cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Tesa Arsitektur
ISSN : 14106094     EISSN : 24606367     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 178 Documents
RUANG TERBUKA KAMPUNG KAPITAN SEBAGAI LINGKUNGAN CAGAR BUDAYA DENGAN PENDEKATAN PLACEMAKING Suzzana Winda Artha Mustika; Meisya Suhandi; Reijavira Lamdha Fandji
Tesa Arsitektur Vol 21, No 1: Juni 2023
Publisher : Universitas Katolik Soegijapranata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/tesa.v21i1.10199

Abstract

Kawasan Cagar Budaya Kampung Kapitan merupakan destinasi wisata ruang terbuka publik yang dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar dengan pelbagai aktivitas yang menimbulkan pandangan berbeda-beda baik dari segi kenyamanan, desain, interaksi, dan makna kawasan. Penelitian ini menerapkan metode deskriptif kualitatif yang menguraikan fenomena empiris pada aspek fungsi dan estetika, elemen-elemen ruang publik, keamanan, serta kenyamanan melalui pengamatan langsung kondisi Kampung Kapitan. Tujuan dari penelitian ini ialah menganalisis ruang terbuka di Kampung Kapitan sebagai lingkungan cagar budaya dengan pendekatan placemaking. Penelitian terdahulu mengungkapkan bahwa dengan adanya ruang terbuka memberikan pengaruh besar dari sisi kesejarahan, karakteristik ruang bermukim, bentuk bangunan, akulturasi budaya, potensi alam, dan daya tarik wisata terhadap kawasan cagar budaya. Hasil dari penelitian menginformasikan bahwa pengaruh dari aktivitas masyarakat menjadikan ruang tersebut sebagai tempat bersosialisasi, objek wisata, dan peranan penting terhadap makna kawasan Kampung Kapitan yang memberikan keunikan dari perkampungan yang ada di Palembang. Menindaklanjuti temuan pada penelitian ini dapat memberikan sudut pandang yang positif dan menarik mengenai lingkungan cagar budaya yang dilihat dari aspek ruang terbuka kawasan Kampung Kapitan agar makna dari karakteristik lingkungan dan bangunan dapat dipertahankan. 
ANALISIS KENYAMANAN TERMAL BANGUNAN MASJID SMA DI KOTA BANDUNG Nisrina Luthfiyah Zahran; Karina Salsabila; Try Ramadhan; Johar Maknun
Tesa Arsitektur Vol 21, No 1: Juni 2023
Publisher : Universitas Katolik Soegijapranata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/tesa.v21i1.10343

Abstract

Masjid merupakan tempat sentral bagi umat Islam untuk beribadah. Masjid sekolah merupakan salah satu jenis masjid yang digunakan oleh siswa dan guru tidak hanya untuk salat sendiri, tetapi juga salat berjamaah. Karena banyaknya siswa dan guru yang masuk ke dalam masjid, hal ini dapat menyebabkan kondisi tidak nyaman dan tidak khusyuk. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan kualitas kenyamanan masjid sekolah bagi jamaahnya, salah satunya adalah aspek termal. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kualitas kenyamanan termal masjid SMA dan memberikan rekomendasi desain. Studi kasus penelitian ini berlokasi di SMA Pasundan 1 Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kuantitatif. Alat CBE Thermal Comfort digunakan untuk menganalisis PMV (Predicted Mean Vote) dari data yang diambil dalam studi kasus dan konfirmasi melalui wawancara pengguna. Tabel mahoni juga digunakan untuk memberikan rekomendasi desain untuk studi kasus. Hasilnya menunjukkan bahwa masjid ini mendapat sensasi yang sedikit hangat di semua tempat pengukuran tanpa ada orang di dalamnya. Namun, responden menyatakan akan terasa lebih panas jika dipenuhi oleh orang-orang, terutama pada waktu-waktu salat berjamaah. Beberapa rekomendasi yang diperoleh dari tabel mahoney seperti, mengubah bangunan ke orientasi utara-selatan, menambah ruang terbuka dalam ruangan dengan penetrasi atau sirkulasi angin, ukuran bukaan sekitar 25%-40% setinggi ukuran manusia, dan rekomendasi lainnya.
STUDI KOMPARASI KARAKTERISTIK FISIK ARSITEKTUR VERNAKULAR BUGIS DI KARIMUNJAWA DAN SULAWESI SELATAN (Comparative Study of Physical Characteristics of Bugis Vernacular Architecture in Karimunjawa and South Sulawesi) Anita Viana; Dewi Larasati; Christina Gantini
Tesa Arsitektur Vol 21, No 2: Desember 2023
Publisher : Universitas Katolik Soegijapranata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/tesa.v21i2.11183

