Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

IMPLIKASI MODERNISASI TERHADAP PERMAINAN TRADISIONAL PADA ANAK-ANAK DAN REMAJA (STUDI DI DESA GUALI KECAMATAN KUSAMBI KABUPATEN MUNA BARAT) Jaya, Rahmat; Baka, Wa Kuasa; Aso, La
Jurnal Penelitian Budaya Vol 6, No 2 (2021): Jurnal Penelitian Budaya
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (132.882 KB) | DOI: 10.33772/jpeb.v6i2.16156

Abstract

Abstract: The objective of this study is to describe the implications of modernization on traditional games for children and adolescents in Guali Village, Kusambi District, West Muna Regency. This research uses a qualitative descriptive approach. Subjects in this study were determined by purposive snowball that is the samples were obtained through a rolling process from one respondent to another and were usually used to explain the social or communication (sociometric) patterns of a particular community. Data collection techniques in this study were carried out by observation, interviews, and documentation. The results of this study indicate that the implications of modernization on traditional games for children and adolescents in Guali Village, Kusambi District, West Muna Regency are as follows: (a) economic implications, (b) health implications, (c), social implications, and (d) implications of the loss of creative ideas.Keywords: Implication, moderenization, traditional games, children and adolescents
Pengobatan Penyakit Menurut Budaya Orang Muna di Kecamatan Batalaiworu Kabupaten Muna Bainudin, Bainudin; Niampe, La; Aso, La
Jurnal Penelitian Budaya Vol 4, No 2 (2019): Jurnal Penelitian Budaya
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (113.598 KB) | DOI: 10.33772/jpeb.v4i2.8980

Abstract

Orang Muna sebagai sebuah masyarakat memiliki budaya terhadappengobatan penyakit yang dapat diidentifikasi dan disebarluaskan untukdilestarikan Tujuan artikel ini adalah mengidentifikasi dan mendeskripsikanbudaya orang Muna terhadap pengobatan penyakit. Teori untuk membaca dataadalah pemikiran Rivers (1915: 59-65) tentang tiga pandangan dunia yangberbeda (gaib, religi, dan naturalistik) dapat menghubungkan sistem-sistemkepercayaan, dan tiap-tiap pandangan memiliki model perilaku pengobatanyang sesuai. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Pemilihan informandalam penelitian ini dilakukan dengan cara purposive sampling. Pengumpulandata dalam penelitian ini dilakukan dengan cara obserfasi, dokumentasi, danwawancara mendalam. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa orang Munamasih aktif melakukan pengobatan penyakit menurut budaya yang dilakukanoleh seorang bhisa (dukun) untuk menyembuhkannya. Orang Muna penyakitmempercayai bahwa ada sebahagian penyakit yang tidak dapat disembuhkanmelalui pengobatan medis/dokter dan hanya dapat di sembuhkan melaluipengobatan secara tradisional yang dilakukan seorang bhisa (dukun). Selainterdapat juga penyakit yang dapat disembuhkan melalui pengobatanmenggunakan ramuan. Penyebab orang Muna mempertahaknannya karenakeyakinan, biaya, dan adanya rasa takut untuk melakukan pengobatan secaramedis.Kata kunci; Budaya, orang Muna, kepercayaan, pengobatan, penyakit,tradisi
PERUBAHAN STRUKTUR UPACARA ADAT PERKAWINAN BUDAYA TOLAKI DI KOTA KENDARI Halra, Agustiani; Aso, La
Jurnal Penelitian Budaya Vol 2, No 2 (2017): Jurnal Penelitian Budaya
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (831.091 KB) | DOI: 10.33772/jpeb.v2i2.7863

