cover
Contact Name
Mikson M. D. Nalle
Contact Email
danierni@yahoo.co.id
Phone
+6281353820540
Journal Mail Official
jvip@politanikoe.ac.id
Editorial Address
Jl. Prof. Dr. Herman Yohanes Kupang. Kotak Pos 1152, Kupang 85011 Telp. 0380-881600 » Tel / fax : 081353820540 / 0380-881601
Location
Kota kupang,
Nusa tenggara timur
INDONESIA
JURNAL VOKASI ILMU-ILMU PERIKANAN (JVIP)
ISSN : -     EISSN : 27454363     DOI : -
Core Subject : Agriculture, Social,
JVIP adalah jurnal peer review, jurnal ini menerbitkan artikel berkualitas tinggi dalam ilmu akuatik dan perikanan pada umumnya. Tujuan jurnal ini adalah untuk mempublikasikan dan menyebarluaskan temuan penelitian saat ini atau yang baru, dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pengembangan perikanan dan ilmu perairan dalam beberapa topik, tetapi tidak terbatas pada: Perikanan (Akuakultur, Perikanan Tangkap, Pengolahan Ikan dan Sosial Ekonomi Perikanan) Ekologi Akuatik (Air Tawar, Laut, dan Air Payau) Biologi Akuatik (Ikan, Moluska, Crustacea, Plankton, Terumbu Karang) Ilmu Kelautan
Articles 111 Documents
Studi Penangkapan Tuna Oleh Nelayan di Desa Balauring, Kecamatan Omesuri, Kabupaten Lembata Aludin Al Ayubi; Franchy Ch. Liufeto; Kumala Sari; Yahyah Yahyah; Priyo Santoso
JURNAL VOKASI ILMU-ILMU PERIKANAN (JVIP) Vol 3, No 2 (2022): April 2023
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35726/jvip.v3i2.5375

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas penangkapan ikan tuna oleh nelayan di Desa Balauring, Kecamatan Omesuri, Kabupaten Lembata yang meliputi kapal dan alat penangkapan, daerah penangkapan, musim penangkapan, jumlah dan produksi hasil tangkapan dan nilai CPUE hasil tangkapan. Teknik pengambilan data dalam penelitian terdiri dari teknik observasi dan wawancara dan kemudian dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menemukan bahwa alat penangkapan tuna  oleh nelayan setempat adalah hand line dengan kapal penangkapan berupa kapal motor mesin dalam berukuran 0,5-1, GT. Daerah penangkapan tuna oleh nelayan setempat terdapat pada beberapa lokasi dengan koordinat FG 1 (S =  8°11'23.03" dan E = 123°38'7.17"),  FG II ( S =  8°10'15.91" dan E = 123°39'14.39"), FG III (S =  8°10'16.05" dan E = 123°41'4.45"), FG IV (S =  8°10'17.05" dan E = 123°42'4.45"), FG V ( S =  8°10'53.99" dan E = 123°41'19.90"), FG IV  (S =  8°8'35.34"dan E = 123°39'51.91"), FG VII (S =  8°7'55.20" dan E = 123°40'52.64"), FG VIII (S =  8°8'45.35" dan E = 123°40'58.68"), FG IX (S =  8°8'15.19" dan E = 123°42'39.77") dan FG X  (S =  8°9'4.40" dan E = 123°42'19.54"). Selain itu, musim penangkapannya berada pada musim peralihan 1 (bulan Maret-April), musim timur (bulan Mei-Agustus) dan musim peralihan 2 (bulan September-Oktober). Jumlah hasil tangkapan per unit armada penangkapan berkisar antara 33-48 ekor dengan nilai produksi berkisar antara 1263,60-2337,00 kg/bulan. Sedangkan nilai CPUEnya berkisar antara 101,48-123,00 kg/trip.Kata Kunci : Penangkapan, Tuna, Balauring, Lembata
Efektifitas Suhu Terhadap Kecerahan Warna dan Pertumbuhan Ikan Hias Platy (Xiphophorus malculatus) Magdalena Y. Jele; Priyo Santoso; Sunadji Sunadji
JURNAL VOKASI ILMU-ILMU PERIKANAN (JVIP) Vol 3, No 2 (2022): April 2023
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35726/jvip.v3i2.6928

