cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
DIMENSIA: Jurnal Kajian Sosiologi
ISSN : 1978192X     EISSN : 26549344     DOI : 10.21831
Core Subject : Social,
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol. 13 No. 2 (2024): Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Volume 13, Edisi 2" : 10 Documents clear
Bertahan sampai kapan? Becak motor versus moda transportasi online di Medan Malik, Rahman; Daulay, Harmona; Saladin, Tengku Ilham
Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Vol. 13 No. 2 (2024): Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Volume 13, Edisi 2
Publisher : Departemen Pendidikan Sosiologi FISHIPOL UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/dimensia.v13i2.68392

Abstract

Penggunaan becak bermotor sangat penting bagi masyarakat perkotaan di Indonesia karena minimnya layanan transportasi umum. Namun, maraknya layanan transportasi digital telah meminggirkan keberadaan mereka tanpa dukungan dari pemerintah dan pihak terkait. Sebuah studi lapangan di Medan, Sumatera Utara, yang melibatkan pengemudi becak bermotor mengungkap pengalaman dan upaya mereka untuk terus menyediakan layanan transportasi alternatif. Studi ini menyoroti kurangnya pilihan pekerjaan lain bagi para pengemudi ini dan alasan sosial budaya untuk tetap bertahan pada profesi mereka meskipun semakin tersedianya layanan transportasi digital. Selain itu, mereka berupaya meningkatkan layanan mereka dengan mengorganisasi diri dan berinvestasi dalam bisnis mereka.The use of motorized pedicabs is vital in urban communities in Indonesia due to insufficient public transportation services. However, the rise of digital transportation services has marginalized their existence without support from the government and related parties. A field study in Medan, North Sumatra, involving motorized pedicab drivers revealed their experiences and efforts to continue providing alternative transportation services. This study highlighted the lack of other job options for these drivers and the socio-cultural reasons for sticking to their profession despite the increasing availability of digital transportation services. Additionally, they are making efforts to improve their services by organizing themselves and investing in their businesses.
Sosiabilitas Lapo tuak dalam pendampingan mayasrakat Batak Toba Simatupang, Andreas Fredriko; Tampake, Tony
Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Vol. 13 No. 2 (2024): Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Volume 13, Edisi 2
Publisher : Departemen Pendidikan Sosiologi FISHIPOL UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/dimensia.v13i2.71622

Abstract

Lapo tuak merupakan bagian penting dalam fasilitasi dan sosialisasi dalam masyarakat Batak Toba di Sumatera Utara. Anggota masyarakat bertemu, berkumpul, bercengkarama dan seringkali membahas berbagai masalah dan pencarian solusinya dalam kehidupan sehari-hari di lingkungannya. Penelitian kualitatif ini berupaya mendalami potensi dan fasilitasi Lapo tuak sebagai wahana pemberdayaan dan pembimbingan kehidupan sosial kemasyarakatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi sosial di lapo tuak melibatkan berbagai aspek seperti tempat pertemuan sosial, pengembangan potensi diri, keterbukaan, keramahan, pola komunikasi, pertunjukan budaya, norma sosial, serta pemeliharaan hubungan keluarga. Pendampingan masyarakat di lapo tuak membantu pengembangan potensi diri, pencarian makna hidup, kerja sama, kolaborasi, dan pengembangan keterampilan kepemimpinan, yang mencerminkan nilai-nilai budaya dan solidaritas komunitas masyarakat Batak Toba.Lapo tuak plays a significant role in facilitating social interactions within the Batak Toba community in North Sumatra. Members come together at Lapo tuak to socialize, engage in discussions, and seek solutions to everyday challenges. This qualitative research aims to investigate the potential of Lapo tuak as a tool for empowerment and social guidance within the community. The study's findings reveal that social interactions at Lapo tuak encompass various aspects, including acting as meeting places, fostering self-development, promoting openness and friendliness, shaping communication patterns, showcasing cultural performances, upholding social norms, and strengthening family ties. Community involvement at Lapo tuak contributes to the development of individuals' potential, the quest for life's purpose, cooperation, collaboration, and the enhancement of leadership skills. These outcomes reflect the cultural values and solidarity within the Batak Toba community.
Hubungan keanggotaan organisasi dan kepercayaan sosial dalam masyarakat Indonesia Pratama, Mandala; Pierewan, Adi Cilik; Wardana, Amika
Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Vol. 13 No. 2 (2024): Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Volume 13, Edisi 2
Publisher : Departemen Pendidikan Sosiologi FISHIPOL UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/dimensia.v13i2.66811

