cover
Contact Name
Halen Dwistia
Contact Email
halendwistia23@gmail.com
Phone
+628127990223
Journal Mail Official
arrusyd.staiibnurusyd@gmail.com
Editorial Address
Jl. Soekarno-Hatta No.65
Location
Kab. lampung utara,
Lampung
INDONESIA
Ar-Rusyd: Jurnal Pendidikan Agama Islam
ISSN : -     EISSN : 28302281     DOI : 10.61094/arrusyd
Fokus dan ruang lingkup Jurnal Ar Rusyd: Jurnal Pendidikan Agama Islam adalah isu-isu penting dan aktual tentang pendidikan agama Islam seperti Penelitian tindakan kelas dalam pendidikan Islam, Ilmu pendidikan Islam, Strategi pembelajaran pendidikan Islam, Kurikulum pendidikan Islam, Manajemen pendidikan Islam, Media pembelajaran ditinjau dari pendidikan Islam, Lembaga pendidikan Islam, Evaluasi pembelajaran pendidikan Islam, Sejarah peradaban Islam, Metode pembelajaran ditinjau dari pendidikan Islam
Articles 39 Documents
Afiksasi Morfologi Pada Fi’il Tsulaasi Maziid Geminasi Dalam Bahasa Arab Defnaldi Defnaldi
Ar-Rusyd: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol 1 No 2 (2022): Ar Rusyd: Jurnal Pendidikan Agama Islam
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Ibnu Rusyd Kotabumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61094/arrusyd.2830-2281.50

Abstract

Problematika memahami salah satu proses morfologis dalam bahasa arab, yaitu pembentukan kata dengan afiksasi yang berupa geminasi, yang akan dikaji dalam afiksasi yang berupa geminasi kata kerja bahasa arab berupa makna dan fungsinya, yang menjadi perhatian penelitian adalah afiksasi fi’il tsulaasi maziid dalam bahasa arab yang mempunyai geminasi beserta fungsi dalam jumlah, karna masih banyak kesusahan dalam memahami afiksasi verba khusus fi’il tsulasi maziid yang berupa geminasi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Adapun tujuan penelitian ini adalah mendekripsikan afiksasi yang ada geminasinya pada kata kerja dalam bahasa arab, dan mengetahui makna dan fungsinya dari afiksasi yang ada geminasinya disetiap wazan yang berimbuhan dalam kalimat. Afiksasi fi’il tsulasi mazid dalam bahasa arab meliputi fi’il tsulasi mazid ber imbuhan satu huruf, dua huruf dan tiga huruf pada kata akar فَعَلَ  , yang dibahas yang ada geminasi ditandai tasydid ( ّ ). Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa afiksasi atau perpanjangan fonem atau bunyi kembar, maka afiksasi fi’il tsulasi mazid yang didalamnya terdapat geminasi ada pada 5 wazan, diantaranya sebagai berikut: (1) (فعّل), (2) (تفعّل), (3) (افعلّ), dan (4) (افعوّل). Geminasi adalah deretan fonem atau bunyi yang sama, geminasi pada bahasa Arab ditandai dengan tasydid ( ّ ) dan memiliki berbagai makna dan fungsi.
Pengaruh Hafalan Al-Qur'an Juz 30 Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran PAI Siswa Shinta Meilisa; Halen Dwistia
Ar-Rusyd: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol 2 No 1 (2023): Ar Rusyd: Jurnal Pendidikan Agama Islam
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Ibnu Rusyd Kotabumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61094/arrusyd.2830-2281.51

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh hafalan Al-Qur’an juz 30 terhadap hasil belajar mata pelajaran PAI kelas VII di SMP Negeri 2 Anak Ratu Aji tahun ajaran 2021/2022. Penelitian ini jenis kuantitatif dengan populasi penelitian siswa SMP Negeri 2 anak ratu aji dengan subjek penelitian 29 siswa pada kelas VII. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, dokumentasi dan angket. Diketahui siswa dengan hafalan al-qur’an juz 30 dari 29 responden diketahui ada 5 siswa dengan katagori rendah sebesar 17,3 %, 10 siswa dengan katagori sedang sebesar 34,4 %, katagori tinggi sebanyak 14 siswa dengan presentase sebesar 48,3%. Untuk data hasil belajar mata pelajaran PAI siswa kelas VII dari 29 responden diketahui 9 siswa dengan katagori rendah sebesar 31 %, 8 siswa dengan katagori sedang sebesar 27,6 %, dan sebanyak 12 siswa masuk dalam katagori tinggi sebesar 41,4%. Hasil penelitian menunjukkan f = 0,4896, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pelaksanaan hafalan Al-Qur’an juz 30 terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI.
Penerapan Metode Diskusi dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI Rosna Rosna
Ar-Rusyd: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol 2 No 1 (2023): Ar Rusyd: Jurnal Pendidikan Agama Islam
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Ibnu Rusyd Kotabumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61094/arrusyd.2830-2281.55

