cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science, Education,
Arjuna Subject : -
Articles 203 Documents
FORMULASI DAN EVALUASI VANISHING CREAM BERBASIS LEMAK TENGKAWANG Husnul Warnida; Desi Wahyuni; Yullia Sukawaty
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 5, No 1 (2019): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2019.5.1.63-70

Abstract

Vanishing cream adalah bentuk sediaan semisolid yang umum dijumpai. Krim ini mudah menyebar di kulit membentuk lapisan tipis yang mudah terserap. Vanishing cream dapat mencegah kondisi kulit kering dan kasar, tetapi formula krim ini mengandung bahan yang bersifat komedogenik. Penelitian ini bertujuan memodifikasi formula krim sehingga menghasilkan krim pelembab kulit yang tidak menimbulkan komedo. Lemak tengkawang atau illipe butter memiliki khasiat melembabkan kulit karena memiliki kandungan asam lemak tak jenuh yaitu asam oleat dan asam linoleat. Pada penelitian ini dibuat vanishing cream dengan variasi konsentrasi lemak tengkawang 1%, 4%, dan 6%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lemak tengkawang mempengaruhi pH krim, tetapi tidak mempengaruhi viskositas, daya sebar, dan daya lekat krim. Modifikasi vanishing cream dengan basis lemak tengkawang menghasilkan krim dengan stabilitas fisik yang baik.
Efektivitas Ekstrak Etanol Daun Sengkuang (Dracontomelon dao) Sebagai Larvasida Alami Deny Kurniawan; Ratna Yuliawati; M. Habibi; Endah Ermaliah Ramlan
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 5, No 2 (2019): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2019.5.2.79-86

Abstract

Sengkuang (Dracontomelon dao) (Blanco) Merr & Rofle) merupakan salah satu jenis dari suku Anacardiaceae yang umumnya ditemukan di Kalimantan dapat dijumpai pada tanah podsolik merah-kuning. Beberapa pengujian biologi mengenai Dracontomelon dao menunjukkan bahwa tumbuhan ini sangat berpotensi sebagai antijamur khususnya di kulit kayu. Namun, masih sedikit kajian fitokimia mengenai daun dari Dracontomelon dao yang dapat bermanfaat sebagai larvasida alami Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas ekstrak etanol sebagai larvasida alami pada konsentrasi 0.25%, 0.5%, 0.75%, 1% dan 1.25%. Desain penelitian yang penulis lakukan menggunakan quasi ekperimental design dengan analisis uji (One Way) ANOVA. Hasil pengujian fitokimia warna, pada ekstrak etanol daun Dracontomelon dao terkandung senyawa alkaloid, triterpenoid, flavonoid, karbohidrat dan tannin. Berdasarkan hasil pengujian kematian larva dengan menggunakan metode one way anova menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun sengkuang efektif membunuh larva pada konsentrasi 1.25% dibandingkan dengan temephos 0.012 mg/L.
ANTARA AKSES DAN KONTROL: PEMANFAATAN HUTAN PENELITIAN DRAMAGA, BOGOR Yoppie Christian; Desmiwati Desmiwati; Irma Yeni
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 5, No 1 (2019): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2019.5.1.31-46

Abstract

Hutan Penelitian (HP) Dramaga merupakan Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) seluas 60 Ha yang dikelola Badan Litbang dan Inovasi (BLI) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan (Puslitbang  Hutan). Pemanfaatnya tidak hanya negara melainkan juga masyarakat, NGO, pedagang dan individu dan atau lembaga penelitian. Studi ini bertujuan mengetahui kinerja pengelolaan sumber daya hutan oleh aktor utama, yakni BLI KLHK dalam melindungi aset hutan penelitian dan mengelola aktor-aktor yang turut memanfaatkan sumber daya hutan ini. Hasil studi menunjukkan bahwa terdapat dilema yang dialami aktor, karena negara tidak sepenuhnya mampu menjalankan kelembagaan dalam pengelolaan hutan yang karakternya seperti sebuah common-pool resource (CPR). Adanya “penumpang gelap” atau free rider tidak mampu dikontrol oleh kelembagaan formal yang melandasi kerja-kerja di HP Dramaga. Ada dua faktor yang mempengaruhi kinerja aktor utama pengelola HP Dramaga, yaitu struktur kelembagaan yang tidak sepenuhnya memenuhi tuntutan komponennya dan karakteristik sumber dayanya sendiri sebagai sebuah CPR membuatnya sulit untuk dikelola, karena tidak setiap aktor mau mengeluarkan biaya atas sumber daya yang telah digunakan. Meskipun begitu ada potensi untuk mempraktikkan co-management di level tapak dengan negara sebagai inisiatornya (state-led collaborative management) dalam pengelolaan hutanmilik negara.
KARAKTERISTIK TANAH DI BAWAH TEGAKAN SHOREA LEPROSULA MIQ DI TAMAN NASIONAL BUKIT TIGA PULUH, PROVINSI RIAU Nilam Sari; Rini Handayani; Karmilasanti Karmilasanti
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 5, No 1 (2019): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2019.5.1.1-10

