cover
Contact Name
Marsi Bani
Contact Email
marsibani@staf.undana.ac.id
Phone
+6285253093226
Journal Mail Official
gatra.nusantara@undana.ac.id
Editorial Address
Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kwarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas NUsa Cendana Jl. Adisucipto Penfui Kupang
Location
Kota kupang,
Nusa tenggara timur
INDONESIA
Gatranusantara
ISSN : 18582893     EISSN : 27725151     DOI : -
Core Subject : Education, Social,
Jurnal Gatranusantara (JG), p-ISSN: 1858-2893 dan e-ISSN:2722-5151, merupakan media publikasi bagi para peneliti dan pemerhati di bidang Hukum, Budaya dan Pendidikan. Jurnal ini diterbitkan oleh Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.
Articles 122 Documents
KAJIAN TENTANG NILAI BUDAYA YANG TERKANDUNG DALAM TARIAN KATAGA (TARIAN PERANG) DI DESA HOBAWAWI KECAMATAN WANUKAKA KABUPATEN SUMBA BARAT Soleman D. Nub Uf
Jurnal Gatranusantara Vol. 18 No. 1 (2020): April
Publisher : Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (944.777 KB)

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan proses pelaksanaan tarian Kataga (Tarian Perang) di Desa Hobawawi Kecamatan Wanukaka Kabupaten Sumba Barat, untuk mendeskripsikan nilai yang terkandung dalam tarian Kataga (Tarian Perang) di Desa Hobawawi Kecamatan Wanukaka Kabupaten Sumba Barat. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang menggambarkan fenomena secara mendalam untuk mengkaji masalah yang diteliti. Penelitian ini dilakukan di desa Hobawawi Kecamatan Wanukaka Kabupaten Sumba Barat. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Tarian Kataga dimainkan oleh 6 atau 8 orang penari pria dengan kostum adat khas Sumba seperti kain putih (regi panggiling), kain pengikat kepala (kapauta/rowa), giring-giring (lagoru), bulu kuda yang diikat pada bagian kaki (kaleli wihi), parang (katopu) dan taming (toda). Dalam pertunjukan tarian Kataga para penari membentuk 1 barisan yang kemudian dalam proses tarian Kataga sedang berlangsung para penari membentuk 2 barisan yang menggambarkan 2 kubu yang saling berperang; 2) Nilai yang terkandung dalam tarian Kataga yaitu nilai budaya, nilai seni, nilai kerjasama, dan nilai historis.
PERAN GURU PPKn DALAM PENANAMAN NILAI KARAKTER KEJUJURAN BAGI SISWA SMP NEGERI 2 WEWEWA BARAT KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA Leonard Lobo
Jurnal Gatranusantara Vol. 17 No. 2 (2019): Oktober
Publisher : Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (183.506 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaiman peran guru PPKn dalam penanaman nilai karakter kejujuran bagi siswa di SMP Negeri 2 Wewewa Barat, kendala apa yang dialami dalam penanaman nilai karakter kejujuran di SMP Negeri 2 Wewewa Barat, dan bagaimana mengatasi kendala kendala yang dihadapi dalam penanaman nilai karakter kejujuran di SMP Negeri 2 Wewewa Barat. Penelitian ini bersifat deskriftif kualitatif yakni untuk memperoleh gambaran tentang penanaman nilai karakter kejujuran melalui pembelajaran pendidikan pancasila dan kewarganegaraan pada siswa SMP Negeri 2 Wewewa Barat.menurut guru PPKn dan siswa, dengan menggunakan pertanyaan pertanyaan yang berkaitan agar semua data yang terkumpul sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penanaman nilai karakter kejujuran di SMP Negeri 2 Wewewa Barat adalah kunci terpenting untuk terciptanya karakter jujur siswa siswi dengan adanya penanaman nilai karakter jujur akan membina sikap siswa untuk berkata jujur sesuai dengan faktanya. Nilai karakter kejujuran ini merupakan syarat mutlak untuk membangun karakter jujur siswa siswi dan menjamin hubungan baik antara sesame siswa siswi dalam lingkungan sekolah. Dengan penanaman nilai karakter kejujuran pada siswa siswi tentunya guru menemui kendala atau hambatan seperti: sikap siswa tidak mau mengakui kesalahan yang telah diperbuatnya, sikap acuh tak acuh, masa bodoh, dan sikap egois, dari dalam diri siswa serta rendahnya kesadaran siswa dalam menjalankan segala peraturan sekolah yang berlaku sehingga masih ada siswa siswi yang sulit diatur. Oleh karena itu guru melakukan upaya upaya agar penanaman nilai karakter kejujuran dapat terlaksana dan berhasil dengan baik. Upaya penanaman nilai karakter kejujuran yang dilakukan oleh guru dan siswa adalah melakukan doa rutin sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai, guru memberikan arahan kepada siswa siswi untuk bersikap jujur terhadap sesame teman. Ketika ada siswa melakukan perbuatan yang jujur maka guru akan memberikan apresiasi atau lebih bagusnya lagi dengan memberikan siswa tersebut suatu penghargaan. Hal tersebut akan menyiratkan dalam diri siswa bahwa sikap jujur sangat penting dan akan selalu dihargai.
STUDI KASUS PROSES SERTIFIKAT TANAH WARGA EKS TIM-TIM DI RT 18 RW 007 DESA OEBELO KECAMATAN KUPANG TENGAH KABUPATEN KUPANG Semuel Sabat
Jurnal Gatranusantara Vol. 18 No. 1 (2020): April
Publisher : Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (794.503 KB)

