cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
HUMANIS
Published by Universitas Udayana
ISSN : 25285076     EISSN : 2302920X     DOI : -
Core Subject : Humanities, Art,
Jurnal online Humanis adalah jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana. Salah satu indikator kualitas perguruan tinggi ialah diukur dari seberapa banyak karya ilmiah yang dihasilkan dan telah dipublikasikan. Penulisan karya ilmiah harus mencerminkan budaya ilmiah seperti mengutamakan kebenaran obyektif, kejujuran, tidak memiliki unsur-unsur kecurangan atau plagiat. Penerbitan e-jurnal Humanis ini juga sesuai dengan kebijakan pimpinan Universitas Udayana (Surat Pembantu Rektor I Nomor 1915/UN14 1/DT/2012 tanggal 30 Mei 2012), yang mewajibkan mempublikasikan karya tulis ilmiah sebagai salah satu syarat kelulusan mahasiswa, yang mulai diberlakukan pada wisuda bulan November 2012.
Arjuna Subject : -
Articles 1,581 Documents
The Translation of Implicit Situational Meaning in Jacqueline Wilson’s The Suitcase Kid and Its Translation Anak Tanpa Rumah Ni Komang Ayu Sri Lestari
Humanis Vol 18 No 1 (2017)
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (368.483 KB)

Abstract

Artikel ini berjudul "Terjemahan Makna Situasional Implisit pada Jacqueline Wilson The Suitcase Kid dan terjemahannya Anak Tanpa Rumah". Penelitian ini difokuskan pada pengklasifikasian jenis makna situasional implisit, jenis istilah budaya dalam makna situasional implisit yang disebabkan oleh latar belakang budaya pembicara dan penanggap, dan prinsip-prinsip dasar penerjemahan yang terdapat dalam terjemahan makna situasional implisit. Data diambil dari sebuah novel (buku anak-anak) yang dikarang oleh Jacqueline Wilson berjudul The Suitcase Kid dan terjemahannya dalam versi Bahasa Indonesia Anak Tanpa Rumah yang diterjemahkan oleh Novia Stephani. Penelitian ini menerapkan metode penelitian perpustakaan dan dianalisis menggunakan metode deskriptif kualitatif. Penelitian ini menggunakan teori yang diusulkan oleh Larson (1998) tentang jenis makna situasional implisit, didukung oleh teori Peter Newmark (1988) tentang klasifikasi istilah budaya, dan prinsip-prinsip dasar terjemahan oleh Eugene Nida (1975 ). Semua jenis makna situasional implisit ditemukan dalam novel, yaitu makna situasional implisit karena hubungan pembicara dan penanggap, tempat dan waktu di mana komunikasi terjadi, latar belakang budaya pembicara dan penerima, dan anggapan yang membawa ke komunikasi. Selanjutnya, empat dari lima jenis istilah budaya ditemukan dalam novel, seperti ekologi, budaya material, sosial budaya, dan organisasi sosial. Sedangkan, sikap dan kebiasaan tidak ditemukan dalam novel. Terkait dengan jenis prinsip dasar terjemahan, kehilangan informasi, penambahan informasi, dan perubahan bentuk informasi ditemukan di sumber data.
Semiotic Analysis of Four Popular “Memes” in Memecenter.com I Kadek Agus Mahendra Putra; Sang Ayu Isnu Maharani
Humanis Vol 19 No 1 (2017)
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (434.026 KB)

