Claim Missing Document
Check
Articles

ANALISIS PERHITUNGAN WAKTU KERJA RELE GANGGUAN TANAH KARENA PENGARUH SIMPATETIK TRIP PADA PENYULANG KANYOMAN GARDU INDUK SUKOREJO Ivandri S. U. Duka; Hery Purnomo; Mahfudz Shidiq
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 5, No 5 (2017)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak— Simpatetik trip (Symphathetic Trip) adalah sebuah kejadian dimana pemutus tenaga dari penyulang-penyulang yang sehat (tidak terganggu) ikut menjadi Trip “OFF” akibat penyulang lain yang sedang mengalami gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah. Untuk menghindari kejadian tersebut maka perlu dilakukan penelitian penyebab terjadinya kurang baiknya koordinasi proteksi penyulang 20 kV sehingga apabila terjadi gangguan akan bekerja sesuai dengan fungsinya masing – masing. Dalam hal ini koordinasi peralatan proteksi tentunya akan mempengaruhi dalam suplai tenaga listrik. Salah satu kemungkinan penyebab yang diangkat sebagai permasalahan dalam menganalisis kembali arus hubung singkat pada masing-masing feeder untuk re-setting relay, yang lebih tepat (selektif dan sensitif) dengan menggunakan metode invers time relay. Besarnya arus gangguan hubung singkat berbanding terbalik dengan jarak titik gangguan, semakin jauh jarak gangguan semakin kecil arus hubung singkat, begitu pula sebaliknya. Berdasarkan hasil perhitungan arus hubung singkat 1 fasa terbesar terjadi pada jarak gangguan 1% yaitu sebesar 23,016 A, sedangkan arus hubung singkat 1 fasa terkecil terjadi pada jarak 100% yaitu sebesar 22,545 A. Waktu kerja rele gangguan tanah karakteristik invers time berbanding terbalik dengan arus gangguannya. Berdasarkan hasil pengujian selektivitas rele terdapat selisih waktu sebesar 0,067 detik, yang mana waktu kerja rele lebih besar dari waktu paling hilir rele (Iset > Ifault) sehingga dapat dikatakan bahwa tidak terjadi gangguan simpatetik trip. Kata Kunci : Waktu Kerja Rele, Simpatetik Trip, Penyulang.
PERENCANAAN DOUBLE BUSBAR 70 kV PADA GARDU INDUK SENGKALING Rifqi Hasyemi T.; Moch Dhofir; Mahfudz Shidiq
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 4, No 5 (2016)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam merencanakan sebuah busbar perlu dilakukan kajian tentang kelistrikan, mekanikal, lingkungan, dan lokasinya. Kajian kelistrikan menyangkut daya yang akan disalurkan, pemilihan tingkat tegangan, analisis hubung singkat, jarak aman, serta tata letak peralatan Gardu Induk. Double busbar pada latar hubung 70 kV di Gardu Induk Sengkaling ditentukan menggunakan aluminium atau tembaga berbentuk kawat pilin, berdimensi 61 pilin diameter 29,1 mm untuk aluminium dan 26 mm untuk tembaga, jenis konfigurasi dua bus-satu pemutus daya. Ketinggian minimum di dalam instalasi 3,19 m dan di luar instalasi 5,25 m. Jarak aman antar peralatan di dalam instalasi 1,05 m dengan memasang rantai/tali dan di luar instalasi 2,25 m dengan memasang kawat jaring. Jarak aman minimum jalan masuk pemeliharaan untuk manusia 1,9 m dan untuk transportasi 5,85 m. Panjang busbar adalah 36,248 m. Ketinggian minimum pemasangan busbar 4,23 m untuk aluminium dan 4,58 m untuk tembaga. Gaya tarik busbar pada tiang ujung adalah 6149,15 N untuk aluminium dan 6114,7 N untuk tembaga. Jarak aman minimum pemasangan fasa ke fasa busbar 1,03 m untuk aluminium dan 0,93 m untuk tembaga.Kata kunci : double busbar, latar hubung 70 kV, Gardu Induk Sengkaling
STUDI ANALISIS PENINGKATAN KEANDALAN DISTRIBUSI 20 kV MENGGUNAKAN SISTEM FDIR PADA PENYULANG BERBEK GARDU INDUK RUNGKUT SURABAYA JAWA TIMUR Rendy Previanto; Unggul Wibawa; Mahfudz Shidiq
