cover
Contact Name
Ahmad Abdul Qiso
Contact Email
lp2m.iaiqi@gmail.com
Phone
+6285326789745
Journal Mail Official
qiso.ahmad93@gmail.com
Editorial Address
Jln. Lintas Timur Km. 36 Indaralaya Ogan Ilir, Sumatera Selatan
Location
Kab. ogan ilir,
Sumatera selatan
INDONESIA
Contemplate: Jurnal Ilmiah Studi Keislaman
ISSN : -     EISSN : 27741942     DOI : https://doi.org/10.53649/contemplate
Core Subject : Religion, Education,
Focus and scope Journal Contemplate: Jurnal Studi-studi Keislaman This journal covers the study of social sciences, religion, education, and economics, which integrates Islam-based science disciplines. Islamic Religion Education Sociology of Religion Religious Traditions Religious Moderation Study of the Qur’an and Hadith and other relevant topics.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 62 Documents
Kurikulum Sebagai Ujung Tombak Pendidikan dalam Mempersiapkan Generasi Bangsa Sukatin; Pahmi
CONTEMPLATE: Jurnal Ilmiah Studi Keislaman Vol 1 No 1 (2020): Juni 2020
Publisher : LP2M Institut Agama Islam Al-Qur'an Al-Ittifaqiah Indralaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53649/contemplate.v1i1.468

Abstract

Kurikulum merupakan aspek yang sangat penting dalam pendidikan, tidak lepas dari posisi dan hubungan antara pendidikan dan kurikulum. Seiring dengan perkembangan zaman, kurikulum juga berubah, dan perubahan yang terjadi berdampak besar terhadap perkembangan siswa di Indonesia. Perubahan kurikulum tidak dapat dipisahkan dari upaya memajukan siswa; 1. Dalam ranah kognitif; 2. Dalam domain afektif; 3. Dalam domain Psychomotor. Sehingga kurikulum dapat dianggap sebagai tolok ukur dalam memajukan siswa, karena bentuk dan desain pendidikan menentukan perkembangan siswa.
DAKWAH HABIB JA’FAR PADA KANAL YOUTUBE JEDA NULIS: ANALISIS KONTEN BERSAMA HABIB JINDAN DENGAN BERJUDUL “ARAB MENGHIJAU KIAMAT SUDAH DEKAT DAN JANGAN RAGU BERDAKWAH GAYA MILENIAL” Alfika Inayatul Masruroh
CONTEMPLATE: Jurnal Ilmiah Studi Keislaman Vol 4 No 02 (2023): Desember 2023
Publisher : LP2M Institut Agama Islam Al-Qur'an Al-Ittifaqiah Indralaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53649/contemplate.v4i02.339

Abstract

Kemajuan teknologi menjadikan seseorang mudah menjangkau ataupun mengakses berbagai kajian keagamaan sehingga menjadikan ulama kehilangan legitimasi. Berdakwah pada era digital sekarang ini adalah sarana bagaimana memanfaat media baru sebagai sarana untuk berdakwah. Pada zaman dahulu seorang habib berdakwah dari tempat ke tempat yang lain, tetapi zaman sekarang bisa kita lihat dengan maraknya berbagai media sebagai sarana untuk berdakwah salah satunya yaitu di youtube. Penulis akan meneliti bagaimana metode dakwah Habib Ja'far melalui saluran "Jeda Nulis" dengan fokus pada konten bertema Arab Menghijau Kiamat Sudah Dekat dan Jangan Ragu Berdakwah Gaya Milenial yang menampilkan kolaborasi dengan Habib Jindan. Peneliti berfokus bagaimana cara seorang habib menyampaikan hadis dalam channel tersebut yang memiliki ciri trsendiri dalam penyampainnya. Dalam hal ini penulis menggunakan metode deskriptif-analisis-kritis melalui konten youtube nya. Hasil dari penelitian ini menjelaskan pendekatan Habib Ja'far dalam menarik perhatian audiens muda dengan gaya berpakaian yang terbuka tanpa bersyurban atau berjubah seperti habib yang lain. Selain itu, penelitian juga menyoroti pentingnya memanfaatkan media sosial seperti YouTube untuk menyebarkan dakwah Islam. Tema konten yang diangkat berkaitan dengan pengingat akan dekatnya kiamat dan pentingnya berdakwah dalam gaya milenial. Penelitian ini menggambarkan pentingnya penggunaan metode dakwah yang sesuai dengan syariat serta pesan Habib Jindan tentang kesederhanaan dalam beribadah dan konsistensi dalam melaksanakan kewajiban agama.
Kisah Nabi Zakaria dalam Al-Qur’an dan Al-Kitab (Analisis Pendekatan Intertekstual Julia Kristeva) Sri Kurniati Yuzar; Fachruli Isra Rukmana
CONTEMPLATE: Jurnal Ilmiah Studi Keislaman Vol 4 No 02 (2023): Desember 2023
Publisher : LP2M Institut Agama Islam Al-Qur'an Al-Ittifaqiah Indralaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53649/contemplate.v4i02.355

