cover
Contact Name
Puji Astuti
Contact Email
puji21433@gmail.com
Phone
+6281347243104
Journal Mail Official
puji21433@gmail.com
Editorial Address
urnal Agroteknologi dan Kehutanan Tropika Fakultas Pertanian Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, Kalimantan Timur. Jl. Ir. H. Juanda No.80 Samarinda, Kalimantan Timur. Telepon 0541 743390. Email:jakt@untag-smd.ac.id, cc: puji21433@gmail.com URL:http://ejurnal.untag-smd.ac.id/index.php/JAKT
Location
Kota samarinda,
Kalimantan timur
INDONESIA
Jurnal Agroteknologi dan Kehutanan Tropika
ISSN : 29866200     EISSN : 29863503     DOI : https://doi.org/10.31293/jakt
Core Subject : Agriculture,
Jurnal Agroteknologi dan Kehutanan Tropika (JAKT) adalah jurnal ilmiah yang didedikasikan untuk menerbitkan naskah penelitian di bidang teknologi pertanian, budidaya pertanian, bidang manajemen hutan, budidaya hutan, hama penyakit hutan, dan yang relevan dengan pertanian tropika dan kehutanan tropika.
Articles 50 Documents
PENGARUH PUPUK NPK DAN NUTRISI ORGANIK TANAMAN (NOT) LAU KAWAR TERHADAP PETUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN OKRA (Abelmoschus esculentus L.) VARIETAS GREENIE eliaser eliaser; Akas Pinaringan Sujalu; Helda Syahfari
JAKT : Jurnal Agroteknologi dan Kehutanan Tropika Vol 1, No 1 (2023): Januari 2023
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31293/jakt.v1i1.6626

Abstract

Tanaman okra mempunyai pasar yang baik untuk dikembangkan di Indonesia baik untuk kebutuhan domestik maupun ekspor.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pupuk NPK dan nutrisi organik tanaman (NOT) serta interaksinya terhadap tanaman okra, serta untuk memperoleh dosis pupuk NPK dan konsentrasi Nutrisi Organik Tanaman (NOT) yang tepat untuk tanaman okra.Rancangan percobaan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan pola factorial 4 x 4, diulang sebanyak 3 kali. Setiap faktor perlakuan diberikan 4 taraf. Data dianalisis menggunakan sidik ragam, yang dilanjut dengan Uji Beda Nyata Terkecil Taraf 5%. Faktor I dosis pupuk NPK (N), terdiri atas 4 taraf yaitu : tanpa pupuk NPK (n0), 8 g/polibag (n1), 12 g/polibag (n2), dan 16 g/polibag (n3) . Faktor II konsentrasi Nutrisi Organik Tanaman (P) terdiri atas 4 taraf yaitu, tanpa nutrisi organik tanaman (p0), 10 ml/1 ltr air (p1), 20 ml/1 ltr air (p2), dan 30 ml/1 ltr air (p3).Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian pupuk NPK tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman umur 15 hari setelah tanam, berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman umur 25 hari setelah tanam, umur berbunga, serta berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman umur 35 hari setelah tanam, jumlah buah, berat buah, dan panjang buah. Berat buah terberat terdapat pada perlakuan n3 yaitu 63,03 g.Perlakuan pemberian Nutrisi Organik Tanaman tidak berpengaruh nyata terhadap parameter semua parameter yaitu tinggi tanaman umur 15 hari setelah tanam dan berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman umur 25 dan 35 hari setelah tanam, umur berbunga, jumlah buah berat buah, dan panjang buah. Berat buah terberat terdapat pada perlakuan p2, yaitu 58,26 g. Interaksi perlakuan (NxP) tidak berpengaruh nyata terhadap semua parameter yang diamati.
PENGARUH PUPUK SK COTE DAN ZPT HANTU RATU BIOGEN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) VARIETAS ICCRI 06 H Buhairi, Buhairi; Patah, Abdul
JAKT : Jurnal Agroteknologi dan Kehutanan Tropika Vol 2, No 2 (2024): Juli 2024
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31293/jakt.v2i2.7943