Abstract

Tujuan Penelitian adalah untuk: (1) menjelaskan struktur upacara adat perkawinan budaya Tolaki,(2) menjelaskan perubahan struktur upacara adat perkawinan budaya Tolaki,(3) Menjelaskan penyebab perubahan struktur adat perkawinan budaya Tolaki. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Data dianalisis secara kualitatif dengan menggunakan metode induktif dalam pengertian bahwa analisis bergerak dari data menuju konsep. Teknik analisis data yang diterapkan dalam beberapa tahapan berikut secara berurut; (1) pemerolehan data sebanyak mungkin dengan berbagai variasinya, (2) penataan kembali data tersebut sesuai kategori untuk dikembangkan kearah proposisi dan analisis hubungan kategori yang ada, dan (3) klasifikasi dan pemeriksaan kategori inti melalui perbandingan hubungan  dengan kategori lain guna menghasilkan simpulan berupa rancangan umum. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Struktur perkawinan adat Tolaki terbagi dalam tiga bagian yaitu sebelum perkawinan, pelaksanaan perkawinan adat, setelah perkawinan adat, (2) Terjadi perubahan struktur pada adat perkawinan budaya Tolaki, (3) Perubahan yang terjadi disebabkan oleh beberapa aspek yang dibagi dalam dua bagian yaitu dari dalam(intern) dan dari luar (ekstern). Dalam Adat perkawinan Tolaki di Kota Kendari, mulai terjadi pergeseran sedikit demi sedikit yang dikuatirkan dapat mengaburkan budaya aslinya, yang bisa saja akan mengakibatkan hilangnya budaya tersebut.Kata Kunci: Adat perkawinan, struktur perkawinan, perubahan, budaya Tolaki,
TRANSFORMASI RITUAL MOSEHE WONUA DI KABUPATEN KOLAKA Arifin, Munaser; Dirman, La Ode; Aso, La
Jurnal Penelitian Budaya Vol 6, No 1 (2021): Jurnal Penelitian Budaya
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (618.623 KB) | DOI: 10.33772/jpeb.v6i1.13074

Abstract

Abstract: Cultural transformation becomes wide open in the midst of society to be investigated. The people of Kolaka Ethnic Mekongga District have a mosehe wonua ritual as a space of cultural expression that grows over a long period of time and then undergoes transformation. The formulation of the problem in this study are: 1) how are the forms of transformation of the Wonua Mosehe ritual in Kolaka Regency, and 2) What are the factors that cause the transformation of the Mosehe Wonua ritual in the Kolaka Regency. This study aims to describe and analyze the forms of transformation of the Wonua mosehe ritual in Kolaka District, and describe and analyze the factors that cause the transformation of the Wonua Mosehe ritual in Kolaka District. As a basis for analysis, this study uses the theory of cultural transformation. This study uses a qualitative approach with data collection methods using observation techniques, in-depth interviews, and documentation. The results of this analysis show that the forms of mosehe wonua ritual transformation include three things, namely: 1) transformation in aspects of knowledge, 2) transformation in technological aspects, and 3) transformation in aspects of ritual presentation. While the factors causing the transformation are caused by three things, namely: 1) educational factors, 2) ideological factors of community religiosity, and 3) cultural innovation factors.Keywords: Transformation, Ritual, Mosehe Wonua
Performansi Ritual Poitolu pada Masyarakat Etnik Muna di Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara Aso, La
Jurnal Penelitian Budaya Vol 4, No 2 (2019): Jurnal Penelitian Budaya
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (99.137 KB) | DOI: 10.33772/jpeb.v4i2.8981

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) mendeskripsikan prosesi dan kelengkapan kelengkapan isi haroa turuntana (dulang) dalam ritual poitolu (memperingati malam ke-3 setelah penguburan mayat yang diritualkan) pada etnik Muna, dan (2) menganalisis makna yang terkandung pada kelengkapan isi haroa turuntana dalam ritual poitolu pada etnik Muna. Teori yang digunakan untuk menganalisis makna yang terkandung pada kelengkapan isi haroa turuntana dalam ritual poitolu pada etnik Muna adalah teori semiotika. Penelitian ini bersifat kualitatif dan menggunakan jenis dataprimer dan sekunder. Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan dan wawancara mendalam. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif dan interpretatif.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1)Prosesi pelaksanaan ritual poitolu pada etnik Muna dimulai dengan kabubusino koburu (penyiraman bumbungan timbunan kuburan mayat yang diritualkan) dilakukan oleh lebe (pegawai syarah agama) pada sore hari, kemudian dilanjutkan dengan pembacaan doa haroa turuntana pada ritual poitolu di rumah tempat meninggalnya mayat yang diritualkan. (2) Makna yang terkandung pada kelengkapan isi haroa turuntana  ritual poitolu pada etnik Muna merupakan simbol anggota tubuh manusia, misalnya: pisang raja sebagai simbol kaki dan jari-jarinya, satu piring besar nasi putih yang dicampur dengan beras merah sebagai simbol kepala, lapa-lapa sebagai simbol lengan, kue cucur sebagi simbol daun telinga, wadhe sebagai simbol daging, pisang goreng sebgai simbol lidah, dan seterusnya.Kata kunci:Ritual, po itolu, etnik Muna
KONFLIK ANTAR KELAS MASYARAKAT BUTON DESA SAMPUABALO DAN DESA GUNUNG JAYA KECAMATAN SIOTAPINA KABUPATEN BUTON ARUPALAKA, LA ODE; DIRMAN, LA ODE; Aso, La
Jurnal Penelitian Budaya Vol 6, No 2 (2021): Jurnal Penelitian Budaya
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (197.217 KB) | DOI: 10.33772/jpeb.v6i2.18444