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 3, No 6 (2015)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tugas Akhir ini bertujuan untuk mengevaluasi indeks keandalan sistem distribusi 20 kV pada Penyulang Berbek Gardu Induk Rungkut Surabaya Jawa Timur dengan menggunakan Fault Detection, Isolation, and Restoration (FDIR) yang mana merupakan sebuah metode pengontrolan sistem distribusi pada feeder untuk meningkatkan keandalan. Dengan menerapkan sistem FDIR maka akan didapatkan nilai Indeks Keandalan yang dihasilkan ketika terjadi gangguan pada sebuah sistem distribusi.Berdasarkan hasil analisa pada sistem distribusi ini, sistem distribusi ini sudah memenuhi standar SPLN No. 68-2 1986. Dan dari penerapan Fault Detection, Isolation, and Restoration juga didapatkan perbaikan nilai indeks keandalan, yaitu pada saat kondisi normal konfigurasi PLN didapatkan SAIFI sebesar 2,123 Pemadaman/Tahun, SAIDI sebesar 22,10 Jam/Tahun, sedangkan setelah diterapkan sistem Fault Detection, Isolation, and Restoration (FDIR) didapatkan SAIFI sebesar 0,978 Pemadaman/Tahun dan SAIDI sebesar 7,176 Jam/Tahun.Kata Kunci: Keandalan, Fault Detection, Isolation, and Restoration, Indeks Keandalan, Sistem Distribusi 20 kV.
ANALISIS ECONOMIC DISPATCH PADA PEMBANGKIT THETRMAL 500kV JAWA BALI MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA Muhammad Syaiful Arifin; Hadi Suyono; Mahfudz Shidiq
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 4, No 7 (2016)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kemampuan  pembangkit listrik untuk memikul beban menentukan keandalan sistem energi listrik, sehingga selalu diupayakan besar daya yang dibangkitkan harus sama dengan besar kebutuhan di sisi beban setiap saat. Terutama unit pembangkit termal yang berbahan bakar fosil sangat tergantung pada bahan bakar, pertambahan beban akan mendorong pertambahan kuantitas (jumlah) bahan bakar per satuan waktu yang akan meningkatkan pertambahan biaya per satuan waktu. Fluktuasi kebutuhan energi listrik di sisi beban akan menimbulkan fluktuasi biaya bahan bakar, berkaitan dengan hal tersebut perlu ditentukan pola korelasi keduanya, yang biasa disebut input-output suatu pembangkit tenaga listrik. Pada sistem tenaga listrik, unit-unit pembangkit tidak berada dalam jarak yang sama dari pusat beban dan biaya pembangkitan tiap-tiap pembangkit pun berbeda. Pada kondisi operasi normal sekalipun, kapasitas pembangkitan harus lebih besar dari jumlah beban dan rugi-rugi daya pada sistem. Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu pengaturan terhadap pembangkitan. Analisis aliran daya optimal adalah suatu perhitungan untuk meminimalkan suatu fungsi tujuan yaitu biaya pembangkitan atau rugi-rugi transmisi dengan mengatur daya aktif dan daya reaktif pembangkitan tiap pembangkit sistem tenaga yang terinterkoneksi dengan memperhatikan batas-batas tertentu. Biaya total bahan bakar 6 unit pembangkit thermal  sistem 500 KV Jawa-Bali dengan menggunakan Algoritma Genetika selama 24 jam adalah Rp.115.379.855.898. Apabila dibandingkan dengan data riil sistem yang menghasilkan total biaya sebesar Rp.150.371.894.794, maka  penjadwalan  unit pembangkit dengan algoritma genetika memberikan hasil 23,27% lebih ekonomis. Kata Kunci :Algoritma Genetika, Economic Dispatch
ANALISIS TEKNIS DAN EKONOMIS PERBAIKAN TEGANGAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV PUJON MENGGUNAKAN ANALISIS SENSITIVITAS RUGI-RUGI Aji Rizky Hakim; Mahfudz Shidiq; Hadi Suyono
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 3, No 7 (2015)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sesuai dengan Permen ESDM No. 03 Tahun 2007, dimana batas tegangan untuk jaringan 20 kV adalah tidak lebih dari 5% dan tidak kurang dari 20% tegangan nominal. Pemasangan kapasitor pada sistem adalah salah satu solusi dalam mengatasi hal tersebut. Berdasarkan hasil simulasi, pemasangan kapasitor sebesar 4034 kVAR pada jaringan distribusi 20 kV penyulang Pujon dapat menaikkan profil tegangan, mengurangi rugi-rugi daya dan memberikan keuntungan yang signifikan pada PT PLN (Persero). Sebelum pemasangan kapasitor, tegangan bus terendah adalah 17.894 kV, rugi-rugi daya sebesar 0.418 MW dan 0.372 MVAR. Setelah pemasangan kapasitor tegangan bus terendah menjadi 19.060 kV, rugi-rugi daya sebesar 0.227 MW dan 0.206 MVAR. Biaya yang dapat ditekan dalam satu tahun sebesar Rp 3,563,028,000, sehingga dapat mengembalikan biaya investasi pemasangan kapasitor sebesar Rp 806,800,000 dalam waktu tiga bulan. Kata Kunci—Kapasitor, jatuh tegangan, rugi daya, sensitivitas rugi-rugi.
