Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

MAKNA SIMBOLIS GERAKAN TARI MONDOTAMBE STUDI KASUS SANGGAR ANA SEPU KABUPATEN KONAWE Irianto Ibrahim, Astin
JURNAL HUMANIKA Jurnal Humanika Vol. 1, No. 1 Maret 2019
Publisher : JURNAL HUMANIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (178.07 KB)

Abstract

Penelitian bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan proses pelaksanaan tari mondotambe studi kasus sanggar ana sepu kabupaten konawe. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian kualitatif, Teknik pengumpulan dan penelitian data dilakukan melalui observasi partisipan, wawancara, observasi, dokumentasi. Pendekatan semiotika untuk menganalisis tari mondotambe pada masyarakat tolaki kabupaten konawe. Teknik analisis data menggunakan triangulasi dan teknik keabsahan data dengan triangulasi sumber, triangulasi teknik dan triangulasi waktu. Hasil penelitian menunjukkan sejarah tari mondotambe, fungsi tari mondotambe selain untuk menyambut para prajurit yang baru kembali dari medan perang, tari Mondotambe juga sebagai tari penyambutan terhadap tamu-tamu Kerajaan Konawe di Unaaha, pembukaan suatu bangunan, pembukaan suatu kegiatan yang diselenggarakan maupun acara-acara ritual seperti perkawinan. Persiapan yang dilakukan sebelum menari tari mondotambe adalah pemilihan materi dengan menentukan anggota kelompok tari yang akan tampil, lalu menentukan materi tari. Materi tari adalah pemilihan jenis tari daerah yang akan diperagakan yaitu tari Mondotambe, Setelah para penari atau kelompok sudah menentukan materi tari yang akan diperagakan, dilakukan latihan gerakan dasar, musik dan alat musik.Kata Kunci: makna simbolis gerakan, tari mondotambe.
PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM BENTUK PENINGKATAN KAPASISTAS MASYARAKAT DESA/KELURAHAN BERBASIS PRODUK INOVASI DALAM PENANGGULANGAN COVID-19 DI SULAWESI TENGGARA Yunus, Yunus; Sailan, Zalili; Balawa, La Ode; Ibrahim, Irianto
Anoa : Jurnal Pengabdian Masyarakat Sosial, Politik, Budaya, Hukum, Ekonomi Vol 2, No 1 (2020): Oktober 2020
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (455.343 KB) | DOI: 10.52423/anoa.v2i1.14875

Abstract

Tujan pengabdian masyarakat ini adalah memberikan pengalaman/pengetahuan baru bagi masyarakat untuk memahami pentingnya Penangulangan Covid-19 di Sulawesi Tenggara; membantu masyarakat dalam pengembangan kecakapan dalam menghasilkan produk inovasi dalam upaya Penangulangan Covid-19 di Sulawesi Tenggara; memberikan pengalaman/pengetahuan baru bagi masyarakat Desa/Kelurahan tentang pentingnya suasana hidup sehat dan segar, sehingga dapat melaksanakan segala tugas-tugas rutin dengan baik tanpa mengalamami kelelahan yang berarti, khususnya dalam  upaya penangulangan Covid-19 di Sulawesi Tenggara; melatih kelompok-kelompok masyarakat sehingga mereka dapat mengembangkan diri mencapai hidup sehat dan segar sejahtera lahir batin melalui aktifitas olahraga dan penciptaan produk inovasi yang bermanfaat. Metode pelaksanaan KKN tematik ini secara tekhnis melalui pengorganisasian jarak jauh dengan menggunakan berbagai fasilitas media dan teknologi informasi. Kegiatan Pengabdian masyarakat ini dilaksanakan selama satu (1) bulan dengan luaran yang: a) Menghasilkan masker kesehatan yang bermanfaat untuk program pencegahan COVID-19 per kelompok desa; b) Membantu penyemprotan disinfektan di desa/kelurahan lokasi KKN; c) Menjadi sukarelawan di POSKO SATGAS COVID-19 selama pelaksanaan KKN Tematik dalam penyaluran bantuan pemerintah kepada masyarakat; d) Membantu distribusi masker bagi masyarakat yang terdampak COVID-19 di desa pelaksanaan KKN Tematik; e) membantu pemerintah dalam mensosialisasikan tangap pencegahan Covid-19; f) membantu masyarakat dalam proses pembutan Jamu dan Teh Kelor; g) Membantu masyarakat dalam penyediaan Pembuatan medi/alat cuci tangan, Pembuatan handsanitiser.
PEMBERDAYAAN KOMUNITAS NELAYAN MELALUI PEMBENTUKAN LEMBAGA EKONOMI KERAKYATAN DI DESA BAJO INDAH, KECAMATAN SOROPIA, KABUPATEN KONAWE Tunda, Amin; Jabar, Aryuni S.; Sarmadan, Sarmadan; Sofian, Nur I.; Tawulo, Megawati Asrul; Tuwu, Darmin; Lusianai, Wa Ode; Jayadisastra, Yoenita; Yusuf, Bakri; Ibrahim, Irianto; Supiah, Hj. Ratna
Anoa : Jurnal Pengabdian Masyarakat Sosial, Politik, Budaya, Hukum, Ekonomi Vol 1, No 01 (2020): ANOA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (139.202 KB) | DOI: 10.52423/anoa.v1i01.10823

