Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Identification Of Nutritional Status Based On Indicators Of Bb/U, Tb/U And Bb/Tb Zulfiana, Yesvi; Fatmawati, Nurul; Pratiwi, Yopi Suryatim
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 10, No 11 (2024): Volume 10 No.11 November 2024
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v10i11.18191

Abstract

Latar Belakang: Masa balita merupakan masa darurat dalam usaha mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sepertiga dari seluruh anak dibawah usia lima tahun mengalami berat badan yang kurang. Prevalensi tertinggi masalah gizi terdapat pada negara berkembang. Kurang gizi terjadi dalam 26 negara di seluruh dunia.Tujuan: mengidentifikai status gizi balita berdasarkan indikator BB/U, TB/U dan BB/TB.Metode: Metode penelitian ini yaitu penelitian deskriptif dan dilaksanakan di Puskesmas Narmada Kabupaten Lombok Barat. Sampel dalam penelitian ini adalah 156 Balita usia 6-24 bulan. Data yang di ambil dalam penelitian ini adalah data sekunder, diolah secara univariat, dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.Hasil: Hasil penelitian ini didapatkan dari 156 responden yaitu di dapatkan bahwa status gizi bayi usia 6-24 bulan berdasarkan indeks BB/U memiliki berat badan kurang sebanyak 79 (50,6%), status gizi bayi usia 6-24 bulan berdasarkan indeks TB/U memiliki panjang badan normal sebanyak 84 (53,8%) dan status gizi bayi berdasarkan indeks TB/BB memiliki status gizi kurang sebanyak 85 (54,5%).Kesimpulan: Berdasarkan hasil identifikasi, ditemukan bahwa terdapat variasi status gizi pada pasien yang datang ke puskesmas. Data menunjukkan adanya persentase yang cukup tinggi pada kategori gizi kurang, dengan beberapa kasus gizi buruk.Saran: Puskesmas diharapkan dapat meningkatkan program deteksi dini dan pemantauan status gizi secara berkala, serta memberikan edukasi tentang pola makan yang seimbang. Kerja sama dengan pihak terkait juga perlu ditingkatkan untuk mendukung perbaikan status gizi masyarakat Kata Kunci: Balita, Status Gizi ABSTRACT Background: Toddlerhood is an emergency period in efforts to realize quality human resources. One third of all children under the age of five are underweight. The highest prevalence of nutritional problems is in developing countries. Malnutrition occurs in 26 countries worldwide.Purpose: to identify the nutritional status of toddlers based on BB/U, TB/U and TB/BB indicators.Method: This research method is descriptive research and was conducted at the Narmada Health Center, West Lombok Regency. The sample in this study was 156 toddlers aged 6-24 months. The data taken in this study were secondary data, processed univariately, and presented in the form of a frequency distribution table.Results: The results of this study were obtained from 156 respondents, namely that the nutritional status of infants aged 6-24 months based on the BB/U index had a body weight of 79 (50.6%), the nutritional status of infants aged 6-24 months based on the TB/U index had a normal body length of 84 (53.8%) and the nutritional status of infants based on the TB/BB index had a nutritional status of 85 (54.5%).Conclusion: Based on the identification results, it was found that there were variations in nutritional status in patients who came to the health center. The data showed a fairly high percentage in the category of malnutrition, with several cases of severe malnutrition.Suggestion: The health center is expected to improve the early detection program and monitoring of nutritional status periodically, as well as provide education about a balanced diet. Cooperation with related parties also needs to be improved to support improvements in the nutritional status of the community Keywords: Toddlers, Nutritional Status 
Survey Of Psychological Disorders During Postpartum Pratiwi, Yopi Suryatim; Zulfiana, Yesvi
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 10, No 12 (2024): Volume 10 No.12 Desember 2024
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v10i12.18588