Abstract

Penurunan luas hutan alam berimplikasi negatif terhadap penurunan potensi dan sebaran Shorea leprosula Miq di hutan alam. Upaya meningkatkan potensi tegakan jenis tersebut perlu pembangunan hutan tanaman S. leprosula Miq dengan cara terlebih dahulu mengetahui karakteristik habitat alami jenis tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat fisik dan kimia tanah tempat tumbuh S. leprosula Miq di habitat alami guna menunjang pembangunan hutan tanaman. Plot pengamatan dibuat seluas 1 ha dengan penentuan plot menggunakan metode purposive sampling dan pengambilan contoh tanah setiap titik lokasi diambil 2 (dua) kedalaman menggunakan ring sampel untuk sifat fisik dengan kedalaman 0-10 cm dan 10-20 cm, kemudian menggunakan bor tanah untuk sifat kimia, yaitu kedalaman 0-30 cm dan 30-60 cm dari permukaan tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sifat fisik tanah dengan tekstur tanah lempung, lempung berdebu dan lempung berliat, permeabilitas tanah 3,58 – 7,15 cm/jam (tinggi), bulk density 0,98 – 1,62 g/cm3 (rendah) dan ruang pori total berkisar 58,98 – 63,83% (tinggi). Karakteristik kimia tanahnya yaitu keasaman tanah  dari masam sampai sangat masam (4,10 - 5,12), Kapasitas Tukar Kation (KTK) yang sangat rendah (5,4-9,8 me/100g), rasio C/N sedang sampai tinggi (14 – 16), unsur hara N sangat rendah sampai rendah (0,08-0,13 %), P sangat rendah (2,48-3,71 ppm) dan K rendah sampai sedang (28,2-57,9 mg/100), dan kejenuhan basa rendah (10-16). Unsur hara mikro yang tersedia tidak melebihi batas tingkat toksisitas dalam tanah.
Perubahan Serangan Rayap Coptotermes sp. Pada Tanaman Shorea leprosula Miq Ngatiman Ngatiman
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 5, No 2 (2019): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2019.5.2.87-96

Abstract

Pengendalian hama terpadu merupakan salah satu elemen yang menentukan tingkat keberhasilan teknik silvikultur intensif. Penelitian ini bertujuan untuk menyediakan data perubahan serangan rayap pada berberapa  periode waktu pengamatan dengan cara menghitung frekuensi dan intensitas serangan serta penambahan pohon yang mati. Lokasi penelitian dilakukan di KHDTK, Sebulu, Kalimantan Timur, dengan melakukan metode pengamatan frekuensi serangan rayap dan pengamatan intensitas serangan rayap pada tanaman S. leprosula. Analisa data menggunakan analisis frekuensi dan intensitas serangan, selanjutnya data ditabulasi dan dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi serangan rayap berkisar 5,41-6,49% dan intensitas serangan berkisar  2,32-4,76%.  Ada kecendrungan  serangan rayap meningkat selama periode pengamatan berdasarkan penambahan jumlah pohon yang mati diakibatkan kurang intensifnya pemeliharaan tanaman. Pada pengamatan pertama tahun 2009 jumlah pohon yang mati sebanyak 12 pohon, kemudian meningkat menjadi 15 pohon pada pengamatan kedua tahun 2011. Selanjutnya pada pengamatan ketiga  tahun 2013 jumlah pohon yang mati sebanyak 4 pohon dan meningkat menjadi 7 pohon pada pengamatan keempat pada tahun 2014.  Dari hasil pengamatan perubahan serangan rayap ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan  dalam penanaman S. leprosula untuk meminimalisir serangan rayap yang dapat mengakibatkan kerugian.
PERILAKU BERSARANG ORANGUTAN MORIO (Pongo pygmaeus morio) PADA HABITAT DI SEKITAR SUNGAI SANGATA KANAN Zheri Hermawan; Yaya Rayadin; Paulus Matius; Yosep Ruslim
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 5, No 1 (2019): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2019.5.1.11-20