Abstract

Sertifikat merupakan surat tanda bukti bahwa seseorang atau sekolompok orang mendapat kepastian hukum dan perlindungan hukum atas tanah yang dimiliki. Namun dalam pembuatan sertifikat, harus melalui bebagai proses dan salah satunya memenuhi persyaratan yang ada. Apabila tidak memenuhi persyaratannya, maka proses pembuatan sertifikat dihentikan. Permasalahan dalam penelitian ini ada empat, yang pertama Apa Pentingnya Sertifikasi Tanah Bagi Warga Eks Tim-Tim?. Kedua, Bagaimana Proses Sertifikat Tanah?. Ketiga Apa Saja Kendala Dalam Proses Sertifikat Tanah? Dan keempat Bagaimana Solusi Dari Pihak Terkait Untuk Mengatasi Sertifikat Tanah?. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif yaitu peneliti mengumpulkan data menggunakan teknik wawancara dan dokumentasi serta memperoleh data-data yang berkaitan dengan Studi Kasus Proses Sertifikat Tanah Warga Eks Tim-Tim Di RT 18 RW 007 Desa Oebelo Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu pertama, Untuk Mendeskripsikan Pentingnya Sertifikat Tanah Bagi Warga Eks Tim-Tim. Kedua, Untuk Mendeskripsikan Proses Sertifikat Tanah. Ketiga, Untuk Mendeskripsikan kendala Dalam Proses Sertifikat Tanah. Keempat, Untuk Mendeskripsikan Solusi Dari Pihak Terkait Untuk Mengatasi Sertifikat Tanah. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, pertama, Sertifikat tanah sangat penting karena adanya sertifikat tanah, lahan yang dihuni diakui secara hukum, dapat dijadikan tempat usaha, tempat tinggal dari sertifikatpun dapat digadai/dijual apabila kebutahan ekonomi yang mendesak. Kedua, Proses pembuatan sertifikat pada prinsipnya sesuai dengan Undang-undang yang berlaku, namun proses yang terjadi oleh warga Eks Tim-Tim tidak berjalan lancar yaitu kerena tidak memenuhi syarat yang ditetapkan BPN bagian b angka 1 belum pernah disertifikatkan. Ketiga, Adapun yang menjadi kendala dalam pembuatan sertifikat tanah yaitu status kepemilikan tanah. Keempat, Sebagai Lembaga Pemerintah dalam hal ini Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Kupang, yang memiliki wewenang dalam pembuatan sertifikat tanah, hanya bisa berpatokan pada aturan yang ada. BPN memberikan tawaran solusi yaitu, Tukar Guling, pemilik Hibah atau membeli tanah tersebut.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DAN GROUPS INVESTIGATION DENGAN METODE STRUCTURE EXERCISE UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA SMA NEGERI 1 TAKARI Marsi Bani
Jurnal Gatranusantara Vol. 18 No. 1 (2020): April
Publisher : Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1003.676 KB)