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterkaitan unsur teks antara Al-Qur’an dengan Al-kitab dalam kisah nabi Zakaria dengan menggunakan teori intertekstual yang digagas oleh Julia Kristeva. Nabi Zakaria merupakan seorang nabi yang memiliki keteguhan hati yang kuat dan sikap yang sangat gigih dalam berdo’a. Allah SWT mengabulkan do’anya dengan memberikan berita gembira berupa akan lahirnya seorang bayi laki-laki dari rahim istrinya. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research) yaitu penelitian yang menggunakan data dari literatur-literatur berupa buku, artikel jurnal, serta tulisan lain yang terkait dengan penelitian ini. Setidaknya ada dua permasalahan akademik yang dirumuskan pada penelitian ini. Pertama, Bagaimana Intertekstual kisah nabi Zakaria dalam Al-Qur’an dan Al-Kitab. Kedua, Bagaimana analisis kritis kisah nabi Zakaria dalam Al-Qur’an dan Al-Kitab. Hasil penelitian ini dapat dikelompokkan pada dua kategori, Pertama, penelitian ini menunjukkan bahwa dalam menceritakan kisah nabi Zakaria, narasi yang digunakan oleh Al-Qur’an telah mengalami transformasi dari teks Al-Kitab. Hubungan kedua teks ini dalam narasi kisah nabi Zakaria mewakilkan beberapa prinspip intertekstual yaitu berupa haplologi, ekspansi, eksistensi, konversi dan paralel. Kedua, Keteguhan dan kegigihan nabi Zakaria dalam berdo’a merupakan manifestasi dari kekuatan tauhid yang dimilikinya. Selain itu, ayat-ayat yang berbicara mengenai kisah biasanya merupakan ayat makiyah sehingga pada masa itu menjadi motivasi bagi nabi Muhammad SAW agar tetap bersabar dalam menghadapi segala bentuk rintangan dalam proses dakwahnya.
Historiografi Hadis: Studi Pemikiran Rasyid Aylal dalam Kitab Shahih Al-Bukhari Nihayah Usturah Sherina Wijayanti; Muhammad
CONTEMPLATE: Jurnal Ilmiah Studi Keislaman Vol 4 No 02 (2023): Desember 2023
Publisher : LP2M Institut Agama Islam Al-Qur'an Al-Ittifaqiah Indralaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53649/contemplate.v4i02.366

