Claim Missing Document
Check
Articles

ANALISIS BENTUK RUANG DAN AKUSTIK PADA PERANCANGAN RUANGAN TEATER GEDUNG PERTUNJUKAN SENI Nurul Safika Utami; Nurhikmah Budi Hartanti; Rita Walaretina
JURNAL PENELITIAN DAN KARYA ILMIAH LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS TRISAKTI Vol. 8 No. 1 (2023)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/pdk.v8i1.14491

Abstract

Provinsi Jawa Barat membutuhkan fasilitas kegiatan dalam Gedung Pusat seni dan Budaya khususnya di wilayah Bandung. Dalam hal ini terbentuklah sebuah perancangan gedung teater yang dapat mewadahi kegiatan pertunjukan seni dengan memperhatikan standar seperti ketinggian panggung, kebutuhan ruang, sudut pandang penonton. Untuk mengetahui bentuk ruang terhadap pertunjukan seni yang menyesuaikan kebutuhan dalam aktivitas pertunjukan seni Tari, Drama dan Seni Musik, Tujuan: penelitian ini bertujuan menyediakan suatu bentuk ruang teater yang memiliki kinerja akustik yang mudah dan fleksibel bagi semua jenis pertunjukkan yang ada. Dari bentuk-bentuk panggung teater akustik tersebut dianalisis dengan menggunakan Metode studi literatur, kemudian menghasilkan sebuah analisa bentuk panggung teater akustik dengan pemilihan bentuk panggung yang fleksibel sehingga dapat digunakan bagi pertunjukkan mana saja. Hasil Penelitian ini adalah usulan bentuk yang tepat bagi bentuk ruang akustik yaitu bentuk persegi dan hexsagonal. Melalui bentuk tersebut maka akan diterapkan kaidah-kaidah ergonomi yang menjadi tolak ukur dalam mendesain bentuk teater
Pengaruh Fungsionalitas dan Likeability Jalur LRT Terhadap Citra Kawasan Kelapa Gading Eka Saputra; Nurhikmah Budi Hartanti
WIDYAKALA: JOURNAL OF PEMBANGUNAN JAYA UNIVERSITY Vol 6, No 2 (2019): Urban Development & Urban Lifestyle
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UPJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (705.787 KB) | DOI: 10.36262/widyakala.v6i2.200

Abstract

Perkembangan jalur LRT di kawasan Kelapa Gading merupakan alternatif solusi terhadap pergerakan dan aktifitas yang semakin meningkat. Perkembangan suatu elemen baru akan berdampak pada perubahan kondisi visual suatu kawasan, yang selanjutnya akan mempengaruhi image yang terbentuk di masyarakat terhadap kawasan tersebut. Oleh karena itu dilakukan studi mengenai potensi perubahan citra kawasan Kelapa Gading dengan adanya jalur LRT sebagai elemen kawasan yang baru. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan mix methods untuk mengetahui sejauh mana potensi perubahan yang terjadi terhadap citra kawasan Kelapa Gading yang sudah terbentuk dengan kehadiran elemen baru yaitu jalur LRT. Fokus penelitian ini adalah pada aspek fungsional dan likeability terhadap elemen jalur LRT. Temuan yang diperoleh adalah bahwa potensi perubahan citra kawasan Kelapa Gading sangat terkait dengan aspek fungsional dan likability terhadap jalur LRT, sehingga apabila likability terhadap keberadaan jalur LRT kuat dan secara fungsional bernilai positif bagi masyarakat, maka elemen tersebut dapat merubah citra kawasan Kelapa Gading.Kata Kunci: Perubahan citra kawasan, elemen baru LRT, aspek likeability, aspek fungsional
PERMEABILITY FACTORS OF OFFICE BLOCK PEDESTRIAN ACCESS AT TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT AREA - KARET BENDUNGAN HILIR Rikobimo Ridjal Badri; Nurhikmah B. Budi Hartanti
International Journal on Livable Space Vol. 6 No. 1 (2021): URBAN LIVABILITY AND LEARNING QUALITY
Publisher : Jurusan Arsitektur - FTSP - Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/livas.v6i1.10169

