cover
Contact Name
Kurnia Rahmad Dhani
Contact Email
kurniadhani@isi.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
idea.jurnalisiyogyakarta@gmail.com
Editorial Address
Komplek Kampus Institut Seni Indonesia Yogyakarta Jl. Parangtritis Km. 6,5 Kotak Pos 1210, Glondong, Panggungharjo, Kec. Sewon, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55001
Location
Kab. bantul,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
IDEA: Jurnal Seni Pertunjukan
ISSN : 14116472     EISSN : -     DOI : -
IDEA draws its contributions from academics and practitioner-researchers at the interface of the performing arts. It acts as a forum for critical study, innovative practice, and creative pedagogy, addressing themes that may be domain-specific (e.g., dance, music, theatre, puppets, karawitan, ethnomusicology, culture and arts) or situated at the convergence of two or more disciplines. The journal invites original, significant, and rigorous inquiry into all subjects within or across disciplines related to the performing arts. It encourages debate and cross-disciplinary exchange across a broad range of approaches. The spectrum of topics includes Ethnomusicology, Karawitan, Music, Music Education, Dance, Theatre, Puppet, and Arts education.
Articles 16 Documents
Search results for , issue "Vol 19, No 1 (2025)" : 16 Documents clear
Penerapan Teknik Dasar Marcel Moyse dalam Pembelajaran Flute di SMK Negeri 11 Medan Wuryani, Endang Tri; Nugroho, Titis Setyono Adi; Narselina, Puput Meinis
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 19, No 1 (2025)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/idea.v19i1.9285

Abstract

Bermain musik tidak akan terlepas dari kegiatan rutin yaitu latihan. Proses latihan seharusnya memiliki sebuah acuan agar latihan lebih berdasar dan menjadi latihan yang efektif. Untuk itu dibutuhkan sebuah metode dalam berlatih. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian tentang penerapan metode Marcel Moyse dalam pembelajar flute di SMK Negeri 11 Medan. Banyaknya permasalahan yang muncul ketika proses pembelajaran flute, menjadikan peneliti hanya memfokuskan pada teknik dasar yaitu posisi bibir dan rahang yang menjadi homogenitas nada di setiap register menjadi lebih jelas serta colour tone pada flute pun muncul. Menerapkan metode Marcel Moyse menjadi metode untuk permasalahan diatas pada murid-murid flute di SMK negeri 11 Medan. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi dalam pengumpulan datanya. Setelah dilakukannya penerapan metode Marcel Moyse terhadap murid flute, ternyata metode ini berhasil membuat produksi suara dan homogenitas di setiap register nada dapat dicapai dengan baik.
Analisis Semiotika Lagu “Hey Jude” Karya The Beatles Simanungkalit, Steven Sahat; Pasaribu, Rianti Mardalena; Purba, Ezra Deardo
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 19, No 1 (2025)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/idea.v19i1.14826

Abstract

“Hey Jude” adalah single terlaris dari The Beatles yang berhasil mendunia dan menghibur banyak penikmat musik. Hal ini dapat memunculkan pertanyaan yang berhubungan dengan makna lagu yang mendunia tersebut. Oleh karena itu, peneliti memilih untuk melakukan penelitian yang berjudul “Kajian Semiotika Lirik dan Instrumental pada Lagu “Hey Jude” Karya The Beatles”. Tujuan peneliti dalam memilih topik tersebut adalah untuk mendapatkan pemahaman mengenai makna yang terdapat dalam lagu “Hey Jude” yang tidak hanya memberikan makna lagu tersebut, tetapi lebih dilengkapi dengan penjelasan hubungan antara makna lagu dengan lirik dan hal-hal lain yang terdapat dalam struktur lagu tersebut. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian adalah deskriptif kualitatif dengan objek formal yaitu penelitian semiotika lagu “Hey Jude”, dan objek primer yaitu lagu “Hey Jude”. Teori/konsep yang akan digunakan dalam penelitian adalah teori analisis bentuk musik Leon Stein, teori musik Benward, dan teori semiotika Saussure. Inti dari teori yang akan digunakan adalah Sound-Image (Signifier) dan Concept (Signified). Hasil penelitian menunjukkan bahwa makna dari lagu “Hey Jude” adalah sebuah upaya untuk menghibur seseorang yang sedang mengalami kesulitan dalam hidupnya. Penulis lagu meminta seseorang yang disebut dengan nama “Jude” untuk selalu berusaha dan tidak memendam kegelisahannya. Penelitian ini dapat membantu dalam pemahaman mengenai bagaimana penelitian semiotika dapat membantu dalam memahami makna karya seni musik.
Eksistensi Grup Band Shaggydog di Yogyakarta ditinjau dari Aspek Manajemen Strategis Bebrilian, Paschalis Debry; Nugroho, Titis Setyono Adi; Purba, Ezra Deardo
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 19, No 1 (2025)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/idea.v19i1.10184