Abstract

Kakao merupakan salah satu komoditas andalan nasional dan penghasil devisa negara ketiga pada sub sektor perkebunan karet dan kelapa sawit. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk SK Cote dan ZPT Hantu Ratu Biogen serta interaksinya terhadap pertumbuhan kakao (Theobroma cacao L.), dan untuk mengetahui dosis pupuk SK Cote dan konsentrasi ZPT Hantu Ratu Biogen yang tepat terhadap pertumbuhan tanaman Kakao (Theobroma cacao L.). Penelitian dilakukan selama tiga bulan terhitung dari mulai bulan Desember 2022 sampai bulan Maret 2023. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan pola faktorial 3 x 4 yang di ulang sebanyak 4 kali. Terdiri atas 2 faktor perlakuan. Faktor I, Pupuk SK Cote (P) yang terdiri dari 3 taraf, yaitu: tanpa pupuk SK Cote (p0), dosis pupuk SK Cote 5 g polibag-1 (p1), dan dosis pupuk SK Cote 10 g polibag-1 (p2). Faktor II, Konsentrasi ZPT Hantu Ratu Biogen (B) yang terdiri dari 4 taraf, yaitu : tanpa ZPT Hantu Ratu Biogen atau kontrol (b0), konsentrasi ZPT Hantu Ratu Biogen 5 ml liter air-1 (b1), konsentrasi ZPT Hantu Ratu Biogen 10 ml liter air-1 (b2), dan konsentrasi ZPT Hantu Ratu Biogen 15 ml liter air-1 (b3). Hasil penelitian menunjukkan perlakuan pupuk SK.Cote berpengaruh nyata terhadap jumlah daun umur 30 hari setelah tanam. Berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman umur 30 hari, umur 60 hari dan umur 90 hari setelah tanam, diameter bibit umur 30 hari, umur 60 hari dan umur 90 hari setelah tanam, jumlah daun umur 60 hari dan umur 90 hari setelah tanam. Perlakuan ZPT Hantu Ratu Biogen tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman umur 30 hari setelah tanam dan jumlah daun umur 30 hari setelah tanam. Berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman umur 60 hari dan umur 90 hari setelah tanam, diameter bibit umur 30 hari dan 60 hari dan umur 90 hari setelah tanam, jumlah daun umur 60 hari dan umur 90 hari setelah tanam. Interaksi perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman umur 30 hari setelah tanam, diameter bibit umur 60 hari setelah tanam, jumlah daun umur 30 hari setelah tanam. Berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman umur 60 hari dan umur 90 hari setelah tanam, diameter bibit umur 30 hari dan umur 90 hari setelah tanam, jumlah daun umur 60 hari dan umur 90 hari setelah tanam.
PENGARUH PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK GANDASIL D TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG PREI (Allium porrum L.) liah, RB Lasah
Jurnal Agroteknologi dan Kehutanan Tropika Vol 2, No 1 (2024): Januari 2024
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31293/jakt.v2i1.7452

