cover
Contact Name
Mohamad Ervandi
Contact Email
m.ervandi@umgo.ac.id
Phone
+628114358552
Journal Mail Official
m.ervandi@umgo.ac.id
Editorial Address
Jl. Prof. Mansoer Pateda, Desa Pentadio Timur, Kecamatan Telaga Biru Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo
Location
Kab. gorontalo,
Gorontalo
INDONESIA
JSTT (Jurnal Sains Ternak Tropis)
ISSN : -     EISSN : 29859824     DOI : -
JSTT (Jurnal Sains Ternak Tropis) (E-ISSN 2985-9824) is a journal published and managed by the Program Study Animal Husbandry, Muhammadiyah University of Gorontalo. it is a peer reviewed journal published Two times a year on (Januari and Juli) and now actively using Open Journal System (OJS). This journal mediates the dissemination of researchers from various disciplines and review Nutrition and Animal Feed, Feed Science and Technology, Livestock Biotechnology, Animal Reproduction and Physiology, Breeding and Genetics, Animal Production, Animal Behaviour, Socio-Economic Livestock, and Animal Products Science and Technology. The access to entrire articles in this journal is free. The editorial goal is to provide a forum exchange and an interface between academia, industry, government and society in the filed of animal science and technology.
Articles 35 Documents
Pengaruh Pemberian Probiotik EM4 Terhadap Pertumbuhan Berat Badan Ayam Joper di Sejahtera Farm Kediri Afikasari, Dian; Maskur, Camal Adi; Ervandi, Mohamad
Jurnal Sains Ternak Tropis Vol 3, No 2 (2025): Juli
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31314/jstt.3.2.131-136.2025

Abstract

The livestock sector is one of the priority sectors as the foundation of the domestic economy. Livestock products that continue to experience increased demand are meat. JOPER chickens are a superior breed that can produce high meat productivity. The experimental design used in this study was a Completely Randomized Design (CRD) with 4 treatments and 3 replications. The results of the study showed the average individual weight in the different probiotic treatment categories during the third and fifth weeks, along with the average weight gain and standard deviation. The results of the study showed that chickens receiving probiotics had higher body weights compared to the control group that did not receive probiotic treatment. Although there was an increase in weight gain, there was no significant difference between the treatment and control groups. This indicates that probiotics improve feed efficiency without affecting the amount of feed consumed. Sektor peternakan merupakan salah satu sektor prioritas sebagai pondasi perekonomian dalam negeri. Produk peternakan yang terus mengalami peningkatan permintaan adalah daging. Ayam JOPER merupakan suatu ras unggulan yang dapat menghasilkan produktivitas daging yang tinggi. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan berat rata-rata individu dalam kategori pemberian probiotik yang berbeda selama minggu ketiga dan kelima, bersama dengan kenaikan berat badan rata-rata dan standar deviasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ayam yang menerima probiotik memiliki bobot badan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak mendapatkan perlakuan probiotik. Meskipun terdapat peningkatan pada pertambahan berat badan, tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan antara kelompok perlakuan dan kontrol. Ini menunjukkan bahwa probiotik meningkatkan efisiensi penggunaan pakan tanpa mempengaruhi jumlah pakan yang dikonsumsi
Kadar Air, Kadar Protein dan Organoleptik Bakso Ayam Petelur Afkir Pada Proporsi Tepung Ceker Ayam Berbeda Afrila, Akhadiyah; Handayani, Sri; Karter, Bastianus Jimi
Jurnal Sains Ternak Tropis Vol 3, No 2 (2025): Juli
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31314/jstt.3.2.137-149.2025