Abstract

Perubahan lanskap hutan alami akibat aktifitas pembangunan ekonomi maupun bencana kebakaran hutan memberi dampak kepada keberadaan habitat dan populasi Orangutan morio (Pongo pygmaeus morio). Kawasan hutan yang menjadi habitat orangutan morio di Kalimantan Timur saat ini telah terfragmentasi menjadi beberapa unit habitat, dengan luasan yang bervariasi dan tersebar pada berbagai fungsi lanskap. Orangutan morio memiliki perilaku adaptasi yang baik dalam habitatnya. Oleh karena ini dalam penelitian ini dilakukan pengamatan karakteristik pohon sarang dan sarang orangutan morio pada habitatnya di sekitar sungai Sangata Kanan. Hasil pengamatan dijumpai 26 sarang di 25 pohon sarang dengan jenis Ulin (Eusideroxylon zwageri) yang paling banyak digunakan. Pada jalur transek tidak ditemukan sarang tipe A dan B. Secara umum, karakteristik sarangnya sangat penting dalam pemahaman kondisi habitat orangutan.
Keanekaragaman Jenis Meranti (Shorea spp.) Di Resor Pemerihan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan Riki Prayoga; Indriyanto Indriyanto
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 5, No 2 (2019): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2019.5.2.71-78

Abstract

Meranti merupakan salah satu marga dari family Dipterocarpaceae yang memiliki keanekaragaman jenis paling tinggi, namun saat ini keberadaanya terancam dikarenakan oleh deforestasi dan degradasi hutan, sehinggga diperlukan upaya perlindungan agar keanekaragaman jenis meranti tetap lestari. Untuk mejaga keanekaragaman jenis meranti tesebut diperlukan penelitian yang menganalisis tingkat keanekaragaman jenis meranti di Resor Pemerihan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis vegetasi dengan metode garis berpetak dan dianalisis menggunakan Indeks Keanekaragam Jenis (H’) dan Indeks Kemerataan (E). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat keanekaragaman jenis meranti di Resor Pemerihan TNBBS masuk dalam kategori rendah dengan nilai H’ sebesar 0,59, sedangkan tingkat kemerataannya memiliki kategori tinggi dengan nilai E sebesar 0,66.
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Bribin Pasca Implementasi Uu Nomer 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah S. Agung S. Raharjo; Purwanto Purwanto; Nana Haryanti
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 6, No 1 (2020): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2020.6.1.33-40

Abstract

Undang – Undang pemerintahan daerah telah mengalami tiga kali perubahan sejak reformasi digulirkan, perubahan terakhir adalah Undang Undang No 23 tahun 2014. Perubahan tersebut banyak berkaitan dengan perimbangan kewenangan pusat dan daerah, disatu masa terjadi proses desentralisasi yang ekstrim dan dimasa lainnya terjadi resentralisasi. Perubahan ini tentunya berpengaruh terhadap praktek pemerintahan di daerah. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh perubahan undang undang pemerintahan daerah terhadap pengelolaan daerah aliran sungai. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan UU 23 Tahun 2014 menjadi salah satu kendala dalam pengelolaan DAS (Daerah Aliran Sungai) Bribin. Kendala tersebut berkaitan dengan ketersediaan suber daya manusia di lapangan dan peran serta pemerintah daerah dalam perencanaan pengelolaan DAS Bribin.
Kajian Resolusi Konflik Kebijakan Pengelolaan Hutan Pendidikan Dan Penelitian (HPP) Barat Muara Kaeli, Kab. Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur Susana Yuni Indriyanti; Tien Wahyuni; Catur Budi Wiati
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 6, No 2 (2020): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2020.6.2.71-94