Abstract

Arsitektur vernakular di Indonesia sangat beragam, seperti rumah yang mulanya dikenal sebagai tempat bernaung. Di Indonesia, terdapat beraneka ragam rumah vernakular yang khas, salah satunya adalah rumah Suku Bugis, baik di Desa Kemujan Karimunjawa maupun Sulawesi Selatan. Suku Bugis berasal dari Sulawesi Selatan yang ada sejak masa penjajahan. Suku Bugis menyebar ke daerah lain karena suku ini dikenal sebagai saudagar. Kedatangan Suku Bugis di Desa Kemujan diawali semenjak zaman perang yang datang dengan kapal untuk mencari tempat perlindungan. Adanya perbedaan dari Suku Bugis di Sulawesi Selatan dan di Desa Kemujan Karimunjawa yang telah mengalami adaptasi, sehingga penelitian ini ingin melihat seberapa jauh terjadinya transformasi dari yang asli di Sulawesi Selatan dengan yang ada di Desa Kemujan Karimunjawa. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi perbedaan karakteristik fisik pada rumah Bugis di Desa Kemujan Karimunjawa dengan Sulawesi Selatan. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif dan sampel diambil dengan teknik purposive. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa terdapat beberapa perbedaan karakteristik fisik pada bangunan rumah Bugis yang ada di Desa Kemujan Karimunjawa dan Sulawesi Selatan seperti pada fasad bangunan, tata ruang, pola struktur dan konstruksi, penggunaan material, serta ketinggian lantai yang menjadi identitas rumah Suku Bugis.  Vernacular architecture in Indonesia exhibits notable diversity, encompassing various forms of traditional residential vernacular architecture. Among these architectural styles, the Bugis house is particularly noteworthy. The Bugis tribe, originally residing on the island of Sulawesi, has witnessed a considerable migration of its members to other regions and islands. In these new locales, they have erected vernacular houses that bear resemblances to the traditional dwellings found in South Sulawesi. However, differences emerge between the vernacular residences of the Bugis Tribe in South Sulawesi and those in Kemujan Village, Karimunjawa. These discrepancies are a result of the Bugis tribe's adaptation to natural and environmental conditions. This research endeavor aims to discern the disparities between the vernacular houses of the Bugis tribe on Sulawesi Island and those on Karimunjawa Island. It also seeks to ascertain the extent of the transformation and the underlying causes of this residential adaptation. A primary focus of this study is to investigate the distinctions in the physical attributes of Bugis houses in Kemujan Village, Karimunjawa, and South Sulawesi. The research methodology employed here is a qualitative descriptive approach, with samples selected using a purposive sampling technique. The findings of this research illuminate several variations in the physical characteristics of Bugis house structures in Kemujan Village, Karimunjawa, and South Sulawesi. These distinctions encompass architectural facades, spatial arrangements, structural and construction patterns, material selection, and floor elevations, all of which collectively contribute to the unique identity of Bugis houses. Keywords: bugis house, physical charateristics, kemujan village,south sulawesi.
STUDI KUAT TEKAN BATAKO RAMAH LINGKUNGAN (ECO-BRICK) DENGAN KOMPOSIT MATERIAL SAMPAH KONSTRUKSI DAN SAMPAH STEROFOAM (Study of Compressive Strength of Environmentally Friendly Brick (Eco-brick) with Composite Materials of Construction and Styrofoam Waste) Sudarman, Sudarman; Said, Ratriana; Nuryuningsih, Nuryuningsih; Syuaib, Mayyadah
Tesa Arsitektur Vol 21, No 2: Desember 2023
Publisher : Universitas Katolik Soegijapranata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/tesa.v21i2.10706