Abstract

Metode pembelajaran merupakan salah satu faktor penting dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa pada proses pembelajaran di sekolah. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis keberhasilan penerapan metode diskusi dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam di SMP Negeri 2 Sangatta Utara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas dengan model penelitian tindakan kelas milik Kurt Lewin yang terdiri dari empat langkah yaitu, Plan, do, observe, dan Reflect. Hasilnya adalah penggunaan metode diskusi dapat meningkatkan motivasi siswa pada pembelajaran pendidikan agama Islam. Peningkatan motivasi belajar siswa tersebut dapat dilihat dengan: 1) Pembelajaran menjadi lebih menyenangkan, 2) Siswa menjadi lebih aktif bertanya maupun menanggapi pelajaran di dalam kelas, 3) Peningkatan hasil akhir siswa baik dalam hal pengetahuan maupun nilai keterampilan.
Problematika Pendidikan Agama Islam di Era Disrupsi perspektif Epistemologi Amatillah Thaha
Ar-Rusyd: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol 2 No 1 (2023): Ar Rusyd: Jurnal Pendidikan Agama Islam
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Ibnu Rusyd Kotabumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61094/arrusyd.2830-2281.58

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Problematika Pendidikan Agama Islam Perspektif Epistemologi. Penelitian ini menggunakan metode Library Research, dengan mengumpulkan informasi, referensi dan data melalui Karya Tulis Ilmiah seperti Jurnal atau Buku dengan analisis deksriptif. Problematika Pendidikan Agama Islam dapat ditinjau dari Ruang lingkup Pendidikan itu sendiri yang terbagi menjadi tiga, yakni Sekolah, Rumah dan Lingkungan. Berikut beberapa Problematika Pendidikan Agama Islam: Pertama, dari sisi Pendidik atau Guru, Kedua, dari sisi Peserta didik. Adapun dari sisi Pendidik atau Guru adalah sebagai berikut: (a) kelemahan dalam menguasai sistem dan metode, (b) kelemahan dalam pengelolaan kelembagaan, ilmu dan teknologi, (c) Minimnya pemikiran yang kreatif, inofatif dan kritis. Sedangkan dari sisi Peserta didik adalah lebih banyak terjadi kemerosotan moral dan kurang menyerap pendidikan karakter disebabkan merosotnya adab atau moral. Pendidik dan Peserta Didik sama-sama memiliki andil yang sangat besar dalam menghadapi dan memecahkan Problematika Pendidikan Agama Islam dikarenakan memiliki peran penting dalam berjalannya proses pendidikan.
Signifikansi Character Building Melalui Aswaja dan Ke-NU-an Di Universitas Nahdlatul Ulama Blitar Arif Muzayin Shofwan
Ar-Rusyd: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol 2 No 1 (2023): Ar Rusyd: Jurnal Pendidikan Agama Islam
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Ibnu Rusyd Kotabumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61094/arrusyd.2830-2281.68

