Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

GAMBARAN TINDAKAN AWAL REMAJA PUTRI TERHADAP JENIS PELECEHAN SEKSUAL Azfariska, Dini Auliya; Selvia, Selvia; Karwati, Karwati
Health Idea Vol 1, No 3 (2023): Desember 2023
Publisher : Ide Insan Kreatif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63860/hi1301

Abstract

Remaja adalah mereka yang mengalami masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa, yaitu antara usia 12 hingga usia 20 tahun. Pelecehan seksual terhadap remaja putri mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dijumpai kasus-kasus pelecehan remaja putri seperti pelecehan gender, perilaku menggoda, penyuapan seksual, pemaksaan seksual, sentuh bagian tubuh dengan sengaja ataupun tidak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tindakan awal remaja putri terhadap pelecehan seksual  di SMA wilayah kelurahan Leuwigajah. Penelitian ini menggunakan rancangan kuantitatif. Sampel penelitian yaitu remaja putri pada bulan Mei 2023 sebanyak 83 orang dengan teknik pengambilan sampel yaitu probability sampling dengan metode stratified random sampling. Hasil jenis pelecehan seksual: pelecehan gender sebanyak 35 orang (42,2%), pelecehan perilaku menggoda 16 orang (19,3%), pelecehan penyuapan seksual 12 orang (14,5%), pelecehan pemaksaan seksual 1 orang (1,2%), pelecehan sentuh bagian tubuh 19 orang (22,9%). Tindakan awal yang dilakukan: diam saja sebanyak 24 orang (28,9%), melaporkan pada keluarga/teman/orang terdekat sebanyak 32 orang (38,6%), melaporkan pada guru sebanyak 5 orang (6,0%), melaporkan pada pihak berwajib/polisi sebanyak 9 orang (10,8%), melawan 13 orang (15,7%). Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa jenis pelecehan terbanyak yang dialami remaja putri yaitu pelecehan gender sebanyak 35 orang (42,2%) dan tindakan awal yang dilakukan remaja putri adalah melaporkan pada keluarga/teman/orang terdekat sebanyak 32 orang (38,6%). Pemberian informasi langsung kepada remaja putri akan sangat mempengaruhi pengetahuan dan sikap mereka dalam mencegah pelecehan seksual terhadap dirinya.
Pengaruh Pemberian Terapi Komplementer Air Rebusan Daun Binahong Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Putri Wulandari, Finda; Fardiansyah, Moch Ari; Karwati, Karwati
Health Idea Vol 2, No 3 (2024): Desember 2024
Publisher : Ide Insan Kreatif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63860/hi2302

Abstract

ABSTRACT Increased blood pressure is one manifestation of the generation of cardiovascular organs in the elderly. Hypertension sufferers must control blood pressure non-pharmacologically by drinking decoction water from binahong leaves. Binahong leaves are useful for preventing narrowing of blood vessels and reducing high blood pressure. The aim of this study is to determine the effect of providing complementary therapy with decoction water from binahong leaves on reducing blood pressure in the elderly at the Cibeureum health center working area. This study method is a quasi-experiment with a two group pre-test and post-test with control group design. The sample studied was 30 respondents using purposive sampling technique. The results of this study show that there is an effect of giving decoction water from binahong leaves on reducing blood pressure in the elderly in Cibeureum subdistrict from 15 respondents for the systolic variable with a p-value of 0.000 and for the diastolic variable, the value was 0.002. The systolic and diastolic variables, the p-value is < α (0.05). In conclusion, it can be concluded that there is an effect of providing complementary therapy with decoction water from binahong leaves on reducing blood pressure significantly in the target area Cibeureum public health center.  Keywords: hypertension; elderly; decoction of binahong leavesABSTRAK Peningkatan tekanan darah merupakan salah satu manifestasi dari generasi organ kardiovaskular pada lansia. Penderita hipertensi harus mengendalikan tekanan darah secara non-farmakologi dengan meminum air rebusan daun binahong. Daun binahong bermanfaat untuk mencegah penyempitan pembuluh darah dan menurunkan tekanan darah tinggi. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh pemberian terapi komplementer air rebusan daun binahong terhadap penurunan tekanan darah pada lansia di wilayah kerja puskesmas cibeureum. Metode penelitian ini adalah quasi-eksperiment dengan rancangan two group pre and post with control group design. Sampel yang diteliti sebanyak 30 responden dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh pemberian air rebusan daun binahong terhadap penurunan tekanan darah pada lansia di wilayah kerja puskesmas Cibeureum dari 15 responden pada variabel sistolik nilai p 0,000 dan pada variabel diastolik diperoleh nilai 0,002. Pada variabel sistolik maupun diastolik nilai p < α (0,05). Kesimpulan dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pemberian terapi komplementer air rebusan daun binahong terhadap penurunan tekanan darah secara signifikan di wilayah puskesmas Cibeureum. Kata kunci: hipertensi; lansia; rebusan daun binahong
Pengaruh Pemberian Teknik Relaksasi Otot Progresif Terhadap Penurunan Tekanan Darah Hipertensi Pada Lansia Di Puskesmas Batujajar Suhendar, Atep; Susanto, Ijun Rijwan; Karwati, Karwati
Health Idea Vol 2, No 3 (2024): Desember 2024
Publisher : Ide Insan Kreatif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63860/hi2308