Abstract

Latar belakang penelitian berdasarkan eksistensi grup band Shaggydog di tengah fenomena bubarnya beberapa grup band di Yogyakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem manajemen grup band Shaggydog dan mengetahui eksistensi grup band Shaggydog ditinjau dari aspek manajemen strateginya. Konsep atau teori yang digunakan dari penelitian ini adalah manajemen strategi yang dianalisis menggunakan 4 elemen dasar dalam teori manajemen strategi yang terdiri dari: 1) Environmental scanning; 2) Strategy formulation; 3) Strategi implementation; dan 4) Evaluation and control.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif analitik. Data diperoleh dengan in-depth interview yang dilakukan dengan direktur utama PT. Putra Bersinar Bersama yang juga merupakan manajer dari grup band Shaggydog. Selain itu, wawancara juga dilakukan dengan manajer Doggyshop yang juga koordinator Doggies Indonesia dan koordinator Doggies Yogyakarta.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, sistem manajemen Shaggydog yakni berbentuk PT (Perseroan Terbatas) namun tetap mengusung asas kekeluargaan; kedua, ditinjau dari aspek manajemen strategi, Shaggydog berhasil mengimplementasikan 4 elemen dasar tersebut sebagai eksistensinya dengan membuat 3 sub unit usaha diantaranya: DoggyHouse Record, DoggyShop, dan band Shaggydog itu sendiri. Saran bagi grup band Shaggydog, di antaranya: 1) Untuk terus membuat program yang bervariasi dan berinovasi dengan mengikuti perkembangan zaman; 2) Mampu untuk merubah kelemahan yang dimiliki menjadi kekuatan.
Kajian Perilaku Penikmat Musik Homeband Kala Kita di Yogyakarta Lampitasary, Manisa; Bintarto, Antonius Gathut; Nugroho, Titis Setyono Adi
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 19, No 1 (2025)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/idea.v19i1.10592

Abstract

Kebutuhan akan suasana dan tempat menikmati musik hiburan yang nyaman membuat penikmat musik memilih club sebagai tujuan. Upaya menyuguhkan suasana musik dan perilaku para penikmat live music seperti itu ditelaah dengan menyoroti aktivitas salah satu club music di Yogyakarta yaitu Gold Dragon. Kala Kita sebagai salah satu band penyaji dengan vokalis terbanyak dipilih untuk ditinjau konsep penyajiannya. Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa suasana menikmati musik dapat dibangun  dengan memperhatikan elemen melodi yang ear catching, lirik yang mencerminkan emosi tertentu, aspek pertunjukan musik yang memperhatikan tempo dan alur penyajian musik. Respon penikmat musik muncul dengan bernyanyi bersama, menggerakkan tubuh mengikuti irama musik dan meluapkan emosi dengan tertawa dan menangis sesuai dengan kenangan yang muncul saat lagu tertentu disajikan. Ragam respon perilaku penikmat musik juga dipengaruhi oleh alkohol yang memberikan pengaruh efek inhibisi, relaksasi, dan perubahaan mood. Penelitian dengan metode penelitian kualitatif ini menggunakan teknik purposive sampling dengan mengambil 3 narasumber penikmat musik dari berbagai latar belakang usia, homeband Kala Kita, dan karyawan di Gold Dragon untuk mendapatkan data utama penelitian dengan menggunakan wawancara mendalam. Hasil triangulasi dan reduksi data menunjukkan bahwa homeband Kala Kita meramu pertunjukan musik dengan memperhatikan 3 jenis tempo yaitu tempo lambat, sedang dan cepat. Lagu bertempo lambat dengan syair yang menyiratkan kegalauan, lagu bertempo sedang memberikan suasana ketenangan dan lagu bertempo cepat menggambarkan suasana yang riang dan gembira.
Pengaruh Manajemen Produksi Sequencer dalam Penyajian Musik Ibadah “Influence Generation” Timung, Matthew Adriel; Sitinjak, Linda; Nugroho, Titis Setyono Adi
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 19, No 1 (2025)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/idea.v19i1.14812

