cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Tesa Arsitektur
ISSN : 14106094     EISSN : 24606367     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 178 Documents
EMPAT KELOMPOK PERUBAHAN KEGIATAN DAN PENYESUAIAN HUNIAN DI MASA PANDEMI COVID-19 Hana Hali Nurrahmada; Hanson E. Kusuma; Rizki Dwika Aprilian
Tesa Arsitektur Vol 20, No 2: Desember 2022
Publisher : Universitas Katolik Soegijapranata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/tesa.v20i2.5083

Abstract

AbstractThe Covid-19 pandemic has had impacts in the human life. To reduce the Covid-19 transmission virus, most of the community activities outside home and meeting with people have shifted to be carried out the home. This new habit makes various changes in activities and adjustments in housing that have been carried out as form of adaptation to the pandemic. This study aims to explore the changes in activities and adjustments in the housing during the pandemic era. This study is using qualitattive explorative method. Data was collected using an open online questionnaire. The data analysis was carried out in three steps, such as open coding, axial coding, and selective coding. The findings show that there are four groups of activity change and housing adjustment in the Covid-19 pandemic era, including recreational group, productive group, health care group, and close to family group. This research contribute as a consideration in planning and designing residential in the pandemic and post-Covid-19 eras.Keywords: Housing, adaptation, adjustment, pandemic Covid-19AbstrakPandemi Covid-19 telah memberi dampak bagi kehidupan manusia. Untuk mengurangi penularan virus Covid-19, kegiatan masyarakat di luar hunian dan bertemu dengan orang banyak sebagian besar telah beralih dilakukan di dalam hunian. Kebiasaan baru ini membawa berbagai perubahan kegiatan dan penyesuaian di dalam hunian banyak dilakukan sebagai bentuk adaptasi terhadap pandemi. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi perubahan kegiatan dan penyesuaian pada hunian di era pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif bersifat eksploratif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner daring yang bersifat terbuka. Tahap analisis data dilakukan dengan tiga tahap yakni open coding, axial coding, dan selective coding. Temuan menunjukkan bahwa terdapat empat kelompok perubahan kegiatan dan penyesuaian hunian di era pandemi Covid-19, diantaranya kelompok rekreatif, kelompok produktif, kelompok peduli kesehatan, dan kelompok dekat dengan keluarga. Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi sebagai pertimbangan dalam perencanaan dan perancangan hunian di era pandemi maupun pascapandemi Covid-19.Kata kunci: Hunian, adaptasi, penyesuaian, pandemi Covid-19
RESILIENSI TERHADAP BENCANA BANJIR DAN TOPAN DI KOTA NAGA: PENDEKATAN BUDAYA SEBAGAI SOLUSI DESAIN Angeline Susanto; Ridho Pawenang; Ike Kurniawati; Jody Adhitya; Ropi Darmansyah; Widiyani Widiyani
Tesa Arsitektur Vol 20, No 2: Desember 2022
Publisher : Universitas Katolik Soegijapranata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/tesa.v20i2.4591