Abstract

Keberhasilan suatu tanaman ditentukan oleh media tanam. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh pupuk kandang sapi dan pupuk Gandasil D terhadap pertumbuhan tanaman bawang prei, juga untuk mengetahui dosis pupuk kandang sapi dan pupuk Gandasil D yang tepat terhadap perumbuhan tanaman bawang prei.Penelitian dilakukan selama 3 bulan, mulai bulan April 2022 sampai dengan bulan Juni 2022 terhitung mulai dari persiapan media tanam, pemberian pupuk, penanaman, hingga pemanenan dan pengambilan data. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Kampung Ujoh Bilang RT 03. Kabupaten Mahakam Hulu.Penelitian menggunakan rancangan percobaan dengan analisis faktorial 4 x 4 dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL), yang diulang sebanyak 5 kali. Terdiri atas 2 faktor perlakuan. Faktor I, Dosis Pupuk Kandang Sapi (K) terdiri dari atas 4 taraf, yaitu: tanpa pupuk kandang sapi atau kontrol (k0), dosis pupuk 200 g/polibag (k1), dosis pupuk 400 g/polibag (k2), dan dosis pupuk 600 g/polibag (k3). Faktor II, Konsentrasi Pupuk Gandasil D (G)), terdiri atas 4 taraf, yaitu: tanpa pupuk gandasil D atau kontrol (g0), konsentrasi 2 ml/l.air (g1), konsentrasi 4 ml/l.air (g2), dan konsentrasi 6 ml/l.air (g3).      Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perlakuan pupuk kandang sapi (K) berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah anakan, panjang akar dan bobot tanaman. Bobot tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan pupuk kandang sapi dengan dosis 600 g/polibag (k3), yaitu 90,05 g. Sedangkan bobot tanaman terendah terdapat pada perlakuan tanpa pupuk kandang sapi atau kontrol (k0), yaitu 45,35 g.Perlakuan pupuk Gandasil D (G) tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman. Berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah daun, jumlah anakan, panjang akar dan bobot tanaman. Bobot tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan konsentrasi 6 g/li.air pupuk Gandasil D (g3), yaitu 79,90 g. Sedangkan Bobot tanaman terendah terdapat pada perlakuan tanpa pupuk Gandasil D atau kontrol (g0), yaitu 60,95 g.Interaksi perlakuan pupuk kandang sapi dan pupuk Gandasil D (KxG) tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun dan jumlah anakan. Berpengaruh sangat nyata terhadap panjang akar dan bobot tanaman. Bobot tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan k3g3 (dosis 600 g/polibag pupuk kandang sapi dan konsentrasi 6 g/l.ait pupuk gandasil D), yatu 104,40 g. Sedangkan bobot tanaman terendah terdapat pada perlakuan k0g0 (tanpa pupuk kandang sapi dan pupuk gandasil D), yaitu 36,60 g.
PENGARUH PUPUK ORGANIK TANIJAU DAN GANDASIL B TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SEMANGKA (Citrulus vulgaris Schard) VARIETAS BAGINDA F1 Alamsyah, ALamsyah; Syahfari, Helda; Jannah, Noor
JAKT : Jurnal Agroteknologi dan Kehutanan Tropika Vol 1, No 2 (2023): Juli 2023
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31293/jakt.v1i2.6890

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk Gandasil B dan Tanijau serta interaksinya terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman semangka.Penelitian ini dilakukan di Desa Sidomulyo, Kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur. Penelitian dilaksanakan bulan April 2018 sampai bulan Juni 2018. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola Faktorial 3 x 3 yang diulang sebanyak 3 (tiga) kali. Faktor Pertama adalah Pupuk Gandasil B (G) yang terdiri dari 3 (tiga) taraf yaitu: tanpa dosis Gandasil B (g0), 1 g/liter pupuk Gandasil B (g1), 3 g/liter pupuk Gandasil B (g2). Faktor kedua adalah dosis Tanijau (T) yang terdiri dari 3 (tiga) taraf yaitu tanpa dosis Tanijau (t0), 1 kg/tanaman pupuk Tanijau (t1), 3 kg/tanaman pupuk Tanijau (t2).Perlakuan Pupuk Tanijau berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 20, 40, 60 hari setelah tanam, berat buah per tanaman, dan diameter buah pertanaman.Namun, berpengaruh tidak nyata dengan umur berbunga dan umur panen. Berat buah tertinggi per tanaman dihasilkan pada perlakuana t2 (dosis 3 kg/tanaman) yaitu 70,47 ton/ha, Sedangkan yang teren dah terdapat pada perlakuan t0 ( tanpa dosis Pupuk Tanijau) yaitu 51,91 ton/ha.Perlakuan Gandasil B berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 20, 40, 60 hari setelah tanam, berat buah per tanaman dan diameter buah per tanaman. Namun, berpengaruh tidak nyata dengan umur berbunga dan umur panen. Berat buah tertinggi per tanaman dihasilkan pada perlakuan g2 (dosis 3 g/liter) yaitu 64,52 ton/ha, Sedangkan yang terendah terdapat pada perlakuan g0 ( tanpa dosis Gandasil B) yaitu 57,56 ton/ha.Interkasi perlakuan Pupuk Tanjau (T) x Gandasil B (G) berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman umur 20, 40, 60 hari setelah tanam, berat buah per tanaman, dan diameter buah per tanaman. Namun, berpengaruh tidak nyata dengan umur berbunga dan umur panen.
PENGARUH PUPUK NPK MESTI PATEN BIRU DAN ASAM AMINO B7 CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) VARIETAS BAHLIAS-1 Firmansyah, Adhe
JAKT : Jurnal Agroteknologi dan Kehutanan Tropika Vol 2, No 2 (2024): Juli 2024
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31293/jakt.v2i2.7518