Abstract

ABSTRACTHypertension is still a health problem in the wordl, especially in Indonesia. According to WHO (World Health Organization), it is estimated that 1,28 billion people in the world suffer from hypertension, which is treated with pharmacological therapy and carrying out progressive muscle relaxation exercises. Progressive muscle relaxation is a relaxation technique that combines deep breathing exercises and a series of specific muscle contractions and relaxations. The aim of this study was to determine the effect of progressive muscle relaxation techniques on reducing blood pressure in the elderly at Batujajar Community Health Center. The experimental method used in this research was a Two group pretest-posttest with control group design, with this control group only being given a pretest and posttest without being given any treatment or intervention which consisted of the independent variable, namely the progressive muscle relaxation technique and the dependent variable, namely blood pressure. The population was 116 people and the sample consisted of 10 intervention group respondents and 10 control group respondents. The sampling technique used proportional random sampling, data analysis for the control group used the paired T-test and for the intervention group used the Wilcoxon statistical test. The results of this study show that blood pressure before being given the progressive muscle relaxation technique in the elderly is around 170/100Mmhg and blood pressure after being given the progressive muscle relaxation technique in the elderly is around 140/80Mmhg. The results of the analysis can be concluded that if the progressive muscle relaxation technique is given, there is a significant effect on reducing blood pressure. Keywords: progressive muscle relaxation technique;blood pressure;paried t-test;wilcoxon. ABSTRAKHipertensi masih menjadi masalah kesehatan didunia terutama di Indonesia. Menurut WHO (World Health Organization) diperkirakan terdapat 1,28 miliar orang didunia menderita hipertensi, penanganannya dengan terapi farmakologi dan melakukan latihan relaksasi otot progresif. Relaksasi otot progresif adalah teknik relaksasi yang mengombinasikan latihan nafas dalam dan serangkaian seri kontrasi dan relaksasi otot tertentu. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh teknik relaksasi otot progresif terhadap penurunan tekanan darah pada lansia di puskesmas batujajar. Metode eksperimen yang diguanakan dalam penelitian ini adalah Two group pretest-postest with control grup desain, dengan kelompok control ini hanya diberikan pretest dan posttest tanpa diberikan perlakuan atau intervensi yang terdiri dari variabel bebas yaitu teknik relaksasi otot progresif dan variable terikat yaitu tekanan darah. Populasinya berjumlah 116 orang dan sampel berjumlah 10 responden kelompok intervensi dan 10 responden kelompok control. Teknik pengambilan sampel menggunakan proporsional random sampling , analisis data untuk kelompok kontrol menggunakan uji paired T-test dan untuk kelompok intervensi menggunakan uji statistic Wilcoxon. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tekanan darah sebelum diberikan teknik relaksasi otot progresif pada lansia yaitu berkisar 170/100Mmhg dan tekanan darah setelah diberikan teknik relakasi otot progresif pada lanisa berkisar 140/80Mmhg. Hasil analisis dapat disimpulkan dengan diberikan teknik relaksasi otot progresif terdapat pengaaruh penurunan tekanan darah secara signifikan. Kata kunci: teknik relaksasi otot progresif;tekanan darah;paried t-test;wilcoxon
Hubungan Merokok Dengan Kesehatan Gigi Pada Perokok Aktif Di RW 02 Desa Mekarjaya Robbani, Iqbal Aditiya; Dianto, Dianto; Karwati, Karwati
Health Idea Vol 3, No 2 (2025): Agustus 2025
Publisher : Ide Insan Kreatif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63860/hi3202