Abstract

Latar belakang: Masa nifas merupakan masa yang sangat rentan terhadap berbagai masalah psikologi. Permasalahan psikologi  pasca  melahirkan  diklasifikasikan  sebagai postpartum blues,  depresi postpartum, dan psikosis postpartum. Kejadian postpartum blues dapat berlanjut menjadi depresi postpartum, bahkan psikosis postpartum.  Program Pemerintah yaitu melakukan kunjungan ulang pada masa nifas yang dilakukan minimal 4 kali meliputi deteksi dini, pencegahan dan menangani komplikasi. Skala depresi pascanatal Edinburgh postnatal depression scale (EPDS) adalah salah satu upaya untuk mendiagnosis masalah psikologi masa nifas.Tujuan: Tujuan penelitian ini yaitu mengidentifikasi kejadian gangguan psikologi masa nifas pada ibu nifasMetode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Pengambilan sampel dilakukan dengan quota sampling.Jumlah sampel yang penulis tentukan adalah 86 ibu nifas. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan kuesioner The Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS).Hasil: Hasil penelitian didapatkan usia 20-35 tahun sebanyak 52 orang (60,5%). Pendidikan sebagian besar SMA yaitu sebanyak 33 orang (38,4%). Pekerjaan sebagian besar ibu tidak bekerja yaitu sebanyak 51 orang (59,3%). Paritas sebagian responden Multipara yaitu sebanyak 52 orang (60,5%). Jenis persalinan sebagian besar responden persalinan spontan yaitu sebanyak 57 orang (66,3%). Dukungan keluarga sebagian besar responden mendapatkan dukungan yaitu sebanyak 77 orang (89,5%). Hasil survey terkait gangguan psikologi masa nifas didapatkan 77 responden memiliki kondisi normal, dan 9 responden mengalami postpartum blues.Simpulan: Hasil penelitian ini didapatkan bahwa sebagian besar responden tidak mengalami gangguan psikologi masa nifas. Hal ini dapat dilihat dari hasil kuesioner EPDS sebagian besar dengan rentang nilai 5-9 pada nifas normal, dan rentang nilai 11-13 pada postpartum blues.Saran: Peneliti selanjutnya disarankan dapat melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang memengaruhi kejadian gangguan psikologi pada masa nifas Kata Kunci: Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS), Gangguan psikologi, Nifas ABSTRACT Background: The postpartum period is a period that is very vulnerable to various psychological problems. Postpartum psychological problems are classified as postpartum blues, postpartum depression, and postpartum psychosis. The occurrence of postpartum blues can progress to postpartum depression, even postpartum psychosis. The Government program is to conduct repeat visits during the postpartum period which are carried out at least 4 times including early detection, prevention and handling of complications. The Edinburgh postnatal depression scale (EPDS) is one of the efforts to diagnose postpartum psychological problems.Objective: The objective of this study was to identify the incidence of postpartum psychological disorders in postpartum mothersMethod: This study used a quantitative descriptive method. Sampling was carried out by quota sampling. The number of samples determined by the author was 86 postpartum mothers. The data collection tool used in this study used the Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS) questionnaire.Results: The results of the study obtained 52 people aged 20-35 years (60.5%). Most of the education was high school, namely 33 people (38.4%). Most of the mothers' occupations were unemployed, namely 51 people (59.3%). Parity of some respondents was Multipara, namely 52 people (60.5%). The type of delivery was mostly spontaneous delivery, namely 57 people (66.3%). Most respondents received family support, namely 77 people (89.5%). The results of the survey related to postpartum psychological disorders showed that 77 respondents had normal conditions, and 9 respondents experienced postpartum blues.Conclusion: The results of this study showed that most respondents did not experience psychological disorders during the postpartum period. This can be seen from the results of the EPDS questionnaire, most of which had a value range of 5-9 in normal postpartum, and a value range of 11-13 in postpartum blues.Suggestion : Further researchers are advised to conduct research on factors that influence the incidence of psychological disorders during the postpartum period Keywords: Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS), Psychological disorders, Postpartum 
Pendidikan Kesehatan Tentang Masalah Status Gizi Remaja Putri Handayani, Sri; Pratiwi, Yopi Suryatim; Fatmawati, Nurul
JDISTIRA - Jurnal Pengabdian Inovasi dan Teknologi Kepada Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2024)
Publisher : Yayasan Rahmatan Fidunya Wal Akhirah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58794/jdt.v4i2.1108

