Jurnal Pengabdian Masyarakat Farmasi : Pharmacare Society
Jurnal Pengabdian Masyarakat Farmasi : Pharmacare Society merupakan Jurnal yang dirilis oleh Jurusan Farmasi, Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Universitas Negeri Gorontalo. Pengembangan Jurnal ini bekerja sama dengan Organisasi Profesi Ikatan Apoteker Indonesia Provinsi Gorontalo Jurnal Pengabdian Masyarakat Farmasi : Pharmacare Society menerima publikasi dari dosen, mahasiswa dan semua kalangan yang terkait dengan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam bidang kefarmasian dan bidang-bidang ilmu lainnya. Jurnal ini telah memiliki nomor e-ISSN 2829-5064 dan tentunya dengan kehadiran jurnal ini dapat membantu dalam menyebarluaskan ide-ide, kegiatan pengabdian, dan hasil penelitian yang dapat diterapkan untuk menangani permasalahan ataupun problematika yang ada di masyrakat. Jurnal Pengabdian Masyarakat Farmasi : Pharmacare Society berfokus pada : Pelayanan kepada masyarakat. Pelatihan (Training), Pemecahan masalah (Problem solving), dan Keterbaharuan teknologi tepat guna Pemberdayaan Masyarakat Peningkatan wilayah tertinggal/kurang maju Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan
Articles
10 Documents
Search results for
, issue
"Vol 2, No 1 (2023): Volume 2, Edisi 1, 2023"
:
10 Documents
clear
AICER Es Krim Daun Kelor sebagai Pencegah Stunting di Desa Bongoime, Kec. Tilongkabila. Bone Bolango
Flora Ninta Tarigan;
Moh Rivai Nakoe;
Wiwit Zuriati Uno
Jurnal Pengabdian Masyarakat Farmasi : Pharmacare Society Vol 2, No 1 (2023): Volume 2, Edisi 1, 2023
Publisher : State University of Gorontalo
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (680.614 KB)
|
DOI: 10.3731/phar.soc.v2i1.18475
Desa Bongoime, Kecamatan Tilongkabila, Kabupaten Bone Bolango merupakan salah satu desa lokasi terpilih untuk dilakukan pengabdian KKN PK. Di desa ini masyarakat sudah memiliki pengetahuan kesehatan yang memadai. Angka stunting di desa Bongoime menurut data Puskesmas setempat adalah 10% dalam tiga tahun terakhir, namun masyarakat desa ini belum memperhatikan masalah asupan gizi. Oleh karena itu daun kelor (Moringa oleifera Lam.) sebagai sumberdaya tumbuhan yang cukup mudah dijumpai di wilayah Bone Bolango dapat menjadi bahan baku produk inovasi dalam pencegahan stunting dan pemenuhan gizi ibu hamil dan anak-anak. Daun kelor yang diolah menjadi es krim mengandung zat gizi yang tinggi, terutama protein dan kalsium. Mitra kegiatan ini adalah maayarakat Desa Bongoime. Pengolahan produk inovasi es krim kelor dilaksanakan melalui beberapa metode,yaitu: (1) sosialisasi mengenai mater stunting; (2) pelatihan produksi; (3) pendampingan produksi. Secara umum kegiatan ini cukup baik dalam membantu permasalahan yang dihadapi mitra, yaitu memenuhi asupan gizi sehingga terhindar dari permasalahan stunting.Hal positif lain yangdiperoleh adalah adanya diversifikasi pangan berbahan dasar daun kelor.