Abstract

AbstractNatural disasters like floods and hurricanes happens often in Philippines, causing damage to public infrastructure and agricultural land. Naga City, a growing city in Philippines, is no exception. The disaster recovery process is often iterative and works top-down, so that the provided help is only temporary and inefficient. This lack of efficiency is caused by the non- involvement of the community during planning process. The problem can be solved by implementing cultural strategy and community involvement in recovery process to increase community resilience. The local spirit of mutual assistance, bayanihan, is widely spread throughout Naga City’s social culture. The Barangay Hall, a space that serves as administrative office and public space, is where the community gathers. The cultural potential of Naga City’s community is explored to design post-disaster facility. This study aims to find elements of local culture that can be applied in post-disaster building design. Through literature review, this study incorporates bayanihan culture and disaster-resilient building principles to propose a new type of Barangay Hall as a post-disaster facility. This study produced a Barangay Hall design that accommodates activities to improve community-building, providing safe place during emergency, and is independently self-supporting.Keywords: Natural Disasters, Evacuation Center, Resilience, Philippines, Cultural approachAbstrakFilipina sering mengalami bencana alam, seperti banjir dan angin topan, yang mengakibatkan kerusakan pada infrastruktur publik dan lahan pertanian. Hal ini juga dialami oleh Kota Naga, kota yang sedang berkembang di Filipina. Proses pemulihan pascabencana seringkali dilakukan secara terpusat dan menggunakan pendekatan top-down, sehingga terkadang bantuan yang diberikan hanya beroperasi pada kurun waktu tertentu saja dan selanjutnya terbengkalai. Ketidakefisienan tersebut timbul akibat tidak adanya partisipasi masyarakat dalam proses pemulihan pascabecana. Pendekatan budaya yang melibatkan masyarakat pada proses pemulihan lebih ideal untuk mewujudkan resiliensi masyarakat. Di Kota Naga sendiri, masyarakat memiliki semangat gotong-royong yang kuat, yang disebut bayanihan. Budaya masyarakat tersebut tercermin dalam tipologi bangunan khas lokal, Barangay Hall, yang berfungsi sebagai kantor administrasi dan tempat kegiatan komunal. Pada studi ini, potensi budaya Kota Naga akan dieksplorasi untuk merancang fasilitas pascabencana berupa bangunan pusat evakuasi. Melalui kajian literatur, studi ini memasukkan budaya bayanihan dan prinsip-prinsip bangunan tanggap bencana untuk mengusulkan tipologi Barangay Hall yang baru sebagai fasilitas pascabencana.  Studi ini menghasilkan perancangan Barangay Hall yang mewadahi kegiatan komunitas untuk meningkatkan kerja sama masyarakat, memberikan tempat yang aman untuk berlindung saat evakuasi, serta mampu mendukung keberlanjutan bangunan dan lingkungan secara mandiri.
PEMENUHAN HUNIAN LAYAK DAN TERJANGKAU MILENIAL DI KOTA BANDUNG MELALUI PENERAPAN TEKNOLOGI PREFABRIKASI RISHA Ratu Sonya Mentari Haerdy
Tesa Arsitektur Vol 20, No 2: Desember 2022
Publisher : Universitas Katolik Soegijapranata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/tesa.v20i2.5280

Abstract

AbstractThe millennial generation often can't afford housing prices in urban areas. On the other hand, several studies have stated that the millennial generation prefers landed housing, considered healthier and more flexible. This research is essential to examine the potential application of RISHA prefabricated technology as a method of an economist, fast, and guaranteed safety to provide affordable landed housing in Bandung City. This study aims to identify housing criteria based on millennials' housing preferences. This study uses a deductive approach based on millennials' opinions. Then it compares it with related literature studies to predict the potential housing design development using RISHA prefabricated components. The results show that the RISHA prefabricated modular component has the potential to be built in the urban area of Bandung because it is suitable for millennials' housing preferences, both in terms of building design and millennial socio-economic characteristics. RISHA's prefabricated modular house design can support healthy and flexible residential design because of the flexibility of facade designs and adaptive module sizes for possible interior transformations. In addition, RISHA's prefabricated components can also reduce building construction costs as an alternative to providing affordable housing. However, RISHA's prefabricated modular components have limited module sizes and structural durability, limited to 1-2-story buildings that unfulfilled the preference for multi-story housing.Keywords: Millennials, affordable housing, RISHA Prefabrication AbstrakGenerasi milenial sering kali disebutkan tidak dapat menjangkau harga rumah di perkotaan. Di sisi lain, beberapa studi menyatakan bahwa terdapat kecenderungan preferensi perumahan generasi milenial terhadap hunian tapak yang dinilai lebih sehat dan fleksibel. Penelitian ini penting dilakukan untuk mengkaji potensi penerapan teknologi prefabrikasi RISHA sebagai metode membangun rumah yang ekonomis, cepat, dan terjamin keamanannya dalam upaya pemenuhan perumahan tapak yang layak dan terjangkau di Kota Bandung. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi kriteria desain hunian yang diminati milenial di Kota Bandung. Penelitian ini menggunakan pendekatan deduktif berdasarkan opini responden milenial kemudian dibandingkan dengan kajian literatur terkait untuk memprediksikan potensi pengembangan hunian milenial menggunakan komponen prefabrikasi RISHA. Hasil menunjukkan bahwa konsep rumah modular prefabrikasi RISHA memiliki potensi untuk dibangun di wilayah perkotaan Bandung karena secara umum memenuhi kriteria hunian yang diminati milenial, baik dari segi desain bangunan dan karakteristik sosio-ekonomi milenial. Desain rumah modular prefabrikasi RISHA dapat memenuhi kebutuhan desain hunian sehat dan fleksibel karena memungkinkan desain fasad yang variatif, serta ukuran modul adaptif terhadap kemungkinan transformasi ruang dalam. Selain itu, komponen prefabrikasi RISHA dapat menurunkan biaya konstruksi bangunan, sehingga dapat dijadikan alternatif pilihan hunian yang terjangkau bagi milenial. Namun, rumah modular prefabrikasi RISHA memiliki kekurangan dari segi ukuran modul yang terbatas, serta kemampuan daya tahan struktur yang terbatas pada bangunan 1-2 lantai, sehingga belum dapat memenuhi kriteria hunian yang berlantai banyak.Kata kunci: Milenial, hunian terjangkau, prefabrikasi RISHA
PERUBAHAN ELEMEN ARSITEKTUR TIONGHOA DI KAWASAN PECINAN GLODOK Suci Lestari; Agus Dharma Tohjiwa
Tesa Arsitektur Vol 20, No 2: Desember 2022
Publisher : Universitas Katolik Soegijapranata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/tesa.v20i2.5050