Abstract

Ada banyak cara untuk membentuk karakter di dalam perguruan tinggi, salah satunya melalui Aswaja dan Ke-NU-an. Penelitian diskriptif kualitatif dengan menggunakan studi kasus dengan metode wawancara mendalam ini bertujuan menganalisis pembentukan karakter melalui Aswaja dan Ke-NU-an di Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Blitar. Dalam mata kuliah Aswaja dan Ke-NU-an ditemukan beberapa nilai yang mampu menjadikan mahasiswa dan sivitas akademika memiliki beberapa karakter sebagai berikut. Pertama, cinta pada Tuhan dan alam semesta, misalnya dengan direalisasikan melalui shalawatan, tahlil, manaqib, dan lainnya. Kedua, tanggungjawab, kedisiplinan, dan kemandirian, misalnya tanggungjawaab pada masalah yang berkembang di masyarakat, disiplin dalam beribadah, dan kemandirian dalam berorganisasi. Ketiga, toleransi dan cinta damai terhadap sesama dengan perilaku toleran terhadap kultur lain dan mendamaikan konflik. Keempat, baik dan rendah hati banyak dijelaskan dalam akhlak (tasawuf) salah satunya dengan tradisi mencium tangan orang tua, guru, dan ulama. Kelima, kepemimpinan dan keadilan yang diatur dalam anggaran dasar dan rumah tangga NU. Keenam, kepercayaan terhadap diri, kreatif, kerja keras, dan pantang menyerah, salah satunya dalam tekad pendirian tujuh program studi. Ketujuh, kasih sayang, kepedulian dan kerja sama diwujudkan melalui visi misi UNU. Kedelapan, hormat dan santun diwujudkan dalam sikap kemasyarakatan NU.  Kesembilan, kejujuran merupakan realisasi dari sifat wajib bagi para rasul.
The Dynamics of Development of Islamic Civilization in the Reformation Period ardini, muhammad dimas; mustikasari, diyah ayu; nasikhin, nasikhin; fihris, fihris
Ar-Rusyd: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol 2 No 2 (2023): Ar-Rusyd: Jurnal Pendidikan Agama Islam
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Ibnu Rusyd Kotabumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61094/arrusyd.2830-2281.72

Abstract

The main objectives of this research are historical research on the dynamics of the development of Islamic civilization during the Reformation Period is very interesting to study. It aims to describe the history of the Development of Islamic Civilization in the Reformation Period, and there are several things that include Socio-Cultural Conditions, Government Systems, Islamic Propagation Strategies, Challenges, and Influential Figures in the History of the Development of Islamic Civilization during the Reformation Period.This study  aims to analyze the dynamics of the development of Islamic civilization during the reformation period, the method we examine using the literature method produces data that; 1.) Socio-cultural conditions during the reformation period can be said to be the worst developments because during the reformation period many Indonesian people and immigrants were ethnocentric. 2.) The system of government during the reform period can be seen from the province of South Sulawesi, known as the Kingdom of Gowa, which was led by Sultan Hasanudin with his courage against Dutch colonialism. 3.) The strategy of Islamic da'wah has developed since entering the reform era, as evidenced by the number of Muslim population. 4.) Challenge. Viewed from Sulawesi, the dynamics of the spread of Islam cannot be said to face significant challenges, because the familial approach with autoplastic and alloplastic adjustments can change kings and community leaders to become Muslims so as to form an Islamic empire. 5. Influential Figures Tahir Jalaluddin is an Indonesian scholar with expertise in astronomy and astronomy. He is a figure of the Islamic reform movement in the Malay Peninsula. This study has implications for increasing literature on the history of Indonesian Islamic civilization so that it can add to the scientific treasures of Nusantara Islam.
The Development Of Indonesian Islamic Civilization In The Pre-Independence Periode Millatul Aliyah, Septiana; Nazilah, Jihan
Ar-Rusyd: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol 2 No 2 (2023): Ar-Rusyd: Jurnal Pendidikan Agama Islam
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Ibnu Rusyd Kotabumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61094/arrusyd.2830-2281.78

Abstract

This study aims to analyze the development of Islamic civilization in Indonesia during the pre-independence period. By using the library research method (library research), the data obtained from the results of books and journals. This research shows that; 1) Socio-cultural conditions in the pre-Indonesian era underwent many changes for the better. 2) Government system. In 1755, with Giyanti's approval, the VOC succeeded in becoming the holder of political power on the island of Java. 3) Da'wah strategy through dialogue between traders and buyers, by teaching education at Islamic boarding schools. 4) The challenges of the scholars in conveying the teachings of Islam were not only from the colonizers, but from the scholars and the Muslims themselves. 5) Figures who were influential in the development of Islamic civilization in Indonesia before independence, including Hamzah Fauzi, Sheikh Muhammad Yusup Al-Makasari, the Walisongo etc. This study is important to add to sources of study of Islamic history in Indonesia, especially the scarcity of themes regarding the development of Islamic civilization in Indonesia during the pre-independence period.
Peran Guru PAI dalam Mengajarkan Akhlak di Media Sosial Syafaatunnisa, Shopiah; Nurulhaq, Dadan
Ar-Rusyd: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol 3 No 1 (2024): Ar-Rusyd: Jurnal Pendidikan Agama Islam
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Ibnu Rusyd Kotabumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61094/arrusyd.2830-2281.81