Abstract

Keberagaman budaya, ras, suku, dan kepercayaan yang terhimpun sebagai masyarakat merupakan tantangan bagi Indonesia dalam mewujudkan toleransi menjaga persatuan dan kesatuan. Kepercayaan sosial merupakan pilar utama dalam upaya dan pencapaiannya; yang dibentuk oleh nilai-nilai dasar dan interaksi dan partisipasi sosial yang terbangun di dalamnya. Penelitian bermaksud menginvestigasi hubungan dan pengaruh keangggotaan warga masyarakat dalam organisasi sosial terhadap derajat kepercayaan sosial di Indonesia. Dengan data Indonesia dari World Values Surveys 7 tahun 2020, penelitian menguji regresi hubungan kedua variabel tersebut. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh keanggotaan organisasi dengan nilai (p-value: 0.048), dan dengan koefisien jalur sebesar 0.064. Berdasarkan pada hasil perhitungan tersebut, dapat diartikan bahwa keanggotaan organisasi, memiliki pengaruh terhadap peningkatan kepercayaan sosial masyarakat Indonesia.The diversity of culture, race, ethnicity, and beliefs that are gathered as a society is a challenge for Indonesia in realizing tolerance to maintain unity and integrity. Social trust is the main pillar in its efforts and achievements, which is formed by basic values and social interactions and participation that are built within it. The study intends to investigate the relationship and influence of community participation in social organizations on the degree of social trust in Indonesia. With Indonesian data from the World Values Surveys 7 in 2020, the study tested the regression of the relationship between the two variables. The results of the study showed the influence of organizational membership with a value (p-value: 0.048), and with a path coefficient of 0.064. Based on the results of these calculations, it can be interpreted that organizational membership has an influence on increasing social trust in the Indonesian people.
Karakter, kepemimpinan dan kualitas guru: kajian kultur sekolah di Indonesia Ningsih, Indra Rahayu
Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Vol. 13 No. 2 (2024): Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Volume 13, Edisi 2
Publisher : Departemen Pendidikan Sosiologi FISHIPOL UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/dimensia.v13i2.71874

Abstract

Studi ini merupakan rangkuman kajian tentang perkembangan penelitian tentang kultur sekolah di Indonesia. Kultur sekolah dipahami sebagai serangkaian nilai, sistem hinga artifak materiil dan non-materiil yang membentuk penyelenggaraan pendidikan di lingkungan sekolah secara menyeluruh. Kualitas pendidikan sekolah ditentukan oleh kultur sekolah yang terbangun. Kajian menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dan menganalisis judul-judul penelitian tentang budaya sekolah dari tahun 2015 hingga 2024. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penelitian tentang budaya sekolah pada kurun waktu tersebut difokuskan pada empat aspek utama, yaitu: 1) budaya sekolah yang berkaitan dengan karakter dan perilaku siswa, 2) budaya sekolah yang berkaitan dengan kebijakan sekolah, 3) budaya sekolah yang berkaitan dengan kepemimpinan, dan 4) budaya sekolah yang berkaitan dengan kualitas guru.This study provides a summary of research on school culture development in Indonesia. School culture encompasses a range of values, systems, and material and non-material elements that influence the implementation of education in the school environment. The quality of school education is contingent on the established school culture. The study adopts a descriptive qualitative approach and examines research titles on school culture from 2015 to 2024. The findings reveal that research on school culture during this period primarily focused on four main aspects: 1) school culture associated with student character and behavior, 2) school culture linked to school policies, 3) school culture connected to leadership, and 4) school culture correlated with teacher quality.
Asimilasi sosial-budaya mahasiswa Papua di IAIN Kudus Wahayuningtiyas, Ainun; Fiani, Destina Marta; Rizqina, Yusrotin Meila; Zuhaida, Fainanu; Fathoni, Irfan; Fatah, Ahmad
Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Vol. 13 No. 2 (2024): Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Volume 13, Edisi 2
Publisher : Departemen Pendidikan Sosiologi FISHIPOL UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/dimensia.v13i2.69560

