Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

STRUKTUR KOMUNITAS FITOPLANKTON DI SUNGAI MEMPAWAH, KALIMANTAN BARAT, INDONESIA Anzani, Yunita Magrima; Soetignya, Widadi Padmarsari; Adijaya, Mardan
TRITON: Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan Vol 19 No 1 (2023): TRITON: Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan
Publisher : Departement of Aquatic Resources Management, Fisheries and Marine Science Faculty, Pattimura University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/TRITONvol19issue1page20-28

Abstract

Utilization of the Mempawah River for community activities can cause a decrease in water quality. Water quality monitoring can be carried out through a biological approach, namely by studying the structure of the plankton community. This study aims to analyze the community structure of phytoplankton and its relation to the physical and chemical parameters of the waters in the Mempawah River, West Kalimantan. The research was conducted from June to September 2021. The phytoplankton and physico-chemical parameters were sampled at six observation stations (St-). Phytoplankton found in the Mempawah River are 17 species classified into five classes, i.e., Chlorophyceae, Bachillariophyceae, Cyanophyceae, Zygnematophyceae, and Chrysophyceae. The average abundance of phytoplankton ranges from 10181-97031 cells/m3. The abundance at St-01, St-02, St-03, and St-04 was lower that at St-05 and St-06. The highest abundance at the first four stations was from the Cyanophyceae Order, and at St-05 and St-06 is from the Order Bachillariophyceae. The opposite condition occurs for the value of diversity, namely at the first four stations; it is higher than St-05 and St-06. The H’ index values is 0.35-1.41, the E index values is 0.26-0.73 and the C index values is 0.37-0.80. Phytoplankton abundance correlated significantly with three water quality parameters: brightness, phosphate, and nitrate, while diversity had no significant relationship with water quality parameters. ABSTRAK Pemanfaatan Sungai Mempawah untuk aktifitas masyarakat dapat menyebabkan penurunan kualitas perairan. Pemantauan kualitas air dapat dilakukan melalui pendekatan biologi yaitu denganmengkaji struktur komunitas plankton. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa struktur komunitas fitoplankton dan kaitannya dengan parameter fisika kimia perairan di Sungai Mempawah, Kalimantan Barat. Penelitian dilakukan dari Juni sampai September 2021. Pengambilan contoh fitoplankton dan parameter fisika kimia perairan dilakukan pada enam stasiun (St-) pengamatan. Fitoplankton yang ditemukan di Sungai Mempawah adalah sebanyak 17 spesies yang tergolong ke dalam five kelas antara lain Chlorophyceae, Bachillariophyceae, Cyanophyceae, Zygnematophyceae, dan Chrysophyceae. Nilai rata-rata kelimpahan fitoplankton berkisar antara 10181-97031 sel/m3. Kelimpahan pada St-01, St-02, St-03, dan St-04 ditemukan lebih rendah dari pada kelimpahan pada St-05 dan St-06, Kelimpahan tertinggi pada keempat stasiun pertama adalah dari Ordo Cyanophyceae dan pada St-05 dan St-06 adalah dari Ordo Bachillariophyceae. Kondisi sebaliknya terjadai untuk nilai keragaman yaitu pada keempat stasiun pertama lebih tinggi dibandingkan dengan St-05 dan St-06. Kisaran nilai rata-rata indeks Hˈadalah 0.35-1.41, nilai rata-rata indeks E adalah 0.26-0.73, sedangkan nilai rata-rata indeks C adalah 0.37-0.80. Kelimpahan fitoplankton berkorelasi secara signifikan dengan tiga parameter kualitas air yaitu kecerahan, fosfat, dan nitrat, sedangkan keanekaragaman tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan parameter kualitas air. Kata Kunci: Fitoplankton, kelimpahan, keanekaragaman, sungai, Mempawah
STRUKTUR KOMUNITAS MAKROZOOBENTOS DI PERAIRAN SUNGAI SADE DUSUN EMANG DESA GALAR KECAMATAN SOMPAK KABUPATEN LANDAK Lekoa, Duferdurisa Ari; Soetignya, Widadi Padmarsari; Anzani, Yunita Magrima
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 14, No 2
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v14i2.81440

Abstract

Sungai Sade terletak di Dusun Emang, Desa Galar, Kecamatan Sompak, Kabupaten Landak dan dimanfatkan oleh masyarakat setempat untuk menunjang aktivitas sehari-hari. Adanya aktivitas-aktivitas tersebut dapat menjadi limbah bagi ekosistem perairan, yang mempengaruhi kehidupan organisme salah satunya makrozoobentos. Makrozoobentos sering dijadikan sebagai indikator kualitas perairan. Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan penelitian mengenai Struktur Komunitas Makrozoobentos di Sungai Sade. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui struktur komunitas makrozoobentos  yang terdiri dari komposisi, kepadatan, indeks keanekaragaman, indeks keseragaman dan indeks dominansi, serta mengetahui hubungan antara parameter lingkungan dengan kepadatan makrozoobentos di Sungai Sade. Penelitian dilakukan mulai bulan Januari sampai Februari 2024 di Sungai Sade, Dusun Emang, Desa Galar, Kecamatan Sompak, Kabupaten Landak. Penentuan stasiun pada penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yang dilakukan berdasarkan tata guna lahan dipinggir/sempadan Sungai. Pengambilan sampel makrozoobentos per stasiun dibagi menjadi 4 titik, yaitu 2 area riffle dan 2 area pool, dan pengambilan data makrozoobentos dilakukan sebanyak 6 kali selama 2 bulan. Hasil penelitian menunjukkan komposisi makrozoobentos berjumlah 1.558 individu terdiri dari 10 ordo, 14 famili dan 15 genus. Kepadatan tertinggi terdapat pada stasiun III yaitu 6744 (Ind/m2).  Nilai indek keanekaragaman tergolong sedang, indeks keseragaman tinggi dan indeks dominansi rendah. Parameter lingkungan yang paling erat hubungannya dengan kepadatan yaitu suhu dengan niali korelasinya yaitu -1,000.
STRUKTUR POPULASI LABI-LABI (Amyda cartilaginea) DI DANAU ULAK KERAMAT KABUPATEN KAPUAS HULU Sidit, Oktavianus; Soetignya, Widadi Padmarsari; Anzani, Yunita Magrima
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 14, No 3
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v14i3.93246