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu air yang berbeda terhadap kecerahan warna dan  pertumbuhan ikan hias platy (Xiphophorus maculatus) serta mengetahui suhu yang optimal untuk kecerahan warna dan  pertumbuhan ikan hias platy (Xiphophorus maculatus). Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL), terdiri dari 4 taraf perlakuan dan 3 ulangan. Penelitian ini menggunakan suhu yang berbeda sesuai perlakuan, yaitu (a) 27 °C, (b) 29°C, (c) 31°C (d) kontrol. Pengamatan peningkatan kecerahan warna dilakukan selama 60 hari menggunakan TCF (Toca Color Finder). Pemberian suhu air yang berbeda sangat berpengaruh  terhadap kecerahan warna ikan hias platy (Xiphophorus maculatus) tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap laju pertumbuhan ikan hias platy (Xiphophorus maculatus) serta suhu yang optimal untuk kecerahan warna ikan hias platy (Xiphophorus maculatus) adalah 27 °C dan 29 °C.Kata kunci : Ikan platy; kecerahan warna; laju pertumbuhan; suhu.
Pengaruh Perbedaan Suhu dan Salinitas Terhadap Pertumbuhan Post Larva Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) Agustinus Nanga Se; Priyo Santoso; Franchy Ch. Liufeto
JURNAL VOKASI ILMU-ILMU PERIKANAN (JVIP) Vol 3, No 2 (2022): April 2023
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35726/jvip.v3i2.1218

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan suhu dan salinitas terhadap pertumbuhan post larva udang vaname (litopenaeus vannamei). Penelitian ini menggunakan 4 perlakuan dan 3 ulangan. perlakuan A Salinitas 5 ppt pada suhu 26°C, Perlakuan B Salinitas 10 ppt pada suhu 28°C, Perlakuan C Salinitas 15 ppt pada suhu 30°C, Perlakuan D Kontrol (suhu dan salinitas tidak dikontrol). Benih udang PL 17 di tebar pada wadah berupa ember dengan kepadatan 10 ekor/ember. Parameter yang diamati adalah laju pertumbuhan udang vaname, tingkat kelangsungan hidup (SR) dan kualitas air. Pertumbuhan mutlak udang vaname diukur selam 2 kali  yaitu pada awal dan akhir penelitian. Hasil uji ANOVA menunjukan bahwa Fhitung (14,19) >F Tabel 5% (5,13) dan F Tabel 1% (10,95) artinya perlakuan memberikan pengaruh nyata. Hasil uji BNT menyatakan bahwa nilai pertumbuhan berat mutlak pada perlakuan A memberikan nilai pertumbuhan yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan B dan berbeda sangat nyata dengan nilai pertumbuhan pada perlakuan C. Pada perlakuan C (salinitas 15 ppt pada suhu 30oC) menghasilkan pertumbuhan terbaik yaitu 0,23 gram, ini terjadi kerena kemampuan udang vaname menyerap air saat pergantian kulit (molting). Sedangkan perlakuan terendah terdapat pada perlakuan A dan B dengan nilai rata-rata 0,05 gram. Pada perlakuan kontrol (tanpa perlakuan salinitas dan suhu) dengan nilai 0,67 gram, hal tersebut berkaitan dengan kondisi suhu dan salinitas selama kegiatan budidaya pada perlakuan kontrol yang terbilang normal dengan kisaran suhu 28oC dan salinitas 32 ppt. Tingkat kelulushidupan benih udang vaname tertinggi pada perlakuan C (salinitas 15 ppt pada suhu 30oC) yaitu 86,7%, sedangkan yang terendah pada perlakuan B (salinitas 10 ppt pada suhu 28oC) yaitu 73,3%. Rendahnya kelulushidupan pada perlakuan B dipengaruhi udang vaname tidak dapat mentolerir salinitas yang rendah yang mengakibatkan lambatnya proses molting. Kualitas air penelitian layak untuk media pemeliharaan benih udang vaname, yakni pH 6,9-7, DO 6-6,35 ppm.Kata kunci : Suhu, Salinitas, Pertumbuhan, Kelangsungan Hidup, Udang Vaname
Analisis Rendemen Dan Jenis Karaginan Dari Rumput Kappaphycus alvarezii di Perairan Maluku Barat Daya, Provinsi Maluku Ferdi Pakniany; Nicodemus Dahoklory; Welem Turupadang
JURNAL VOKASI ILMU-ILMU PERIKANAN (JVIP) Vol 3, No 2 (2022): April 2023
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35726/jvip.v3i2.2149