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain penelitian control group pretest-posttest, yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Takari pada bulan Mei tahun ajaran 2019/2020. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya perbedaan peningkatan prestasi belajar fisika siswa antara siswa yang diajar dengan menerapkan model pembelajaran Team Assisted Individulization dengan metode Structure Exercise dengan siswa yang diajar dengan menerapkan model pembelajaran Groups Investigation dengan menggunakan metode Structure Exercise dan untuk mengetahui peningkatan kemampuan prestasi belajar fisika siswa yang diajar dengan menerapkan model pembelajaran Team Assisted Individualization dengan metode Structure Exercise lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan menerapkan model pembelajaran Team Assisted Individualization dengan metode Structure Exercise. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 1 Takari sedangkan sampel dalam penelitian ini terdiri dari dua kelas XI IPA1 sebagai kelas ekperimen yang melibatkan 21 orang siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Team Assisted Individualization dengan metode Structure Exercise dan kelas XI IPA2 sebagai kelas kontrol yang melibatkan 21 orang siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Groups Investigation dengan menggunakan metode Structure Exercise. Pengambilan sampel ini dilakukan dengan teknik non random sampling jenis purposive sampling. Instrumen penelitian ini berupa soal tes prestasi belajar siswa dengan bentuk soal pilihan ganda yang sudah divalidasi. Hasil analisis menggunakan uji-t dengan taraf signifikan α = 0,05 disimpulkan bahwa (1) Terdapat perbedaan peningkatan prestasi belajar fisika siswa yang signifikan antara siswa yang diajar dengan menerapkan model pembelajaran Team Assisted Individualization dengan metode Structure Exercise dengan siswa yang diajar dengan menerapkan model pembelajaran Groups Investigation dengan metode Structure Exercise dimana thitung= 3,977 > ttabel = 2,02107. (2) Peningkatan prestasi belajar fisika siswa yang diajar dengan menerapkan model pembelajaran Team Assisted Individualization dengan teknik metode Structure Exercise lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan menerapkan model pembelajaran Groups Investigation dengan metode Structure Exercise dimana thitung = 3,977 > ttabel = 1,68385.
PENINGKATAN CAPAIAN MUTU SEKOLAH DENGAN MENINGKATKAN KINERJA GURU MELALUI PELATIHAN BERKELANJUTAN DI SD GMIT NAMOSAIN KOTA KUPANG Mata D.D. Bangngoe Nggada
Jurnal Gatranusantara Vol. 17 No. 1 (2019): April
Publisher : Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (164.025 KB)

Abstract

Guru adalah seseorang profesional yang mengelola kelas serta membimbing siswa di lingkungan sekolah, guru dituntut untuk memiliki kompetensi selain mengajar juga melakukan penelitian. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Kelayakan mengajar guru tidak cukup hanya diukur berdasarkan pendidikan formal tetapi juga harus diukur berdasarkan bagaimana kemampuan guru dalam mengajar dan sesi penguasaan materi, menguasai, memilih dan menggunakan metode, media serta evaluasi pembelajaran. Sehubungan dengan hal itu, kemampuan guru SD dalam menguasai bahan pelajaran pada umumnya sangat menghawatirkan karena dari sampel guru SD yang diminta menunjukkan kemampuan menguasai bahan pelajaran 70 % yang kurang menguasai bahan pelajaran, sedangkan hanya 30 % yang menguasai bahan pelajaran. Kondisi seperti itu diperparah dengan kurang optimalnya fungsi pengawasan kepala sekolah. Bila selama ini banyak pendapat menyatakan profesionalisme guru di Indonesia relatif rendah atau kurang memadai, hal itu merupakan akibat dari kurang kepengawasannya kepengawasan kepala sekolah, dengan melirik fakta diatas peneliti berupaya meningkatkan kinerja guru dan mutu sekolah melalui pelaksanaan kegiatan pelatihan berkelanjutan. Pelaksanaan kegiatan ini menggunakan desain penelitian tindakan sekolah dengan yang menjadi subjek penelitian adalah guru-guru SD GMIT Namosain Kota Kupang pada tahun ajaran 2017/2018. Pelaksanaan kegiatan pelatihan berkelanjutan ini dilaksanakan selama dua siklus dengan hasil yang didapat yaitu Terjadi peningkatan mutu guru setelah diberi tindakan yaitu terjadi 64,50 % menjadi 71,75 % ada kenaikan sebesar = 7,25 %. Dari sebelum tindakan (siklus 1) dan setelah tindakan sampai dengan (siklus 1) 64,50 % menjadi 71,75 %, dan dari (siklus 2) ke (siklus 3) juga ada peningkatan sebanyak 80,63 % - 71,75 % = 8,88 %. Rata-rata kinera guru sebelum diberi tindakan 37,50 % naik 75 % dan naik menjadi 100%.
KAJIAN PENERAPAN PETA KONSEP OLEH GURU PPKN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN PADA MATERI HAM KELAS XI IIS I SMA NEGERI AYOTUPAS Dorcas Langgar
Jurnal Gatranusantara Vol. 17 No. 2 (2019): Oktober
Publisher : Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (244.505 KB)