Abstract

The objective of this study is to describe the causes of conflict intra society classes of Butonese, Sampuabalo Village and Gunung Jaya Village, Siotapina District of Buton Regency by using a qualitative descriptive approach to describe what are the backgound of the conflict problem. In analyzing the theoretical data it was used the Functional Theory of Coser and Pieree Felix Bourdieu's Social Interaction about Habitus, Capital and Domain to analyze the root causes of class conflict in the Buton community, Sampuabalo Village and Gunung Jaya Village, Siotapina District of Buton Regency. This research uses a qualitative approach. There are two types of data used in this study, namely primary data and secondary data. Collecting data in this study were done by using observation technique, interviews technique, and document study. Based on the results of data analysis, the results of this study showed  that: The backgroundof the problem of conflict intra society classes of the Butonese, Sampuabalo Village and Gunung Jaya Village, Siotapina District of Buton Regency were caused by several factors, namely: (1) the history of the two villages with different social classes (aristocrat and non-aristocracy, (2) ongoing individual and group conflicts, (3) educational factors, (4) identity factors, (5) incomplete conflict handling, (6) latent conflicts, (7) dysfunction of traditional institutions in society. , and (8) lack of employment.Keywords: conflict, class of society, Buton Regency
Kehidupan Ekonomi dan Sosial Budaya Buruh Bongkar Muat di Pelabuhan Fery Kendari-Wawonii (Studi Pada Buruh Etnis Muna) Ipo, Erlin; Suyyuti, Nasruddin; Aso, La
Jurnal Penelitian Budaya Vol 4, No 2 (2019): Jurnal Penelitian Budaya
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (104.161 KB) | DOI: 10.33772/jpeb.v4i2.9073

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) menjelaskan kehidupan ekonomidan sosial budaya buruh bongkar muat di Pelabuhan Kendari-Wawonii,dan (2)untuk menganalisis strategi pemenuhan kebutuhan mereka. Penelitian ini berfokuspada buruh etnis Muna. Peneliti menganalisa data dengan metode desktiptifkualitatif dengan berkiblat pada tiga teori. Pertama teori hierarki kebutuhan yangdicetuskan Abraham Maslow, kedua teori pilihan rasional yang dipopulerkanJames Coleman. Teori ketiga yakni Fungsionalisme Struktural yang dipopulerkanoleh Malinowsky. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) buruh bongkarmuat Pelabuhan Fery Kendari Wawonii memiliki pendapatan rata-rataRp.4.000.000 hingga Rp.6.000.000 perbulan. Pendapatan mereka digunakan untukmemenuhi kebutuhan sehari-hari. Selain mencukupi kebutuhan pokok sehari-hari,pos pengeluaran terbesar buruh juga ada pada kehidupan sosial budaya mereka.Buruh juga tetap mencari penghasilan tambahan di luar pekerjaan rutinnyasebagai buruh di pelabuhan, (2)buruh etnis Muna memiliki dua tradisi budayadalam bermasyarakat yakni tolong menolong yang dikenal dengan nama pokaduludan persatuan yang dikenal dengan sebutan kaseise.Kata kunci :Ekonomi, Sosial budaya, Buruh, Pelabuhan dan Etnis Muna.
PERKAWINAN DI BAWAH UMUR (Studi pada Masyarakat Suku Moronene di Desa Lora Kecamatan Mataoleo Kabupaten Bombana Angriawan, Feri; Aso, La
Jurnal Penelitian Budaya Vol 2, No 2 (2017): Jurnal Penelitian Budaya
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (548.435 KB) | DOI: 10.33772/jpeb.v2i2.7865