Abstract

The purpose of this study was to measure the effect of flour and chicken feet on the water quality, protein, and organoleptic properties of leftover chicken meatballs. This study was conducted using a completely randomised design (CRD) at the Industrial Engineering and Microbiology Laboratory of TribhuwanaTunggadewi University, Malang. In detail, the treatments were given as P0 (100 percent chicken meat without chicken feet flour), P1 (95 percent chicken meat and 5 percent chicken feet flour), P2 (90 percent chicken meat and 10 percent chicken feet flour), and P3 (85percent chicken meat and 15 percent chicken feet flour). The data obtained were tested organoleptic using the ChiSquare (X²) approach and analysis of variance (ANOVA) to determine the relationship between variables. Then the Least Significant Difference (LSD) test was carried out at the 5% level. The results showed that the addition of chicken feet flour to meatballs did not change their water content. The addition of chicken feet flour had a major impact on protein content; however, the best treatment in P3 (85% chicken meat and 15% chicken feet flour) had the highest protein value (0.63).In contrast, the P0 treatment containing only chicken meat had the lowest protein value (0.31). According to the research findings, the addition of chicken feet flour increased the protein content of leftover laying hen meatballs, with P3 as the ideal amount. This research opens up opportunities for the development of healthier and more nutritious meatball products, as well as optimizing the use of raw materials that are often considered waste, such as chicken feetTujuan penelitian ini adalah untuk mengukur pengaruh tepung ceker ayam dan daging ayam petelurafkir terhadap kualitas air, protein, dan organoleptik bakso ayam petelur afkir. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) di Laboratorium Rekayaasa Proses Industri Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang. Perlakuan terdiri dari 4 yaituP0 (100 persen daging ayam tanpa tepung ceker), P1 (95 persen daging ayam dan 5 persen tepung ceker), P2 (90 persen daging ayam dan 10 persen tepung ceker), dan P3 (85 persen daging ayam dan 15 persen tepung ceker). Data yang diperoleh dilakukan uji organoleptik dengan menggunakan pendekatan Chi- Square (X2) dan analisis variansi (ANOVA) untuk mengetahui hubungan antar variabel.Bila terdapat perbedaan dilanjutkan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5% . Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan tepung ceker ayam ke dalam bakso tidak berpengaruh terhadap kadar air. Penambahan tepung ceker ayam berpengaruh terhadap kadar protein dimana perlakuan P3 (15% tepung ceker ayam dan 85% daging ayam ) menghasilkan nilai protein tertinggi (0,63). Penambahan tepung ceker ayam meningkatkan kadar protein bakso ayam petelur afkir, dengan P3 sebagai jumlah ideal. Penelitian ini membuka peluang untuk pengembangan produk bakso yang lebih sehat dan bernilai gizi tinggi, serta mengoptimalkan pemanfaatan bahan baku yang sering dianggap sampah, seperti ceker ayam
Penggunaan Kulit Pisang Goroho Fermentasi Terhadap Performa Ayam Kampung Super Fase Finisher Husin, Abd Rahman; Djunu, Sri Suryaningsih; Syahruddin, Syaruddin
Jurnal Sains Ternak Tropis Vol 3, No 2 (2025): Juli
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31314/jstt.3.2.105-114.2025