Abstract

Digitalisasi memengaruhi penyajian musik era ini, meskipun gereja masih menghadapi tantangan dalam beradaptasi. Penelitian ini mengeksplorasi pengaruh manajemen produksi sequencer pada musik ibadah di Influence Generation menggunakan metode kualitatif dengan data primer dari observasi dan wawancara, serta data sekunder dari sumber relevan. Hasil menunjukkan bahwa manajemen produksi sequencer berpengaruh pada implementasi perangkat seperti teknik panning routing dan persiapan pengguna, termasuk worship leader, musisi, dan sound engineer. Pengaruhnya terlihat pada adaptasi pengguna, evaluasi, serta audisi untuk meningkatkan kualitas musik ibadah. Manajemen produksi sequencer dinilai efektif, namun dapat ditingkatkan melalui perbaikan perangkat, evaluasi rutin, dan peran tambahan playback engineer.
Peran Pengaplikasian Musik Latar dalam Penggambaran Karakter Arthur Fleck pada Film Joker (2019) Aji, Emanuel Pandu; Akbar, Mohammad Alfiah; Nugroho, Titis Setyono Adi
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 19, No 1 (2025)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/idea.v19i1.14796

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengungkap peran pengaplikasian musik latar dalam menggambarkan karakter Arthur Fleck pada film Joker (2019). Fokus penelitian berada pada penggabungan musik diegetic dan non-diegetic, serta perannya dalam merepresentasikan kompleksitas karakter utama. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi pustaka dan observasi, di mana data diperoleh melalui dokumentasi dan analisis pada dua scene yang menonjolkan penggabungan musik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggabungan musik diegetic dan non-diegetic efektif menciptakan kesan misterius, suram, dan gelap, selaras dengan karakter Arthur yang depresi, tidak stabil, dan penuh imajinasi. Dilakukan analisis sinematik (Bordwell & Thompson) untuk mengungkap keterpaduan antara musik, elemen visual seperti pencahayaan, kostum, sudut kamera, dan suasana yang mendukung pengembangan karakter. Musik latar pada film ini juga menunjukkan kesesuaian dengan karakteristik musik film thriller (Brown), seperti harmoni disonan, ritme tak terduga, dan melodi berulang, yang memperkuat emosi dan karakter pemeran. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa penggabungan musik latar secara efektif mendukung penggambaran karakter Arthur Fleck, memberikan wawasan baru tentang pentingnya desain musik dalam memperkuat narasi dan representasi emosional dalam film
In Ear Monitor Bagi Pemusik GPdI Hagios Family Yogyakarta Christian, Michael; Purba, Ezra Deardo; Nugroho, Titis Setyono Adi
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 19, No 1 (2025)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/idea.v19i1.14836

Abstract

Musik memiliki peran penting dalam pelayanan gereja, dan kualitas sound system memengaruhi pengalaman ibadah. Kemajuan teknologi telah membuka pintu bagi peluang-peluang baru dalam mengekspresikan musik gereja, seperti pemanfaatan teknologi canggih dan penggunaan alat musik digital. Penelitian ini bertujuan menganalisis penggunaan in ear monitor (IEM) bagi musisi di GPdI Hagios Family Yogyakarta dalam meningkatkan peforma pemusik dan mengetahui hasil dari permainan musik oleh pemusik GPdI Hagios Family Yogyakarta saat mengunakan in ear monitor (IEM). Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan wawancara terhadap tim musik gereja. Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data melalui wawancara kepada musisi aktif di GPdI Hagios Family Yogyakarta. Konsep ataupun teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengenai teknologi musik serta musik gereja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa musisi merasa in ear monitor (IEM) memberikan kualitas suara yang lebih baik dibandingkan monitor konvensional. Musisi gereja mengalami peningkatan kenyamanan dan fokus selama bermain musik. Secara keseluruhan, penggunaan in ear monitor (IEM) terbukti meningkatkan performa musik dan kualitas pelayanan musik di gereja. Penelitian ini menyimpulkan bahwa in ear monitor (IEM) memiliki dampak positif terhadap kinerja musik gereja, dengan rekomendasi penggunaan teknologi sejenis untuk meningkatkan kualitas musik dalam pelayanan ibadah.
Strategi Mengatasi Tantangan Teknis Penjarian dan Dua Legato Satu Staccato pada Cello dalam Variasi Rosini Karya Paganini Lundito, Farel Jonggi; Satria, Eki; Narselina, Puput Meinis
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 19, No 1 (2025)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/idea.v19i1.15719