Edukasi Tepat Sasaran sebagai upaya percepatan penurunan insidensi stunting di Desa Meranti, Bone Bolango
Muhamad Nur Syukriani Yusuf;
Pascal Adventra Tandiabang;
Nur Rasdianah
Jurnal Pengabdian Masyarakat Farmasi : Pharmacare Society Vol 2, No 1 (2023): Volume 2, Edisi 1, 2023
Publisher : State University of Gorontalo
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (724.625 KB)
|
DOI: 10.3731/phar.soc.v2i1.18580
Stunting merupakan masalah yang masih menjadi polemik di Desa Meranti kabupaten Bone Bolango, provinsi Gorontalo. Kabupaten Bone Bolango masih memiliki angka stunting sebesar 25,1%, yang mana hal ini masih diatas rerata nasional pada tahun 2022 yaitu 24,4% dan masih diatas angka tolerir WHO yatu dibawah 20%. Berdasarkan hal ini, kami melakukan kegiatan pengabdian masyarakat dengan melakukan edukasi pada ibu yang memiliki anak balita, ibu menyusui, ibu hamil dan kader kesehatan yang berada di Desa Meranti. Pemberian edukasi pada kelompok ini merupakan salah satu upaya mempercepat penurunan insidensi stunting di Desa Meranti. Edukasi yang diberikan dapat dipahami dengan baik, hal ini diukur dengan pemberian pre-test sebelum edukasi dan post-test setelah Edukai. Namun perlu disadari bahwa pemberian edukasi tidak menjadi satu-satunya upaya untuk menurunkan angka stunting di Desa Meranti, dibutuhkan peran lintas sektor dan dukungan pemerintah untuk bersama melawan stunting
Pelatihan Kader Posyandu Sebagai Upaya Pencegahan Stunting pada Balita di Desa Lonuo Kecamatan Tilongkabila
Lia Amalia;
Andi Makkulawu
Jurnal Pengabdian Masyarakat Farmasi : Pharmacare Society Vol 2, No 1 (2023): Volume 2, Edisi 1, 2023
Publisher : State University of Gorontalo
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (482.883 KB)
|
DOI: 10.3731/phar.soc.v2i1.18422
Masalah kurang gizi dan stunting merupakan dua masalah yang saling berhubungan. Pencegahan stunting menjadi tanggung jawab bersama. Kader posyandu sebagai perwakilan masyarakat memiliki peran yang besar demi terlaksananya intervensi yang efektif untuk menurunkan angka stunting balita. Peningkatan kapasitas kader posyandu sangatlah penting untuk memberikan pengetahuan tentang tugas dan peran kader posyandu, sehingga diharapkan kedepan pelayanan posyandu akan lebih baik. Kader posyandu sebagai perpanjangan tangan Puskesmas dalam memantau tumbuh kembang anak harus berperan lebih aktif untuk menciptakan generasi muda yang lebih produktif. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan dengan memberikan pelatihan kepada kader Posyandu. Tujuan dari kegiatan adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader Posyandu sebagai upaya pencegahan stunting pada balita.
Pelatihan Kader dalam Rangka Pembentukan Forum Tangguh Cegah Stunting di Desa Dutohe Barat, Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango
Widy Susanti Abdulkadir;
Zuhriana K Yusuf;
Ibrahim Suleman
Jurnal Pengabdian Masyarakat Farmasi : Pharmacare Society Vol 2, No 1 (2023): Volume 2, Edisi 1, 2023
Publisher : State University of Gorontalo
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (464.143 KB)
|
DOI: 10.3731/phar.soc.v2i1.18623
Hasil Studi Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun 2019 menunjukan telah terjadi penurunan prevalensi Stunting dari 30,8% tahun 2018 menjadi 27,67% tahun 2019. Meski menurun, angka ini masih dinilai tinggi, karena angka toleransi WHO untuk Stunting sebesar 20 %. Kondisi ini diperberat dengan adanya pandemi COVID-19, yang menyebabkan banyak pemutusan hubungan kerja (PHK) sehingga pengangguran meningkat dan akibatnya daya beli masyarakat khususnya pangan menurun. Secara tidak langsung berdampak pada peningkatan kejadian Stunting. Provinsi Gorontalo termasuk provinsi dengan jumlah penduduk muda yang signifikan. Sebanyak 395.000 orang atau 35 persen dari total penduduk di provinsi ini adalah anak-anak. Dua dari tiga anak tinggal di wilayah perdesaan. Gorontalo merupakan salah satu provinsi yang memiliki masalah Stunting di Indonesia. Pada tahun 2018 provinsi Gorontalo masih tinggi angka Stunting yaitu di Kabupaten Bone Bolango, angka prevalensi Stunting di Bone Bolango cukup tinggi, yaitu 25,1%. Angka itu masih di atas angka standar yang ditoleransi World Health Organization (WHO), yaitu di bawah 20%. Tujuan pelaksanaan KKN Profesi Kesehatan ini yakni terbentuknya kader kesehatan peduli stunting. Program KKN Profesi Kesehatan dilaksanakan selama 45 hari, bersama Dosen Pembimbing Lapangan dan 13 orang mahasiswa, diharapkan dapat menjadi solusi alternatif yang ditawarkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan terhadap masyarakat, khususnya dalam bidang kesehatan dalam Percepatan Penurunan Stunting Di Kabupaten Bone Bolango. Hasil yang ditargetkan dalam program ini yakni meningkatnya produktifitas pengabdian dosen kepada masyarakat serta mendorong terwujudnya peningkatan derajat kesehatan masyarakat melalui kader Kesehatan sehingga memiliki kesiapsiagaan yang baik dalam menangani dan mencegah stunting.