Abstract

Mahasiswa berasal dari Papua – karena perbedaan budaya, kehidupan sosial dan pengalaman pendidikannya – menghadapi tantangan yang tidak mudah untuk beradaptasi seiring menyelesaikan studinya tingkat universitas. Dengan melakukan wawancara mahasiswa-mahasiswa Papua di IAIN Kudus Jawa Tengah, penelitian menelaah berbagai tantangan yang mereka hadapi dalam kehidupan sosial di dalam dan di luar kampus sekaligus berbagai strategi mengatasinya dan menyelesiakan studinya. Hasil penelitian menunjukkan upaya dan strategi mahasiswa Papua dengan menjalin pertemanan dengan orang lokal dan belajar bahasa lokal agar dapat berinteraksi serta mengikuti berbagai organisasi baik intra kampus maupun luar kampus untuk menambah relasi. Proses adaptasi yang dijalani menunjukkan pola asimilasi sosial-budaya yang dilakukan dalam kehidupan dalam dan luar kampus oleh mahasiswa Papua di IAIN Kudus.Students from Papua – due to differences in culture, social life, and educational experiences – face challenges that are not easy to adapt to as they complete their university studies. By conducting interviews with Papuan students at IAIN Kudus, Central Java, the study examines the various challenges they face in their social life on and off campus as well as various strategies to overcome them and complete their studies. The results of the study show the efforts and strategies of Papuan students by making friends with local people and learning the local language so they can interact and join various organizations both intra-campus and off-campus to expand their relationships. The adaptation process that is undergone shows a pattern of socio-cultural assimilation carried out in life on and off campus by Papuan students at IAIN Kudus.
Jaringan dan kepercayaan: modal sosial pemasaran industri rumah tangga kerupuk sagu di Pamekasan Arifin, Zainol; Rosyadi, Khoirul
Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Vol. 13 No. 2 (2024): Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Volume 13, Edisi 2
Publisher : Departemen Pendidikan Sosiologi FISHIPOL UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/dimensia.v13i2.72214

Abstract

Upaya meningkatkan pendapatan industri skala kecil-menengah tingkat rumah tangga tidak lepas dari keberhasilan membangun dan memelihara modal social terkait. Sebagaimana ditunjukkan dalam industri rumah tangga kerupuk sagu, peran jaringan dan kepercayaan pihak-pihak terkait sangat penting. Dengan menggunakan metode kualitatif melibatkan para pelaku usaha kerupuk sagu di Bulay, Pamekasan, Madura, penelitian menelaahnya dengan menggunakan teori modal sosial. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa modal sosial memiliki peranan penting dalam meningkatkan pemasaran industri rumah tangga kerupuk sagu dalam segi pendapatan dan perluasan pemasaran kerupuk sagu. Jaringan sosial dalam pemasaran melalui jaringan sesama produsen industri rumah tangga kerupuk sagu, jaringan pertemanan dan keluarga, jaringan dengan pedagang, jaringan dengan pengelola wisata di sekitar wilayahnya dan jaringan dengan pemasok bahan baku. Kepercayaan dalam pemasaran industri rumah tangga kerupuk sagu melalui konsumen, pedagang, dan pengelola wisata di wilayah Pamekasan.The success of small and medium-sized household industries in increasing their income relies heavily on the development and maintenance of social capital. The sago cracker household industry serves as an example where the role of networks and trust among relevant parties is crucial. This study, based on qualitative methods involving sago cracker business actors in Bulay, Pamekasan, Madura, utilized social capital theory to examine the phenomenon. The findings of the study highlight the significant role of social capital in enhancing the marketing and expanding the income of sago cracker household industries. This includes social networks established with fellow sago cracker producers, friends and family, traders, local tourism managers, and raw material suppliers. Trust also plays a critical role in marketing sago cracker household industries, particularly in relationships with consumers, traders, and tourism managers in the Pamekasan area.
Mereka yang semakin terpinggirkan: buruh gendong Pasar Beringharjo Yogyakarta pasca pandemi Putri, Salwa Tsaniya; Pinasti, Vincensia Indah Sri; Jatmiko, Datu
Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Vol. 13 No. 2 (2024): Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Volume 13, Edisi 2
Publisher : Departemen Pendidikan Sosiologi FISHIPOL UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/dimensia.v13i2.66083