Abstract

Remaja putri merupakan kelompok berisiko tinggi. Permasalahan status gizi remaja masih tinggi di Indonesia. Hal ini berdampak pada penurunan imunitas dan kinerja remaja. Remaja putri lebih berisiko dibandingkan remaja laki-laki karena remaja putri mengalami menstruasi. Oleh karena itu, perlu diberikan pendidikan kesehatan tentang masalah status gizi pada remaja putri. Kegiatan saat penyuluhan kesehatan terbagi dalam tiga tahap, yaitu tahap pretest, proses pemberian penyuluhan kesehatan tentang masalah status gizi remaja putri selama 15 menit dan dilanjutkan dengan tanya jawab selama 10 menit, tahap ketiga adalah posttest. Metode yang digunakan adalah metode ceramah, diskusi, dan tanya jawab serta penggunaan media berupa powerpoint dan e-leaflet. Pengukuran pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan dilakukan menggunakan kuesionor. Hasil dari pengabdian masyarakat menunjukkan terdapat peningkatan pengetahuan remaja putri yang berpengetahuan baik sebesar 31,3%. Hal ini ditunjang media yang digunakan berupa powerpoint dan e-leaflet disertai gambar sehingga mudah untuk memahami materi yang disampaikan. Disarankan untuk sering memberikan informasi tentang status gizi sebagai upaya meningkatkan pengetahuan sehingga dapat menekan permasalahan gizi remaja putri.
Pendidikan Kesehatan Berbasis E-Leaflet Tentang Penyebab Masalah Status Gizi Remaja Putri di Kota Mataram Handayani, Sri; Pratiwi, Yopi Suryatim; Rahmawati Sholihah, Nur
JDISTIRA - Jurnal Pengabdian Inovasi dan Teknologi Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2025)
Publisher : Yayasan Rahmatan Fidunya Wal Akhirah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58794/jdt.v5i1.1393

Abstract

Masalah status gizi remaja masih tinggi di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan, kebiasaan makan dan aktivitas fisik yang berdampak pada penurunan konsentrasi belajar. Oleh karena itu, perlu diberikan pendidikan kesehatan tentang penyebab masalah status gizi remaja putri. Kegiatan saat pemberian pendidikan kesehatan terbagi dalam tiga tahap, yaitu  pretest, proses penyampaian materi tentang penyebab masalah status gizi remaja putri dan dilanjutkan dengan diskusi, tahap ketiga adalah posttest. Metode yang digunakan adalah ceramah, diskusi, dan tanya jawab serta penggunaan media berupa powerpoint dan e-leaflet via WhatsApp. Peserta dalam pendidikan kesehatan ini sebanyak 23 remaja di Kota Mataram. Pengukuran pengetahuan sebelum dan sesudah pemberian pendidikan kesehatan menggunakan kuesioner dan dianalisis secara univariat. Hasil analisis disajikan dalam tabel distribusi frekuensi. Hasil dari pengabdian masyarakat menunjukkan remaja yang berpengetahuan baik meningkat sebesar 30,4%, dan  berpengetahuan kurang mengalami penurunan sebesar 21,8%. Hal ini ditunjang media yang digunakan berupa powerpoint dan e-leaflet. Disarankan tenaga Kesehatan untuk optimalkan pemberian informasi tentang status gizi sebagai upaya meningkatkan pengetahuan sehingga dapat menekan permasalahan gizi remaja putri.
Pendidikan Kesehatan Tentang Masalah Status Gizi Balita Melalui Penyuluhan Partisipatif Zulfiana, Yesvi; Fatmawati, Nurul; Pratiwi, Yopi Suryatim
JDISTIRA - Jurnal Pengabdian Inovasi dan Teknologi Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2025)
Publisher : Yayasan Rahmatan Fidunya Wal Akhirah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58794/jdt.v5i1.1416

Abstract

Masa balita merupakan masa darurat dalam usaha mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sepertiga dari seluruh anak dibawah usia lima tahun mengalami berat badan yang kurang. Prevalensi tertinggi masalah gizi terdapat pada negara berkembang. Kurang gizi terjadi dalam 26 negara di seluruh dunia. Untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran orang tua, khususnya ibu, tentang pentingnya pemantauan status gizi balita serta praktik pemberian makanan bergizi seimbang Metode: Metode yang digunakan adalah penyuluhan kesehatan (penkes) dengan pendekatan partisipatif, di mana materi disampaikan secara interaktif menggunakan media audio-visual, diskusi kelompok. Serta memberikan rekomendasi intervensi lanjutan, seperti konseling gizi individual atau pelatihan memasak menu sehat untuk balita. Kegiatan ini dilaksanakan di Karang Pule dengan melibatkan 26 keluarga yang memiliki balita.Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan pemahaman peserta terkait indikator status gizi, pentingnya pemberian ASI eksklusif, serta pola makan sehat untuk balita. Selain itu, peserta mampu menerapkan cara sederhana untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan balita menggunakan KMS (Kartu Menuju Sehat). Kegiatan ini membuktikan bahwa penyuluhan kesehatan dengan metode partisipatif efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orang tua untuk mendukung upaya perbaikan status gizi balita. Keberlanjutan program serupa diharapkan dapat mempercepat penurunan prevalensi balita gizi kurang dan stunting di masyarakat.
Identification Of Perineal Wound Healing Time Pratiwi, Yopi Suryatim; HandayanI, Sri; Zulfiana, Yesvi
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 11, No 6 (2025): Volume 11 No 6 Juni 2025
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v11i6.20936