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis penyebab perkawinan di bawah umur yang terjadi pada masyarakat suku Moronene di Desa Lora. Sumber penelitian ini adalah berasal dari informan yakni para peleku perkawina dan beberapa tokoh masyarakat. Tehnik pengumpulan data yang di gunakan dalam penelitian ini observasi,wawancara mendalam ,studi dokumen. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa faktor penyebab terjadinya perkawinan di bawah umjur pada masyarakat suku moronene di desa lora karena adanya beberapa faktorseperti karena faktor media massa, pendidikan,keluarga/ orang tua, kemauan sendiri, tradisi dan faktor ekonomi, sedankan dampak yang terjadi akibat perkawinan tersebut adalah besarnya resiko terhadap ibu yang melahirkan di bawah umur dan resiko kesehatan anak yang di lahirkan oleh ibu di bawah umur.Kata Kunci: Perkawinan, Dibawah Umur, Suku Moronene
Pemberdayaan Kelompok Lansia Dalam Mengolah Sampah Plastik Rumah Tangga Menjadi Paving Block Di Desa Toli-Toli Kecamatan Lalonggasumeeto Kabupaten Konawe Aso, La; Sifatu, Wa Ode; Marhadi, Akhmad; Suyuti, Nasruddin; Laxmi, Laxmi; Muh. Zulfikar, La Ode
Aksara: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal Vol 10, No 1 (2024): January 2024
Publisher : Magister Pendidikan Nonformal Pascasarjana Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/aksara.10.1.35-42.2024

Abstract

Desa Toli-toli merupakan pusat lalu lintas masyarakat dari Kota Kendari ke berbagai destinasi wisata alam, seperti pantai Toronipa, Air terjun Wonua Momahe, Pantai Batu Gong, dan sebagainya. Untuk itu perlu pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga dengan pemberdayaan kelompok LANSIA dan di Sulawesi Tenggara (Sultra) LANSIA belum menjadi perhatian. Melalui kegiatan pengabdian ini, masyarakat dan pemerintah setempat diberikan pemahaman dan praktik mengolah sampah rumah tangga menjadi Paving Blok berbahan plastik yang tertolak oleh pemulung sampah lainnya. Metode pelaksanaannya ; praktek atau penerapannya yang berupa contoh yang langsung dipraktikkan. Solusi yang ditemukan warga dari kelompok LANSIA dan Aparat Desa Toli-toli sangat bersemangat dan antusias telah mendapatkan pelatihan mengenai cara mengolah sampah plastik menjadi Paving Block. Target luaran yang ingin dicapai dalam kegiatan ini antara lain anggota kelompok LANSIA memiliki pemahaman yang baik mengenai bahaya sampah plastik juga berserahkan di lingkungan mereka. Metode yang dipakai dalam pencapaian tujuan tersebut adalah: 1) penyuluhan mengenai bahaya sampah plastik bagi kehidupan di Bumi, 2) pemberian contoh cara pembuatan Paving Blok dari plastik.
KEARIFAN LOKAL DALAM PROSES MENDIRIKAN RUMAH BARU PADA MASYARAKAT ETNIS MUNA DI KECAMATAN LAWA KABUPATEN MUNA BARAT Hesti, Hesti; Aso, La
Jurnal Penelitian Budaya Vol 7, No 2 (2022):
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jpeb.v7i2.35429

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kearifan llokal dalam proses mendirikan rumah baru pada masyarakat etnis Muna di Kecamatan Lawa, Kabupaten Muna Barat. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Lawa Kabupaten Muna Barat Provinsi Sulawesi Tenggara. Pemilihan lokasi tersebut didasarkaan pada pertimbangan bahwa pada lokasi tersebut dapat memperoleh data yang akurat untuk keperluan informasi penelitian karena Etnis Muna yang tinggal di Kecamatan Lawa masih memanfaatkan kearifan lokal dalam mendirikan rumah baru yang masih dipertahankan ditengah-tengah maraknya perkembangan dan penggunaan teknologi. Penentuan informan dalam penelitian ini di lakukan dengan menetapkan informan kunci yang berfungsi sebagai pembuka jalan bagi peneliti untuk memperoleh data. Informan tersebut adalah orang yang akan mengarahkan peneliti ke informan selanjutnya.Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif yaitu data yang diperoleh dari keterangan yang diberikan informan kunci dan informan pokok yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Pengamatan , Wawancara Mendalam, dan Dokumen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kearifan lokal dalam proses mendirikan rumah baru pada masyarakat Etnis Muna adalah sebagai berikut: (1) Menentukan hari baik (2) Meletakkan tiang pertama (Kabhelai), (3) Mendirikan kontruksi rumah panggung, dan (4) Melakukan ritual ketika menempati rumah baru (Kahawotino lambu).Kata Kunci: Kearifan lokal, proses, pendirian rumah baru, masyarakat etnis Muna