Abstract

AbstractChinese ethnic stepped on Batavia in the 14th century which then developed the economy with the Dutch VOC. The massacres in the 16th century, the existence of regulations restricting the movement of ethnic Chinese, until the riots in 1998 in the Glodok Chinatown area made their original territory abandoned by ethnic Chinese who experienced trauma so that there was no effort to preserve Chinese architecture in the area which resulted in its characteristics slowly disappearing. The West Jakarta government is seriouly concern about revitalizing the Glodok Chinatown area, so identification is needed to redefine the building with the image of Chinese architecture that once existed as the identity of the area. This study aims to find architectural elements of past and present buildings that are developing in the Glodok Chinatown area, as well as discovering changes in the shape of architectural elements that occur as a result of various events. This research begins by exploring the theory of Chinese architecture in Southeast Asia which is used as a comparison variable. The research process uses a comparative method, namely comparing elements of Chinese architecture in the past and present. This research produces a description of the changes that have occurred in past and present buildings in the Glodok Chinatown area. The conclusion is that there has been a change in architectural elements of the past and present into geometric shapes that are affected by various events that occurred and modernization in the Glodok Chinatown area.Keywords: Chinatown, Glodok, IdentityAbstrakEtnis Tionghoa menginjak Batavia sejak abad 14 yang kemudian mengembangkan perekonomian bersama VOC Belanda. Peristiwa pembantaian pada abad-16, adanya peraturan pembatasan gerak etnis Tionghoa, hingga kerusuhan pada 1998 di kawasan Pecinan Glodok membuat wilayah aslinya ditinggalkan oleh etnis Tionghoa yang mengalami trauma sehingga tidak ada upaya dalam pelestarian arsitektur Tionghoa di kawasan tersebut yang mengakibatkan ciri khasnya perlahan menghilang. Pemerintah Jakarta Barat serius untuk melakukan revitalisasi di kawasan Pecinan Glodok maka diperlukannya identifikasi agar dapat mendefinisikan kembali bangunan dengan citra arsitektur Tionghoa yang pernah ada sebagai identitas kawasan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan elemen arsitektur bangunan masa lampau dan bangunan masa kini yang berkembang di kawasan Pecinan Glodok, serta menemukan perubahan bentuk elemen arsitektur yang terjadi akibat berbagai peristiwa. Penelitian ini diawali dengan menelusuri teori mengenai arsitektur Tionghoa di Asia Tenggara yang digunakan sebagai variabel pembanding. Proses penelitian menggunakan metode komparasi yakni membandingkan elemen arsitektur Tionghoa masa lampau dan masa kini. Penelitian ini menghasilkan deskripsi mengenai perubahan yang terjadi pada bangunan masa lampau dan masa kini di kawasan Pecinan Glodok. Simpulannya adalah terjadi perubahan elemen arsitektur masa lampau dan masa kini ke dalam bentuk geometris yang terdampak akibat berbagai peristiwa yang terjadi serta modernisasi dikawasan Pecinan Glodok.Kata kunci: Pecinan, Glodok, Identitas
PENERAPAN PRINSIP RESILIENCE ARCHITECTURE PADA HUNIAN SEMENTARA PASCABENCANA Jihan Adha Hillal Rois; Fairuz Mutia
Tesa Arsitektur Vol 20, No 2: Desember 2022
Publisher : Universitas Katolik Soegijapranata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/tesa.v20i2.5234