Abstract

Konversi hutan dan lahan menjadi perkebunan kelapa sawit, karet rakyat, eksplotasi minyak dan gas serta budidaya tambak perikanan di kawasan Hutan Pendidikan dan Penelitian  Barat Muara Kaeli, Kabupaten Kutai Kartanegara Propinsi Kalimantan Timur, telah memicu konflik lahan antar berbagai pemangku kepentingan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji konteks konflik pengelolaan, menganalisis aktor dan kepentingannya, mengkaji dinamika konflik dan model resolusi konflik yang tepat. Analisis yang digunakan yaitu deskriptif-kualitatif dengan teknik pengambilan data melalui wawancara, observasi, studi dokumen dan analisa pemangku kepentingan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konteks konflik utama adalah konflik kebijakan antara para pemangku kepentingan dengan pengelola HPP (B2P2EHD Samarinda) dan Pemerintah Daerah Kab. Kutai Kartanegara. Konteks konflik lainnya adalah konflik pemanfaatan sumber daya hutan dan pemanfaatan ruang lintas sektoral antara para pemangku kepentingan, yaitu : pihak swasta, B2P2EHD Samarinda, Pemerintah Daerah dan masyarakat sekitar kawasan HPP tersebut. Model resolusi konflik yang disarankan adalah membangun komunikasi lebih efektif dan mengubah konflik menjadi kemitraan sejajar yaitu dengan pembentukan pertemuan formal antara pemerintah daerah, para pemangku kepentingan (pihak swasta dan masyarakat) dengan pihak pengelola: kompromi kebijakan pengelolaan kawasan dan tata batas ulang kawasan yang bersifat permanen.
Anatomi Kayu Dari Akar Dan Batang Tiga Jenis Pasak Bumi (Kuning, Merah Dan Hitam) Dari Katingan, Kalimantan Tengah Supartini Supartini; Erwin Erwin
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 6, No 1 (2020): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2020.6.1.25-32

Abstract

Pemanfaatan Pasak Bumi sebagai obat afrodisiak telah meningkatkan nilai jual jenis ini di pasaran. Tiga jenis Pasak Bumi yang dijual yaitu Pasak Bumi kuning, merah dan hitam. Katingan merupakan salah satu daerah sumber bahan baku ketiga jenis ini. Penelitian bertujuan untuk mengetahui ciri anatomi kayu dari ketiga jenis pasak bumi (pasak bumi kuning, merah dan hitam) yang berasal dari Katingan, Kalimantan Tengah. Sampel yang digunakan adalah kayu Pasak Bumi kuning, merah dan hitam pada akar dan batang. Ciri anatomi kayu yang diamati meliputi pembuluh, jari-jari, parenkim, serat dan saluran interseluler. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kayu Pasak bumi kuning berwarna kuning kecoklatan, pembuluh baur dengan pola radial sampai diagonal, parenkim aksial paratrakel selubung tipis (akar) dan bentuk jala (batang), jari-jari biseri dan multiseri, serat bersekat dijumpai dan saluran interseluler aksial (SIA) terdapat di batang. Kayu Pasak bumi merah berwarna coklat kemerahan, pembuluh baur dengan pola radial, parenkim aksial paratrakeal dengan selubung tipis, jari-jari uniseri dan biseri (akar) serta multiseri (batang), serat bersekat terlihat jelas, dan SIA dijumpai di akar. Kayu pasak bumi hitam berwarna kecoklatan, pembuluh baur dengan pola radial, parenkim aksial paratrakeal bentuk pita tipis di akar, jari-jari multiseri, serat bersekat terlihat jelas, dan  terdapat saluran interseluler radial (SIR) di akar dan SIA di batang.

Filter by Year

2007 2022


Filter By Issues
All Issue Vol 8, No 2 (2022): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 8, No 1 (2022): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 7, No 2 (2021): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 7, No 1 (2021): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 6, No 2 (2020): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 6, No 1 (2020): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 5, No 2 (2019): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 5, No 1 (2019): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 4, No 2 (2018): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 4, No 1 (2018): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 3, No 2 (2017): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 3, No 1 (2017): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 2, No 2 (2016): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 2, No 1 (2016): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 1, No 2 (2015): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 1, No 2 (2015): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 1, No 1 (2015): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 1, No 1 (2015): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 8, No 2 (2014): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 8, No 2 (2014): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 8, No 1 (2014): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 8, No 1 (2014): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 7, No 2 (2013): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 7, No 1 (2013): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 7, No 1 (2013): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 6, No 2 (2012): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 6, No 1 (2012): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 5, No 2 (2011): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 5, No 1 (2011): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 4, No 1 (2010): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 3, No 1 (2009): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 2, No 1 (2008): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 1, No 1 (2007): Jurnal Penelitian Dipterokarpa More Issue