Pencegahan Stunting Melalui 5 Pilar Sanitasi Total Berbasis Lingkungan Di Desa Ulantha
Sri Manovita Pateda;
Fika Nuzul Ramadhani;
Nur Ayun R. Yusuf
Jurnal Pengabdian Masyarakat Farmasi : Pharmacare Society Vol 2, No 1 (2023): Volume 2, Edisi 1, 2023
Publisher : State University of Gorontalo
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (490.084 KB)
|
DOI: 10.3731/phar.soc.v2i1.18590
Stunting atau pendek menjadi topik yang hangat akhirakhir ini, menggeser issue tentang gizi buruk dan obesitas. Stunting merupakan akibat dari malnutrisi kronis yang sudah berlangsung bertahun-tahun. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah lima tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Stunting disebabkan oleh Faktor Multi Dimensi. Salah satu penyebab anak mengalami stunting adalah kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi. Lingkungan fisik ini menentukan derajat kesehatan masyarakat. Data menunjukkan bahwa 1 dari 5 rumah tangga masih BAB diruang terbuka, dan 1 dari 3 rumah tangga belum memiliki akses ke air minum bersih. Penanganan stunting dilakukan melalui intervensi spesifik dan intervensi sensitive. Intervensi fisik untuk sanitasi mencegah stunting merupakan bagian dari intervensi sensitive. Sanitasi Total Berbasis Lingkungan (STBL) dicanangkan pemerintah untuk mengurangi angka stunting melalui 5 pilar STBM, yaitu: (1) Cuci tangan menggunakan sabun; (2) Berhenti buang air besar sembarangan; (3) Pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga; (4) Pengelolaan limbah cair rumah tangga; (5) Pengelolaan sampah rumah tangga.
Pendampingan Ibu Hamil dan Sosialisasi Pentingnya Pemenuhan Gizi 1000 HPK di Desa Tanah Putih
Muhammad Taupik;
Zul Fikar Ahmad;
Andi Mursyidah;
St. Surya Indah Nurdin
Jurnal Pengabdian Masyarakat Farmasi : Pharmacare Society Vol 2, No 1 (2023): Volume 2, Edisi 1, 2023
Publisher : State University of Gorontalo
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (787.745 KB)
|
DOI: 10.3731/phar.soc.v2i1.18432
Stunting adalah bentuk kekurangan gizi anak dengan pertumbuhan yang berada dibawah standar. Masa pertumbuhan anak adalah salah satu hambatan paling penting bagi perkembangan manusia. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan pada bulan November 2022 – Januari 2023 di Desa Tanah Putih, Kec. Botupingge, Kabupaten Bone Bolango. Secara umum pelaksanaan kegiatan ini dibagi ke dalam dua kegiatan utama, yaitu 1) Pendampingan ibu hamil berisiko tinggi, 2) Sosialisasi pencegahan stunting. Pendampingan ibu hamil dilaksanakan dengan metode One Student One Client (OSOC) dengan melakukan kunjungan rumah. Pendampingan dilakukan oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Profesi Kesehatan (PK) Universitas Negeri Gorontalo di Desa Tanah Putih, dimana satu orang mahasiswa mendampingi satu orang ibu hamil berisiko tinggi setiap minggunya. Kegiatan lainnya adalah sosialisasi stunting dilaksanakan dengan metode ceramah dan diskusi. Kegiatan pendampingan ibu hamil dan sosialisasi pemenuhan gizi selama 1000 HPK dalam rangka pencegahan stunting dapat terlaksana dengan baik.