Abstract

Studi ini berjudul “Semiotic Analysis of Four Popular ‘Memes’ in memecenter.com”. Studi ini menggunakan empat macam meme yaitu, “Oh God” meme, “Forever Alone” meme, “Poker face” meme dan “Fuu” meme. Adapun studi ini bertujuan untuk mencari tahu penanda dan petanda dari keempat meme yang digunakan, serta mencari tahu fungsi dan deskripsi dari masing-masing meme sesuai dengan rumusan masalah yang diterapkan. Teori yang digunakan untuk menganalisis penanda dan petanda dalam masing-masing meme adalah teori tentang semiotic oleh Ferdinand de Saussure (1983), untuk menganalisis fungsi dari meme itu sendiri menggunakan teori oleh Pierce (1885), dan untuk menganalisis deskripsi dari meme sesuai konteks situasi adalah teori yang dikemukakan oleh Dell Hymes tentang S-P-E-A-K-I-N-G model. Data pada studi ini didapatkan dari internet dalam situs memecenter.com yang menyuguhkan segala bentuk meme. Data dipilih dengan cara diamati, lalu mengklasifikasikan meme sesuai dengan meme yang digunakan dalam studi ini, kemudian data yang sudah diklasifikasiakan didownload, data pada studi ini dianalisis dengan metode kuantitatif. Data yang didapatkan ditampikan dalam bentuk deskripsi. Setiap meme yang digunakan dalam studi ini memiliki penanda dan petanda. Masing-masing meme memiliki fungsi khususnya tersendiri karena meme pada dasarnya diciptakan dari ekspresi wajah manusia dalam bentuk kartun. Ketika meme digunakan dalam sebuah postingan di memecenter.com, di dalamnya pasti memiliki tema dan bagaimana meme itu mendeskripsikan situasi dan kondisi di dalam postingan.
PENGGUNAAN DAN MAKNA JOSHI {~SAE} DAN {~MADE} DALAM KOMIK BAKUMAN KARYA TSUGUMI OHBA DAN TAKESHI OBATA Luh Putu Ratnayanti Sukma; Ketut Widya Purnawati; I Made Budiana
Humanis Volume 16. No. 2. Agustus 2016
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (388.787 KB)

Abstract

This research is aimed to find out the using and meaning of particles {~sae} and {~made} in Bakuman comic by Tsugumi Ohba dan Takeshi Obata. This research especially discusses about the using and meaning of particles {~sae} and {~made} in Bakuman comic by Tsugumi Ohba dan Takeshi Obata. The data were analyzed using qualitative analysis method. First, the data collection was done with the methods “simak”. The one that was already collected analyzed by a method of “agih”. Then the results of the analysis served by using the method “informal”. This research used the theory from Makino and Tsutsui (1995) and Verhaar (2010). The conclusion from this research is particle {~sae} can be used in the positive sentence , negative sentence , conditional sentence and unconditional sentence. Meanwhile particle {~made} only can be used in the positive sentence and unconditional sentence. The comparison between both particles is particle {~sae} had a narrower meaning scope than particle {~made}.
Semiotic Study on Visual and Verbal Signs of Taylor Swift's Music Video"You Belong With Me' and Its Song Lyrics Ni Putu Diah Darmayanti; I Nengah Sudipa; Ni Made Ayu Widiastuti
Humanis Volume 17. No. 1. Oktober 2016
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (397.961 KB)

Abstract

Tulisan ini berjudul “Semiotic Study on Visual and Verbal Signs of Taylor Swift’s Music Video” You Belong With Me ‘ and Its Song Lyrics” yang bertujuan untuk mengidentifikasi unsur–unsur tanda visual yang ditampilkan di dalam video musik dan menganalisis makna tanda verbal yang terkandung di dalam lirik lagu dari video musik. Sumber data diambil dari video dan lirik lagu “You Belong With Me oleh Taylor Swift. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi dan langkah- langkah nya diawali dengan mengunduh video melalui situs resmi kemudian di putar dan di tonton secara berulang ulang. Selanjutnya, memotong setiap adegan untuk menemukan unsur-unsur dari tanda visual yang ditampilkan di dalam video. Kedua, lirik lagu dari video di cari dari situs internet dan dibaca dengan seksama. Ketiga, lirik lagu diklasifikasikan berdasarkan atas jenis–jenis makna. Tulisan ini menggunakan dua teori utama yaitu teori komunikasi visual yang dikemukakan oleh Dyer (1993) untuk mengidentifikasi unsur- unsur dari tanda visual. Teori kedua adalah teori makna oleh Leech ( 1983) digunakan untuk menganalisis jenis –jenis makna dari tanda verbal. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa unsur-unsur tanda visual mencakup beberapa kategori seperti umur, jenis kelamin, rambut, badan, ukuran, pakaian, tampilan, ekspresi, kontak mata, sikap badan, sentuhan, pergerakan badan, alat peraga, tempat yang ditemukan dalam semua model terkecuali posisi komunikasi yang hanya ditemukan pada model utama. Terdapat tiga jenis makna yang terkandung dalam tanda verbal yaitu makna konseptual, konotatif dan afektif.
Ritual Neduhin Dalam Sistem Pertanian Masyarakat Desa Bunutin, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali Makhrofsi Zarah Afandi; Ni Luh Arjani; I Ketut Kaler
Humanis Vol 21 No 1 (2017)
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (495.869 KB) | DOI: 10.24843/JH.2017.v21.i01.p07