PERANCANGAN SIMULATOR PENEMPATAN KAPASITOR YANG OPTIMAL MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP 12.6 PADA LABORATORIUM SISTEM DAYA ELEKTRIK Satriyo Gedhe Simo Karsono; Mahfudz Shidiq; Tri Nurwati
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 9, No 5 (2021)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak—Penempatan Optimal Kapasitor atau Optimal Capacitor Placement (OCP) merupakan metode yangmenjadi sebuah solusi untuk menyelesaikan permasalahan jatuh tegangan dan susut daya pada sebuah sistemketenagalistrikan. Simulator OCP dibuat dengan tujuan sebagai sarana pembelajaran di laboratorium Sistem DayaElektrik Teknik Elektro Universitas Brawijaya. Sistem ketenagalistrikan yang digunakan sebagai objek pada perancanganini adalah sistem yang mengacu pada IEEE 13 Node Test Feeder. Saat dilakukan analisis aliran daya pada sistem tersebutmemperlihatkan adanya jatuh tegangan pada beberapa bus dan mengalami rugi rugi daya sebesar 146,959 kW dan 213,095kVAR. Pada perancangan simulator OCP ini metode yang digunakan adalah metode Genetic Algorithm (GA)menggunakan perangkat lunak ETAP 12.6 dan metode Particle-Swarm Optimization (PSO) menggunakan perangkatlunak Matlab R2015a. Penggunaan dua metode tersebut menghasilkan penambahan kapasitor pada 4 bus serta berhasilmengatasi permasalahan jatuh tegangan dan susut daya pada sistem, tetapi terdapat perbedaan pada bus kandidat yangterpilih untuk ditambahkan kapasitor serta nilai kapasitor yang digunakan. Pada OCP menggunakan metode GAmenghasilkan kompensasi dengan metode kompensasi individual pada bus 5, 9, 10, dan 13 serta berhasil memperbaikijatuh tegangan pada tiap bus dan susut daya menjadi 110,329 kW dan 160,964 kVAR. Pada OCP menggunakan metodePSO menghasilkan kompensasi dengan metode kompensasi individual pada bus 5, 7, 10, dan 13 serta berhasilmemperbaiki jatuh tegangan pada tiap bus dan susut daya menjadi 108,405 kW dan 158,635 kVAR. Dengan hasil-hasilOCP diatas disimpulkan bahwa simulator berhasil melakukan OCP dan layak untuk dijadikan sebagai saranapembelajaran.Kata Kunci—Optimal Capacitor Plaement (OCP), Genetic Algortihm (GA), Particle SwarmOptimization (PSO).Abstract--Optimal Placement Capacitor Or Optimal Capacitor Placement (OCP) is a method that becomes a solutionto solve the problem of voltage drop and power loss in an electrical system. OCP simulator was created with the aim oflearning in the laboratory of Electrical Power System of Electrical Engineering, Brawijaya University. The electricalsystem used as an object in this design is a system that refers to the IEEE 13 Node Test Feeder. When conducted powerflow analysis on the system showed a drop voltage on some buses and power loss of 146,959 kW dan 213,095 kVAR. Indesigning of this simulator, it is using two methods to obtain OCP results, namely the Genetic Algorithm (GA) methodusing ETAP 12.6 software and particle-swarm optimization (PSO) method using Matlab R2015a software. The use ofthese two methods resulted in the addition of capacitors on 4 buses and managed to overcome the problem of voltagedrop and powerlossin the system, but there are differences in the candidate buses chosen to add capacitors and capacitorvalues used. The OCP using the GA method resulted in compensation by individual compensation methods on buses 5,9, 10, and 13 and successfully corrects the voltage drop on each bus and power loss to 110,329 kW dan 160,964 kVAR.The OCP using the PSO method resulted in compensation by individual compensation on bus 5, 7, 10, dan 13 andmanaged to fix the voltage drop on each bus and power loss to 108,405 kW dan 158,635 kVAR. With the above OCPresults concluded that the simulator successfully performed OCP and deserves to be used as a tools of learning.Keywords—Optimal Capacitor Plaement (OCP), Genetic Algortihm (GA), Particle Swarm Optimization (PSO).