Pembuatan Teh dan Sirup Daun Bandotan Sebagai Terapi Komplementer Hiperkolesterolmia Masyarakat Lampo Kabupaten Donggala
Magfirah Magfirah;
Indah Kurnia Utami
Jurnal Pengabdian Masyarakat Farmasi : Pharmacare Society Vol 2, No 1 (2023): Volume 2, Edisi 1, 2023
Publisher : State University of Gorontalo
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (856.374 KB)
|
DOI: 10.3731/phar.soc.v2i1.18499
Hiperkolesterolmia merupakan kondisi di mana kadar kolesterol total dalam darah meningkat hingga melebihi batas normal (120-200 mg/dl) yang di sebabkan karna gangguan metabolism lemak. Kadar kolesterol yang tinggi juga dapat menyebabkan rasa sakit di dada bagian depan atau pada lengan ketika seseorang tersebut stres atau melakukan kegiatan fisik. Salah satu jenis terapi komplementer yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi hiperkolesterolemia yang terjadi adalah dengan pemberian teh dan sirup daun bandotan karena mengandung senyawa farmakologis seperti alkaloid, saponin, tannin dan flavonoid. Teh dan Sirup Bandotan kadalah produk siap saji yang banyak diminat dari berbagai kalangan mulai dari anak-anak,dewasa dan orang tua. Teh dan Sirup Bandotan merupakan sejenis minuman ringan berupa larutan dengan cita rasa beraneka ragam. Bahan utama yang digunakan pada pembuatan Teh dan Sirup pada pengabdian ini yaitu herba bandotan, daun stevia dan air. Kegiatan Pengabdian bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan masyarakat desa Lampo, Kecamatan Banawa Tengah , Kabupaten Donggala dalam pemanfaatan tanaman bandotan berkhasiat obat menjadi teh dan sirup herbal yang siap dikonsumsi dan dipasarkan. Metode yang digunakan berupa sosialisasi dan pelatihan pembuatan teh dan sirup tanaman herbal berkhasiat obat secara berkesinambungan. Efektivitas kegiatan dapat diuji dengan kuisiner kepuasan mitra terhadap kegiatan yang dilaksanakan. Hasil pengamatan kegiatan menunjukkan bahwa mitra merasa puas. Luaran kegiatan berupa peningkatan pengetahuan tentang tanaman berkhasiat obat, produk herbal (teh, jamu, sirup) hasil buatan masyarakat (mandiri) yang siap dipasarkan, dan publikasi jurnal nasional.
Sosialisasi dan Konseling Pencegahan Stunting Serta Pemberian Makanan Tambahan berbahan Daun Kelor
Zul Fikar Ahmad;
Wirda Y Dulahu;
Ulfa Aulia
Jurnal Pengabdian Masyarakat Farmasi : Pharmacare Society Vol 2, No 1 (2023): Volume 2, Edisi 1, 2023
Publisher : State University of Gorontalo
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (608.045 KB)
|
DOI: 10.3731/phar.soc.v2i1.18442
Stunting dapat mempengaruhi dan menghambat proses tumbuh kembang anak. Memberikan makanan pendamping dengan kandungan gizi yang cukup dan seimbang pada saat balita sangat menunjang proses tumbuh kembang balita. Metode yang dilakukan dalam pengabdian ini adalah pemberian sosialisasi terkait pencegahan dan percepatan penurunan stunting serta pemberian makanan tambahan berbahan dasar daun kelor. Berdasarkan data yang didapatkan di Desa Panggulo Barat, terdapat 33 balita dimana 3 balita beresiko stunting. Percepatan penurunan stunting melalui sosialisasi dan pembuatan serta pembagian makanan tambahan berbahan dasar daun kelor merupakan bentuk usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah dan menurunkan angka kejadian stunting. Sosialisasi dan pemberian makanan tambahan berbahan kelor diberikan kepada masyarakat yang memiliki risiko stunting maupun masyarakat yang menderita stunting. Kegiatan berlangsung selama 1 minggu dimulai dari tahap persiapan hingga pelaksanaan kegiatan. Kegiatan berlangsung dengan baik dan diikuti oleh masyarakat kelompok sasaran dan di dukung oleh aparat desa.