Abstract

Permasalahan akhlak semakin kompleks seiring zaman. Fenomena netizen yang tak beradab, maraknya hoaks, serta pelanggaran akhlak lainnya begitu rentan terjadi di media sosial. Pengguna media sosial yang notabane berstatus pelajar cendrung labil sehingga membutuhkan penguatan dan arahan agar dapat menggunakan media sosial dengan bijak. Hadirnya media sosial menyebabkan urgensi peran ganda guru PAI untuk mengajarkan akhlak yang tidak hanya diaplikasikan di interaksi nyata, tapi juga maya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode kajian pustaka. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa peran guru PAI sangatlah penting dan krusial dalam mengajarkan akhlak di media sosial seperti facebook, instagram, dan lain-lain yang lazim digunakan peserta didik. Peran tersebut terdiri dari peran keteladanan dan peran pengajaran. Adapun peran keteladanan menuntut guru PAI sebagai suri tauladan dalam bermedia sosial. Sedangkan peran pengajaran menuntut guru PAI menjelaskan materi ajar bermuatan akhlak agar lebih kontekstual menyentuh semua lini, baik akhlak di interaksi nyata maupun maya.
Penerapan Multimedia Interaktif Berbasis Peta Konsep Guna Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas Vii Mts Ma'arif Al-Ishlah Bungkal Dalam Pembelajaran SKI Mukminin, Amir
Ar-Rusyd: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol 2 No 2 (2023): Ar-Rusyd: Jurnal Pendidikan Agama Islam
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Ibnu Rusyd Kotabumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61094/arrusyd.2830-2281.84

Abstract

Penelitian ini berfokus pada penggunaan Multimedia Interaktif berbasis Peta Konsep untuk mengetahui hasil dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII. Tujuan penelitian ini adalah   untuk mengetahui apakah ada peningkatan hasil belajar siswa kelas VII sebelum dan sesudah menggunakan media peta konsep. Metode yang digunakan yaitu dengan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus dengan teknik pengumpulan data yaitu wawancara, rekaman, observasi dan analisis data. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pada siswa antara sebelum dan sesudah menggunakan media pembelajaran peta konsep.
Urgensi Pendidikan Agama Islam Dalam Menghadapi Fenomena Intoleransi Antar Umat Beragama Karimah, Abidatul
Ar-Rusyd: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol 2 No 2 (2023): Ar-Rusyd: Jurnal Pendidikan Agama Islam
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Ibnu Rusyd Kotabumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61094/arrusyd.2830-2281.85

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penerapan sikap Toleransi oleh masyarakat yang hidup diantara keanekaragaman dalam sebuah negara. Toleransi merupakan sikap yang paling tepat dalam menghadapi berbagai macam perbedaan yang ada, sikap ini juga akan menciptakan perdamaian dan kerukunan antar sesama. Negara Indonesia merupakan negara besar yang kaya dengan keanekaragaman agama, suku, budaya dan bahasa daerahnya. Akan tetapi dengan adanya perbedaan-perbedaan tersebut, sikap warganya malah keliru. Masyarakat yang dulunya mengedepankan kebersamaan dan kerukunan, kini toleransinya berubah menjadi individualis dan hilangnya sifat saling menghargai sesama warga. Tentunya sifat tersebut sangat merugikan dan bertentangan dengan semboyan kita yaitu semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang artinya walaupun berbeda-beda akan tetapi tetap satu jua. Seharusnya dengan adanya perbedaan ini membuat semangat persatuan yang kita miliki dan perlu kita jaga serta dapat menjadikan bangsa yang semakin kuat karna mampu hidup berdampingan dengan segala keanekaragaman dan perbedaaan didalamnya. Peran penting Pendidikan Agama Islam dalam mewujudkan dan menumbuhkan semangat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dengan memberikan pemahaman tentang kebersaamaan yang harus kita jaga sebagai umat Tuhan yang Maha Esa dan sebagai tugas warga bangsa Indonesia.

Page 2 of 4 | Total Record : 39