Abstract

AbstractThe number of disasters in the last ten has only increased. However, this condition is not accompanied by a responsive government attitude to take steps to mitigate disasters. Temporary shelters as the government's efforts to deal with disasters in the field of rehabilitation and reconstruction only focus on the speed of development. Resilience architecture does not only focus on aspects of speed and accuracy of construction but also on aspects of sustainability to achieve a balance between economic, social and community regenerative growth through architectural design. This study aims to determine the extent to which the principles of resilience architecture are applied in the design of post-disaster housing, by analyzing the application of the concept of resilience architecture in the aspects of Efficiency and Effectiveness, Economical, Eco-tech and Sustainability, Durability, Flexibility. The research method used is Dynamic Mixed Methods with the Paired Comparison Rating Scale analysis approach by measuring and comparing several samples that meet the number of indicator items made. The results of research on several objects show that temporary housing is limited in responding to the aspects of accuracy, speed, and technology of the construction system, but in terms of environmental sustainability it still has not shown optimal results.Keywords: Construction, Local-Oriented Design, Resilience architecture, Temporary Shelters AbstrakJumlah bencana dalam sepuluh terakhir semakin meningkat. Namun, kondisi tersebut tidak dibarengi dengan sikap pemerintah yang tanggap untuk mengambil langkah penanggulangan dalam kebencanaan. Hunian sementara sebagai upaya pemerintah dalam menanggulangi bencana di bidang rehabilitasi dan rekonstruksi hanya berfokus pada kecepatan pembangunan. Resilience architecture tidak hanya berfokus pada aspek kecepatan dan ketepatan konstruksi namun juga pada aspek keberlanjutan untuk mewujudkan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi, sosial, dan regeneratif komunitas melalui desain arsitektur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana prinsip resilience architecture diterapkan dalam perancangan hunian pascabencana, dengan menganalisis penerapan konsep resilience architecture pada aspek Efficiency and Effectivity, Ekonomis, Eco-tech and Sustainability, Durability, Flexibility. Metode penelitian yang digunakan adalah Dynamic Mixed Methods dengan pendekatan analisis Paired Comparison Rating Scale dengan cara mengukur dan membandingkan beberapa sampel yang memenuhi jumlah butir indikator yang dibuat. Hasil penelitian pada beberapa objek menunjukkan hunian sementara terbatas merespons pada aspek ketepatan, kecepatan, dan teknologi sistem konstruksinya, namun dalam aspek keberlanjutan lingkungan masih belum menunjukkan hasil yang optimal.Kata kunci: Hunian Sementara, Konstruksi, Local-oriented design, Resilience architecture
KAJIAN SEJARAH DAN DOKUMENTASI GEDUNG PERTEMUAN SMP DOMENICO SAVIO, KOTA SEMARANG Ahmad Zuhdi Allam; Meilani Martini; Muhammad Irwansyah; Liza O. Tutuarima
Tesa Arsitektur Vol 20, No 2: Desember 2022
Publisher : Universitas Katolik Soegijapranata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/tesa.v20i2.5773