Pembuatan Serbuk Jahe Herbal ( SEJA) Untuk Pencegahan Stunting Di Desa Lomaya
Ariani Hutuba;
Madania Madania;
Ayu Rofia Nurfadillah
Jurnal Pengabdian Masyarakat Farmasi : Pharmacare Society Vol 2, No 1 (2023): Volume 2, Edisi 1, 2023
Publisher : State University of Gorontalo
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (540.202 KB)
|
DOI: 10.3731/phar.soc.v2i1.18595
Stunting atau terhambatnya pertumbuhan tubuh merupakan salah satu bentuk kekurangan gizi. Zat gizi ini kemudian digunakan sebagai sumber energi bagi tubuh, meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan serta memperbaiki jaringan tubuh. Pencegahan stunting dapat dilakukan dengan menjaga daya tahan tubuh dan konsumsi makanan yang bergizi dan mengkonsumsi senyawa bioaktif yang memiliki aktivitas imunomodulator/immune booster. Senyawa bioaktif seperti gingerol, zingeron, shogaol, dan gingerin yang terdapat pada jahe (Zingiber officinale) memiliki khasiat yang besar untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Daya tahan tubuh tidak hanya mencegah agar tidak mudah terserang penyakit, namun juga mempercepat penyembuhan dan pemulihan dari sakit. Dalam kegiatan penyuluhan dan pelatihan pengolahan jahe, peserta dapat merasakan manfaat secara langsung untuk bisa mengolah jahedan dikonsumsi mandiri. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah metode penyuluhan dan pelatihan pembuatan serbuk jahe herbal. Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini adalah masyarakat antusias mengikuti kegiatan ini dan masyarakat mendapatkan pengetahuan baru mengenai jahe.
Pelatihan Pembuatan Produk Kesehatan Berbasis Ikan Layang Sebagai Upaya Mencegah Stunting Di Desa Langge Kabupaten Bone Bolango Gorontalo
Hamsidar Hasan;
Ekawaty Prasetya;
Cindy Puspita Sari
Jurnal Pengabdian Masyarakat Farmasi : Pharmacare Society Vol 2, No 1 (2023): Volume 2, Edisi 1, 2023
Publisher : State University of Gorontalo
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (932.174 KB)
|
DOI: 10.3731/phar.soc.v2i1.18606
Stunting atau sering disebut kerdil atau pendek adalah kondisi gagal tumbuh pada anak berusia di bawah lima tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang terutama dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu dari janin hingga anak berusia 23 bulan, dan kondisi stunting baru nampak setelah bayi berusia 2 tahun. Stunting disebabkan oleh beberapa faktor seperti asupan makanan, berat lahir, pendidikan orang tua, usia balita dan ekonomi keluarga. Pemerintah berupaya menanggulangi permasalahan stunting melalui program suplementasi, upaya perubahan perilaku konsumsi masyarakat agar mengkonsumsi sumber makanan yang beragam dan kaya akan kandungan gizi termasuk zat gizi mikro serta sehat dan aman, serta fortifikasi pangan. Solusi yang paling dekat adalah mengupayakan konsumsi ikan karena Indonesia mempunyai potensi perikanan yang sedemikian besar. Untuk meningkatkan daya konsumsi masyarakat, akan dibuat dalam bentuk produk menarik yang disukai anak anak seperti nugget, bakso, abon. Metode yang digunakan adalah edukasi tentang stunting, faktor penyebabnya, dampak, gejala dan cara mengatasinya. Selanjtnya melakukan praktek secara langsung dengan melibatkan masyarakat. Program ini melibatkan 12 mahasiswa, 3 dosen pemdamping lapangan dengan latar belakang keilmuan adalah prodi kesehatan. Sebelum edukasi diberikan free test untuk melihat sejauh mana pengetahuan masyarakat tentang stunting dan produk yang akan disajikan. Hasil free test menunjukkan 30 % masyarakat mengetahui tentang potensi ikan dalam mencegah stunting (A) dan juga 30 % mengetahui bahwa ikan bisa dibuat menjadi nugget (B). Tapi pengetahuan tentang bahan baku nugget (C) dan cara membuatnya (D) menunjukkan 0%. Evaluasi dilanjutkan dengan wawancara terbuka setelah pelaksanaan program utama dan menunjukkan ada peningkatan pengetahuan sebesar 40 % untuk A, 35 % untuk B, 80 % untuk C dan 80 % untuk D.