Abstract

Variation on a Theme by Rossini yang ditulis oleh Paganini dan ditranskrip pada instrumen cello oleh Murice Gendron aslinya adalah karya untuk biola dan piano. Gendron mempertahankan keaslian karya tersebut untuk memainkan seluruh bagian hanya dengan satu senar yang secara keseluruhan dikatakan sulit. Karya ini  dimulai dengan melodi aria bel-canto yang indah, kemudian divariasi dalam tempo cepat, menawan, menarik dan menyenangkan, sehingga banyak pemain biola dan cello memainkannya dalam penutup konser atau resital. Tujuan penelitian adalah  untuk  mengatasi teknik  penjarian  yang  banyak  berpindah posisi karena dimainkan dalam satu senar dan teknik dua legato satu staccato dalam tempo cepat. Metode penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan musikologi, dengan tahap pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian yang diperoleh adalah teknik penjarian Variation on a Theme by Rossini yang ditulis oleh Paganini dapat diatasi memakai tangganada satu senar dari Carl Flesch, tangga nada ibu jari, arpeggio, shifting, artificial harmonic, penjarian di semua posisi dari etude Louis Feuillard, dan penjarian meregang sekaligus  moving thumb dari etude Dotzauer. Adapun teknik gesekan dua legato satu staccato dapat diatasi memakai beberapa variasi gesekan dari Kreutzer. Strategy for Overcoming the Technical Challenges of Fingering and Two Legatos One Staccato on the Cello in Paganini's Rossini VariationsVariations on a Theme by Rossini written by Paganini and transcribed on the cello instrument by Murice Gendron is originally a work for violin and piano. Gendron maintains the authenticity of the work to play the entire part with only one string which is generally said to be difficult. This work begins with a beautiful bel-canto aria melody, then varied in a fast, charming, interesting and enjoyable tempo, so that many violinists and cellists play it in the closing of concerts or recitals. The purpose of the study was to overcome the fingering technique that often changes position because it is played on one string and the technique of two legato one staccato in a fast tempo. The research method used is a qualitative research type with a musicology approach, with data collection stages in the form of observation, interviews, and documentation. The results of the study are the fingering technique of Variation on a Theme by Rossini written by Paganini can be overcome using the one-string scale from Carl Flesch, the thumb scale, arpeggio, shifting, artificial harmonic, fingering in all positions from Louis Feuillard's etude, and stretching and moving  thumb  fingering  from  Dotzauer's etude.  The  two  legato  one  staccato bowing technique can be overcome using several friction variations from Kreutzer.
Reinterpretasi Penjarian Cello pada Fantasia for Cello and Piano karya Joko Suprayitno & Sulistyo Utomo (Sebuah Studi Komparatif) Darmasakti, Raden Dwityatama; Wirayudha, Asep Hidayat; Nurcahyo, Prisca Nada
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 19, No 1 (2025)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/idea.v19i1.15950