Abstract

Pertumbuhan tanaman sangat dipengaruhi oleh nutrisi yang tersedia dalam media tanam. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh penggunaan pupuk NPK Mesti Paten Biru dan asam amino B7 cair terhadap pertumbuhan tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.), dan untuk mengetahui dosis pupuk NPK Mesti Paten Biru dan konsentrasi asam amino B7 cair yang tepat terhadap pertumbuhan tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.).Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2022-Maret 2023. Tempat penelitian di Kantor UPTD Pengawasan Benih Perkebunan (UPTD-PBP) Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur.Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan pola faktorial 3 x 4 yang di ulang sebanyak 4 kali. Terdiri atas 2 faktor perlakuan. Faktor I, Pupuk NPK Mesti Paten Biru (P) yang terdiri dari 3 taraf, yaitu: tanpa pupuk NPK Mesti Paten Biru (p0), dosis pupuk NPK Mesti Paten Biru 2 g polibag-1 (p1), dan dosis pupuk NPK Mesti Paten Biru 4 g polibag-1 (p2). Faktor II,  Konsentrasi Asam Amino B7 Cair (B) yang terdiri dari 4 taraf, yaitu : tanpa asam amino B7 cair atau control (b0), konsentrasi asam amino B7 cair 2 ml liter air-1 (b1), konsentrasi asam amino B7 cair 4 ml liter air-1 (b2), dan konsentrasi asam amino B7 cair 6 ml liter air-1 (b3).Hasil penelitian menunjukkan perlakuan pupuk NPK Mesti Paten Biru tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi dan jumlah daun. Perlakuan Asam Amino B7 cair tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi dan jumlah daun. Interaksi perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi bibit, jumlah daun dan diameter bibit.
STUDI KEBAKARAN HUTAN TAHUN 2015 –2019 BERDASARKAN APLIKASI SIPONGI MENGGUNAKAN CITRA SATELIT NOAA DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Indra, Indra; Kamarubayana, Legowo; Tirkaamiana, Muhammad Taufan
Jurnal Agroteknologi dan Kehutanan Tropika Vol 2, No 1 (2024): Januari 2024
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31293/jakt.v2i1.7166

Abstract

Kebakaran Hutan sangat merugikan secara ekonomis dan lingkungan seperti yang berakibat langsung terhadap luas lahan yang terbakar berikut objek-objek di atasnya (tanaman dan kayu). Selain itu juga gangguan akibat penyebaran asap kebakaran terhadap roda transportasi darat, laut dan udara.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui luasan lahan yang terbakar dari rentang waktuk tahun 2015 hingga tahun 2019 selain itu juga untuk mengetahui jumlah sebaran Hotspot di Kalimantan Timur dan untuk mengetahui faktor penyebab kebakaran serta jenis kawasan yang mudah terbakar. Dalam penelitian ini penulis menggunakan Aplikasi Sipongi dan menganalisis data kebakaran hutan serta data sebaran hotspot berdasarkan aplikasi sipongi serta melakukan kuesioner di wilayah Kabupaten Kutai Barat. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah diketahui bahwa Sebaran hotspot di kalimantan Timur terjadi kenaikan yang cukup signifikan pada tahun 2015 dan 2019 untuk tahun 2016-2018 menurun. Kejadian ini menyebabkan sejumlah kawasan hutan dan lahan di Kalimantan Timur terbakar cukup luas pada tahun pertama dan terakhir yaitu 2015 dan 2019, sesuai dengan banyaknya sebaran hotspot.
RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI BESAR (Capsicum annuum L.) VARIETAS BAJA F1 TERHADAP PEMBERIAN PUPUK PETROGANIK DAN SP-36 Arief Rakhman; Hery Sutejo; Noor Jannah
JAKT : Jurnal Agroteknologi dan Kehutanan Tropika Vol 1, No 1 (2023): Januari 2023
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31293/jakt.v1i1.6619