Abstract

Indonesia sebagai negara kepulauan sangat diuntungkan karena berada di posisi daerah dengan iklim tropis, sehingga terdapat banyak keanekaragaman hayati yang melimpah.Rumput laut Kappaphycus alvarezii merupakan salah satu jenis rumput laut penghasil karaginan jenis kappa yang cukup tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui presentasi rendemen karaginan rumput laut sentra produksi Kabupaten Maluku Barat Daya, Provinsi Maluku dan mengetahui jenis karaginan rumput laut sentra produksi Kabupaten Maluku Baraat Daya, Provinsi Maluku. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode survey di beberapa lokasi perairan di Kabupaten Maluku Barat Daya dengan cara mengambil sampel rumput laut. Proses ekstraksi rumput laut dilakukan dengan memasak sampel rumput laut kering dalam larutan KOH 4% sebanyak 3 ml dan dicampurkan dengan larutan aquades sebanyak 25 ml selama kurang dari 30 menit sampai rumput laut larut dengan suhu 70-90°C. Hasil penelitian menunjukan rendemen karaginanpada perairan Luang Timur dengan nilai 16,6% diikuti perairan Luang Barat 13,88%, dan perairan Ustutun dengan rendemen 5,76%. Hasil penelitian juga menunjukan hasil identifikasi gugus fungsional tersebut juga dapat disimpulkan bahwa jenis karaginan yang dihasilkan adalah jenis kappa karaginan karena mengandung gugus D-galaktosa-4-sulfat dan 3,6 anhidro-D-galaktosa serta tidak mengandung gugus D-galaktosa-2-sulfat dan gugus 3,6 anhidrogalaktosa-2-sulfat.Kata kunci : Rumput laut, Kappaphycus alvarezii, Karaginan, Ekstraksi, Rendemen 
Pengaruh penambahan Tepung Ulva lactuca dan Caulerpa lentillifera Dalam Pakan Terhadap Pertumbuhan dan Kelulushidupan Ikan Bandeng (Chanos chanos) Ari Yanto Lede To; Nicodemus Dahoklory; Agnette Tjendanawangi
JURNAL VOKASI ILMU-ILMU PERIKANAN (JVIP) Vol 3, No 2 (2022): April 2023
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35726/jvip.v3i2.6838