Abstract

Latar belakang: Luka perineum dapat menjadi tempat awalnya infeksi pada ibu pasca persalinan. Hal ini disebabkan adanya jaringan terbuka sehingga kuman dan bakteri mudah masuk. Proses penyembuhan luka perineum biasanya bervariasi, ada yang cepat dan lambat, hal ini dapat dipengaruhi beberapa faktor diantaranya yaitu kondisi fisik ibu bersalin, status gizi, kondisi luka dan perawatannya. Pemeriksaan perineum yang sering digunakan adalah skala REEDA sebagai evaluasi pasca melahirkan dalam 7-10 hari. REEDA merupakan singkatan dari kata Redness, Edema, Ecchymosis, Discharge, Approximation.Tujuan: Tujuan penelitian ini yaitu mengidentifikasi lama penyembuhan luka perineum.Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Pengambilan sampel dilakukan dengan quota sampling.Jumlah sampel yang penulis tentukan adalah 63 ibu nifas. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan skala REEDA dari kata Redness, Edema, Ecchymosis, Discharge, Approximation.Hasil: Hasil penelitian didapatkan usia 20-35 tahun sebanyak 49 orang (70,8%). Pendidikan sebagian besar SMP yaitu sebanyak 29 orang (46%). Pekerjaan sebagian besar ibu tidak bekerja yaitu sebanyak 46 orang (73,1%). Paritas sebagian responden Primipara yaitu sebanyak 44 orang (69,9%). Hasil penelitian dari 63 responden didapatkan kondisi luka perineum yang dinilai menggunakan skala REEDA  pada hari ke 7 yaitu 39 responden memiliki penyembuhan luka baik, 21 responden penyembuhan luka kurang, dan 3 responden penyembuhan luka buruk.Simpulan: Hasil penelitian ini didapatkan bahwa sebagian besar responden memiliki penyembuhan luka kurang, dimana hasil penilaian skala REEDA yaitu 1-5.Saran: Peneliti selanjutnya disarankan dapat melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi lama penyembuhan luka perineum. Kata Kunci: Luka Perineum, Nifas, REEDA ABSTRACT Background: Perineal wounds can be the initial site of infection in postpartum mothers. This is due to the presence of open tissue so that germs and bacteria can easily enter. The healing process of perineal wounds usually varies, some are fast and some are slow, this can be influenced by several factors including the physical condition of the mother giving birth, nutritional status, wound condition and its care. The perineal examination that is often used is the REEDA scale as a postpartum evaluation within 7-10 days. REEDA is an abbreviation of the words Redness, Edema, Ecchymosis, Discharge, Approximation.Objective: The objective of this study was to identify the duration of perineal wound healing.Method: This study used a quantitative descriptive method. Sampling was done by quota sampling. The number of samples determined by the author was 63 postpartum mothers. The data collection tool used in this study was the REEDA scale from the words Redness, Edema, Ecchymosis, Discharge, Approximation.Results: The results of the study obtained an age of 20-35 years as many as 49 people (70.8%). Most of the education was junior high school, namely 29 people (46%). Most of the mothers' occupations were unemployed, namely 46 people (73.1%). The parity of some Primipara respondents was 44 people (69.9%). The results of the study from 63 respondents obtained the condition of the perineal wound assessed using the REEDA scale on the 7th day, namely 39 respondents had good wound healing, 21 respondents had poor wound healing, and 3 respondents had poor wound healing.Conclusion: The results of this study found that most respondents had poor wound healing, where the results of the REEDA scale assessment were 1-5.Suggestion : Further researchers are advised to conduct research on factors that affect the duration of perineal wound healing. Keywords: Perineal wound, Postpartum, REEDA
Identification Of Factors Causing Nutritional Status Problems In Toddlers Zulfiana, Yesvi; Fatmawati, Nurul; Pratiwi, Yopi Suryatim
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 11, No 5 (2025): Volume 11 No 5 Mei 2025
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v11i6.20394