Abstract

Artikel ini merupakan hasil penelitian tentang eksplorasi praktik instrumen cello. Penelitian ini akan berfokus pada reinterpretasi penjarian peneliti pada karya Fantasia for Cello and Piano dalam bentuk eksperimen dengan meninjau interpretasi para pemain sebelumnya yang diharapkan dapat memberi opsi penjarian yang lebih nyaman yang disesuaikan dengan anatomi jari peneliti. Fenomena pengaruh penyesuaian anatomi jari dalam keputusan opsi penjarian ini menjadikan dorongan bagi peneliti untuk bereksperimen dalam reinterpretasi penjarian dari karya tersebut. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan komparatif dan practice led research. Penelitian ini bertujuan untuk menciptakan hasil reinterpretasi penjarian berupa opsi penjarian pada beberapa bagian yang dirasa krusial dan memerlukan perhatian khusus.  Hasil penelitian menunjukan bahwa beberapa opsi dari keseluruhan pembahasan tidak relevan bagi para pemain sebelumnya mengenai opsi penjarian peneliti. Akan tetapi, hasil reinterpretasi penjarian ini dapat menjadi alternatif bagi para pemain lain yang ingin memainkan karya ini di masa mendatang. Dengan semakin banyak alternatif opsi penjarian, maka akan semakin mempermudah dalam menentukan opsi penjarian yang dirasa paling cocok pada seorang pemain. Artikel ini diharapkan menambah pemahaman bagi para pembaca mengenai karya Fantasia for Cello and Piano agar semakin dikenal dikalangan masyarakat dan mancanegara. Artikel ini juga diharapkan menjadi sebuah literasi baru bagi para pembaca yang ingin meneliti tentang reinterpretasi khususnya reinterpretasi karya musik.Kata kunci: reinterpretasi, eksperimen, penjarian cello, practice led research, studi komparatifCello Fingering Reinterpretation on Fantasia for Cello and Piano by Joko Suprayitno & Sulistyo Utomo (a Comparative Study)This article is the result of research on cello practice exploration. This research focused on author’s fingering reinterpretation based on Fantasia for Cello and Piano in the forms of experiment of previous player’s interpretation, which is expected to provide more comfortable fingering options that are adapted to author’s finger anatomy. Phenomenon of finger anatomical adjustments on fingering option decisions has prompted author to experimenting on fingering options of the work. This research method uses qualitative method with comparative and practice led research approach. This research aims to create the result from reinterpreting fingering option on several spot that are crucial and require extra attention. The result of this research has shown that some of author’s fingering option from the overall discussions are not relevant for the previous players. However, the result of this fingering reinterpretation could be an alternative for some other players who who want to play this piece in the future. With more alternatives fingering options, will make it more easier for the players to choose the best fingering options. This article is expected to increase readers' understanding of the work Fantasia for Cello and Piano so that can be increasingly known among the public and abroad. This article is also expected to be a new literacy for readers who want to research about reinterpretation, especially reinterpretation of musical works.Keywords: reinterpretation, experiment, cello fingering, practice led research, comparative study
Tari Nenemo Sebagai Identitas Masyarakat Kabupaten Tulang Bawang Barat Mariska, Fransiska Ria; Martiara, Rina; Manganti, Galih Suci; Winarti, Tutik
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 19, No 1 (2025)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/idea.v19i1.16623

Abstract

Tari Nenemo, yang dipersembahkan sejak 2016 di Kabupaten Tulang Bawang Barat, Lampung, merupakan sebuah representasi identitas yang dirancang oleh pemerintah daerah sebagai fondasi jati diri dan pembangunan masyarakat wilayah pemekaran baru. Tarian ini menyatukan keberagaman budaya, aktivitas keseharian, serta filosofi hidup yang mendalam nilai kerja keras ("nemen"), pantang menyerah ("nedes"), dan keikhlasan ("nerimo") yang berakar dari kearifan lokal Piil Pesenggiri. Sebagai respons terhadap dinamika sosio-politik pasca pemekaran, Tari Nenemo diharapkan mampu merefleksikan serta mengangkat karakteristik khas masyarakat Tulang Bawang Barat, terutama di tengah dominasi penduduk transmigran, dengan usaha pelestarian dan sosialisasi budaya sebagai upaya mewariskan nilai-nilai tersebut kepada generasi mendatang. Penelitian terkait berfokus pada pengungkapan makna dan elemen simbolik dalam tarian ini guna memahami kesesuaiannya dengan konteks sosial budaya lokal, meskipun kajian mendalam menggunakan lensa semiotika Charles Sanders Peirce masih belum banyak dilakukan. Literatur dan studi sebelumnya yang memaparkan proses penciptaan, penyajian, serta aspek musikalitas pendamping Tari Nenemo, bersama dengan referensi mengenai identitas kultural Lampung, memberikan gambaran bahwa setiap unsur pertunjukan mulai dari gerakan, ekspresi, kostum, dan properti berperan tak hanya sebagai elemen estetis, melainkan juga sebagai cerminan falsafah hidup dan dinamika sosial yang otentik, sehingga tarian ini menjadi simbol identitas yang kuat di tengah arus modernisasi. 

Page 1 of 2 | Total Record : 16