Abstract

Ikan bandeng merupakan salah satu spesies dibidang perikanan yang memiliki nilai jual ekonomis. Tingginya harga ikan bandeng diakibatkan karena permintaan masyarakat yang tinggi, sedangkan produksi budidayanya rendah, sehingga sangat potensial untuk dilakukan pengembangan melalui sektor budidaya. Penelitian ini untuk bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung Ulva lactuca dan Caulerpa lentillifera dalam pakan terhadap pertumbuhan dan kelulushidupan ikan bandeng (Chanos chanos) yang dipelihara di dalam keramba jaring tancap (KJT). Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap yang terdiri dari 4 perlakuan dan 3 ulangan: perlakuan A tepung ulva 10% + tepung caulerpa 20%, perlakuan B tepung ulva 15% + tepung caulerpa 15%, perlakuan C tepung ulva 20% + tepung caulerpa 10% dan perlakuan D kontrol (tanpa penambahan tepung ulva dan tepung caulerpa). Hasil Anova menunjukkan bahwa Penambahan U. lactuca dan C. lentillifera dalam pakan memberikan pengaruh yang nyata terhadap laju pertumbuhan dan rasio konversi pakan (p < 0,05) tetapi tidak berpengaruh terhadap kelulushidupan ikan bandeng. Persentase tepung ulva 20% + tepung caulerpa 10% menghasilkan laju pertumbuhan sebesar 19,83 gram kelulushidupan 100 % dan rasio konversi pakan terbaik 2,71.Kata kunci : Pertumbuhan ikan bandeng, kelulusanhidup, Ulva lactuca, Caulerpa lentillifera 
Efektifitas Substitusi Tepung Ikan (Brevoorita tyrannus) dengan Tepung Ampas Kelapa (Cocus nucifera L) Terhadap Pertumbuhan dan Kelulushidupan Ikan Bandeng (Chanos chanos) Maria Yunita Kewa Deran; Agnette Tjendanawangi; Nicodemus Dahoklory
JURNAL VOKASI ILMU-ILMU PERIKANAN (JVIP) Vol 3, No 2 (2022): April 2023
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35726/jvip.v3i2.6083

Abstract

Ikan bandeng (Chanos chanos) merupakan salah satu sumber hayati perairan yang bernilai ekonomis tinggi karena sangat diperlukan dalam memenuhi gizi pangan masyarakat.  Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan terhitung dari tanggal 20 Juni sampai 20 Agustus 2022 bertempat di Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) Pembenihan Perikanan Tambak Oesapa, Kelurahan Oesapa Barat, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Efektifitas substitusi tepung ikan dengan tepung ampas kelapa  pada pakan terhadap pertumbuhan dan kelulushidupan ikan bandeng (Chanos chanos) dan juga dosis substitusi tepung ikan dengan tepung ampas kelapa yang optimum dalam pakan untuk meningkatkan pertumbuhan ikan bandeng (Chanos chanos). Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 3 kali ulangan. Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini yaitu perlakuan A (substitusi 20% tepung ampas kelapa dari 63% tepung ikan), perlakuan B (substitusi 30% tepung ampas kelapa dari 53% tepung ikan) dan perlakuan C (substitusi 40% tepung ampas kelapa dari 63% tepung ikan). Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian pakan substitusi tepung ikan (Brevoorita tyrannus) dengan tepung ampas kelapa (Cocus nucifera L) berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan ikan bandeng (Chanos chanos). Perlakuan substitusi 20% tepung ampas kelapa dari 63% tepung ikan memberikan hasil terbaik dengan pertumbuhan  bobot mutlak 21,18 gram, pertumbuhan spesifik 2,43 g/hari dan kelulushidupan 100% dan rasio konversi pakan 1,68 gram. Dosis terbaik substitusi tepung ikan dengan tepung ampas kelapa adalah 20% tepung ampas kelapa dari 63% tepung ikan.Kata kunci : ikan bandeng (Chanos chanos), kelulushidupan, pertumbuhan         
Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) dengan Sistem Bioflok Siti Aisyah Saridu; Ani Leilani; Diana Putri Renitasari; Muhammad Syharir; Karmila Karmila
JURNAL VOKASI ILMU-ILMU PERIKANAN (JVIP) Vol 3, No 2 (2022): April 2023
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35726/jvip.v3i2.6559