Abstract

Latar Belakang: Masalah status gizi pada balita merupakan isu kesehatan masyarakat yang sangat serius di Indonesia, di mana angka prevalensi gizi kurang dan stunting memiliki dampak jangka panjang pada pertumbuhan dan perkembangan anak, serta kualitas sumber daya manusia di masa depan.Tujuan: untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan masalah status gizi pada balita, dengan fokus pada umur ibu, pendidikan ibu, asi eksklusif dan penyakit infeksi.Metode: Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan desain cross-sectional. Penelitian ini melibatkan sejumlah responden ibu balita yang diambil melalui teknik simple random sampling, dan data dikumpulkan melalui kuesioner yang dirancang untuk mengetahui faktor penyebab masalah status gizi pada balitaHasil : Hasil analisis menunjukkan bahwa: Umur ibu tidak berhubungan signifikan dengan status gizi balita (p > 0,05).Pendidikan ibu , Pemberian ASI eksklusif dan Riwayat penyakit infeksi juga menunjukkan hubungan signifikan dengan BB/U,TB/U,dan BB/TB.Kesimpulan  : Pendidikan ibu, pemberian ASI eksklusif, dan riwayat penyakit infeksi merupakan faktor yang berhubungan signifikan dengan status gizi balita. Saran: Intervensi gizi sebaiknya difokuskan pada peningkatan edukasi ibu serta pencegahan penyakit infeksi untuk mendukung pertumbuhan balita secara optimal. Kata Kunci: Asi Ekslusif, Balita, Status Gizi ABSTRACT Background: The problem of nutritional status in toddlers is a very serious public health issue in Indonesia, where the prevalence of malnutrition and stunting has a long-term impact on the growth and development of children, as well as the quality of human resources in the future.Purpose: to identify factors related to nutritional status problems in toddlers, with a focus on maternal age, maternal education, exclusive breastfeeding and infectious diseases .Method: The method used in this study is a quantitative approach with a cross-sectional design. This study involved a number of respondents of mothers of toddlers who were taken through a simple random sampling technique, and data were collected through a questionnaire designed to determine the factors causing nutritional status problems in toddlersResults: The results of the analysis showed that: Maternal age was not significantly related to the nutritional status of toddlers (p> 0.05). Maternal education, exclusive breastfeeding and history of infectious diseases also showed a significant relationship with BB/A, TB/A, and BB/TB.Conclusion: Maternal education, exclusive breastfeeding, and history of infectious diseases are factors that are significantly related to the nutritional status of toddlers.Suggestion: Nutrition interventions should be focused on improving maternal education and preventing infectious diseases to support optimal toddler growth. Keywords: Exclusive Breastfeeding, Toddlers, Nutritional Status 
e Relationship Between Physical Activity And Eating Patterns With Nutritional Status Of Adolescent Girls Handayani, Sri; Pratiwi, Yopi Suryatim; Gusmiya Aisyafitri, Sherly Masryabina
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 11, No 7 (2025): Volume 11, Nomor 7 Juli 2025
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v11i7.21596

