of this pesantren to make it easier to memorize the Al-Quran. In this pesantren there are 100 students who were able to complete their memorization during this corona pandemic. This type of research is qualitative research, collecting data through interviews, observation, and document study. All data collected is then analyzed in two stages. The first stage is when the data collection process is in progress, and the second stage is that all data collected is then analyzed by means of descriptive analytic. In order to maintain the objectivity of the data, an extension was made to the participation of researchers in the field, increasing the diligence of observations, examinations, colleagues through discussions and member checks.
PENGELOLAAN SDM DI SEKOLAH MENENGAH ATAS SEBAGAI IMPLEMENTASI MANAJEMEN PENDIDIKAN Abu Yazid; Taufik Yudi Mulyanto
Perspektif Vol 2 No 1 (2022)
Publisher : Yayasan Jaringan Kerja Pendidikan Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53947/perspekt.v2i1.257

Abstract

Abstrak Pendidikan menjadi sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari perjalanan hidup manusia. Ia merupakan salah satu kebutuhan yang menjadi sarana pertumbuhan untuk membentuk kedisiplinan. Fungsinya adalah mengembangkan dan membentuk kepribadian, kemampuan, watak, dan peradaban bangsa yang memiliki martabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Berdasarkan konsep dan fungsi  tersebut, pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam membentuk watak dan karakter manusia. Dalam mewujudkan sebuah penyelenggaraan pendidikan diperlukan adanya  manajemen pendidikan,  yaitu serangkaian kerja sama personalia pendidikan dan seluruh sumber daya sekolah untuk mewujudkan cita-cita yang telah disusun bersama.  Membahas tentang personalia pendidikan, tentu tidak terlepas dari manajemen SDM yang meliputi aspek-aspek strategis seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pelaksanaan, dan pengawasan. Manajemen SDM yang merupakan ilmu terapan dari manajemen Pendidikan memiliki dua fungsi, yaitu fungsi manajemen dan fungsi operasional. Fungsi manajemen terdiri atas perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian, sedangkan fungsi operasional terdiri atas pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan, dan pemberhentian. Abstract Education is something that cannot be separated from the journey of human life. Is one of the needs that become a means of growth to form discipline. Its function is to develop and shape dignified national personality, ability, character and civilization in order to educate the nation's life. Based on these concepts and functions, education has a very important role in shaping human character and character. In realizing an educational organization, it is necessary to have educational management, namely a series of collaborations between educational staff and all school resources to realize the ideals that have been prepared together. Discussing educational staff is of course inseparable from HR management which includes strategic aspects such as planning, organizing, directing, implementing, and supervising. Human resource management, which is an applied science of education management, has two functions, namely the management function and the operational function. The management function consists of planning, organizing, directing and controlling, while the operational function consists of procurement, development, compensation, integration, maintenance, discipline and termination.
PROGRAM PENDIDIKAN NON-FORMAL SEBAGAI SOLUSI TERHADAP DAMPAK PANDEMI COVID 19: STUDI DESKRIPTIF Nursalim
Perspektif Vol 2 No 1 (2022)
Publisher : Yayasan Jaringan Kerja Pendidikan Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53947/perspekt.v2i1.262