Abstract

Komunitas nelayan adalah kelompok masyarakat yang hidup di daerah pesisir. Streotipe yang melekat pada mereka adalah kelompok yang minim dalam peningaktan Sumber Daya Manusia (SDM). Pada konteks penghasilan, komunitas nelayan memiliki pendapatan yang dapat digolongkan dalam kelompok masyarakat sejahtera. Namun, kurangnya SDM membuat kelompok ini tidak mampu mengelola keuangan secara baik. Olehnya itu, dipandang perlu melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan mengusung konsep pemberdayaan komunitas nelayan melalui pemanfaatan Lembaga Ekonomi Kerakyatan. Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pemahaman komunitas nelayan dalam pengeloaan keuangan dan pentingnya lembaga ekonomi kerakyatan dalam peningkatan kesejahteraan. Kegiatan ini dilaksanakan di Balai Desa Bajo Indah, Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe. Dalam upaya pemecahan masalah komunitas nelayan, maka digunakan metode Focus Goup Discussion (FGD) atau diskusi kelompok terarah untuk mengetahui permasalah serta penanganan atau penemuan solusi secara bersama. Hasil dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat, yakni; Kesepakatan bekerjasama dengan berbagai pihak untuk mengikuti kelas belajar informal; Meningkatnya pemahaman komunitas nelayan terhadap tata kelola kuangan rumah tangga; Komunitas nelayan secara bersama-sama menentukan potensi resource, pemanfaatanya, serta pengelolaannya; Komunitas nelayan dan pemerintah desa sepakat membentuk koperasi desa yang bersumber dari dana ADD.
POLA MOTIF CERITA ASAL-USUL RAJA PERTAMA DALAM LEGENDA MUNA, WOLIO, DAN TOLAKI Mustafa Husba, Zakiyah; Aso, La; Ibrahim, Irianto
Jurnal Penelitian Budaya Vol 6, No 2 (2021): Jurnal Penelitian Budaya
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (426.082 KB) | DOI: 10.33772/jpeb.v6i2.19920

Abstract

In an effort to reveal the structure of the motifs in the legend stories of the origins of the first king as a step in obtaining historical and cultural knowledge of But and Tolaki ethnic communities, it is hoped that this research can be a frame of reference for the protection and development of Southeast Sulawesi regional literature. The purpose of this study is to describe  patterning of the motifs of the origin story of the first king from the legends of Muna, Wolio, and Tolaki. This research is based on the motive theory of Alan Dundes. Motive theory is used to find the class of motives for each item or sequence of events in the story. The patterns of motifs in the form of tables and schemes are arranged based on the Stith Thompson index motifs. The method used in this research is qualitative method. Data collection techniques with library reading and note-taking techniques, as well as recording and note-taking interview techniques. The data processing is done by triangulation technique. The research data was examined using qualitative descriptive techniques through 2 stages, namely indexing motifs and patterning motifs. The results of the analysis show that there are 9 motifs in the three stories, mythological motifs, magic, other worlds, wise and foolish, restoration of fate, society, natural cruelty, and sex motives. Furthermore, 4 dominant motifs or the same motif are found in the 3 stories of the first kings of Muna, Wolio, and Tolaki, namely mythological motifs, other worlds, wise and foolish, and society motifs.Keywords: motif, legend, Muna, Wolio, and Tolaki
IDENTIFIKASI KESULITAN DAN ALTERNATIF PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DI SMPN 22 KONAWE SELATAN Harna Ningsih; Hilaluddin Hanafi; Irianto Ibrahim;
Jurnal Pembelajaran Seni & Budaya Vol 4, No 2 (2019): Desember 2019
Publisher : Universitas Halu oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.671 KB) | DOI: 10.33772/jpsb.v4i2.7823