Abstract

The purpose of this study was to determine the performance of super village chickens in the finisher phase fed with fermented goroho banana peel flour. This study used a Completely Randomized Design (CRD) with five treatments and five replications so that there were 25 experimental units. The chickens used in this study were 125 super village chickens in the finisher phase aged 4-8 weeks. Each experimental unit used 5 chickens. The experimental rations consisted of P0 without fermented goroho banana peel, P1 using 5% fermented goroho banana peel, P2 using 10% fermented goroho banana peel, P3 using 15% fermented goroho banana peel and P4 using 20% fermented goroho banana peel. The variables observed in this study were feed consumption, body weight gain and feed conversion. The results showed that the consumption of chicken rations for the P4 treatment was significantly (P<0.05) higher than the P1, P2 and P3 treatments and P0 (control) with an average ration consumption of each treatment (P0 28.68), (P1 26.99), (P2 28.35), (P3 28.79) and (P4 31.88) g/head/day. The weight gain of the P4 treatment was significantly (P<0.05) higher than the P1, P2 and P3 treatments and P0. The average PBB of each treatment (P0 6.94), (P1 7.40), (P2 7.53), (P3 7.91) and (P4 7.96) g/head/day. The treatments were not significantly different (P>0.05) in terms of the conversion of the super kampung chicken ration in the finisher phase with values between 3.64 – 4.13. The use of 20% fermented goroho banana peel increased ration consumption and body weight gain of super kampung chicken in the finisher phase. Ration consumption was 31.88 g/head/day and body weight gain was 7.96 g/head/day Tujuan penelitian ini adalah mengetahui performa ayam kampung super fase finisher yang diberi tepung kulit pisang goroho fermentasi. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan dan lima ulangan sehingga terdapat 25 unit percobaan. Ternak ayam yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayam kampung super fase finisher 4 - 8 minggu sebanyak 125 ekor. Setiap unit percobaan menggunakan 5 ekor ayam. Ransum percobaan terdiri dari P0 tanpa kulit pisang goroho fermentasi, P1 menggunakan 5% kulit pisang goroho fermentasi, P2 menggunakan 10% kulit pisang goroho fermentasi, P3 menggunakan 15% kulit pisang goroho fermentasi dan P4 menggunakan 20% kulit pisang goroho fermentasi. Variabel yang diamati dalam penelitian ini yaitu konsumsi ransum, pertambahan bobot badan dan konversi ransum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi ransum ayam untuk perlakuan P4 nyata (P<0,05) lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan P1, P2 dan P3 serta P0 (kontrol) dengan rataan konsumsi ransum masing-masing perlakuan (P0 28,68), (P1 26,99), (P2 28,35), (P3 28,79) dan (P4 31,88) g/ekor/hari. Pertambahan bobot badan perlakuan P4 nyata (P<0,05) lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan P1, P2 dan P3 serta P0. Rataan PBB masing-masing perlakuan (P0 6,94), (P1 7,40), (P2 7,53), (P3 7,91) dan (P4 7,96) g/ekor/hari. Perlakuan tidak berbeda nyata (P>0,05) terhadap konversi ransum ayam kampung super fase finisher dengan nilai antara 3,64 – 4,13. Penggunaan 20% kulit pisang goroho fermentasi meningkatkan konsumsi ransum dan pertambahan bobot badan ayam kampung super fase finisher. Konsumsi ransum sebesar 31,88 g/ekor/hari dan pertambahan bobot badan sebesar 7,96 g/ekor/hari
Keanekaragaman dan Preferensi Pakan Kuskus Beruang Sulawesi (Ailurops ursinus) di Suaka Margasatwa Manembo-nembo Sulawesi Utara Repi, Terri; Mokoolang, Susan; Ardiansyah, Widiastuti; Yasin, Indri Afriani; Pomolango, Ramlan
Jurnal Sains Ternak Tropis Vol 3, No 2 (2025): Juli
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31314/jstt.3.2.150-64.2025

Abstract

Manembo-nembo Wildlife Sanctuary is one of the conservation areas for Sulawesi bear cuscus (A. ursinus) in North Sulawesi Province. As one of the endemic marsupial species of Sulawesi, the species continues to be threatened and is included in the IUCN red list. This study aims to determine the diversity of feed and feed preferences of A. ursinus. This study was conducted for approximately 1 month (October 22 - November 29, 2009), using the focal animal sampling method. The results found that A. ursinus in Manembo-nembo Wildlife Sanctuary consumed 13 spesies of feed included in 8 families, with a moderate diversity of feed H'=2.398 (1<H'<3) and a moderate richness of feed R=2.553 (2.5<R<4). A. ursinus most often consumes young leaves (56.8%), followed by leaf shoots (12%), fruit (10.4%), flowers (9.6%), and mature leaves (8.8%). Based on the preference index, 5 feed preferences were obtained by A. ursinus, namely: Dracontomelon dao (w=3.34), Garuga floribunda (w=3.23), Palaquium amboinense (w=2.93), Mangifera indica (w=2.64), and Cananga odorata (w=1.63). The existence of food preferences by A. ursinus is also supported by the results of the Chi-square (χ2) test which obtained a χ2 hit value > X2, which is 42.96 > 12.026, with Asymp. Sig. 0.000 < 0.05.Suaka Margasatwa (SM) Manembo-nembo merupakan salah satu kawasan konservasi kuskus beruang Sulawesi (A. ursinus) di Provinsi Sulawesi Utara. Sebagai salah satu spesies marsupial endemik Sulawesi, spesies ini terus mengalami ancaman dan masuk dalam daftar merah IUCN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis pakan dan preferensi pakan A. ursinus. Penelitian ini dilakukan selama kurang lebih 1 bulan (22 Oktober – 29 November 2009), menggunakan metode focal animal sampling. Hasil penelitian ini menemukan bahwa A. ursinus di SM Manembo-nembo mengkonsumsi 13 jenis pakan yang termasuk dalam 8 famili, dengan keanekaragaman jenis pakan yang tergolong sedang H'=2,398 (1<H'<3) dan kekayaan jenis pakan yang juga tergolong sedang R=2,553 (2,5<R<4). A. ursinus di SM Manembo-nembo paling sering mengkonsumsi daun muda (56,8%), selanjutnya diikuti oleh pucuk daun (12%), buah (10,4%), bunga (9,6%), dan daun tua (8,8%). Berdasarkan indeks preferensi, diperoleh 5 preferensi pakan tertinggi oleh A. ursinus, yaitu: Dracontomelon dao (w=3,34), Garuga floribunda (w=3,23), Palaquium amboinense (w=2,93), Mangifera indica (w=2,64), dan Cananga odorata (w=1,63). Adanya preferensi pakan oleh A. ursinus di SM Manembo-nembo juga didukung oleh hasil uji Chi-square (χ2) yang memeroleh nilai χ 2 hit > X2, yaitu 42,96 > 12,026, dengan Asymp. Sig. 0,000 < 0,05.
Hubungan Antra Bobot Badan Dan Ukuran Tubuh, Bobot Karkas Dan Non Karkas Pada Burung Puyuh Yang Di Beri Pakan Tambahan Tepung Daun Ubi Kayu Miyodu, Roman; Ilham, Fahrul; Fathan, Suparmin; Sayuti M, Muhammad; Bahri, Syamsul
Jurnal Sains Ternak Tropis Vol 3, No 2 (2025): Juli
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31314/jstt.3.2.115-121.2025