RANCANG BANGUN SIMULATOR INJEKSI DAYA REAKTIF SALURAN TRANSMISI PADA LABORATORIUM SISTEM DAYA ELEKTRIK Friska Bakti Novella; Mahfudz Shidiq; Teguh Utomo
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 5, No 6 (2017)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Sistem tenaga listrik secara umum terbagi dalam 3 bagian yaitu pembangkitan, transmisi, dan distribusi tenaga listrik. Energi listrik perlu ditransmisikan karena pada umumnya lokasi pembangkit listrik jauh dari pemukiman atau jauh dari pusat beban sehingga diperlukan penyaluran dari pusat pembangkit ke pusat beban. Pada penyaluranya jaringan tedapat dua macam yaitu jaringan transmisi dan jaringan distribusi. Pada laboratorium Sistem Daya Elektrik terdapat praktikum sistem daya elektrik yang didalamnya terdapat bab mengenai transmisi pendek, transmisi panjang, dan injeksi daya reaktif. Permasalahan yang terjadi adalah saat menancapkan kapasitor kedalam sistem yang sedang bertegangan menggunakan probe pegangan yang kurang kuat menjadikan posisi probe yang kurang rapat dan mengakibatkan percikan api yang akan membuat probe berwarna hitam dan membuat nilai pengukuran menjadi kurang teliti. Setelah dilakukan pengujian dengan membuat modul simulator injeksi daya reaktif saluran transmisi yang nantinya akan digunakan sebagai modul praktikum sistem daya eletrik. Pemasangan kapasitor digunakan untuk koreksi faktor daya. Pada pengujian jaringan dengan jarak antar bus 6.51 km pengujian tanpa kapasitor menunjukkan faktor daya berada pada nilai 0.94 setelah dilakukan pemasangan pada bus 4 maka faktor daya naik menjadi 0.97. Dengan pemasangan kapasitor maka tegangan sistem mengalami kenaikan. Pada pengujian dengan jarak antar bus 6.51 km rata-rata tegangan mengalami kenaikan 2.25 volt. Dari hasil pengujian maka untuk sistem dengan panjang saluran antar bus 6.51 Km pemasangan dengan kompensasi yang paling baik berada pada bus 3. Kata kunci: saluran transmisi, daya reaktif, kapasitor.ABSTRACT Electric power systems in general is divided into three parts, generation, transmission, and distribution of electric power. Need electrical energy transmitted because in general the location of power plants far from settlement or away from the center of the load so that the required distribution from the center of the plant to the center of the load. On the distribution there is two kinds of networks namely transmission network and the distribution network. On Electric power systems laboratory there are practical electrical power system which contained a chapter on the transmission of short, long, and transmission power reactive injection. Problems occurred was when plugged into the system capacitors that are currently using-voltage probe handle that makes less powerful position the probe less meetings and resulting in a spark that would make the probe is black and make the measurement becomes less thorough. After the test is performed by making the injection simulator module reactive power transmission line that will be used as a practical system of power electronic modules. The installation of capacitors for effective power factor correction. On a test network with bus spacing 6.51 km testing without capacitor power factor indicates the value of 0.94 is at once the installation is done on the bus 4 and power factor rose to 0.97. With the installation of the capacitors then increase system voltage. On testing with bus spacing 6.51 km average voltage rising 2.25 volts. From the test results then for systems with line length between 6.51 Km bus installation with compensation the most good are on bus 3.Key words: transmission line, reactive power, capacitor.