Abstract

Pandemi Covid-19 berdampak sangat luas dan dalam pada kemampuan sosio-ekonomi masyarakat Indonesia khususnya yang berada pada lapisan kelas menengah bawah, bawah dan terbawah. Tanpa memiliki ketrampilan khusus, buruh gendong di Pasar Beringharjo, Yogyakarta termasuk kelompok terdampak yang tidak hanya pasa masa pandemic namun juga setelahnya. Dengan melakukan wawancara kualitatif melibatkan 9 informan buru gendong, penelitian mendalami dampak sosio-ekonomi jangka menengah-panjang pasca Pademi Covid-19 tahun 2019-2021. Hasil penelitian menujukkan bahwa pendapatan buruh gendong di Pasar Beringharjo mengalami penurunan dikarenakan menurunnya jumlah pengguna jasa buruh gendong akibat pandemi covid-19. Proses pemulihan ekonomi yang relatif lambat mengakibatkan stagnasi hingga kemunduran kemampuan sosio-ekonomi mereka. Tanpa adanya jarring-jaring sosial, mereka semakin berada pada tataran terbawah dalam lapisan sosial masyarakat tanpa adanya peluang mobilitas vertikal yang terbuka.The Covid-19 pandemic has had a very broad and deep impact on the socio-economic capabilities of Indonesian people, especially those in the lower, lower, and lowest middle classes. Without special skills, porters at Beringharjo Market, Yogyakarta are among the groups affected not only during the pandemic but also after. By conducting qualitative interviews involving 9 porter informants, the study explored the medium-long term socio-economic impacts after the 2019-2021 Covid-19 Pandemic. The results of the study showed that the income of porters at Beringharjo Market decreased due to the decreasing number of users of porter services due to the Covid-19 pandemic. The relatively slow economic recovery process resulted in stagnation and decline in their socio-economic capabilities. Without social networks, they are increasingly at the bottom of the social strata of society without any opportunities for open vertical mobility.
Konstruksi Mahasiswa Jurusan Hukum Unesa Tentang Pemilih Golput Dalam Pemilu 2024 Rahmah, Laila Natasya; Fauzi, Agus Machfud
Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Vol. 13 No. 2 (2024): Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Volume 13, Edisi 2
Publisher : Departemen Pendidikan Sosiologi FISHIPOL UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/dimensia.v13i2.72252

Abstract

Fenomena golongan putih sudah terjadi sejak era orde lama dan masih terjadi hingga era orde baru saat ini, namun dengan makna yang berbeda. Golongan putih atau yang disingkat dengan golput diistilahkan sebagai fenomena yang terjadi pada masyarakat yang terdaftar sebagai pemilih, namun tidak menggunakan hak pilihnya dalam pemilihan umum. Dalam sebuah negara dengan sistem demokrasi, pentingnya partisipasi mayarakat dalam penggunaan hak pilihnya dalam pemilihan umum. Sehingga fenomena golput yang seringkali terjadi dalam masa pemilihan umum menjadi persoalan yang perlu dibahas. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah mengapa sampai sekarang masih banyak orang yang memilih golput dan mengapa masyarakat harus menggunakan hak pilihnya dan tidak dianjurkan untuk golput. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan teori konstruksi social dari Peter L. Berger. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi literatur dan wawancara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konstruksi mahasiswa jurusan hukum Unesa terkait fenomena golput yang masih terjadi hingga pemilu terakhir yaitu pemilu 2024 karena kurangnya sosialisasi terhadap masyarakat yang menganggap tidak pentingnya pemilu, serta banyaknya kekecewaan yang diterima masyarakat terkait berjalannya system pemerintahan di Indonesia. Hasil penelitian pada poin kedua rumusan masalah yaitu bahwa partisipasi masyarakat dalam pemberian suara pada pemilu merupakan hal penting dalam terbentuknya system demokrasi yang kuat, sehingga suara yang diberikan akan mampu dalam menghasilkan seorang pemimpin yang layak dalam mengelola negara dengan baik.AbstractThe white phenomenon has been going on since the old order and it's still going on until the new order, but in a different sense. The abstainer or shortened golput is listed as a phenomenon that occurs in a society that is registered as an elector, but does not exercise its right to vote in general elections. In a country with a democratic system, the importance of the participation of workers in the exercise of their right to vote in general elections. So the phenomenon of abstainer which often occurs during general elections becomes a matter to be discussed. The problem with this study is why so far so many people are voting for golput and why the public should use its right to vote and not recommend it for the golput. This research uses a qualitative approach, with the social construction theory of Peter L. Berger. The data collection techniques used are literature studies and interviews. The results of this study show that the construction of Unesa law students is linked to the phenomenon of abstainer which continued until the last election, the 2024 elections, due to the lack of socialization towards the people who regarded the election as irrelevant, as well as the many disappointments received by the people regarding the course of the government system in Indonesia. The results of the research on the second point of the formula problem is that the participation of the public in voting in elections is essential in the formation of a strong democratic system, so that the vote given will be able in producing a leader worthy in managing the country well.
Semua adalah masyarakat: intervensi paradigma monadologi Gabriel Tarde untuk radikalisasi Sosiologi Rafiq, Devananta
Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Vol. 13 No. 2 (2024): Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Volume 13, Edisi 2
Publisher : Departemen Pendidikan Sosiologi FISHIPOL UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/dimensia.v13i2.68802