Abstract

Bunutin village is one of the Bali Aga villages located in Kintamani, Bali which still maintaind traditional ceremony. One of the traditional ceremonies still preserved by the Bunutin community is the Neduhin ceremony. Neduhin ceremony is a routine ritual performed by the people of Bunutin Village once every year. The aims of this research are to know: (1) Why Neduhin Ritual is implemented by the Community in Bunutin Village (2) How is the Implementation Stage of Neduhin Ritual (3) How to Function and Meaning of Neduhin ceremony in Agricultural System of Bunutin Village Community. The theory used in this research is the theory of B. Malinowski on the function of culture, the theory of E. B Tylor about religion, as well as the manifest and latent theory by Robert K. Merton. The concepts used in this research are Neduhin ceremony, Agricultural System, and Bunutin Village Community. The results revealed that the reason for the implementation of the Neduhin ceremony by the community of Bunutin Village was the ritual of apologizing to Ida Betara for causing him to be angry, so that the village of Bunutin experienced catastrophes such as crop failure in their fields. The Neduhin ceremony procession consists of three stages: The phase I (preparation of neduhin) consists of the Neratas and the Ngusaba Toya ritual. The phase II (ritual stage of neduhin) consists of the mendak tirtha by teruna, nuwur Ida Betara Kawitan, nuwur Iratu ring Pura Panti, nuwur Iratu Ida Betara Mulu Mideh, and megibung tradition by krama desa. Ritual phase III (ritual performed after neduhin) is a procession of Ngodog lidi tradition. In Neduhin ceremony there are latent and manifest functions. In addition, as for the meaning contained in the Neduhin is a religion, an education, and a welfare.
Aspek Religi Pada Masa Pemerintahan Raja Ugrasena (Kajian Epigrafi) Made Wicakshana Essa Putra; I Gst Ngr Tara Wiguna; Ida Bagus Sapta Jaya
Humanis Vol 22 No 2 (2018)
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (355.067 KB) | DOI: 10.24843/JH.2018.v22.i02.p07

Abstract

Religion is an important part of human life, because it is considered to have meaning in life. Because it takes an important role in the existence of society and social community. All aspect of religion contained in the inscription have an important role in the reign of the king Ugrasena. The problem discussed in this research was what are the aspects of religion that contained in the inscription during the reign of the king Ugrasena and related to the religious impact to the social life of society during the reign of the King Ugrasena This research used some method of collecting data, analyzing the data, and theory to solve the problem. The method of collecting data that used were observation, literature review, and interview. The next step, the data were procesed by using qualitative analysis, contextual analysis and analysis etnoarchaeology. The theories that used as the basic theory in this research is the theory of religion, ritual theory and fungsional structural theory to determine the role of religion to social life of the society during the reign of King Ugrasena. The results of this study found that the religious aspects, which were contained in inscriptions during the reign of King Ugrasena that there were the begining of the sects in ancient Bali, religious ceremony, sacred building, the tools of religious ceremony, as well as the religious figures in the erly days of ancient Bali. The role of religion to the social life of the society in the reign of the King Ugrasena showed that religion had a role in the society social interaction such as the basis of reference in the society, and also play a role as the legitimation of the power of King Ugrasena Kingdom
Pelanggaran Prinsip Kerja Sama dalam Variety Show Jepang Gyouretsu no Dekiru Houritsu Soudanjo Luh Komang Indrayani
Humanis Vol 22 No 4 (2018)
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (800.409 KB) | DOI: 10.24843/JH.2018.v22.i04.p19

Abstract

The research deals with The Violation of Cooperative Principle in Japanese Variety Show Gyouretsu no Dekkiru Houritsu Soudanjo. This research aims to identify types and function of the violation of cooperative principle in Japanese variety show gyouretsu no dekiru houritsu soudanjo. The theory used are cooperation principle (Grice, 1975) and speech acts theory (Searle, 1979). The data are collected using the method of referring by listening to the variety show and transcribing the data. This research is analyzed with padan pragmatic method.To present the result of data analysis using informal method. Based on the analysis, there are 20 forms of violation of cooperative principle. There are 7 data which violated the maxim of quantity, 4 data which violated the maxim of quality, 5 data which violated the maxim of relevance, 4 data which violated the maxim of manner, and 1 data which violated 2 maxim. There are, violated the maxim of quantity and violated the maxim of relevance. The purposes of violating cooperative principle in variety show gyouretsu no dekiru houritsu soudanjo consist 5 illocutionary speech acts. These purposes are 1) assertive: complaining, informing, lying, and enforcing; 2) directive: consenting, requesting, and ordering; 3) expressive: mocking, arrogant, joking, teasing, thanking, pardoning, deploring, ridiculing, and praising; 5) declarative: deciding, to say an opinion, and naming.
Kritik Sastra Feminis dalam Komik Kaich? wa Meido-Sama! Karya Hiro Fujiwara Made Yani Anggarawati; Silvia Damayanti; Ni Made Andry Anita Dewi
Humanis Vol 24 No 1 (2020)
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1139.803 KB) | DOI: 10.24843/JH.2020.v24.i01.p13