REKONFIGURASI JARINGAN LISTRIK TEGANGAN RENDAH PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH) ANDUNGBIRU Edi Setiawan; Teguh Utomo; Mahfudz Shidiq
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 7, No 6 (2019)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Listrik merupakan sarana pendukung kegiatan masyarakat baik dalam upaya untuk meningkatkan kesejahteraan maupun untuk mendorong pembangunan ekonomi.  PLN (Perusahaan Listrik Negara) sebagai penyedia listrik negara belum mampu menjangkau jaringan  listrik di desa-desa terpencil. Desa Andungbiru kecamatan Tiris kabupaten Probolinggo merupakan salah satu daerah yang memasang PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro). Kerena peningkatan beban setiap tahunnya, kondisi sekarang jaringan listrik PLTMH desa Andungbiru mengalami pembagian fasa R, S dan T yang kurang merata pada unit 1 dan unit 2. Keadaan tersebut  menyebabkan jatuh tegangan dan rugi daya sangat besar pada salurannya sehingga perlu direkonfigurasi ulang. Berdasarkan hasil rekonfiguarsi jaringan didapatkan jatuh tegangan fasa R, S dan T pada unit 1 adalah 7,9136% V, 5,9599% V, dan 6,4707% V yang sebelumnya 22,3385% V, 18,0570% V dan 47,3622% V. Pada hasil rekonfigurasi jaringan unit 2 untuk jatuh tegangan fasa R, S dan T adalah  2,6957%V, 1,4909% V dan 0,8985%V yang sebelumya  7,3672% V, 17,2237% V dan 13,8929% V. Rugi daya pada unit 1 setelah direkonfigurasi jaringan adalah 2873,3886 Watt yang sebelumya 20910,9708 Watt dan pada unit 2 setelah direkonfigurasi jaringan  adalah 221,0193 Watt yang sebelumya 1749,6933 Watt. Hasil rekonfigurasi jaringan dapat memperkecil jatuh tegangan dan rugi daya pada jaringan listrik tegangan rendah serta sesuai  dengan standar bahwa jatuh tegangan maksium 10% dari tegangan nominal 220V. Kata kunci: PLTMH, RekonfigurasiABSTRACT Electricity is a means to support community activities both in efforts to improve welfare and to encourage economic development. The National Electricity Company (PLN) as the state electricity provider has not been able to reach the electricity network in remote villages. Andungbiru Village, Tiris Subdistrict, Probolinggo Regency is one of the areas that installs PLTMH (Micro Hydro Power Plants). Due to the increase in load every year, the current conditions of the PLTMH power grid in Andungbiru village experience a more even distribution of R, S and T phases in units 1 and 2. This situation causes very large voltage drops and loss of power to the channel so it needs to be configured reset it. Based on the results of network configuration, phase voltage R, S and T in unit 1 is 7,9136% V, 5,9599% V, and 6,4707% V which was previously 22,3385% V, 18,0570% V and 47,3622% V. The results of reconfiguring unit 2 networks for falling phase voltage R, S and T are 2,6957% V, 1,4909% V and 0,8985% V which were previously 7.3672% V, 17,2237% V and 13,8929% V. The power loss in unit 1 after reconfiguring the network is 2873,3886 Watts which was previously 20910,9708 Watts and in unit 2 after reconfiguring the network is 221,0193 Watts which is 1749,6933 Watts. The results of network reconfiguration can reduce voltage drop and power loss in low voltage networks and in accordance with the standard that the maximum voltage drop is 10% of the nominal voltage of 220V.Keywords:PLTMH, Reconfiguration
RANCANG BANGUN MODUL SOLAR TRAINER LABORATORIUM SISTEM DAYA ELEKTRIK Wulan Indah Septiani; Mahfudz Shidiq; n/a Soeprapto