Abstract

The development of public transportation in big cities in general, and Jakarta in particular, has set new trends in regional development by referring to the concept of Transit Oriented Development (TOD). Some superblock area development, bundled as a TOD area ignores several principles, especially pedestrian-friendly related values. Limited regulations and inconsistencies in understanding the application of TOD concepts and theories have resulted in the inappropriate application of TOD principles in transit-oriented areas. This study aims to find the implementation of connecting routes and the use of pedestrian paths with descriptive-qualitative methods by field observation. The research will be conducted in the Transit-Oriented development area Karet-Bendungan Hilir. The study shows that although the area being researched provides an ideal permeable block for pedestrian access, a problem with the management of the access prevents the pedestrian access to be fully functioning as a pedestrian networks system inside a Transit-Oriented Development area.
PERMEABILITY FACTORS OF OFFICE BLOCK PEDESTRIAN ACCESS AT TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT AREA - KARET BENDUNGAN HILIR Rikobimo Ridjal Badri; Nurhikmah B. Budi Hartanti
International Journal on Livable Space Vol. 6 No. 1 (2021): URBAN LIVABILITY AND LEARNING QUALITY
Publisher : Jurusan Arsitektur - FTSP - Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/livas.v6i1.10169

Abstract

The development of public transportation in big cities in general, and Jakarta in particular, has set new trends in regional development by referring to the concept of Transit Oriented Development (TOD). Some superblock area development, bundled as a TOD area ignores several principles, especially pedestrian-friendly related values. Limited regulations and inconsistencies in understanding the application of TOD concepts and theories have resulted in the inappropriate application of TOD principles in transit-oriented areas. This study aims to find the implementation of connecting routes and the use of pedestrian paths with descriptive-qualitative methods by field observation. The research will be conducted in the Transit-Oriented development area Karet-Bendungan Hilir. The study shows that although the area being researched provides an ideal permeable block for pedestrian access, a problem with the management of the access prevents the pedestrian access to be fully functioning as a pedestrian networks system inside a Transit-Oriented Development area.
Peningkatan Kesadaran Masyarakat Terhadap Pengelolaan Pusaka Melalui Percontohan Gerobak Dagang Dan Penataan Koridor Jalan Di Pecinan Pasar Lama Tangerang Nurhikmah Budi Hartanti; Lucia Helly Purwaningsih; Ruwaida Zayadi; Farah Febrian Delfiyanti; Dwiyana Hemas Maharani; Jundi A.H. Wahyudi
JUARA: Jurnal Wahana Abdimas Sejahtera Volume 4, Nomor 2, Juli 2023
Publisher : Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Arsitektur Lanskap dan Teknologi Lingkungan, Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/juara.v4i2.15632

Abstract

Kawasan Pecinan Pasar Lama Tangerang mengalami penurunan kualitas lingkungan karena kurangnya wawasan dan kesadaran para pedagang terhadap nilai pusaka kawasan yang perlu dilestarikan dan dikelola agar potensinya sebagai objek wisata budaya sekaligus pusat perdagangan yang nyaman bisa lebih optimal. Kegiatan PKM ini diharapkan dapat mendorong perubahan perilaku masyarakat khususnya para pedagang untuk lebih menghargai pentingnya menjaga warisan sejarah melalui penataan koridor jalan kawasan Pasar Lama Tangerang dan desain prototipe gerobak dagang yang inovatif. Kedepannya diharapkan para pedagang memiliki kemampuan untuk menata dagangannya dengan gerobak dagang yang lebih teratur sehingga semakin menarik minat pengunjung. Metode yang digunakan adalah Focus Group Discussion (FGD) yang melibatkan perwakilan pedagang dan tokoh masyarakat setempat untuk menjaring aspirasi dalam menata kawasan tersebut. Kegiatan dilanjutkan dengan memberikan penyuluhan mengenai nilai signifikan sejarah kawasan, serta edukasi akan pentingnya kebersihan dan kesehatan di koridor pasar. Tim PkM membuat desain penataan koridor pasar dan desain prototipe gerobak dagang sebagai percontohan. Hasil kegiatan pengabdian ini adalah meningkatnya pemahaman para pedagang akan pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan pada kawasan yang bernilai pusaka. Simpulan dari kegiatan pendampingan pengelolaan pusaka melalui percontohan penggunaan gerobak dagang dan penataan koridor jalan pada mitra kelompok pedagang di kawasan, memerlukan proses pendekatan yang lebih intensif dan berkelanjutan dengan memaksimalkan peran tokoh masyarakat dan pengurus RT/RW setempat
Pendekatan Placemaking Pada Penataan Ruang Terbuka Publik Di Permukiman Padat Perkotaan Kelurahan Petamburan Jakarta Dedes Nur Gandarum; Nurhikmah Budi Hartanti; A. Hadi Prabowo; Ruwaida Zayadi; Sarwosri Moertiningsih; Indira Syahrani; Syifa Anindya Sathyavira
JUARA: Jurnal Wahana Abdimas Sejahtera Volume 4, Nomor 2, Juli 2023
Publisher : Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Arsitektur Lanskap dan Teknologi Lingkungan, Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/juara.v4i2.18030