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masalah-masalah yang timbul dalam usaha mencapai tujuan pembelajaran PPKn di sekolah.Seperti yang terjadi pada proses pembelajaran PPKn di SMA N Ayotupas yaitu siswa cepat bosan dan tidak paham pada materi pelajaran karena guru masih mengajar menggunakan metode konvensional yaitu ceramah.Oleh karena itu, guru berupaya mengganti metode pembelajaran menggunakan Peta Konsep untuk meningkatkan pemahaman siswa.Tujuan peneltian ini adalah untuk mengetahui langkah-langkah penerapan Peta Konsep oleh guru PPKn untuk meningkatkan pemahaman siswa di kelas XI IIS I SMA Negeri Ayotupas yang berjumlah 25 orang. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumen.Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan Peta Konsep mampu meningkatkan pemahaman siswa. Dalam proses pembelajaran, siswa-siswi sangat antusias dan aktif mengeluarkan pendapat dari apa yang sudah mereka ketahui dari awal karena memanfaatkan cara kerja alami otak siswa dari awal, memanfaatkan pemahaman siswa semaksimal mungkin dengan siswa dituntun menemukan ide-ide yang relevan dengan ide utama menggunakan pemahaman siswa sendiri, siswa bertanggungjawab ketika presentasi dengan menjawab pertanyaan dari siswa lain sehingga berpengaruh pada pemahaman siswa karena lebih mudah mengingat apa yang sudah mereka pelajari. Jadi dapat disimpulkan bahwa penerapan Peta Konsep dalam pembelajaran PPKn khususnya pada materi HAM di kelas XI IIS I SMA Negeri Ayotupas memiliki pengaruh terhadap semangat belajar siswa yang semakin giat dan berdampak pada pemahaman siswa pada materi HAM meningkat.
MAKNA RITUAL ADAT HAPO ANA (SYUKURAN BAYI LAHIR) PADA MASYARAKAT JINGITIU DI DESA PEDDARO KECAMATAN HAWU MEHARA KABUPATEN SABU RAIJUA Petrus Ly
Jurnal Gatranusantara Vol. 17 No. 2 (2019): Oktober
Publisher : Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.089 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pelaksanaan ritual adat Hapo Ana, makna yang terkandung dalam prosesi ritual adat Hapo Ana serta simbol-simbol dari proses ritual adat Hapo Ana . Penelitian ini dilaksanakan di desa Peddaro, Kecamatan Hawu Mehara, Kabupaten Sabu Raijua. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi dan wawancara mendalam dengan masyarakat umum dan tokoh masyarakat adat yang berpengaruh di lingkungan desa Peddaro. Data yang diperoleh dikumpul kemudian data diolah dan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Ritual adat Hapo Ana merupakan salah satu tradisi daur hidup (life cycle) yang dilaksanakan oleh masyarakat di Desa Peddaro. (2). Bagi masyarakat Desa Peddaro, Kecamatan Hawu Mehara, Kabupaten Sabu Raijua, pelaksanaan ritual Hapo Ana dimaksudkan agar orang tua dan anak selamat, serta terhindar dari ancaman malapetaka yang mungkin akan menimpanya khususnya anak (bayi) yang baru saja lahir dan juga ketika sudah dewasa nanti anak diharapkan akan tumbuh dan berkembang menjadi anak yang dapat membanggakan orangtua serta keluarga. Jadi dapat disimpulkan bahwa ritual adat Hapo Ana pada masyarakat Jingitiu di Desa Peddaro, Kecamatan Hawu Mehara, Kabupaten Sabu Raijua merupakan ritual adat yang wajib dilakukan serta memiliki peran penting dan pengaruh terhadap tumbuh kembang bayi tersebut.
PERAN PEMBINA OSIS DALAM MEMBINA SIKAP KEPEMIMPINAN MELALUI ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH (OSIS) DI SMP NEGERI 13 KUPANG Dorcas Langgar
Jurnal Gatranusantara Vol. 18 No. 2 (2020): Oktober
Publisher : Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1825.004 KB)