Abstract

Salah satu isu utama yang menjadi fokus pembahasan masyarakat dunia saat ini adalah isu pemanasan global. Penyebab terjadinya pemanasan global sendiri adalah penggunaan energi yang terlalu besar sehingga menyebabkan munculnya efek rumah kaca dan dunia konstruksi menjadi salah satu penyumbang efek rumah kaca terbesar setelah dunia industri dan kendaraan. Konstruksi berkelanjutan adalah upaya dalam menekan penggunaan energi dalam proses konstruksi, salah satu bentuknya adalah dengan menggunakan material bangunan yang ramah terhadap lingkungan seperti pengembangan eco-brick. Penelitian yang dilakukan berupa pengembangan eco-brick dengan memanfaatkan limbah konstruksi dan limbah sterofoam sebagai bahan penyusun eco-brick. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode pengujian laboratorium berupa uji tekan dengan membandingkan kuat tekan antara material eco-brick yang dikembangkan dengan material serupa yang telah lebih dahulu banyak digunakan masyarakat untuk konstruksi dinding seperti batu bata dan bata ringan. Komposisi dari pembuatan eco-brick sendiri terdiri dari semen 20%, pasir 20%, limbah konstruksi 40%, dan Sterofoam 20%. Hasil penelitian menunjukan bahwa kuat tekan maksimum dari eco-brick yang dikembangkan rata-ratanya adalah 55.83 kN, batu bata rata-ratanya 196.3 kN, dan bata ringan rata-ratanya 30 kN. Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa eco-brick layak untuk nantinya bisa menjadi alternatif untuk dimanfaatkan pada konstruksi dinding. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi inovasi pengambangan material dinding yang ramah lingkungan, berkelanjutan, dan ekonomis namun bermutu tunggi.
KAJIAN KONSERVASI CAGAR BUDAYA GEDUNG DPRD KOTA TEGAL (The Conservation of Cultural Heritage in The Regional Respresentative Council Building of Tegal City) Gianka Kharisma Putri; Antonius Ardiyanto
Tesa Arsitektur Vol 21, No 2: Desember 2023
Publisher : Universitas Katolik Soegijapranata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/tesa.v21i2.11506

Abstract

Gedung DPRD Kota Tegal merupakan Bangunan Cagar Budaya yang telah diresmikan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tegal dan ditetapkan oleh Walikota Tegal pada tahun 2019. Pentingnya DPRD Kota Tegal sebagai fasilitas kegiatan pemerintahan, maka dilakukan konservasi pada gedung DPRD Kota Tegal pada tahun 2014 dengan rehabilitasi khususnya pada bagian kusen, jendela, dan pintu yang berfungsi untuk merawat gedung DPRD Kota Tegal agar kondisi gedung tetap prima. Studi ini bertujuan untuk menelusuri konservasi dan pemeliharaan gedung DPRD Kota Tegal sesuai dengan peraturan konservasi bangunan cagar budaya. Studi ini menerapkan metode kualitatif deskriptif. Pengumpulan data dilakukan melalui studi literatur, observasi dan dokumentasi, serta wawancara yang selanjutnya dianalisis lebih lanjut. Studi menunjukkan bahwa gedung DPRD Kota Tegal sebagai gedung cagar budaya tetap berfungsi sejak dibangun hingga sekarang yang bersanding dengan kebutuhan kenyamanan pengguna gedung sehingga membuat kondisi gedung harus dijaga dan dilestarikan keasliannya. Pelestarian dilakukan dengan tindakan konservasi dengan melakukan penggantian material lama dengan material baru seperti kondisi orisinal, juga perawatan khususnya pada bagian pintu, jendela, dinding, dan elemen struktur pada gedung.
KAJIAN KERUANGAN BERDASARKAN PERILAKU PENGUNJUNG TERKAIT UPAYA KONSERVASI PADA KAWASAN CANDI BOROBUDUR (Spatial Studies Based on Visitor’s Behavior Regarding Conservation Efforts in The Borobudur Temple Area) Arwin Purnama Jati
Tesa Arsitektur Vol 21, No 2: Desember 2023
Publisher : Universitas Katolik Soegijapranata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/tesa.v21i2.11090