Abstract

Kelurahan Petamburan merupakan permukiman kota tak terencana, yang sejak awal pertumbuhannya sebagai kampung tradisional Betawi pedalaman, telah mengalami perubahan dan proses pemadatan yang terus menerus akibat perkembangan sektor komersil. Pemadatan tersebut menyebabkan keterbatasan ruang terbuka yang menimbulkan permasalahan spasial permukiman dan interaksi sosial masyarakat. Ruang terbuka publik di perkampungan memiliki fungsi dalam dimensi perilaku, ekonomi, dan budaya yang sangat penting bagi keberlanjutan komunitas dan permukiman berbasis sistem swadaya. Program Pengabdian kepada Masyarakat ini difokuskan pada satuan unit socio-spatial-control Rukun Warga 03, sebagai kawasan terpadat di Kelurahan Petamburan. Kepadatan permukiman yang tinggi berkorelasi dengan permasalahan pemanfaatan ruang yang belum optimal, kenyamanan ruang, estetika ruang, dan jati diri ruang, untuk mendukung kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi warga setempat secara maksimal. Oleh karenanya program ini bertujuan untuk memberdayakan warga setempat agar dapat berpartisipasi aktif atau berperan aktif dalam kegiatan program “placemaking”, untuk memberikan persepsi positif tentang identitas dan kebanggaan lokal, pemberdayaan lokal, place attachment, hubungan sosial dan kualitas hidup. Program Pengabdian kepada Masyarakat ini dilakukan dengan metoda Standard Placemaking dan Community Action Plan yang meliputi tahapan perencanaan untuk proyek percontohan secara partisipatif. Pada tahap perencanaan ini dilakukan pendampingan dalam bentuk Focus Group Discussion bersama masyarakat dan tokoh masyarakat setempat, untuk mengidentifikasi permasalahan, merumuskan prioritas program penataan ruang publik, mengembangkan alternatif rancangan, dan merencanakan realisasi proyek percontohan. Tahap realisasi proyek percontohan akan diselenggarakan pada program tahap selanjutnya. Pelaksanaan Pengabdian kepada Masyarakat ini telah berhasil memberdayakan masyarakat setempat untuk berperan aktif dalam proses penataan ruang terbuka publik permukimannya. Petamburan Village is an unplanned urban settlement, which since its development as an inland traditional Betawi village, has experienced changes and a continuous process of densification due to developments in the commercial sector. This densification causes limited open space which creates spatial problems of settlements and social interaction of the community. Public open spaces have a very important function for the sustainability of communities and settlements based on self-help systems. This Community Service Program was focused on the socio-spatial-control unit Rukun Warga 03, as the most densely populated area in Petamburan Village. High residential density correlates with problems of spatial use, comfort, aesthetics, and identity, to optimally support the social, cultural, and economic life of local residents. This program aimed to empower local residents to actively participate in the "placemaking" program, to provide a positive perception of local identity and pride, local empowerment, place attachment, social relations and quality of life. This Community Service Program has been carried out using the Standard Placemaking and Community Action Plan method which included participatory planning stages for a pilot project. At this planning stage, counseling, mentoring, and Focus Group Discussions have been carried out together with the local community, to identify problems, formulate priorities for public spatial planning programs, develop design alternatives, and plan the realization of pilot projects. This Community Service Program has succeeded in empowering local communities to play an active role in the process of planning and designing their settlement public spaces.
KOMPARASI KINERJA PENCAHAYAAN ALAMI BERDASARKAN ORIENTASI KAVLING RUMAH TINGGAL Studi Kasus: Perancangan Kawasan Perumahan di Greenwich Park Residence BSD Rydha Prasetya Anthony; Nurhikmah Budi Hartanti; Rizki Fitria Madina
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan Vol 13, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/vitruvian.2022.v13i1.008