Abstract

Abstrak Dampak virus covid-19 yang melanda dunia sekarang menimbulkan efek yang besar bagi masyarakat dunia, dan nyaris melumpuhkan semua sektor kehidupan. Untuk mengembalikan semangat bangkit dari persoalan krisis ini dibutuhkan perencanaan, koordinasi, sinkronisasi program yang efektif dan efisien. Pendekatan pemecahan masalah yang komprehensif dengan pelibatan aktif masyarakat berdampak atau pemberdayaan (empowering) dipandang yang lebih mendekati kalaupun tidak dipandang sangat tepat. Pola pelaksanaan kegiatan yang dibangun dengan pendekatan secara demokratis dan aspiratif dengan cara membangun komunikasi atau dialog langsung untuk menyerap aspirasi. Masyarakat diberikan alternatif untuk memilih programnya sendiri sesuai dengan kebutuhannya. Kegiatan pemberdayaan masyarakat dapat diintegrasikan melalui kegiatan atau program-program yang diselenggarakan di pendidikan nonformal. Waktu kegiatannya yang singkat, persyaratan yang mudah serta tidak tergantung pada latar belakang pendidikan warga belajarnya, menjadikan program Pendidikan non formal dapat mengatasi masyarakat berdampak covid-19. Abstract The impact of the Covid-19 virus that has hit the world now has a huge effect on the world community, and has almost paralyzed all sectors of life. To restore the spirit of rising from this crisis problem, effective and efficient planning, coordination and program synchronization are needed. A comprehensive problem-solving approach with the active involvement of impacted or empowering communities is seen as closer, if not considered very appropriate. The pattern of implementing activities that are built with a democratic and aspirational approach by building direct communication or dialogue to absorb aspirations. Communities are given alternatives to choose their own program according to their needs. Community empowerment activities can be integrated through activities or programs held in non-formal education. The short activity time, easy requirements and not depending on the educational background of the learning residents, makes the non-formal education program able to deal with the community impacted by Covid-19.
KAJIAN KRITIS REGULASI MEDIA SOSIAL: TELAAH UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 Rita Darmawati; Wiryawan Kresna Wisnu Brata; Lintang Ursita; Lusi Resti Nurhayati; Siti Sahra Musa; M. Imran Syamsudin; Angga Aminudin; Harmonis
Perspektif Vol 2 No 1 (2022)
Publisher : Yayasan Jaringan Kerja Pendidikan Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53947/perspekt.v2i1.263

Abstract

Abstrak UU nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik atau sering disebut dengan UU ITE awalnya dimaksudkan “hanya” untuk mengatur e-Commerce. Pada perkembangan berikutnya UU ini disisipi dengan beberapa pasal karet yang kemudian berubah menjadi UU nomor 19 tahun 2016. Dalam UU baru tersebut terdapat sejumlah pasal yang berbenturan dengan pasal KUHP. Undang-undang baru tersebut mengatur semua hal yang terkait pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Namun belum mampu merespons berbagai tantangan pemanfaatan teknologi internet saat ini. kajian mendalam menunjukkan banyak sekali masyarakat yang terjerat UU ITE tersebut. Dalam Undang-undang tersebut terdapat “pasal karet”. Dinamakan pasal karet karna dapat digunakan oleh siapa saja yang tidak suka atas kritikan yang dilontarkan kepadanya lewat jejaring sosial. Pasal ini banyak digunakan untuk kepentingan tertentu dan dinilai tidak jelas. Kajian kritis ini menyoroti beberapa pasal karet yang terdapat di dalam UU ITE nomor 19 tahun 2016, dan menghadirkan beberapa gagasan yang diharapkan dapat digunakan sebagai referensi kepada pemangku kepentingan pada saat melakukan revisi UU ITE ini, Gagasan artikel ini mencoba menggambarkan sebuah argumen kritis dengan melihat implementasi fakta dalam penerapan UU ITE ini. Abstract Law number 11 of 2008 concerning Information and Electronic Transactions or often referred to as the ITE Law was originally intended "only" to regulate e-Commerce. In subsequent developments this law was inserted with several rubber articles which later turned into Law number 19 of 2016. In this new law there are a number of articles that conflict with articles of the Criminal Code. The new law regulates all matters related to the use of Information and Communication Technology. However, it has not been able to respond to various challenges in the use of internet technology today. an in-depth study shows that many people are ensnared in the ITE Law. In the law there is a "rubber article". It is called the rubber article because it can be used by anyone who doesn't like criticism leveled at them through social networks. This article is widely used for certain purposes and is considered unclear. This critical study highlights several rubber articles contained in the ITE Law number 19 of 2016, and presents several ideas which are expected to be used as references to stakeholders when revising this ITE Law. The idea of this article attempts to describe a critical argument by looking at the implementation facts in the application of this ITE Law.

Page 7 of 11 | Total Record : 101