Abstract

Pembelajaran seni budaya di SMP Negeri 22 Konawe Selatan terdapat banyak siswa yang belum bisa mengapresiasi karya seni musik lagu daerah dengan baik. Padahal kewajiban kita untuk melestarikan kebudayaan  sebagai anak cucu pewaris kebudayaan Indonesia. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah faktor penyebab kesulitan pembelajaran seni budaya pada siswa SMP Negeri 22 Konawe Selatan dan bagaimanakah alternatif pendekatan saintifik dalam mengatasi kesulitan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor penyebab kesulitan dan menggambarkan penggunaan pendekatan saintifik yang dapat mengatasi kesulitan pada pembelajaran Seni Budaya pada siswa SMP Negeri 22 Konawe Selatan. Manfaat penelitian ini adalah memberikan informasi tentang proses mengidentifikasi kesulitan dan  alternatif pendekatan saintifik pada pembelajaran Seni Budaya di SMP Negeri 22 Konawe Selatan. Berdasarkan hasil penelitian, faktor yang menimbulkan kesulitan belajar seni budaya di VIII SMPN 22 Konawe Selatan terdiri dari faktor internal yaitu pada aspek motivasi (36,52%) dan faktor eksternal non sosial yaitu pada aspek alat pelajaran (21,74%). Pembelajaran menggunakan Pendekatan Saintifik dilakukan melalui proses mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengomunikasikan. Pembelajaran seperti ini dimaksudkan untuk meningkatkan dan membentuk sikap, keterampilan, dan pengetahuan siswa secara maksimal.Keyword: Kesulitan Belajar; Pendekatan Saintifik; Seni Budaya;
MAKNA SIMBOLIS GERAKAN TARI MONDOTAMBE STUDI KASUS SANGGAR ANA SEPU KABUPATEN KONAWE Astin; La Aso; Irianto Ibrahim
Jurnal Pembelajaran Seni & Budaya Vol 4, No 1 (2019): Juli 2019
Publisher : Universitas Halu oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (199.969 KB) | DOI: 10.33772/jpsb.v4i1.7815

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pelaksanaan tari mondotambe dan meganalisis makna simbolis gerakan dan nilai-nilai yang terkandung pada tari mondotambe pada suku Tolaki. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data meliputi tiga alur kegiatan yaitu reduksi data, display data dan verifikasi data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) proses pelaksanaan tari mondotambe terdiri dari persiapan dan pelaksanaan. Persiapan sebelum menari adalah pemilihan materi tari, latihan menari, music, busana, aksesoris, dan tata rias. Sedangkan pelaksanaan tari mondotambe yaitu dimulailah dengan performance atau penampilan penari. (2) Makna simbolis gerakan tari mondotambe pada suku Tolaki terdiri dari: (a) makna kelengkapan peralatan tari mondotambe meliputi makna busana atau kostum, aksesoris, properti dan tata rias, dan (b) makna simbolis gerakan tari mondotambe yakni gerakan megili atau berputar empat arah, gerakan mesomba atau menyembah, gerakan melepa atau duduk di atas tumit ke dua kaki, gerakan mombehawuako o bunga atau menaburkan bunga  dan gerakan meda’a  atau jinjit ke depan. (3) Nilai-nilai yang terkandung pada tari mondotambe terdiri dari nilai religius, nilai sosial, nilai estetika, dan nilai budaya.Keyword: Gerakan; Mondotambe; Simbolis;
SENI PERTUNJUKAN KUDA LUMPING LESTARI BUDOYO DI DESA WONUA SARI KECAMATAN MOWILA KABUPATEN KONAWE SELATAN Tavip Sunarto; Irianto Ibrahim; La Ode Sahidin
Jurnal Pembelajaran Seni & Budaya Vol 3, No 2 (2018): Desember 2018
Publisher : Universitas Halu oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.548 KB) | DOI: 10.33772/jpsb.v3i2.7811