Abstract

Kajian multidisiplin ini berfokus pada topik keruangan kawasan bersejarah (heritage) melalui bidang arsitektur, desain, dan budaya. Penelitian bertujuan menginvestigasi pola keruangan (spasial) ditinjau dari perilaku pengunjung pada kawasan bersejarah. Objek penelitian ini adalah Candi Borobudur, peninggalan Buddha terbesar di Indonesia yang terletak di lingkungan urban, serta merupakan tujuan wisata unggulan di Jawa Tengah. Banyak wisatawan yang datang mengunjungi situs ini dan berpotensi melakukan kontak fisik dengan artefak karena pengunjung pada dasarnya memiliki tujuan untuk memiliki pengalaman keruangan di sebuah kawasan heritage. Kontak dengan artefak berpotensi merusak objek bersejarah yang berusia ribuan tahun jika ada perilaku pengunjung yang tidak bertanggungjawab. Kajian keruangan terutama berfokus pada perilaku pengunjung pada struktur tubuh candi, terkait cara pengunjung melakukan kontak dengan candi, pada ruang fisik maupun non fisik candi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi pengumpulan data melalui observasi di kawasan bersejarah dan kajian melalui kerangka teoritis perilaku keruangan dan model konservasi heritage melalui pola kunjungan yang diatur. Hasil penelitian meliputi perilaku keruangan pengunjung dipengaruhi oleh ruang-ruang candi secara konkrit (melalui dimensi, bentuk) maupun abstrak (melalui makna, ideologi) yang ditinjau dari perspektif keruangan pada struktur Candi Borobudur. Penelitian ini diharapkan berkontribusi pada pengembangan infrastruktur spasial dan konservasi heritage, terutama terkait ruang dan interaksi manusia.
PENGARUH MODA TRANSPORTASI ONLINE TERHADAP RUANG PUBLIK PADA LINGKUNGAN PERKOTAAN DI KOTA GORONTALO (The Influence of Online Transportation Modes on Public Space in Urban Environments in Gorontalo City) Asta Juliarman Hatta; Dara Fitriani; Heryati Heryati
Tesa Arsitektur Vol 21, No 2: Desember 2023
Publisher : Universitas Katolik Soegijapranata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/tesa.v21i2.11098