Abstract

Kebutuhan cabai setiap tahun terus meningkat baik untuk konsumsi masyarakat maupun industri. Harga capai yang fluktuatif dan pengaruh iklim membuat petani cabai harus berkreasi baik untuk meningkatkan produksi dan pasca panen.Tujuan penelitian untuk mengetahui respon pemberian pupuk Petroganik dan pupuk SP-36 dan interaksinya terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai besar (Capsicum annum L) Varietas Baja F1 serta untuk mengetahui dosis optimal pupuk Petroganik dan SP-36.Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan faktorial 3 x 3, dengan ulangan sebanyak 5 kali. Faktor I adalah konsentrasi pupuk Petroganik (P) terdiri atas 3 taraf yaitu: (p0) tanpa pupuk Petroganik (kontrol), (p1) dosis pupuk Petroganik 128 g/polibag, (p2): dosis pupuk Petroganik 256 g/ polibag. Faktor II adalah konsentrasi pupuk SP-36 (S), terdiri atas 3 taraf yaitu: (s0) tanpa pupuk SP-36 (kontrol), (s1) dosis pupuk SP-36 15 g/ polibag, (2) dosis pupuk SP-36 30 g/ polibag.Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan pupuk petroganik (P) tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman umur 14 hari, umur 28 hari, umur berbunga, umur panen. Berpengaruh nyata terhadapt tinggi tanaman umur 42 hari setelah tanam dan berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah buah pertanaman dan berat buah pertanaman.Perlakuan pupuk SP-36 (S) tidak berpengaruh nyata terhdap tinggi tanaman umur 14 hari, umur 28 hari dan umur 42 hari setelah tanam, umur saat berbunga, umur saat panen dan berat buah per tanaman. Berpengaruh nyata terhadap jumlah buah per tanaman. Interaksi perlakuan (PxS) tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman dan berat buah.
PEMANFAATAN HUTAN ADAT SEBAGAI OBJEK WISATA DI KAMPUNG SEKOLAQ DARAT KECAMATAN SEKOLAQ DARAT KABUPATEN KUTAI BARAT Pranata, Andi Nuh; Biantary, Maya Preva; Jumani, Jumani
JAKT : Jurnal Agroteknologi dan Kehutanan Tropika Vol 2, No 2 (2024): Juli 2024
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31293/jakt.v2i2.7957

Abstract

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui fungsi awal hutan adat Kampung Sekolaq Darat sebelum menjadi Objek Wisata dan mengetahui proses tahapan pemanfaatan Hutan Adat Kersik Kerbangan yang dijadikan sebagai objek wisata, dan untuk mengetahui dampak positif bagi masyarakat Kampung Sekolaq Darat yang diharapkan dari adanya proses pembangunan Objek wisata di Hutan Adat Kampung Sekolaq Darat. Penelitian ini dilaksanakan di Kampung Sekolaq Darat Kecamatan Sekolaq Darat Kabupaten Kutai Barat Provinsi Kalimantan Timur, yang merupakan wilayah Hutan Adat. Penelitian dilakukan pada bulan Februari 2021-April 2021. Dari hasil Analisis Fungsi dan status kawasan Hutan Adat Kampung Sekolaq Darat pada awalnya merupakan Kawasan Hutan Adat yang digunakan untuk kepentingan masyarakat setempat memenuhi kebutuhan material bangunan seperti pasir dan kayu. Sejak Tahun 1980-an kawasan ini dipergunakan untuk Objek Wisata, namun pembangunannya tertunda, dan baru terealisasi pembangunannya pada tahun 2018 saat ini kawasan Hutan Adat kersik Kerbangan telah menjadi menjadi objek wisata yang telah dikelola masyarakat terutama para Pemuda lokal. Dampak positif bagi masyarakat Kampung Sekolaq Darat dari adanya pembangunan Objek wisata di Hutan Adat Kampung Sekolaq Darat adalah meningkatnya ekonomi masyarakat yang memanfaatkan kesempatan untuk berjualan makanan, minuman serta berbagai macam souvenir dan aneka ragam kerajinan khas daerah dari banyaknya pengunjung yang berdatangan.
RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI RAWIT (Capsicum frutescens L.) VARIETAS DEWATA F1 PADA PEMBERIAN PUPUK TSP DAN PUPUK KCl Safitri, Melisa
Jurnal Agroteknologi dan Kehutanan Tropika Vol 2, No 1 (2024): Januari 2024
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31293/jakt.v2i1.7485