Abstract

Penelitian ini bertujuan; 1) Untuk menemukan proses penyajian kesenian Kuda lumping Lestari Budoyo di Desa Wonua Sari Kecamatan Mowila Kabupaten Konawe Selatan. 2) Untuk menemukan makna simbolik sesajen yang terkandung dalam kesenian Kuda lumping Lestari Budoyo di Desa Wonua Sari Kecamatan Mowila Kabupaten Konawe Selatan. 3) Untuk menemukan fungsi kesenian Kuda lumping Lestari Budoyo di Desa Wonua Sari Kecamatan Mowila Kabupaten Konawe Selatan. Jenis penelitian ini adalah kualitatif–deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2018/2019 di Desa Wonua Sari Kecamatan Mowila Kabupaten Konawe Selatan. Data dalam penelitian ini berupa informasi dari para informan yang diperoleh dari hasil wawancara. Video, foto, dan rekaman Kesenian Kuda lumping Lestari Budoyo merupakan data sekunder dalam penelitian di Desa Wonua Sari Kecamatan Mowila Kabupaten Konawe Selatan. Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan, yang sudah ditulis dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar foto. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Proses pelaksanaan tari Kuda lumping Lestari Budoyo di Desa Wonua Sari, Kecamatan Mowila, Kabupaten Konawe Selatan meliputi perencanaan acara, membersihkan lapangan untuk pertunjukan, pembuatan sesaji, nyekar ke pepundhen, obong menyan, pertunjukan Kuda lumping Lestari Budoyo diantaranya tari kreasi baru, tari jaipong, tari gobyok, tari mataraman, tari jaranan versi Bali, kesurupan atau ndadi; 2) Makna simbolik yang terkandung dalam sesaji pertunjukan Kuda lumping Lestari Budoyo, meliputi:Degan ijo bermakna berdiri atau berhasil dalam mencari rejeki sehingga bisa gemah ripah loh jinawi), Bonang-baning bermakna memohon keselamatan selama mengadakan pertunjukan dan meminta keselamatan pada leluhur yang merasuki para penari agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan selama penari mengalami kesurupan; Kopi pahit, kopi manis, teh pahit, teh manis berarti melambangkan alam ghaib  tapi disaat penari menarikan tarian kuda lumping tidak akan merasakan rasa capek dan terhindar dari kejadian-kejadian yang tidak diinginkan; Kembang setaman berarti berarti manusia harus menjaga keharuman namanya agar tidak terpengaruh oleh hal-hal yang negative; Air diberi daun dhadhap serep berarti wujud bakti kepada yang lahir lebih sehari, yang pernah tua, dan yang pernah muda, yang berada di kiblatnya masyarakat Desa Wonua Sari. 3) Tarian Kuda lumping Lestari Budoyo memiliki fungsi antara lain: Sebagai sarana upacara; Sebagai sarana hiburan; Sebagai Media Pendidikan; Sebagai seni pertunjukan.Keyword: Kuda Lumping; Pertunjukan; Seni;
TARI LULO NGGANDA PADA SUKU TOLAKI DI KABUPATEN KONAWE SELATAN Nikarti; La Aso; Irianto Ibrahim
Jurnal Pembelajaran Seni & Budaya Vol 3, No 1 (2018): Juli 2018
Publisher : Universitas Halu oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (199.838 KB) | DOI: 10.33772/jpsb.v3i1.7800

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis proses pelaksanaan, makna gerakan dan nilai-nilai pendidikan dalam tari lulo ngganda di Kabupaten Konawe Selatan. Penelitian ini menggunakanmetode  deskriptif  kualitatif dengan teknik pengumpulan data  melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Penarikan informan dilakukan secara purposive sebanyak 10 orang. Teknik analisis data melalui reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pelaksanaan tari lulongganda meliputi dua tahap yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan dimana lulo nggandaini biasanya dilaksanakan pada bulan September dan Oktober yang dihitung berdasarkan kondisi bulan di langit yang merupakan sistem penanggalan orang Tolaki. Tradisi ini dilaksanakan 3 hari 3 malam dimulai dari munculnya13 bulan di langit yang disebut tombaraleanggia, malam ke14 yang disebut molambu dan malam ke15 atau mataomehe (bulan purnama). Makna gerakan tari lulo ngganda meliputi tari  lulo titiisu  yang   harus dilakukan paling awal sebelum yang lainnya dimana gerakan tarian ini menyerupai gerakan burung tiytiysu yang dapat selalu ditemukan di areal lading sebagai titisan dari Sanggoleo Mbae yang kemudian berkecimpung di padi yang ditanamidi ladang. Nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi lulongganda yakni nilai kepedulian sosial, kerja keras dan kebersamaan.Keyword: Lulo; Ngganda; Tari;
RELASI MAKNA SIMBOLIS TARI LINDA DAN RITUS KAGHOMBO DALAM UPACARA ADAT KARIA PADA MASYARAKAT MUNA SULAWESI TENGGARA Suhandi; La Niampe; Irianto Ibrahim;
Jurnal Pembelajaran Seni & Budaya Vol 3, No 1 (2018): Juli 2018
Publisher : Universitas Halu oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (494.692 KB) | DOI: 10.33772/jpsb.v3i1.7806