Abstract

Penggunaan moda transportasi umum semakin berkembang dari tahun ke tahun yang ditandai dengan munculnya ojek online yang semakin diminati dan menjadi kebutuhan di masa kini. Untuk menjemput penggunanya, pengemudi ojek online memanfaatkan faktor kedekatan dengan pengguna dengan menciptakan suatu titik kumpul. Permasalahan yang banyak ditemukan bahwa pengemudi ojek online kerap membuat titik kumpul dengan menggunakan ruang publik, bahkan mentransformasinya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana pengaruh titik kumpul ojek online terhadap ruang publik. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan mendeskripsikan bagaimana bentuk, aktivitas, karakteristik, serta perubahan yang terjadi pada fenomena penggunaan ruang publik sebagai titik kumpul ojek online. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa pada tiga titik kumpul ojek online di ruang publik pada area minimarket, pedestrian, dan taman kota/RTH memiliki pengaruh terhadap tipologi dan morfologi kota. Perubahan tipologi yang terjadi menyebabkan adanya penyalahgunaan fungsi ruang publik, struktur fisik, ketidakteraturan tata letak dan tata ruang kota pada ruang publik. Perubahan morfologi yang terjadi menyebabkan kemudahan aksesibilitas kepada pengguna jasa ojol, mengurangi beban lalu lintas, penggunaan ruang publik menjadi lebih hidup dan dinamis, serta memicu pertumbuhan sentra ekonomi lokal yang berdampak positif pada perkembangan kota. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan bagi pemerintah dan pihak terkait untuk mengembangkan kebijakan dan regulasi yang tepat mengenai bagaimana titik kumpul ojek online dapat mengubah ruang publik dan membantu mengarahkan perkembangan perkotaan yang inklusif dan berkelanjutan.
ANALISIS KONSEP GREEN CORRIDOR WALKABILITY JALUR PEJALAN KAKI TERHADAP KENYAMANAN PENGGUNA (STUDI KASUS: KAWASAN PANTAI LOSARI MAKASSAR) Ahmad Nadhil Edar; Arinda Wahyuni; Gusti Hardyanti Musda
Tesa Arsitektur Vol 21, No 2: Desember 2023
Publisher : Universitas Katolik Soegijapranata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/tesa.v21i2.11132

Abstract

Jl. Penghibur berada pada Kawasan Pantai Losari di Kota Makassar. Lokasi penelitian ini merupakan pusat kota di Kota Makassar yang dimana juga sebagai ikon kota ini dan salah satu pusat wisata dan kuliner makanan tradisional Kota Makassar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari ide tentang kemudahan berjalan kaki Green Corridor di jalur pejalan kaki di Kawasan Pantai Losari Makassar dan mengetahui bagaimana hal itu berdampak pada kenyamanan pengguna. Latar belakang penelitian ini adalah perhatian yang meningkat terhadap pembangunan ruang hijau yang ramah pejalan kaki sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan kualitas lingkungan perkotaan. Metode penelitian melibatkan survei lapangan untuk melihat jalur pejalan kaki di Kawasan Pantai Losari, Makassar. Penelitian ini berfokus pada aspek-aspek yang berkaitan dengan gagasan Walkability Green Corridor, seperti penggunaan taman kota, keselamatan pejalan kaki, dan fasilitas tambahan. Selain itu, data tentang persepsi dan pengalaman pengguna terkait kenyamanan dikumpulkan melalui kuesioner dan wawancara. Penelitian menunjukkan bahwa jika konsep Green Corridor Walkability diterapkan, jalur pejalan kaki di Pantai Losari akan lebih nyaman. Faktor seperti keberlanjutan, kemudahan, dan keamanan memengaruhi pengalaman pengguna. Diharapkan temuan ini dapat membantu pihak terkait dalam perencanaan dan pengembangan ruang hijau di kawasan perkotaan, khususnya yang berfokus pada pejalan kaki. Penelitian ini tidak hanya menjadi kontribusi penting dalam konteks pembangunan perkotaan yang berkelanjutan dan ramah pejalan kaki, tetapi juga dapat berfungsi sebagai dasar untuk konsep serupa di tempat lain di perkotaan.
KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN PASAR 16 ILIR SEBAGAI DESTINASI WISATA KOTA DI TEPI SUNGAI MUSI PALEMBANG (The Development Concept of the Pasar 16 Ilir Area as an Urban Tourism Destination at the Musi Riverside Palembang) Dini Agumsari; Moch. Prasetiyo Effendi Yasin; Agus Suharjono Ekomadyo
Tesa Arsitektur Vol 22, No 1: Juni 2024
Publisher : Universitas Katolik Soegijapranata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/tesa.v22i1.11994