Abstract

The Asiatic softshell turtle (Amyda cartilaginea) is a species of freshwater turtle that has been classified as vulnerable by the IUCN and inhabits rivers and lakes. Its utilization has been practiced for a long time, whether for food, traditional medicine, or as pets, which can disrupt the turtle's population. This study aims to examine the population structure, consisting of abundance and size distribution, growth patterns, sex ratio, and age structure, which can later serve as scientific information for conservation efforts. The research was conducted from July to August 2024 in Ulak Keramat Lake, Bika Subdistrict, Kapuas Hulu Regency. The data collected included curved carapace length (CCL), curved carapace width (CCW), weight, sex, and environmental conditions. Subsequently, the data were analyzed to determine abundance and size distribution, growth patterns, sex ratio, age structure, and diet. The study obtained 30 turtles with a CCL of 15–70 cm, CCW of 14–53 cm, and a weight of 0.3–32 kg, exhibiting a positively allometric growth pattern (b=3.0922). The male-to-female ratio was 1.27:1, with the age structure dominated by adult turtles (67%). The lake environment was in good condition and supported the turtle's habitat.
KEBIASAAN MAKAN DAN MAKANAN LABI - LABI (AMYDA CARTILAGINEA) DI SUNGAI BELAK DESA SEBADU KABUPATEN LANDAK KALIMANTAN BARAT Triponia, Triponia; Soetignya, Widadi Padmarsari; Kurniadi, Bambang
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 14, No 4: In Press
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v14i4.94682

Abstract

Labi - labi (Amyda cartilaginea) is one of the soft-shelled freshwater turtle species that has been included in the vulnerable status by IUCN. The capture of labi - labi is done for consumption and sale without regard to its size, and is not balanced with cultivation efforts, it is feared that it can threaten the sustainability of labi - labi in natural habitats. This study aims to determine the eating habits and food of labi - labi which can later become scientific information for cultivation and conservation activities. This research was conducted during February - March 2025 in Belak River, Sebadu Village, Landak Regency, Kalimantan Province. Data taken in the form of total length, weight, capture time, and type of food. Analysis of eating habits and food of labi - labi was done using the stomach fullness index and the largest part index. The results of the analysis showed that the feeding habits of labi-labi in Belak River were actively foraging at night and their food habits were omnivorous with a food composition consisting of plants (50.53%), mollusca (33.09%), fish (16.20%) and worms (0.18%).
PRODUKTIVITAS DAN LAJU DEKOMPOSISI SERASAH MANGROVE DI DESA BAKAU BESAR LAUT KABUPATEN MEMPAWAH Laia, Lili Karlina; Soetignya, Widadi Padmarsari; Hadinata, Fitra Wira
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 15, No 1: In Press
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v15i1.98343

Abstract

Ekosistem mangrove memiliki produktivitas yang tinggi, yakni sumbangan serasah yang berperan penting bagi keseimbangan ekosistem melalui proses dekomposisi. Mangrove di Desa Bakau Besar Laut telah mengalami penurunan luasan dan peralihan fungsi sebagai tambak udang, ekowisata dan hilangnya tegakan pohon mangrove akibat abrasi. Penelitian dilakukan untuk menentukan produktivitas dan laju dekomposisi serasah mangrove, di Desa Bakau Besar Laut Kabupaten Mempawah yang di laksanakan pada bulan Januari sampai Februari 2025. Produktivitas mangrove di peroleh dengan menggunakan metode jaring penangkap serasah, dan pengukuran laju dekomposisi serasah daun mangrove menggunakan kantong serasah, yang dilakukan bersamaan pada saat pengambilan produktivitas mangrove. Produktivitas mangrove yang diperoleh sebesar 3,1 - 4,1 g/m2/hari, terdiri dari komponen daun mencapai 85 - 89%, kemudian ranting 10 - 13% dan buah 1 - 2%. Daun menjadi komponen tertinggi dalam produktivitas mangrove dikarenakan, bentuk daun lebih tipis dan lebar sehingga mudah digugurkan oleh angin ataupun terpaan air hujan, dari pada komponen ranting dan buah mangrove. Laju dekomposisi serasah daun mangrove sebesar 0,36-0,77 g/hari dengan nilai persentase 44,2 - 62,8%, tidak terdekomposisi secara sempurna.