Abstract

Abstract This research discusses Rasyid Aylal’s criticism of Imam Bukhari and this book Sahih Al-Bukhari , as well as the responses of other scholars to Aylal’s criticism. Aylal’s criticism is written in the book Sahih Al-Bukhari Nihayah Usturah, published in 2018. The presentation of Aylal’s criticism, which is written with invalid references, has sparked controversy among scholars, especially considering Aylal’s identity as a non-hadith scholar, rasing questions about the quality of his critique of hadith literature. It is undeniable that Imam Bukhari is known as a monumental hadith scholar, and his book is recognition is rejected by Aylal. Aylal argues that Imam Bukhari is a liar, and his book, which contains many weak hadiths, should not be considered a sahih (authentic) book. This research was conducted using the library research method with a literature review approach, where the literature sources were taken from various classical books and journals related to the topic. This research results in three main findings: First, Rasyid Aylal is known as a controversial figure in critiquing the historicity of the book Sahih Al-Bukhari. Second, Aylal’s thingking is based on hadiths found in Sahih Al-Bukhari that are often considered irrational, and there is no evidence that the companions truly collected written hadiths. Third, Aylal’s accusations in book Sahih Al-Bukhari Nihayah Usturah are not subtantiated and contain various form of plagiarism
The Tradition Of Ngaji Jama' (A Study Of Living Qur'an In The Dompu Community, West Nusa Tenggara) Aulia, Nurul
CONTEMPLATE: Jurnal Ilmiah Studi Keislaman Vol 5 No 01 (2024): Juni 2024
Publisher : LP2M Institut Agama Islam Al-Qur'an Al-Ittifaqiah Indralaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53649/contemplate.v5i01.370

Abstract

This Living Qur'an research discusses the tradition (Ngaji Jama') of reading the Qur'an using the rhythm of tartil and tilawah. Ngaji Jama' is a religious ritual performed by the people of Bima and Dompu, West Nusa Tenggara. It is held at night (Ba'da Isha). The series of events of the Ngaji Jama' tradition are: Wedding, circumcision and Tahlilan by chanting the Qur'an using rhythm together or taking turns. This study aims to find out the process of Ngaji Jama' in the tradition of religious rituals carried out at Ngaji Jama' Wedding, Khitanan and Tahlilan events. Furthermore, to find out what impact Ngaji Jama' has on the social life of the people of Dompu, West Nusa Tenggara. The recitation of the Qur'an undergoes transmission and transformation, namely, the Recitation of the Qur'an in the Companions Era, the Recitation of the Qur'an in the Middle Era and the Recitation of the Qur'an in the Contemporary Era. In this study the author used descriptive, qualitative methods, then strengthened by primary data sources, secondary data and analyzed the data by collecting data through observation, interviews and documentation. This research was conducted by interviewing several religious leaders as well as reciters and Qariahs among the Dompu community. Based on the results of the research, it can be concluded that the people of Dompu understand the Qur'an not only as a holy book, but also as the embodiment of an ideal society that is always close to the Qur'an. This is what distinguishes the Ngaji Jama' tradition from other regions when there is a formal or non-formal event. Keywords: Kata Tradition, Ngaji Jama’, Living Qur'an
Makna Jihad Habib Ja’far sebagai Kontra Narasi Ekstremisme Keagamaan (Analisis Podcast “Login” Close the Door) Huzaifah
CONTEMPLATE: Jurnal Ilmiah Studi Keislaman Vol 4 No 02 (2023): Desember 2023
Publisher : LP2M Institut Agama Islam Al-Qur'an Al-Ittifaqiah Indralaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53649/contemplate.v4i02.374