Abstract

Masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana peran pembina OSIS dalam membina sikap kepemimpinan melalui Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) di SMP Negeri 13 Kupang dan Bagaimana pelaksanaan program OSIS dalam membentuk sikap kepemimpinan di SMP Negeri 13 Kupang. Tujuan Penelitian ini disesuaikan dengan masalah penelitian yaitu peran pembina OSIS dalam Membina sikap kepemimpinan melalui Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) di SMP Negeri 13 Kupang dan pelaksanaan program OSIS dalam membentuk sikap kepemimpinan di SMP Negeri 13 Kupang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskripsi kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi wawancara dan dokumentasi. Teknik analisa data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan (verifikasi). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Peran pembina OSIS dalam membina sikap kepemimpinan sangat penting dan dibutuhkan sebagai seorang pembimbing, motivator dan evaluator. (1) Peran pembina OSIS di SMP Negeri 13 Kupang sudah dilaksanakan dengan baik dan efektif. Hal ini dapat dilihat dari bimbingan dan pendampingan secara rutin kepada siswa/i pengurus OSIS saat mereka menjalankan program maupun kegiatan. Pembina OSIS di SMP Negeri 13 Kupang juga selalu memberikan teladan yang baik dan motivasi yang positif yang membantu daya juang siswa/i dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pengurus OSIS. (2) Pelaksanaan program dan kegiatan oleh OSIS dalam rangka pembinaan sikap kepemimpinan di SMP Negeri 13 Kupang sudah cukup efektif. Keterlibatan para pengurus OSIS dalam setiap kegiatan tersebut dapat menumbuhkan sikap kepemimpinan bagi para siswa tersebut, karena mereka diajarkan tentang sebuah kerja sama dalam suatu organisasi, mampu beradaptasi, kompak dan memahami satu sama lainnya. Para pengurus OSIS juga menjadi tolak ukur dalam penegakkan kedisiplinan siswa, mereka berada di garda terdepan dalam penegakkan tata tertib dan peraturan sekolah. Hal inilah yang membuat mereka harus memiliki sikap kepemimpinan yang baik, mereka harus menjadi contoh dan teladan bagi siswa yang lain yang tidak termaksud dalam pengurus OSIS. Keywords Peran, Pembina OSIS, OSIS, Sikap kepemimpinan
MAKNA SIMBOLIK DALAM TRADISI HAPPO ANA (SYUKURAN KELAHIRAN) MENURUT KEPERCAYAAN JINGITIU DI KELURAHAN LIMAGGU KABUPATEN SABU RAIJUA Leonard Lobo
Jurnal Gatranusantara Vol. 18 No. 2 (2020): Oktober
Publisher : Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1893.337 KB)