Abstract

The research objective was to analyze the correlation between live weight and body size and internal organs of quails (Coturnix coturnix japonica) fed with supplementary feed in the form of cassava leaf meal.. The use of cassava leaf meal as an alternative feed ingredient is expected to increase the efficiency of livestock production through the utilization of agricultural waste with high nutritional value. This research was conducted in Helumo Village, Suwawa Subdistrict, Bone Bolango District from April to June 2024 using 140 quails. Measures of live weight, length of tibia, tibia, neck, wing, tarsometarsus, and weights of liver, heart, and gizzard. Data were analyzed using Pearson correlation. Results showed that live weight was strongly correlated with tarsometarsus length (r = 0.72) and wing length (r = 0.61), and moderately correlated with the weights of internal organs such as liver (r = 0.41), heart (r = 0.50), and gizzard (r = 0.55). Conversely, the correlation between live weight and tibia, tibia, and neck length was weak to very weak. It can be concluded that tarsometarsus length and wing length are potential morphometric indicators to predict quail live weight. This research is expected to serve as a basis for the development of more efficient selection and breeding strategies in quail rearing.Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan antara bobot hidup dengan ukuran tubuh dan organ dalam burung puyuh (Coturnix coturnix japonica) yang diberi pakan tambahan berupa tepung daun ubi kayu. Penggunaan tepung daun ubi kayu sebagai bahan pakan alternatif diharapkan dapat meningkatkan efisiensi produksi ternak melalui pemanfaatan limbah pertanian yang bernilai nutrisi tinggi. Penelitian dilakukan di Desa Helumo, Kecamatan Suwawa, Kabupaten Bone Bolango selama bulan April hingga Juni 2024 dengan menggunakan 140 ekor burung puyuh. Pengukuran terhadap bobot hidup, panjang tibia, pemur, leher, sayap, tarsometarsus, serta bobot hati, jantung, dan ampela. Analisis data menggunakan korelasi Pearson. Hasil menunjukkan bahwa bobot hidup berkorelasi kuat dengan panjang tarsometarsus (r = 0,72) dan panjang sayap (r = 0,61), serta berkorelasi sedang dengan bobot organ dalam seperti hati (r = 0,41), jantung (r = 0,50), dan ampela (r = 0,55). Sebaliknya, korelasi antara bobot hidup dengan panjang tibia, pemur, dan leher berada dalam kategori lemah hingga sangat lemah. Disimpulkan bahwa panjang tarsometarsus dan panjang sayap merupakan indikator morfometrik yang potensial untuk memprediksi bobot hidup burung puyuh. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi pengembangan strategi seleksi dan pemuliaan yang lebih efisien dalam pemeliharaan puyuh

Page 4 of 4 | Total Record : 35