Abstract

Narratives of extremism on the digital stage are increasingly massive, these extremist groups utilize various internet platforms and social media to propagate their ideology more widely. For example, the discourse on jihad, which is interpreted as a verse of war, has become one of the causes that trigger acts of violence, intolerance and dehumanization. To counter the narrative of extremism in society, especially the younger generation (who are very familiar with the digital world), a counter-narrative concept is needed to reduce the extremist narrative with creative conveyances that can reach the younger generation. Habib Ja'far with his more inclusive and multicultural preaching on social media, thoroughly brings religious narratives in moderation, tolerance and countering extremist Islamic narratives. The results of this study indicate that the counter-narrative constructed by Habib Ja'far in the meaning of jihad, first, has an inclusive understanding, second, prioritizes tolerance and moderation in religion, and third is anti-fanaticism.
Tuduhan Stephen J. Shoemaker Terhadap al-Qur’an Farhan, Rivki Lutfiya; Muhammad Faisal
CONTEMPLATE: Jurnal Ilmiah Studi Keislaman Vol 4 No 02 (2023): Desember 2023
Publisher : LP2M Institut Agama Islam Al-Qur'an Al-Ittifaqiah Indralaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53649/contemplate.v4i02.387

Abstract

Para orientalis berusaha memperluas kajian al-Qur’an. Bermula dari mengkaji struktur ayat, penamaan surat, otentisitas, historical critic, di antara orientalis yang melakukan pengkajian melalui historical critic ialah Stephen J. Shoemaker. Tulisan ini akan mendiskusikan perihal keraguan Shoemaker terhadap al-Qur’an, yang berasal dari gugatan Shoemaker yang menganggap banyaknya riwayat rancau dan saling bersebrangan. Berpusat kepada pertanyaan, seperti apa tuduhan Stephen J. Shoemakher mengenai keraguan dalam riwayat kodifikasi al-Qur’an, dan bagaimana pandangan kisah dalam al-Qur’an menurut Stephen J. Shoemakher. Artikel ini merupakan penelitian pustaka dengan menggunakan metode deskripsi-analitis. Dalam artikel ini menyimpulkan bahwa kerancauan yang dijumpai Shoemaker dibuktikan dengan banyaknya riwayat-riwayat yang saling bertolak belakang dalam kitab karya Ibn Shabbah, Ibn Sa’d, dan Sayf Ibn ‘Umar. Menurutnya Ibn Shābbah hanya menyebutkan Umar bin Khattāb sebagai promotor pengusung al-Qur’an, tanpa melibatkan Abu Bakar dan Utsmān, Sementara dalam riwayat lain, prosesi pengumpulan al-Qur’an sudah diusulkan di era Abu Bakar, dilanjutkan era ‘Umar, dan Utsmān. Dualitas pemaknaan kata jama’a, menurut Shoemaker menyebabkan kesalahan fatal yang bisa menyebabkan pemahaman yang berbeda, dalam buku Ibn Sa’d dan Sayf Ibn ‘Umar, tidak menyebutkan sama sekali minat ‘Utsmān dalam menetapkan teks al-Qur’an, justru Ubay bin Ka’ab lah yang diutamakan dalam tradisi pengumpulan al-Qur’an, dan membahas tentang penyelesaian perbedaan-perbedaan dari naskah-naskah “pendamping” awal yang sudah beredar, bukan tentang pengumpulan dan pengumuman tentang versi baru otoritatif pada masa Usman bukan ‘Utsmān. Berdasarkan kerancauan riwayat tersebut Shoemaker menganggap bahwa kisah dalam al-Qur’an ialah sebuah kepalsuan, kita tidak mengetahui kebenaran realita yang terjadi pada saat nabi maupun khalifah dengan berdasar pada riwayat yang bersebrangan
Parallelism Of Heaven in Al-Qur'an Translation of Kemenag and Al-Kitab Translation Of Sabda Khairunnisa; Irfansyah
CONTEMPLATE: Jurnal Ilmiah Studi Keislaman Vol 4 No 02 (2023): Desember 2023
Publisher : LP2M Institut Agama Islam Al-Qur'an Al-Ittifaqiah Indralaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53649/contemplate.v4i02.421