Abstract

Pengaturan pencahayaan alami pada rumah tinggal sangat berpengaruh terhadap penggunaan energi, pencahayaan alami dipengaruhi oleh orientasi bidang bukaan terhadap arah kedatangan cahaya matahari. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi kinerja pencahayaan alami pada rumah tinggal  yang diletakkan pada berbagai orientasi kavling, melalui simulasi menggunakan software DIALux. Data primer diperoleh dari simulasi yang dilakukan terhadap 1 tipe  bangunan perumahan seluas 230 m2 dengan 4 alternatif arah orientasi kavling yang diuji di lingkungan Greenwich Park Residence BSD. Berdasarkan hasil simulasi, diketahui persentase luas lantai yang memiliki pencahayaan alami memenuhi standar dan tingkat pencahayaan alami dalam satuan lux yang menerangi interior rumah. Simulasi melibatkan data koordinat lokasi bangunan, desain 3D bangunan, serta pengambilan data pencahayaan berdasarkan waktu efektif pencahayaan alami yang berasal dari matahari, yaitu; pagi hari 08.00, siang hari 12.00, dan sore hari 16.00. Data yang diperoleh yakni persentase luas lantai bangunan yang memiliki tingkat pencahayaan sesuai standar SNI. Hasil penelitian menunjukkan bangunan berorientasi arah Timur memiliki kinerja pencahayaan alami paling optimal, pada tapak yang berada di Greenwich Park Residence BSD. Daylighting in landed residential has impacts to energy usage, which daylight is influenced by the location and orientation of the opening..The purpose of this research is to identify the daylight performance effected by differents lot orientation. study the effect of different building orientation could bring different daylight result using the help of DIALux evo 10.1. This research simulated a 230 m2 house 3D model, placed in four differents of orientation, which is North, East, South, and West. The simulation require building coordinate, 3D model, and conducted at; 08.00am, 12.00pm and 04.00pm. As a result, we got perncetages of daylighting area. The research shows that buildings which heading towards east orientation having the most optimal daylighting performance, based on simulation held in Greenwich Park BSD site. 
PERAN RUANG PUBLIK DI ERA PANDEMI COVID-19 : STUDI KASUS : TAMAN KOTA DR. MURJANI, KOTA BANJARBARU Qanita Jasmin Mursal; Nurhikmah Budi Hartanti
Agora : Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah Arsitektur Usakti Vol. 19 No. 2 (2021): RUANG PUBLIK ERA COVID 19, DESAIN DIGITAL DAN TEKNO-KONSERVASI BANGUNAN
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/agora.v19i2.9695