Abstract

Sistem bioflok merupakan sistem budidaya terkini yang memanfaatkan limbah budidaya menjadi bacterial protein yang dapat dimakan Kembali oleh ikan. Selain padat tebar yang tinggi maka jumlah limbah yang dihasilkan juga sedikit. Oleh karenanya penelitin ini bertujuan untuk menganalisis teknik pembesaran ikan nila sistem bioflok, metode penelitian ini yakni secara survei dengan mengambil data apa yang telah ada di lapangan. Aplikasi pembentukan bioflok ini dengan garam grosok, dolomit, molase dan probiotik EM4. Apabila flok mengalami degradasi maka diberikan tambahan probiotik dan molase. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak ada pertumbuhan mutlak yang signifikan. Pada minggu ke 4 dan 5 ikan mengalami penurunan nafsu makan. Kualitas air seperti suhu berkisar antar 26-29 ?C, pH 7,6-8,1 dan Do 3-4 mg/L. Penelitin lanjutan sebaikanya melihat secara terus menerus kepadatan flok serta menganalisa apa penyebab ikan mengalami nafsu makan menurun, sehingga akan mendapatkan hasil pertumbuhan yang optimal.Kata kunci : Sistem Bioflok, Probiotik, Pertumbuhan, Kualitas Air
Penerapan GMP dan Organoleptik Bahan Baku Pada Pembekuan Udang Vannamei Bentuk CPDTO (Cooked Peeled Deviened Tail) Situbondo – Jawa Timur Utari, Siluh Putu; Purnomo, Widhar Wicaksono
JURNAL VOKASI ILMU-ILMU PERIKANAN (JVIP) Vol 4, No 1 (2023): November 2023
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35726/jvip.v4i1.1981

Abstract

Pembekuaan udang adalah salah satu pengolahan hasil perikanan yang bertujuan untuk mengawetkan makanan berdasarkan atas penghambatan pertumbuhan mikroorganisme, menahan reaksi-reaksi kimia dan aktivitas enzim-enzim.Good Manufacturing Practice (GMP) akan memberikan penjelasan mengenai cara memproduksi makanan yang baik yang meliputi semua rantai proses produksi makanan, mulai dari persiapan produksi hingga konsumen akhir dengan menekankan pengawasan yang ketat terhadap higiene pada setiap tahap. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi secara langsung bagaimana cara penerapan GMP pada pembekuan Udang bentuk CPDTO di Situbondo.Penelitian dilakukan dengan metode survey, dan observasi dengan mengikuti secara langsung alur proses penanganan udang segar mulai dari tahap awal penerimaan bahan baku, produksi hingga menjadi produk akhir. Pengukuran jumlah penerimaan udang dilakukan sebanyak  30 (tiga puluh ) kali atau selama sebulan, pengujian mutu organoleptik 30 kali selama sebulan, dan pengamatan GMP, SSOP dan kelayakan dasar pengolahan dilakukan dengan survey yang dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dokumentasi, serta partisipasi langsung dalam kegiatan proses. Proses pembekuan udang bentuk Cook Peeled Deveined Tail On (CPDTO) memiliki beberapa tahapan yaitu, penerimaan bahan baku, penimbangan I, pencucian I, pemotongan kepala, pencucian II, pengupasan, sortasi, soaking, pencucian III, pembekua IQF, penimbangan II, Glazing, pengemasan I, Metal detector,  pengemasan II dan penyimpanan beku. Penerapan GMP di unit pengolahan tersebut sudah dilakukan dengan baik. Pada setiap proses dari bahan baku yang berasal dari supplier dilakukan pengujian laboratorium dan rantai dingin pada setiap tahapan proses terjaga dengan baik sesuai dengan standar dari perusahaan yaitu dengan suhu air dibawah <5°C, suhu udang bahan baku dibawah 5°C dan suhu produk akhir -18°C. Seluruh tahapan sudah sesuai dengan SNI SNI 01.3457.3-2014. Tingkat kesegaran bahan baku udang yang digunakan sudah sesuai dengan acuan SNI SNI 01-2728.1-2006.Kata kunci : udang; GMP, pembekuan, mutu, tingkat kesegaran
Kandungan Nutrisi dan karaginan Rumput Laut (Kappaphycus alvarezii) dari Perairan Semau Kabupaten Kupang Dean, Chornigusmar; Sunadji, Sunadji; Oedjoe, Marcelien Dj. Ratoe
JURNAL VOKASI ILMU-ILMU PERIKANAN (JVIP) Vol 4, No 1 (2023): November 2023
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35726/jvip.v4i1.6948