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 7, No 7 (2019)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini membahas tentang perancangan Solar Trainer sebagai alat pengujian sistem PLTS pada Laboratorium Sistem Daya Elektrik. Perancangan pada solar trainer didasarkan pada karakteristik hubungan antara tegangan dan arus yang dihasilkan oleh modul fotovoltaik terhadap Iradiasi matahari dan temperatur (suhu), data parameter rangkaian sistem PLTS dan spesifikasi dari peralatan yang digunakan. Sistem PLTS terdiri atas sistem PLTS off grid, sistem PLTS on grid, dan sistem PLTS hibrida. Dari hasil pengujian solar trainer pada karakteristik sel surya nilai tegangan dan arus tertinggi didapatkan pada radiasi matahari sebesar 1000 W/m 2 dengan nilai tegangan 8,52 V dan arus 0,32 A. Sedangkan nilai tegangan dan arus pada suhu tertinggi, yaitu 25 oC sebesar tegangan keluaran 8,82 V dan arus keluaran 0,58 A. Pada sistem PLTS on grid keluaran grid tie inverter dihubungkan dengan jaringan listrik PLN yang kemudian disinkronisasi oleh GTI. Sistem akan melakukan ekspor apabila daya yang dihasilkan lebih besar dari daya yang dibutuhkan oleh beban, daya yang berlebih akan dikirim ke jaringan lokal (PLN). Sistem akan melakukan impor apabila kebutuhan daya lebih besar dari daya yang dihasilkan. Sistem PLTS hibrida merupakan penggabungan antara sistem PLTS off grid dan on grid. Pada sistem PLTS hibrida sistem fotovoltaik on grid akan tetap dapat bekerja walaupun jaringan listrik PLN padam karena sistem fotovoltaik off grid akan menggantikan PLN untuk menyediakan jaringan listrik lokal. Kata kunci: Sel Surya, Solar Trainer, Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya, Jaringan Listrik PLN.   ABSTRACT This research discusses the design of Solar Trainer as a testing device for the PLTS system in the electrical power system laboratory. The design on the solar trainer is based on the relationship characteristics between voltage and current generated by photovoltaic modules against the irradiation of the sun and the temperature (temperature), the parameter data of the PLTS system set and the specifications of the equipment used. The PLTS system consists of an off-grid PLTS system, an on-grid PLTS system, and a hybrid PLTS system. From the results of a solar trainer test on the characteristics of solar cells voltage value and the highest current obtained in solar radiation of 1000 W/m 2 with a voltage value of 8,52 V and current 0.32 A. While the value of voltage and current at the highest temperature, which is 25 oC for the output voltage 8,82 V and the output current 0.58 A. In the system PLTS on-grid output grid-tie inverter is connected with PLN power network which is then synchronized by GTI. The system will export when the resulting power is greater than the power required by the load, the excess power will be sent to the local network (PLN). The system will import when the power requirement is greater than the power generated. The hybrid PLTS system is an amalgamation between the PLTS system off-grid and on-grid. On a hybrid, the system photovoltaic on-grid system will still be working even though the PLN power grid is outages because the photovoltaic off-grid system will replace PLN to provide local power grid. Keywords: Solar cell, solar power system, PLN electricity network, Solar Trainer.