Abstract

AbstractThe history of Catholicism in the Dutch East Indies and Indonesia, especially in Java, is inseparable from the presence of educational institutions built by missionaries that have been established since the early 20th century. Those institutions have contributed to improving the Indonesian's quality of life, regardless of their religious background. Documentation of the architectural heritage related to them can support the historical significance of the Catholic church's contribution. This article was written based on architectural history research on the Domenico Savio Junior High School's Hall, conducted in 2021, to obtain historical information and documented the physical transformation of this building. The method used in this study is a historical research method supplemented by field observations and documentation. The results show that the hall had built in the late 19th century, was once used as a church, and has undergone several physical transformations. The output of this research can be used as a basis for preserving architecture and writing the history of the development of Catholicism in Java, especially in Semarang.Keywords: History of architecture, Semarang, Dutch Indies Architecture, SMP Domenico Savio AbstrakSejarah penyebaran agama Katolik di Hindia Belanda dan Indonesia, khususnya di Jawa, tidak terlepas dari hadirnya institusi pendidikan binaan misionaris yang telah berdiri sejak awal abad ke-20. Institusi pendidikan ini telah berkontribusi meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia terlepas dari latar belakang keagamaannya. Dokumentasi warisan arsitektur terkait institusi pendidikan ini dapat mendukung signifikansi sejarah kontribusi gereja Katolik tersebut. Artikel ini ditulis berdasarkan penelitian sejarah arsitektur atas Gedung Pertemuan SMP Domenico Savio yang dilakukan pada 2021 dengan tujuan mendapatkan informasi kesejarahan dan mendokumentasikan transformasi fisik gedung ini. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah yang dilengkapi dengan observasi dan dokumentasi lapangan. Berdasarkan kajian yang dilakukan, diketahui bahwa Gedung Pertemuan SMP Domenico Savio telah ada sejak akhir abad ke-19, pernah digunakan sebagai gereja, dan telah mengalami beberapa bentuk transformasi fisik. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar pelestarian arsitektur dan penulisan sejarah perkembangan agama Katolik di Jawa, khususnya di Semarang.Kata kunci: Sejarah Arsitektur, Semarang, Arsitektur Hindia Belanda, Gedung Pertemuan SMP Domenico Savio
IDENTIFIKASI TRANSFORMASI SPASIAL PADA RUMAH-COFFEE SHOP DI KOTA PEKANBARU Rabudin Rizki; Harry Kurniawan
Tesa Arsitektur Vol 21, No 1: Juni 2023
Publisher : Universitas Katolik Soegijapranata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/tesa.v21i1.10111

Abstract

Budaya penikmat kopi di Kota Pekanbaru mengalami perkembangan pesat. Peningkatan budaya ini sejalan dengan peningkatan sebaran coffee shop sebagai wadah dan konsumsi kopi setiap tahunnya yang menjadi kebutuhan sosial serta gaya hidup masyarakat. Penetrasi sebaran coffee shop di kota Pekanbaru terjadi hingga ke dalam kawasan pemukiman. Hadirnya coffee shop di rumah mengakibatkan terjadinya perubahan spasial untuk memfasilitasi fungsi coffee shop tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi ruang yang mengalami perubahan dan faktor penyebabnya, serta mengidentifikasi jenis hunian produktif yang terbentuk. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan pengambilan data primer dengan observasi lapangan dan wawancara dilakukan kepada narasumber setiap unit amatan serta pengumpulan data sekunder dari buku, jurnal, laporan penelitian, dan sejenisnya. Analisis dilakukan berdasarkan penggambaran ulang denah serta identifikasi transformasi spasial yang terjadi. Hasil temuan menunjukkan ruang-ruang yang dominan mengalami transformasi spasial adalah garasi dan ruang tamu sebagai area bar dan indoor pengunjung serta teras dan taman sebagai outdoor pengunjung. Perubahan disebabkan karena faktor pemanfaatan ruang yang tidak sepenuhnya digunakan serta kedekatan ruang dengan area luar rumah. Kombinasi fungsi rumah-coffee shop pada penelitian ini dapat dikategorikan ke dalam tiga jenis hunian produktif yaitu tipe bercampur, tipe berimbang, dan tipe terpisah
INOVASI BENTANG MODUL STRUKTURAL UNTUK PENERAPAN TEKNOLOGI RUMAH INSTAN SEDERHANA SEHAT (RISHA) PADA KONSTRUKSI RUMAH SUSUN KAMPUNG DERET PETOGOGAN Carissa Carissa; Dewi Larasati; Sugeng Triyadi; Mia Wimala; Virginia Slamat
Tesa Arsitektur Vol 21, No 1: Juni 2023
Publisher : Universitas Katolik Soegijapranata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/tesa.v21i1.10179