Abstract

Merokok adalah membakar tembakau yang kemudian dihisapnya, baikmenggunakan rokok maupun menggunakan pipa. Kebiasaan merokok berdampakburuk pada kesehatan, salah satunya kesehatan mengakibatkan gigi berubah warna,berlubang dan karies. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan merokokdengan kesehatan gigi pada perokok aktif. Metode penelitian ini adalah analitikcross sectional menggunakan metode Simple Random Sampling. Populasipenelitian ini adalah perokok aktif dengan sampel 76 responden. Hasil penelitianini didapatkan 20 responden (26,3%) merokok ringan dan kesehatan gigi baik, 23responden (30,3%) merokok sedang dan kesehatan gigi buruk, 33 responden(43,4%) merokok berat dan kesehatan gigi buruk. Hasil Analisa menggunakan UjiChi Square dengan tingkat kepercayaan 5% didapatkan nilai p-value 0,000 < a 0,05,dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan merokok dengan kesehatan gigi padaperokok aktif. Penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan untuk programpengabdian masyarakat atau promosi kesehatan tentang merokok dan kesehatangigi.Kata Kunci : Merokok, Kesehatan Gigi , Perokok Aktif
PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI METODE TELENURSING TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA Nurfadila, Siti; Suryani, Meilati; karwati, Karwati
Health Idea Vol 3, No 2 (2025): Agustus 2025
Publisher : Ide Insan Kreatif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63860/hi3201