Abstract

This study discusses the parallels and similarities of heaven in the translation of the Ministry of Religious Affairs' al-Qur'an and al-kitab (the Bible) of Sabda. This study explains the similarity of the meaning of heaven between the two books because there are some similarities in explaining heaven. Therefore, this research uses the intertextuality approach pioneered by Julia Kristeva to see the similarities between the two holy books. The results of this research from the configuratioPARALLELISM OF HEAVEN IN AL-QUR'AN TRANSLATION OF KEMENAG AND AL-KITAB TRANSLATION OF SABDAn are more dominant to the similarity so that the parallel principle is more important in naming heaven, then also found the principle of excerpts, modifications in human disclosure, and description of heaven in the translation of al-Qur'an and al-Kitab.
The Transformation of Mosques as Religious Tourism Destinations in Indonesia: An Examination into Hadiths Fachruli Isra Rukmana; Nurun Najwah; Sri Kurniati Yuzar
CONTEMPLATE: Jurnal Ilmiah Studi Keislaman Vol 5 No 01 (2024): Juni 2024
Publisher : LP2M Institut Agama Islam Al-Qur'an Al-Ittifaqiah Indralaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53649/contemplate.v5i01.639

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk mengetahui transformasi masjid sebagai destinasi wisata religi di Indonesia. Kemajuan teknologi dan perkembangan zaman membuat peradaban manusia mengalami perubahan cara pandang. Masjid yang memiliki fungsi sentral sebagai sarana dan tempat beribadah, kini mengalami transformasi multifungsi, yaitu sebagai destinasi wisata. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan library research. Sumber data yang digunakan adalah literatur seperti buku, artikel ilmiah, jurnal, dan laman web yang disajikan secara kritis-analitis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masjid sebagai destinasi wisata religi tidak terlepas dari beberapa faktor, yaitu kemegahan bangunan dan fasilitas pendukung, catatan sejarah yang tak terlupakan, serta peningkatan spiritualitas dan religiusitas sebagai kebutuhan dasar manusia. Keberadaan masjid yang disulap menjadi destinasi wisata memiliki dampak positif dan negatif. Dampak positifnya dapat dirasakan oleh warga, yaitu meningkatkan umkm masyarakat yang tinggal di sekitar masjid, seperti pedagang kaki lima, tukang parkir, dan usaha berupa hotel dan penginapan lainnya. Namun, dampak negatifnya adalah kemacetan, pedagang kaki lima yang sulit ditertibkan, dan berkurangnya nilai kesakralan masjid yang seharusnya dapat menjaga nilai dan fungsi utamanya sebagai tempat ibadah.
Construction of Ustadz Firanda Andirja Abidin's Da'wah on Youtube Account about Tahlilan Saniatul Hidayah
CONTEMPLATE: Jurnal Ilmiah Studi Keislaman Vol 5 No 01 (2024): Juni 2024
Publisher : LP2M Institut Agama Islam Al-Qur'an Al-Ittifaqiah Indralaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53649/contemplate.v5i01.642

Abstract

This paper will discuss the construction of tahlilan through da'wah from the Youtube account "Firanda Andirja", where the account has a routine in posting religious narratives containing the Qur'an and hadith. The delivery of da'wah on the account seems to have a significant influence in changing the audience's views on the practice of tahlilan, based on the Prophetic traditions and the views of the Shafi'iyyah Ulama. This paper is included in a literature study by referring to the theory presented by Stuart Hall, namely cultural studies. This theory helps in understanding how Islamic identity is presented and constructed in the media, as well as its impact on individual perception and identity. In the construction process, the author classifies three points that depart from Firanda Andirja's da'wah in the content regarding tahlilan, namely; the hadith that explains tahlilan as a religious tradition, the hadith that shows the arrival of the reward to the deceased, and the hadith that explains about serving dishes to the family of the deceased. From the da'wah delivered, it triggers a variety of responses among audiences (netizens) who comment on the column provided. The results found, that Ustadz Firanda Andirja's da'wah in his Youtube account with the content title 'Tahlilan Bid'ah?' has a bias in understanding and narrating his studies, this is evidenced by his understanding which tends to be textualist and subjective. This then has positive and negative implications for social media users.