Abstract

Kawasan Pasar 16 Ilir merupakan pusat perdagangan tertua di tepi Sungai Musi. Seiring perkembangan zaman, pembangunan infrastruktur yang masif menyebabkan citra kawasan yang dahulu aktivitasnya berbasis air perlahan bergeser ke darat. Aktivitas yang terpusat pada area tertentu, serta kurang aktifnya jalur perdagangan sungai saat ini, menimbulkan penurunan fungsi serta lemahnya citra sebagai kawasan berorientasi sungai dengan budaya ripariannya. Studi ini bertujuan untuk merumuskan konsep pengembangan kawasan Pasar 16 Ilir sebagai destinasi wisata kota. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teori elemen pembentuk citra kota oleh Kevin Lynch. Hasil menunjukkan bahwa konektivitas elemen jalur (path) pada kawasan belum mengarahkan manusia untuk dapat berinteraksi dengan sungai, sehingga diusulkan konsep pengembangan jalur terkoneksi ke tepian sungai. Tepi (edge) kawasan belum secara keseluruhan dapat terakses yang mengakibatkan batas ini terabaikan, dengan demikan konsep harus dapat mempertegas karakter elemen alam dan buatan manusia untuk dapat merespons karakter riparian. Konsep Distrik (district) yang merespons persoalan karakter kawasan yang belum kuat, yakni dengan mendialogkan fungsi masa lampau dengan masa kini. Simpul (node) pada kawasan berusaha menjawab persoalan kurangnya ruang berkumpul, yakni lewat penciptaan ruang aktivitas publik di sepanjang tepian sungai. Tengaran (landmark) belum terepresentasi dengan baik pada kawasan, sehingga dibutuhkan titik orientasi visual pada setiap zona. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan untuk model pengembangan kawasan perdagangan tepi sungai guna memperkuat karakter dan menceritakan kembali keunikan kawasan.
IDENTIFIKASI POLA SPASIAL PERMUKIMAN BANTARAN SUNGAI MARTAPURA DI KAWASAN KOTA BANJARMASIN (Identification of Spatial Settlement Patterns Along the Martapura River in Banjarmasin City) Aulia Syafitri; Ermilia Puteri; Naimatul Aufa; Ira Mentayani
Tesa Arsitektur Vol 22, No 1: Juni 2024
Publisher : Universitas Katolik Soegijapranata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/tesa.v22i1.12104

Abstract

Peningkatan jumlah penduduk menyebabkan peningkatan jumlah kebutuhan ruang yang diperlukan untuk tempat tinggal, fasilitas umum, dan infrastruktur lainnya. Sementara itu, peningkatan jumlah ruang dapat memicu pertumbuhan dan perkembangan sebuah kawasan, baik dari segi pembangunan fisik maupun ekonomi, sehingga kawasan tersebut mengalami transformasi yang signifikan. Hal ini mempengaruhi pertumbuhan pola spasial permukiman pada sebuah kawasan. Fenomena ini memengaruhi pertumbuhan pola spasial permukiman pada sebua kawasan yang dibentuk dari karakteristik elemen pembentuk permukiman diantaranya alam, manusia, masyarakat, bangunan, dan jaringan. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki pola spasial permukiman bantaran Sungai Martapura di Kota Banjarmasin. Metode yang digunakan ialah kualitatif. Analisis spasial dilakukan terhadap data yang diperoleh melalui observasi lapangan dan wawancara dengan penduduk lokal. Hasil analisis menemukan empat pola spasial permukiman di bantaran Sungai Martapura, yaitu: pola linier satu sisi, pola linier dua sisi, pola curvalinier, dan pola acak tidak beraturan. Pola acak tidak beraturan merupakan pola spasial unik, yang memberikan gambaran tentang dinamika pola spasial permukiman bantaran Sungai Martapura di Kota Banjarmasin. Hasil penelitian ini berpotensi memberikan kontribusi bagi pengembangan strategi yang lebih efektif dalam pelestarian lingkungan sungai, pengelolaan risiko bencana, dan peningkatan kualitas hidup masyarakat di bantaran sungai.