Abstract

Ruang pubik adalah salah satu elemen kota yang dapat memberikan karakter untuk sebuah kota dan memiliki fungsi sebagai ruang interaksi sosial untuk masyarakat, seperti Taman kota. Pada awal Maret 2020 sejumlah kota di Indonesia mulai dilakukan lockdown karena adanya Covid-19. Pada saat pandemi ini ternyata banyak masyarakat yang mengunjungi taman kota bukan hanya menikmati alam terbuka tapi juga untuk berolahraga. Hal tersebut terjadi karena kebutuhan masyarakat akan pentingnya berolahraga meningkat saat pandemi Covid-19 masuk ke Indonesia dan olahraga dianggap bagian dari rekreasi untuk melepas stress ketika harus berdiam diri dirumah. Tetapi hal ini tidak berlangsung dengan baik karena kurangnya sarana prasarana yang tersedia dan ruang publik di suatu kota yang cenderung jauh. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apa saja peran dan sarana prasarana yang dibutuhkan jika taman kota tidak hanya menjadi ikon kota tetapi juga sebagai sarana olahraga dengan menggunakan studi kasus Taman kota Dr. Murjani, Kota Banjarbaru. Metode penelitian yang dipakai adalah metode kualitatif dengan menggunakan tiga cara, yaitu pengunaan preferensi langsung dari pengguna, kajian pustaka, dan dokumentasi gambaran Taman kota Dr. Murjani. Hasil penelitian ini adalah peran dan sarana prasarana yang diperlukan jika sebuah taman kota juga digunakan sebagai tempat berolah raga, yaitu yang pertama Dr. Murjani memiliki fungsi estetis karena bisa meningkatkan kenyamanan dan memperindah lingkungan kota, yang kedua adalah Taman Kota Dr. Murjani sering kali digunakan sebagai sarana olahraga sekaligus rekreasi untuk keluarga, yang ketiga adalah Taman Kota Dr. Murjani mempunyai tipologi ruang publik yaitu yang pertama external ruang publik dan internal ruang publik, dan yang keempat tipologi ruang terbuka publik berdasarkan fungsinya taman kota Dr. Murjani yaitu positive space.
PENERAPAN ORNAMEN LOKAL PADA DESAIN GEDUNG WAYANG ORANG SRIWEDARI SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR NEO VERNAKULAR Afi Khalisha Hakim; Mohammad Ischak; Nurhikmah Budi Hartanti
Agora : Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah Arsitektur Usakti Vol. 20 No. 2 (2022): RUANG PUBLIK, ELEMEN BANGUNAN DAN KONTEKSTUAL
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/agora.v20i2.14281

Abstract

Gedung Wayang Orang adalah gedung pertunjukan yang berada dalam kawasan publik Taman Sriwedari di kota Surakarta. Dalam perencanaan kawasan Taman Sriwedari, Gedung Wayang Orang menjadi salah satu bangunan yang perlu dibangun kembali untuk melestarikan budaya yang ada dengan menciptakan bangunan yang merujuk pada kekayaan arsitektur Surakarta dengan sentuhan yang lebih modern sehingga pendekatan arsitektur neo vernakular menjadi pilihan yang tepat. Permasalahan penelitian yaitu untuk menerapkan desain yang modern dengan tetap merujuk pada arsitektur tradisional diperlukan penerapan ornamen lokal yang tepat pada bangunan. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi karakteristik ornamen lokal yang sesuai dengan tipologi bangunan gedung pertunjukan di Kota Surakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif yang dilakukan dengan studi literatur dan studi preseden dengan tiga komponen penelitian yaitu karakteristik, bentuk dan makna ornamen. Hasil penelitian menunjukan bahwa ornamen yang diterapkan pada bangunan preseden tidak memiliki karakteristik, bentuk dan juga makna yang khusus. Bentuk ornamen seperti ornamen lunglungan, wajikan, patran, padma dapat digunakan pada bangunan pertunjukan Gedung Wayang Orang Sriwedari.
ATTRACTIVENESS OF THE OLD TOWN TO STRENGTHEN THE IMAGE OF THE CITY OF SEMARANG Nugraheni, Christanti; Nurhikmah Budi Hartanti
International Journal on Livable Space Vol. 8 No. 1 (2023): IMAGE OF THE CITY, BUILDING CONSTRUCTION AND MATERIAL
Publisher : Jurusan Arsitektur - FTSP - Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/livas.v8i1.7576

Abstract

A good city must have a city Image where the perception of the city image is based on the process of observation, memory, attitude, and feelings that are directly created. The Old City as an urban heritage destination has its charm for visitors to the city of Semarang, which in turn has contributed to the image of the city of Semarang. This study aims to determine how the attractiveness of the old city strengthens the image of Semarang City and what factors support. This can promote the physical and non-physical sustainability of the old city, so that people get to know the city of Semarang through the old city. The results of this study found that the Old City of Semarang contributed to the formation of the image of the city of Semarang but was not too strong. This is influenced by the attractiveness of the old city which is visually different from its surroundings where the forming elements have a strong characteristic. Keywords: City Image, Attractiveness, Old Town