Abstract

Masalah dalam penelitian ini ialah (1) Bagaimana proses pelaksanaan Tradisi Happo Ana (syukuran kelahiran) menurut kepercayaan Jingitiu di Kelurahan Limaggu Kabupaten Sabu Raijua (2) Apa makna simbolik yang terkandung dalam proses pelaksanaan Tradisi Happo Ana (syukran kelahiran) menurut kepercayaan Jingitiu di Kelurahan Limaggu Kabupaten Sabu Raijua (3) Bagaimana pandangan Masyarakat Jingitiu tentang Tradisi (syukuran Kelahiran) di Kelurahan Limaggu) Kabupaten Sabu Raijua. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mendeskripsikan tahapan Tradisi Happo Ana (syukuran kelahiran) menurut kepercayan Jingitiu di Kelurahan Limaggu Kabupaten Sabu Raijua (2) Mendeskripsikan makna Simbolik dari tradisi Upacara Happo Ana (syukuran Kelahiran) di Kelurahan Limaggu Kabupaten Sabu Raijua (3) Mendeskripsikan pandangan Masyarakat Jingitiu tentang Tradisi Happo Ana (syukuran kelahiran) di Kelurahan Limaggu Kabupaten Sabu Raijua. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Penelitian Deskriptif Kualitatif. Sumber data yang digunakan yaitu Data Primer yang didapat langsung dari informan melalui wawancara dan data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Kelurahan. Teknik yang digunakan yakni Teknik wawancara dan dokumentasi dengan tujuan untuk pengumpulan data. Penelitian ini menunjukan bahwa pelaksanaan Tradisi Happo Ana (syukuran kelahiran) menurut kepercayaan Jingitiu di Kelurahan Limaggu Kabupaten Sabu Raijua melalui beberapa Tahapan yakni: (1) Lekku Rukeli (2) Ette Ehu (Pemotongan Tali Pusar) (3) Perrete Ehu (Penggantungan Tali Pusar) (4) Pehuni Ngara (Pemberian Nama) (5) Kiju Rukematu (Penancapan Rukematu) (6) Tebbu Badha (Pesta syukuran) (7) Warru Daba (pada bulan ke-5 akan diadakan pembaptisan secara adat) (8) Pe Jiu Ai (Permandian sang anak). Makna yang terkadung dari Tradisi Happo Ana ialah sebagai bukti ungkapan rasa syukur kepada Deo Ama (Tuhan Allah) karena anak tersebut telah lahir dengan selamat dan untuk pengakuan sebagai bagian dari masyarakat Suku Sabu dan juga dalam tiap prosesnya memiliki makna-makna tersendiri. Pandangan Masyarakat Jingtiu tentang tradisi ini yakni sebagai sebuah acara penyambutan atas kelahiran sang bayi karena Suku Sabu menganggap bahwa anak ini merupakan titipan dari Tuhan. Keywords Tradisi Happo Ana (syukuran Kelahiran), Jingitiu
KAJIAN TENTANG NILAI-NILAI PANCASILA YANG TERKANDUNG DALAM PERKAWINAN ADAT SABU DI DESA TANAJAWA, KECAMATAN HAWU MEHARA, KABUPATEN SABU RAIJUA Petrus Ly
Jurnal Gatranusantara Vol. 18 No. 2 (2020): Oktober
Publisher : Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1873.143 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk Mendeskripsikantahapan perkawinan adat Sabudi Desa Tanajawa, Kecamatan Hawu Mehara, Kabupaten Sabu Raijua, dan mendeskripsikan nilai-nilai Pancasila yang terkandung dalam tahapan perkawinan adat Sabudi Desa Tanajawa, Kecamatan Hawu Mehara, Kabupaten Sabu Raijua. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tanajawa Kecamatan hawu Mehara Kabupaten Sabu Raijua dengan menggunakan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dekriptif kualitatif. Adapun hasil dari penelitian ini adalah Proses atau tahap pelaksanaan perkawinan adat Sabu di Desa Tanajawa Kecamatan Hawu Mehara Kabupaten Sabu Raijua terdiri dari beberapa tahapan yaitu: tahap persiapan, Tahap maho ami (masuk minta), Tahap rukenana toi li atau tu li, Tahap tahap rukenana ae, Tahap banga ammu, Tahap hegutu ka’du, Tahap tapika takepai, dan Tahap lale la. Wujud nilai-nilai Pancasila dalam proses atau tahapan perkawinan adat Sabu di Desa Tanajawa Kecamatan Hawu Mehara Kabupaten Sabu Raijua yaitu nilai menyatakan kepercayaan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, nilai menghargai dan menghormati, nilai mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika, tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain, musyawarah untuk mencapai mufakat yang diliputi oleh semangat kekeluargaan, dengan iktikad baik dan rasa tanggungjawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah, memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan permusyawaratan, mengembangkan perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotong-royongan, mengembangkan sikap adil terhadap sesama, menjaga keseimbangan terhadap hak dan kewajiban, dan nilai menghormati hak orang lain. Keywords Nilai Pancasila, Perkawinan Adat.

Page 6 of 13 | Total Record : 122