Abstract

The title of this research is “The Feminist Literary Criticism in Kaich? wa Meido-Sama! by Hiro Fujiwara”. This research focuses on two problems: how the feminism is shown in Kaich? wa Meido-Sama! by Hiro Fujiwara and how is the main character’s feminism ideology influence another character in the comic. Methods used in this research is descriptive analysis method and the informal method. The theories used are feminism theory by Lorber (1997) and semiotics by Danesi (2011). The analysis result shows that feminisms ideology that revealed in the comics is liberal feminism, such as women also can be physically strong, rational and using men’s language; women as a leader; women were not inferior; and social discrimination against women. Liberal feminism ideology of the main character has positive and negative influences to another character in the comic. The positive influences show on some attitudes from characters such as Shotaro Kano and Tora Igarashi towards women and also female and male students relation. The negative influence shows in the dependence female students on the female character, Misaki Ayuzawa.
THEMATIC ANALYSIS OF “TO THE CUCKOO” BYWORDSWORTH I Made Adi Santika
Humanis Volume 2. No. 2. Pebruari 2013
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (106.843 KB)

Abstract

William Wordsworth menemukan suatu kekuatan alam yang luar biasayang tidak saja hanya  bisa  memuaskan manusia  tetapi  juga bisa merubahdunia ini menjadi  homeland atau tanah tumpah darah bagi para peri maupunhal-hal  yang  memiliki  kekuatan  supernatural.  Wordsworth sebagai  penyairyang  memuja  alam atau  penggemar  alam dan kecintaannya  terhadap  alammungkin memang benar adanya karena alam selalu mengambil tempat dalampuisi-puisi yang dibuatnya. Dalam  studi  ini  dibicarakan  tentang  bagaimana  Wordsworthmempercayai bahwa alam selalu memberikan kegembiraan pada hati manusiabahkan  ia  menganggap  alam  merupakan  tempat  latihan  yang  bisamenyembuhkan hati manusia yang sedih atau menderita.  Ada dua teori yangdiaplikasikan dalam membahas dan menganalisis puisi  To the Cuckoo yaitupertama,   Knickerbocker  and  Reninger  (1963)  yang  menulis  IntrepretingLiterature  dan yang kedua, adalah teori pendekatan biografi dari Wellek danWarren  dalam  bukunya  Theory  of  Literature di  mana  teori  melakukanpendekatan  ekstrinsik  untuk  mendapatkan  hubungan  antara  kehidupan  sipenulis dan isi puisinya yang ditulis.Pembahasan  dalam studi  ini  berfokus  pada  latar  belakang  WilliamWordsworth sebagai penulis  To the Cuckoo dan pembahasan puisinya dilihatdari  pesan  yang  ada  dalam  puisi  tersebut  dan  pengalaman  hidup  dariWordsworth.Akhirnya  dapat  disimpulkan  bahwa  pesan  yang  disampaikan  olehWordsworth  dalam  To  the  Cuckoo merupakan  ungkapan  pengharapan  dankeyakinan manusia tanpa adanya rasa ragu-ragu dan khawatir.
IDIOMS FOUND IN THE MYSTERY MR QUIN BY AGASTHA CHRISTIE AND THEIR TRANSLATION IN MR. QUIN YANG MISTERIUS BY JULANDA TANTANI Hendy Hartady
Humanis Volume 6. No. 1. Januari 2014
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (31.043 KB)