Abstract

Penelitian ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada Program Studi Pendidikan Seni Pascasarjana Universitas Halu Oleo Kendari, belum pernah dipublikasikan secara umum. Pada penelitian ini, kami berusaha mengungkapkan fenomena keterkaitan fungsi makna simbolis tari Linda dan ritus Kaghombo dalam Upacara Adat Karia bagi masyarakat Muna Sulawesi Tenggara. Tujuan penelitian ini adalah: (1) Menjelaskan Bentuk Tari Linda berdasarkan faktor-faktor eksternal pendukungnya (2) Menjelaskan pola penyajian Tari Linda   kedudukannya dalam Upacara Adat Karia berdasarkan aspek-aspek pendukungnya, (3) Fungsi Upacara Adat Karia, (4) Menjelaskan makna-simbolis Upacara Adat Karia, (4) Relasi makna simbolis Tari Linda dan Ritus Kaghombo dalam Upacara Adat Karia bagi masyarakat Muna Sulawesi Tenggara. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, adalah deskriftif kualitatif, yakni peneliti menjelaskan secara detail antara lain: aspek-aspek pendukung Tari Linda, pola penyajiannya Tari Linda, para pelaku dalam pelaksanaan Upacara Adat Karia, serta menganalisis relasi makna simbolis Tari Linda dan ritus Kaghombo dalam upacara adat Kari pada masyarakat Muna. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara secara mendalam dan studi dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam konteks sosial-budaya masyarakat Muna upacara adat Karia implisit di dalamnya ritus Kaghombo dan tari Linda memiliki peran yang dipercaya Sebagai Sarana Religius Magis: Sebagai Medium Pengesahan, Sebagai Sarana untuk Memperoleh Keselamatan, Sebagai Sarana Komunikasi Dengan Dunia Gaib, Sebagai Sarana Untuk Memperoleh Keseimbangan, Sebagai Sarana Ritus Kesuburan. Dalam peran sosialnya Upacara Adat Karia dipercaya berperan sebagai: Sarana Pemenuhan Kewajiban, Sebagai Sarana Politik, Sebagai Sarana Simbol Status dan Gaya Hidup, Sebagai Sarana Untuk Membina Solidaritas, Sebagai Sarana Hiburan dan Pergaulan.: Relasi Makna Simbolis Tari Linda dan Ritus Kaghombo Dalam Upacara Adat Karia, memiliki makna: (l) Tari Linda dan Ritus Kaghombo sebagai Sarana Melatih Laku dan Rasa (2) Transformasi Dalam Tari Linda, (3) Tari Linda Dalam Dualitas dan Imaji Halus, (4) Tari Linda sebagai Katup Pengaman. Hal tersebut di atas, tercermin dalam bentuk tindakan simbolis yang terkandung di dalam upacara adat Karia yang mewadahinya, serta piranti-piranti pendukungnya.Keyword: Kaghombo; Karia;Tari Linda;
PENGARUH MINAT DAN MOTIVASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER SENI MUSIK TERHADAP HASIL BELAJAR SENI BUDAYA DI SMPN 29 KONAWE Tina Jaya; Hilaluddin Hanafi; Irianto Ibrahim;
Jurnal Pembelajaran Seni & Budaya Vol 3, No 2 (2018): Desember 2018
Publisher : Universitas Halu oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (344.276 KB) | DOI: 10.33772/jpsb.v3i2.7812

Abstract

Salah satu wadah yang menjadi pembinaan siswa di sekolah adalah kegiatan ekstrakurikuler. Berkaitan dengan ekstrakurikuler, kesenian bisa menjadi bagian yang cukup efektif memfasilitasi perkembangan kepribadian siswa. SMP Negeri 29 Konawe Selatan berperan serta dalam menjalankan program kegiatan ekstrakurikuler, salah satu dari kegiatan ektrakurikuler yang ada di SMP Negeri 29 Konawe Selatan yaitu kegiatan ekstrakurikuler seni musik. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana akivitas, minat, motivasi, dan pengaruh kegiatan ekstrakurikuler seni musik di SMP Negeri 29 Konawe Selatan. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui akivitas, minat, motivasi, dan pengaruh kegiatan ekstrakurikuler seni musik di SMP Negeri 29 Konawe Selatan. Penelitian ini diharapkan mampu memberi sumbangsih terhadap pengetahuan dan wawasan serta khasanah baru dalam dunia penelitian dan pendidikan. Minat, motivasi, kegiatan ekstrakurikuler seni musik  belajar memiliki pengaruh yang positif dan signifikan  terhadap prestasi belajar pelajaran seni budaya  yaitu sebesar 70,6%. Jumlah ini merupakan bukti adanya hubungan yang kuat  antara pengaruh minat, motivasi belajar, kegiatan ekstrakurikuler seni musik terhadap prestasi belajar.Keyword: Hasil Belajar; Minat; Motivasi;