Abstract

Masyarakat Indonesia sebagai besar sebagai penggemar cabai yang dikonsumsi setiap hari sebagai pendamping berbagai jenis makanan ataupun lauk. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui respon pertumbuhan dan hasil tanaman cabai rawit terhadap pemberian pupuk TSP dan pupuk KCL. Penelitian dilakukan pada bulan Maret-Juni 2022. Tempat penelitian di Desa Kelinjau Ulu, Kecamatan Muara Ancalong, Kabupaten Kutai Timur.Rancangan percobaan menggunakan analisis faktorial 3 x 3 dalam Rancangan Acak Lengkap, yang diulang sebanyak 5 kali. Terdiri atas 2 faktor perlakuan. Faktor I, Dosis Pupuk TSP (T) terdiri dari atas 3 taraf, yaitu: tanpa pupuk TSP atau kontrol (t0), dosis pupuk 150 kg/ha (t1), dan dosis pupuk 300 kg/ha (t2). Faktor II, Dosis Pupuk KCl (K), terdiri atas 3 taraf, yaitu: tanpa pupuk KCl atau kontrol (k0), dosis pupuk 100 kg/ha (k1), dan dosis pupuk 200 kg/ha (k2).                   Perlakuan pupuk TSP tidak berpengaruh nyata padan parameter umur tanaman berbunga. Berpengaruh nyata pada parameter tinggi tanaman umur 30 hari setelah tanam. Berpengaruh sangat nyata pada parameter tinggi tanaman umur 15 hari dan umur 45 hari setelah tanam, jumlah buah per tanaman dan berat buah per tanam. Perlakuan pupuk KCL tidak berpengaruh nyata pada parameter umur tanaman berbunga, parameter tinggi tanaman umur 30 hari setelah tanam. Berpengaruh sangat nyata pada parameter tinggi tanaman umur 15 hari dan umur 45 hari setalah tanam, jumlah buah per tanaman dan berat buah per tanaman.  Interaksi perlakuan tidak berpengaruh nyata pada parameter tinggi tanaman umur 15 hari, umur 30 hari dan umur 45 hari setelah tanam, umur tanaman berbunga, jumlah buah per tanaman dan berat buah per tanaman.
PENGARUH PUPUK PETROGANIK DAN POC NASA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI BESAR (Capsicum annuum L.) HIBRIDA F1 VARIETAS ARIMBI 85 Wesli, Charles; Napitupulu, Marisi
JAKT : Jurnal Agroteknologi dan Kehutanan Tropika Vol 1, No 2 (2023): Juli 2023
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31293/jakt.v1i2.6891

Abstract

Cabai merupakan sayuran yang dikonsumsi setiap saat dengan harga yang cukup menjanjikan bagi petani cabai.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk Petroganik dan POC Nasa serta interaksinya, serta mengetahui dosis pupuk Petroganik dan POC Nasa yang tepat untuk pertumbuhan dan hasil tanaman cabai besar (Capsium annum L) varietas F1 Arimbi 85 yang lebih baik.Penelitian dilaksanakan di Desa Loa Duri Ilir Kecamatan, Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-Juli 2019. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial 3x4 yang diulang sebanyak 4 (empat) kali. Ada 2 faktor perlakuan. Faktor pertama pupuk Petroganik (K), terdiri atas 4 taraf, yaitu :=  0 g  pupuk Petroganik atau kontrol (k0), 50 g pupuk Petroganik/tanaman (k1), 100 g pupuk Petroganik/tanaman (k2), dan 150 g pupuk Petroganik/tanaman (k3). Faktor kedua POC Nasa, terdiri atas 4 taraf, yaitu : tanpa POC Nasa (h0), konsentrasi POC Nasa 2 ml/l.air (h­1), konsentrasi POC Nasa 4 ml/l air (h2), dan konsentrasi POC Nasa 6 ml/l.air (h3). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pupuk Petroganik (K) berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman umur 2 minggu, umur 4 minggu dan umur 6 minggu setelah tanam, jumlah buah dan berat buah/tanaman. Perlakuan pupuk POC NaSa (H) berpengaruh sangat nyata pada tinggi tanaman umur 4 minggu dan 6 minggu setelah tanam, jumlah buah/tanaman dan berat buah/tanaman. Interaksi perlakuan pupuk Petroganik dan POC Nasa (KxH) berpengaruh nyata pada tinggi tanaman umur 4 minggu, umur 6 minggu dan umur 8 minggu setelah tanam.