Abstract

Jurnal yang berjudul " IDIOMS FOUND IN THE MYSTERY MR QUIN BYAGASTHA CHRISTIE AND THEIR TRANSLATION IN MR. QUIN YANG MISTERIUSBY JULANDA TANTANI " bertujuan untuk mengeksplorasi lebih dalam tentang ekspresiidiomatik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis jenis idiom yangditemukan dalam novel The Mysterious Mr Quin.Data dikumpulkan dengan menggunakan metode penelitian kepustakaan, yangberarti membaca novel dan mencatat idiom apapun yang terjadi dalam teks sumber, danmencari setaranya dalam bahasa target dan dianalisis secara kualitatif. Teori utamayang digunakan teori idiom sebagai frase yang diusulkan oleh Leech.Dalam analisis, jenis ekspresi idiomatik disajikan pertama. Analisis kesetaraanyang ditemukan setelah membandingkan sumber dan bahasa target. Dalam hasilnya, adatujuh jenis idiom yang telah dianalisis dalam novel, yaitu phrasal verbs, phrasalprepositionalverbs, prepositional phrase, idioms with verbs as keywords, idioms withnouns as keywords, idioms with adjectives as keywords, dan idiomatic pairs.Setiap idiom memiliki makna tergantung pada konteks dan cerita. Meskipun adabeberapa idiom yang memiliki bentuk dan kata-kata yang sama, mereka memiliki artiyang berbeda sesuai dengan konteks dan cerita.

Page 9 of 159 | Total Record : 1581


Filter by Year

2012 2024


Filter By Issues
All Issue Vol 28 No 4 (2024) Vol 28 No 3 (2024) Vol 28 No 2 (2024) Vol 28 No 1 (2024) Vol 27 No 4 (2023) Vol 27 No 3 (2023) Vol 27 No 2 (2023) Vol 27 No 1 (2023) Vol 26 No 4 (2022) Vol 26 No 3 (2022) Vol 26 No 2 (2022) Vol 26 No 1 (2022) Vol 25 No 4 (2021) Vol 25 No 3 (2021) Vol 25 No 2 (2021) Vol 25 No 1 (2021) Vol 24 No 4 (2020) Vol 24 No 3 (2020) Vol 24 No 2 (2020) Vol 24 No 1 (2020) Vol 23 No 4 (2019) Vol 23 No 3 (2019) Vol 23 No 2 (2019) Vol 23 No 1 (2019) Vol 22 No 4 (2018) Vol 22 No 3 (2018) Vol 22 No 2 (2018) Vol 22 No 1 (2018) Vol 21 No 1 (2017) Vol 20 No 1 (2017) Vol 19 No 1 (2017) Vol 18 No 1 (2017) Vol 17 No 3 (2016) Volume 17. No. 2. Nopember 2016 Volume 17. No. 1. Oktober 2016 Volume 16. No. 3. September 2016 Volume 16. No. 2. Agustus 2016 Volume 16. No. 1. Juli 2016 Volume 15. No.3. Juni 2016 Volume 15. No.2. Mei 2016 Volume 15. No.1. April 2016 Volume 14. No.3. Maret 2016 Volume 14. No.2. Pebruari 2016 Volume 14. No.1. Januari 2016 Volume 13. No.3. Desember 2015 Volume 13. No.2. Nopember 2015 Volume 13. No.1. Oktober 2015 Volume 12. No.3. September 2015 Volume 12. No.2. Agustus 2015 Volume 12. No.1. Juli 2015 Volume 11. No3. Juni 2015 Volume 11. No2. Mei 2015 Volume 11. No 1. April 2015 Volume 10. No 3. Maret 2015 Volume 10. No 2. Februari 2015 Volume 10. No 1. Januari 2015 Volume 9. No. 3. Desember 2014 Volume 9. No. 2. November 2014 Volume 9. No. 1. Oktober 2014 Volume 8. No. 3. September 2014 Volume 8. No. 2. Agustus 2014 Volume 8. No. 1. Juli 2014 Volume 7. No. 3. Juni 2014 Volume 7. No. 2. Mei 2014 Volume 7. No. 1. April 2014 Volume 6. No. 3. Maret 2014 Volume 6. No. 2. Februari 2014 Volume 6. No. 1. Januari 2014 Volume 5. No. 3. Desember 2013 Volume 5. No. 2. November 2013 Volume 5. No. 1. Oktober 2013 Volume 4. No. 3. September 2013 Volume 4. No. 2. Agustus 2013 Volume 4. No. 1. Juli 2013 Volume 3. No. 3. Juni 2013 Volume 3. No. 2. Mei 2013 Volume 3. No. 1. April 2013 Volume 2. No. 3. Maret 2013 Volume 2. No. 2. Pebruari 2013 Volume 2. No. 1. Januari 2013 Volume 1. No. 2. Desember 2012 Volume 1. No. 1. November 2012 More Issue