Abstract

Latar Belakang: Prevalensi masalah status gizi pada remaja putri masih tinggi di Indonesia. Tingginya masalah status gizi disebabkan kebiasaan makan aktivitas fisik yang berdampak terhadap penurunan imunitas dan produktivitas. Remaja memiliki perilaku konsumsi pangan yang tidak sesuai dengan kebutuhan.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola makan dan aktivitas fisik dengan status gizi remaja putri. Metode:  Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 117 responden. Instrumen pengukuran pola makan menggunakan kuesioner semi FFQ, aktivitas fisik menggunakan kuesioner PAQ-A, dan status gizi diukur berdasarkan IMT perumur.   Karakteristik responden yaitu pola makan, akivitas fisik, dan status gizi dianalisis secara univariat dan disajikan dalam tabel distribusi frekuensi, sedangkan analisis bivariat menggunakan uji Chi Square.Hasil: Hasil penelitian menujukkan sebagian besar remaja putri mempunyai pola makan yang tidak sesuai dengan PGS, yaitu sebanyak 84 (72%) remaja putri, memiliki aktivitas yang aktif sebesar 72 (62%), dan sebagian besar berstatus gizi normal sebanyak 90 (77%) remaja putri. Analisis bivariat hubungan antara pola makan dan aktivitas fisik dengan status gizi menunjukkan nilai p< 0,05 yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara pola makan dan aktivitas fisik dengan status gizi remaja.Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan pola makan dan aktivitas fisik berhubungan dengan status gizi.Saran: Diharapkan semua remaja putri untuk mengatur pola makan dan aktif melakukan aktivitas fisik untuk memperbaiki status gizi. Kata Kunci : Aktivitas Fisik; Pola Makan; Remaja; Status Gizi ABSTRACT Background:  The prevalence of nutritional status problems among teenage girls is still high in Indonesia. The high nutritional status problems are caused by eating habits and physical activity that affect immunity and productivity. Teenagers have food consumption behaviors that do not align with their needs.Purpose:  This research aims to determine the relationship between eating patterns and physical activity with the nutritional status of adolescent girls.Methods:  The method used in this study is quantitative with a cross-sectional approach. The sample in this study consisted of 117 respondents. The measurement instrument for dietary patterns used a semi-FFQ questionnaire, physical activity was assessed using the PAQ-A questionnaire, and nutritional status was measured based on BMI for age. The characteristics of the respondents, namely dietary patterns, physical activity, and nutritional status, were analyzed univariately and presented in frequency distribution tables, while the bivariate analysis used the Chi Square testResults: The research results show that the majority of adolescent girls have eating patterns that do not conform to the PGS, with 84 (72%) adolescent girls having an active lifestyle of 72 (62%), and most having a normal nutritional status amounting to 90 (77%) adolescent girls. The bivariate analysis of the relationship between eating patterns and physical activity with nutritional status shows a p-value < 0.05, indicating a significant relationship between eating patterns and physical activity with the nutritional status of adolescents.Conclusion: Based on the research findings, it can be concluded that diet and physical activity are related to nutritional status. Suggestions: It is hoped that all adolescent girls will manage their diet and actively engage in physical activities to improve their nutritional status. Keywords: Physical Activity; Eating Patterns; Adolescents; Nutritional Status
Hubungan Status Gizi Ibu Nifas Dengan Produksi ASI Handayani, Sri; Pratiwi, Yopi Suryatim; Fatmawati, Nurul
Jurnal Kesehatan Qamarul Huda Vol. 6 No. 2 (2018): Desember 2018
Publisher : Universitas Qamarul Huda Badaruddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37824/jkqh.v6i2.2018.42

Abstract

Infant mortality is still high in Indonesia, 53% is caused by nutritional factors. Exclusive breastfeeding can reduce infant morbidity and mortality. Breastmilk production is less a complaint that is most often expressed by postpartum mothers and is the cause of exclusive breastfeeding failure. Nutritional status of postpartum mothers has an effect on breast milk production. This study aims to analyze the relationship between nutritional status of postpartum mothers and breast milk production. This research is quantitative research using primary data. The sample in this study were all primiparous mothers in April – May 2017 at Gunung Sari Health Center, who met the inclusion and exclusion criteria. The variables in this study were nutritional status measured from LILA and ASI production as measured by breast milk volume. Analysis using the Mann-Whitney and T unpaired tests. The results showed that there was no relationship between nutritional status and ASI production both seen at day 4 and 10. This is because baby suction is the main factor that influences milk production. Therefore, postpartum mothers are recommended to breastfeed the right way and every two hours in an effort to increase milk production.
Pengaruh Hypnobreastfeeding Terhadap Produksi ASI Pratiwi, Yopi Suryatim; Handayani, Sri; Alfarizi, Lalu Mariawan
Jurnal Kesehatan Qamarul Huda Vol. 6 No. 2 (2018): Desember 2018
Publisher : Universitas Qamarul Huda Badaruddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37824/jkqh.v6i2.2018.45

Abstract

Infant mortality is still high in Indonesia. 53% is caused by nutritional factors. Exclusive breastfeeding can reduce infant morbidity and mortality. Breastmilk production is less a complaint that is most often expressed by postpartum mothers and is the cause of exclusive breastfeeding failure. This study is a literature review that attempts to explore the influence of hypnobreastfeeding on breast milk production. A review of seven studies shows hypnobreastfeeding can increase milk production. This is because hypnobreastfeeding makes the mother more relaxed, calm physically, mindfully, and comfortably during breastfeeding so that it can provide a positive feedback mechanism in the form of a response to increased release of oxytocin and prolactin by pituitary. The prolactin hormone plays a role in stimulating nutrients for the synthesis of milk in the cells of the alveoli secretory. Oxytocin causes myoepithelial contractions around the alveoli and secretes milk.