Abstract

Artikel ini merupakan upaya memperkenalkan kembali gagasan sosiolog Gabriel Tarde melalui kajian kualitatif yang dilakukan dengan metode penggalian data studi pustaka. Dari hasil penelusuran ditemukan bahwa Tarde melalui teorisasi "˜monadologi' berhasil memperluas cakupan definisi masyarakat pada segala hal yang ada ("˜everything is society'). Dari situ, artikel ini berusaha berargumen bahwa pemikiran Tarde ini menandai peralihan secara radikal diskursus sosiologi dari yang sekadar dimaknai sebagai "˜ilmu mengenai masyarakat' (science about the society) menjadi "˜ilmunya masyarakat' (the science of society). Jenis pemerian monadologi ini kemudian bisa secara praktis dipergunakan pada paradigma "˜actor-network theory' (ANT) yang banyak dikembangkan oleh Bruno Latour untuk mendorong semakin terlibatnya sosiolog dengan kenyataan sosial yang ditelitinya.This article aims to reintroduce the ideas of sociologist Gabriel Tarde with a research that is conducted through a qualitative study using literature studies. From the research, it was found that through his theorization of "˜monadology', Tarde managed to expand the scope of society's definition to include everything that exists (thus: "˜everything is society'). From there, this article argues that Tarde's thinking marks a radical shift in sociological discourse: from being simply interpreted as "˜the science about the society' to "˜the science of society'. This type of monadological explication can then be used in the "˜actor-network theory' (ANT) paradigm that has been developed by Bruno Latour to encourage sociologists to become more involved with the social reality they study.
Makna tarian moshing penggemar musik underground Prasojo, Luqman Rohim; Hendrastomo, Grendi
Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Vol. 13 No. 2 (2024): Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Volume 13, Edisi 2
Publisher : Departemen Pendidikan Sosiologi FISHIPOL UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/dimensia.v13i2.68094

Abstract

Penggemar musik underground – sebagai bentuk sub-kultur – merupakan komunitas yang membangun identitas sosial tertentu guna mempererat dan memperkuat ikatan internalnya. Upaya tersebut ditunjukkan dalam pemaknaan tarian Moshing yang dilakukan dalam pentas-pentas musiknya. Untuk mendalaminya, peneliti melakukan pengamatan berperanserta dan mewawancarai beberapa informan, yaitu para penggemar musik underground yang sering terlibat dan melakukan Moshing. Hasilnya, terdapat empat tema yang muncul sebagai makna yang dipahami oleh informan, antara lain moshing sebagai ruang ekspresi dan apresiasi, sebagai wadah penerimaan, penguat relasi dan pekerjaan, serta sebagai aktivitas olahraga. Selanjutnya, peneliti menemukan bahwa dalam memaknainya, terdapat makna lain yang dapat dikategorikan sebagai sebuah tujuan dalam keterlibatan informan atas tarian ini, yaitu: untuk melepaskan emosi dan ketegangan (katarsis), dan sebagai peneguh identitas.Underground music fans – as a form of subculture – are a community that builds a certain social identity to strengthen and tighten its internal bonds. This effort is shown in the meaning of the Moshing dance performed in its music performances. To explore this further, the researcher conducted participant observation and interviewed several informants, namely underground music fans who often engage in and perform Moshing. As a result, there were four themes that emerged as meanings understood by the informants, including: moshing as a space for expression and appreciation, as a place of acceptance, strengthening relationships and work, and as a sports activity. Furthermore, the researcher found that in interpreting it, there were other meanings that could be categorized as a goal in the informant's involvement in this dance, namely: to release emotions and tension (catharsis), and as an identity reinforcer.

Page 1 of 1 | Total Record : 10