Abstract

Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) adalah teknologi prapabrikasi beton yang awalnya dikembangkan untuk perumahan masyarakat berpenghasilan rendah di Indonesia. Penerapannya yang diperluas hingga ke konstruksi rumah susun Kampung Deret Petogogan di Jakarta menunjukkan bahwa RISHA ternyata belum mampu memfasilitasi seluruh aktivitas di dalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bentang optimal modul struktural yang harus disediakan pada studi kasus ini dan mengkaji kesesuaian RISHA dalam memfasilitasi bentang optimal tersebut. Kajian kuantitatif akan dilakukan dalam bentuk simulasi untuk setiap dimensi ruang di Kampung Deret Petogogan berdasarkan beberapa parameter yaitu organisasi ruang, relasi antar ruang, dan standar dimensi ruang. Agar RISHA dapat digunakan dengan baik, penataan ruang pada Kampung Deret Petogogan masih perlu diperbaiki, demikian pula dengan hubungan antar ruang dan juga ukuran standar ruangnya. Selanjutnya, hanya tiga ukuran bentang, yaitu 1,8 m, 2,7 m, dan 2,9 m yang dapat diakomodasi oleh RISHA saat ini, sedangkan bentang lain dengan ukuran 3,3 m dan 3,6 m masih perlu dikembangkan untuk kepentingan proyek serupa di masa mendatang
POLA SPASIAL KAWASAN PERUMAHAN SERTA KETERSEDIAAN FASILITAS PENDUKUNG DI KECAMATAN CIANJUR Nur Aeni; Lia Warlina
Tesa Arsitektur Vol 21, No 1: Juni 2023
Publisher : Universitas Katolik Soegijapranata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/tesa.v21i1.5216

Abstract

The Cianjur District's population has grown over the past ten years, which has raised the demand for livable housing and services to support the daily activities of the residents. This study aims to pinpoint the spatial pattern of residential areas and its impact as well as to ascertain whether Cianjur District has access to facilities for education, health and shopping. This study employed a quantitative descriptive method that combined map overlay analysis techniques with nearest neighbor analysis to analyze spatial patterns. The study's findings indicate that while only seven formal housing complexes available in 2010, there were a total of 29 housing complex were available after ten years. In the Cianjur District, residential land use construction reached 29.70% in 2010 and 49.27% in 2020. Primary school educational facilities are arranged in clusters, junior high schools in dispersion, and high schools in dispersion patterns. The spatial pattern of the puskesmas healthcare facilities is dispersed, with clinics and pharmacies arranged in clustered. All sections of the Cianjur District have access to health facilities' services. However, some formal housing estates have not been covered spatially by pharmacy services. The spatial pattern of shopping facilities is clustered, but residents in Cianjur District can still reach these facilities
PENYEDIAAN FASILITAS PEJALAN KAKI BAGI DISABILITAS PADA TAMAN KOTA AKTIF DI SEMARANG Felicia Ellen Kristanto Rahardjo; L.M.F Purwanto; Robert Rianto Widjaja
Tesa Arsitektur Vol 21, No 1: Juni 2023
Publisher : Universitas Katolik Soegijapranata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/tesa.v21i1.5862

Abstract

Pemerintah Kota Semarang sedang membenahi taman kota, disampaikan oleh Walikota Semarang. Namun beberapa taman yang diperbaiki belum memberikan akses yang mudah bagi disabilitas. Pemerintah mengakui bahwa infrastruktur di Semarang belum ramah bagi disabilitas, sehingga itu Dinas Perumahan dan Permukiman Semarang berupaya untuk membangun taman-taman kota yang ramah bagi disabilitas. Komunitas Disabilitas Kota Semarang yang bergerak dalam meningkatkan kesadaran mengenai kesetaraan hak bagi disabilitas dan terlibat untuk memberikan kritik dan masukan untuk mewujudkan Semarang sebagai kota yang ramah bagi disabilitas. Studi ini bertujuan untuk mencari penyebab belum tercapainya kemudahan akses bagi disabilitas pada fasilitas pejalan kaki taman kota yang memenuhi standar kebutuhan ruang publik. Pengumpulan data pada dilakukan dengan melakukan observasi lapangan dan wawancara dengan Pemerintah Kota Semarang dan CSR serta pengambilan data berupa gambar dan pengukuran yang diperlukan untuk analisis. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif studi kasus dengan mengambil beberapa taman aktif di Kota Semarang. Hasil dari penelitian ini menunjukkan kurangnya pemahaman mengenai penyediaan fasilitas pejalan kaki yang layak dan sesuai dengan standar disabilitas, baik oleh pihak penyedia maupun pekerja sehingga taman-taman di Kota Semarang masih belum dapat diakses oleh disabilitas.