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui kandungan ekstrak karagenan dan nutrisi rumput laut Kappaphycus alvarezii hasil budidaya di perairan Semau Kabupaten Kupang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Pengambilan sampel berlokasi di Pantai Batu Hopon Kecamatan Semau Kabupaten Kupang dari tanggal 3 sampai dengan 7 November 2022. Jumah sampel yang digunakan sebanyak 12 sampel. Sampel dianalisis di Laboratorium Fakultas Peternakan, Kelautan dan Perikanan Undana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak karagenan yang terkandung pada rumput laut K. alvarezii tertinggi diperoleh pada lama pengeringan 3 hari dibandingkan dengan lama pengeringan 1 da 2 hari. Hisil analisis proksimat memperlihatkan komposisi nutrisi rumput laut K. alvarezii adalah bahan kering 53,317, abu 31,572, bahan organik 8,428, protein kasar 3,848, lemak kasar 0,564, serat kasar 1,612 dan Bahan Extrak Tanpa Nitrogen (BETN) 62,403. Karagenan adalah polisakarida yang merupakan salah satu jenis BETN,  sehingga komposisi nutrisi ini menggambarkan kandungan karagenan. Kata kunci : Kandungan nutrisi, karagenan, rumput laut Kappaphycus alvarezii
Pertumbuhan Teripang Pasir (Holothuria scabra) yang Dipelihara pada Substrat yang Berbeda Kabelen, Agnes Somi; Oedjoe, Marcelien Dj. Ratoe; Yulianus, Linggi
JURNAL VOKASI ILMU-ILMU PERIKANAN (JVIP) Vol 4, No 1 (2023): November 2023
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35726/jvip.v4i1.6953

Abstract

Suatu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan teripang pasir (Holothuria scabra) yang dipelihara pada substrat  yang berbeda telah dilaksanakan di Laboratorium Lapangan Fakultas Peternakan, Kelautan dan Perikanan, Universitas Nusa Cendana selama 2 bulan yakni  Juni hingga Agustus 2022. Percobaan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan yakni memelihara teripang pada substrat buatan yang terdiri dari  berpasir (A), lumpur berpasir (B), pecahan karang (C) dan berbatu (D). Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Hasil penelitian diperoleh nilai pertumbuhan teripang pasir yang berbeda-beda menurut perlakuan yang diterapkan. Nilai pertumbuhan pada perlakuan A (berpasir) rata-rata sebesar 11,66 gram, perlakuan B (lumpur berpasir) sebesar 16,33 gram, perlakuan C (pecahan karang) sebesar 7,33 gram dan perlakuan D (berbatu) sebesar 9,33. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap pertumbuhan teripang pasir. Hal ini menunjukkan bahwa teripang memiliki respon pertumbuhan masing-masing jenis substrat sehingga teripang  cenderung akan memilih subtrat yang sesuai dengan kemampuannya beradaptasi terhadap lingkungan yang dipilihnya. Hasil uji Duncan menunjukkan bahwa perlakuan  yang paling optimal mempengaruhi pertumbuhan adalah substrat lumpur berpasir. Jika dikaitkan dengan ketersediaan makanan maka dapat disebutkan bahwa substrat lumpur berpasir menyediakan makanan yang paling sesuai dengan kebutuhan teripang pasir dibanding habitat lainnya. Oleh karena itu hasil penelitian ini disimpulkan bahwa pertumbuhan teripang pasir pada habitat lumpur berpasir lebih tinggi jika dibandingkan dengan habitat lainnya sehingga memilih lokasi budidaya teripang pasir yang paling cocok adalah habitat dengan substrat lumpur berpasir.Kata kunci : Teripang,  Subsrat, Pertumbuhan, Aquakultur

Page 5 of 12 | Total Record : 111