Abstract

ABSTRACTAnemia is a condition in which the number and size of erythrocytes or hemoglobin concentrations are below the threshold value, resulting in a decrease in blood transport capacity throughout the body. Anemia is still a problem because it is based on WHO data (World Health Organization, 2018). The prevalence of anemia in adolescents aged 15–24 reaches 32%, the anemia rate in women is (27.2%) higher than in men (20.3%). West Java Province has an anemia problem of 51.7%. Therefore, the Indonesian government intensifies the prevention and control of anemia in adolescent girls through health education. This study aims to determine the effect of providing education on telenursing methods on adolescent girls' knowledge about anemia. This type of research is a pre-experimental design method with a one-group pretest design. The sample in the study was 36 students in grade VII of Junior High School 8 Cimahi. Sampling in this study used the marginal homogenity analysis test. The results of the marginal homogenity test obtained a    p-value of 0.000 < 0.05, which means that H0 was rejected and Ha was accepted. With an average knowledge of 1.08 before the intervention and 2.33 after the intervention was given. The results of the study indicate that there is an influence of telenursing method education on adolescent girls knowledge about anemia. Telenursing media (a WhatsApp chat group) can be a reference in providing health education about anemia to adolescent girls to increase their knowledge. Keywords: anemia; telenursing; knowledge; health education ABSTRAK Anemia merupakan suatu kondisi jumlah dan ukuran eritrosit atau konsentrasi hemoglobin berada di bawah nilai ambang batas dan mengakibatkan terjadi penurunan kapasitas transportasi darah ke seluruh tubuh. Anemia masih menjadi masalah karena berdasarkan data WHO (World Health Organization, 2018). Prevalensi anemia pada remaja usia 15-24 tahun mencapai 32%, angka anemia pada wanita 27,2% lebih tinggi dibandingdkan pada pria 20,3%. Provinsi Jawa Barat memiliki masalah anemia sebesar 51,7%. Maka dari itu pemerintah Indonesia melakukan intensifikasi pencegahan dan penanggulangan anemia pada remaja putri melalui pendidikan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian edukasi metode telenursing terhadap pengetahuan remaja putri tentang anemia. Jenis penelitian ini adalah metode pre-eksperimental desain dengan tipe one-group pretest design. Sampel dalam penelitian adalah siswi kelas VII SMP Negeri 8 Cimahi yang berjumlah 36 orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan uji analisa Marginal Homogenity. Hasil uji Marginal Homogienity diperoleh nilai p-value (0,000) < (0,05) yang artinya H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan rerata pengetahuan sebelum diberikan intervensi 1,08 dan setelah diberikan intervensi meningkat menjadi 2,33. Hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh edukasi metode telenursing terhadap pengetahuan remaja putri tentang anemia. Media telenursing (grup chat Whatsapp) dapat menjadi referensi dalam memberikan pendidikan kesehatan tentang anemia pada remaja putri untuk meningkatkan pengetahuan. Kata kunci: anemia; telenursing; pengetahuan; pendidikan kesehatan
Hubungan Kadar Vitamin D Dengan Kejadian Preeklamsi Berat Awitan Lambat Karwati, Karwati
2-TRIK: TUNAS-TUNAS RISET KESEHATAN Vol 14, No 3 (2024): Juli-September 2024
Publisher : FORUM ILMIAH KESEHATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian mengenai peranan vitamin D dalam ilmu kedokteran dan kesehatan akhir-akhir ini mengalami peningkatan. Berbagai sistem pengaturan tubuh banyak yang dipengaruhi oleh vitamin D, antara lain sistem imunologis, pengaturan tekanan darah dan angiogenesis menjadi salah satu penyakit utama pada ibu hamil yang melibatkan gangguan imunologis, pengaturan tekanan darah dan angiogenesis adalah preeklamsi. Preeklamsi merupakan salah satu penyumbang utama tingginya angka kematian ibu (AKI) di Indonesia, dalam beberapa penelitan disebutkan kebutuhan vitamin D meningkat pada trimester tiga, diduga kekurangan vitamin D menjadi salah satu pencetus terjadinya preeklamsi berat awitan lambat.Tujuan Penelitian untuk mengukur perbedaan kadar vitamin D dan menganalisis hubungan antara ibu hamil dengan preeklamsi berat awitan lambat dan ibu hamil normal usia kehamilan > 34 minggu.Metode Penelitian yang digunakan Analitik observasional dengan rancangan case control study dengan jumlah masing-masing kelompok 30 responden yang berkunjung ke RSU Dr. Slamet Garut yang menandatangani informed consent pada bulan Agustus-September 2019. Diagnosa ibu hamil normal dan yang mengalami preeklamsi berat awitan lambat didapat dari formulir anamnesa, dan untuk pemeriksaan kadar vitamin D menggunakan metode CMIA (Chemiluminescent Microparticle Immunoassay).Hasil Penelitian menunjukkan kadar vitamin D pada kelompok kasus preeklamsi berat awitan lambat adalah 10.0 dan pada kelompok kontrol ibu hamil normal usia kehamilan > 34 minggu yakni 10.9, dengan P value 0.028, dan untuk kadar vitamin < 13,1 ng/mL memiliki risiko preeklamsi berat awitan lambat sebesar 5,68 kali dibandingkan dengan kadar vitamin D diatas > 13,1 ng/mL. Berdasarkan koefisien korelasi point biserial pada kelompok umur ibu 20-34 tahun hubungan antara kadar vitamin D dengan kejadian preeklamsi berat awitan lambat diperoleh r = - 0,345 dan berdasarkan kriteria Guilford  tergolong kategori terdapat hubungan yang lemah.Simpulan pada penelitian ini terdapat perbedaan kadar vitamin D pada kasus preeklamsi berat awitan lambat dan ibu hamil normal usia kehamilan > 34 minggu. Ada hubungan antara kadar vitamin D yang rendah terhadap pada kasus preeklamsi berat awitan lambat. Kata Kunci: Awitan Lambat, Hamil, Preeklamsi Berat, Vitamin D.
THE EFFECT OF PROGRESSIVE MUSCLE RELAXATION ON ANXIETY LEVELS IN 11th GRADE STUDENTS Namira, Adinda; Karwati, Karwati; Somana, Aan
Journal of Advanced Nursing and Health Sciences Vol. 6 No. 2, Agustus 2025
Publisher : Universitas Kusuma Husada Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34035/kn.v6i2.1871

Abstract

Background: Anxiety is a psychological condition characterized by vague worries, accompanied by feelings of uncertainty, helplessness, isolation, and insecurity. Adolescents are a vulnerable group to anxiety, particularly due to academic pressures such as assignments, exams, and the demands of determining future educational directions. This study aims to determine the effect of progressive muscle relaxation therapy (PMR) on reducing anxiety levels among 11th grade students at State Islamic Senior High School Cimahi.Methods: The research used a pre-experimental method with a one-group pre-test and post-test design, involving 36 respondents who met the inclusion criteria. The instrument used to measure anxiety levels was the Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) questionnaire, administered before and after the intervention. The intervention consisted of PMR therapy conducted for three consecutive days. Data were analysed using the Shapiro-Wilk test for normality and the paired t-test to determine differences in anxiety scores before and after intervention.Results: The results showed a significant decrease in anxiety levels after the intervention; the mean score before was 20,81, which decreased to 10,39 after the intervention. The paired t-test yielded a p-value of 0,001 (< α = 0.05), indicating a significant effect of progressive muscle relaxation therapy in reducing anxiety.Conclusion: Therefore, this therapy can be considered a non-pharmacological alternative intervention to manage anxiety in adolescents.