RANCANG BANGUN PENGENDALI PUTARAN MOTOR ARUS SEARAH MENGGUNAKAN ARDUINO UNTUK MENGATUR TEGANGAN KELUARAN AUTOTRANSFORMATOR TIGA FASA Ayyub Setiyoso; Mahfudz Shidiq; Unggul wibawa
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 6, No 1 (2018)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Autotransformator tiga fasa merupakan sumber energi listrik tiga fasa yang dapat diatur nilai tegangan keluarannya. Autotransformator tiga fasa yang digunakan untuk praktikum sistem daya elektrik, saat ini rusak dan kurang efisien, sehingga perlu pembaruan alat untuk menunjang praktikum. Membuat autotranformator dengan memanfaatkan arah putar motor arus searah yang dikendalikan menggunakan H-bridge yang dihubungkan menggunakan transmisi sabuk-V untuk mengatur tegangan dan membuat tampilan tegangan dalam digital menggunakan pembacaan sensor tegangan dan sebagai kontrol unit menggunakan arduino uno, sehingga lebih efisien dalam pengunaan dan mendapatkan nilai tegangan yang lebih cepat dan akurat. Pengujian dilakukan di Laboratorium Sistem Daya Elektrik, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya. H-bridge menggunakan 2 mosfet irf9540 dan irf540. Konversi pembacaan nilai sensor tegangan menggunakan regresi linier terdapat kesalahan rata - rata sensor A 0,685% dan sensor B 0,652%. Pengujian autotransformator secara keseluruhan mendapatkan hasil kesalahan sebesar 0,799% sisi kirim dan 1,711 sisi terima. Pengujian praktikum sistem daya elektrik membandingkan penggunaan autotransformator dengan putaran motor dengan autotransformtor konvensional pada percobaan tanpa beban tidak ada perbedaan, pembebanan 220 Ω terjadi penurunan tegangan 5V sisi kirim dan 6V sisi terima, pembebanan 220 Ω 400mH terjadi penurunan tegangan 6,3V sisi kirim dan 7V sisi terima, terjadi perbedaan penyaluran tegangan autotranformator dengan putaran motor dengan konvensional karena autotransformator dengan putaran motor dapat menyesuaikan tegangan kembali. Kata kunci: autotransformator tiga belitan, motor arus searah, H-bridge, sensor ZMPT101B, transmisi sabuk-V. ABSTRACT Three phase autotransformer is a three-phase electric energy source that can be regulated value of output voltage. The three phase autotransformators used for electrical power system practice, are currently broken and less efficient, so it needs an update tool to support practice. Create autotranformator by utilizing direct-current direction motor rotation which is controlled using H-bridge connected using V-belt transmission to regulate voltage and create voltage display in digital using voltage sensor reading and as control unit using arduino uno, so it’s more efficient in usage and get a faster and more accurate voltage value. The test was conducted at Electrical Power System Laboratory, Department of Electrical Engineering, Faculty of Engineering, Brawijaya University. H-bridge using 2 irf9540 and irf540 mosfet. Conversion readings of sensor values ​​using linear regression there is an average error sensor A 0.685% and sensor B 0.652%. The overall autotransformator testing resulted in an error of 0.799% on sending side and 1,711 on receiving sides. Electrical power system practice test compare the use of autotransformator with motor rotation with conventional autotransformtor in the no-load experiment, the reult is no difference, 220 Ω resistive load there is a decrease of 5V on sending side and 6V on receiving sides, 220 Ω resistive load and 400mH inductive load there is a decrease of 6.3V on sending side and 7V on receiving sides, there is a difference in the distribution of autotranformer with motor rotation and concensional autotransformer because autotransformator with motor rotation can adjust the voltage back. Keywords: three winding autotransformer, direct current motor, H-bridge, ZMPT101B sensor, V-belt transmission
Co-Authors Agam Rido Priawan Aji Rizky Hakim Alfian Nur Ferdianzah Anargya Widyatma Anshar Affandy Arizky Erwinsyah Hariyanto Arkan Pradipta Avif Septian Imandyan Ayyub Setiyoso Bintang Mufti Z. E. Brilian Mukti Alnajib Danang Aji Nugroho Daniel Kristo Mula Lambok Pangaribuan David Heryana Dedy Alfilianto Dhofir, Mochammad Dian Kartika Fitriana H. Dicky Indratama Dimas Hariyo Kuncoro Dinda Oki Prabawanti Dwi Cahya Ramadhan Dwi Indra Kusumah Edi Setiawan Erwin Hery Setiyawan Esti Hardiyanti Fery Praditama Fikri, Zakkiyul Fitriana Suhartati Frandicahya P., Akhmad Frengky Adi Lestari Friska Bakti Novella Gagah Pratama Putra Galuh Indra Permadi Genheart Giovanno Daniel King Sitanggang Hadi Suyono Hari Santoso Harry Soekotjo Dachlan Hendro Sulaksono Hery Purnomo Ibnu Sabilli ILYAS FATIH RAMADHAN Imam Sabilil Haque Indratama, Dicky Indri Kusuma Dewi Ivandri S. U. Duka Jiwandono, Ferdian Ade Kalvin Lentino Khairudin Syah Lalu Akbar Pandu Willian Liky Saputra Mulia Lunde Ardhenta M. Fauzan Edy Purnomo M. Rif’an Ma'arif, Muhammad Thoriqul Malinda Dinna Auliya Mamdouh Abdel-Akher Moch Dhofir Moch Dhofir Moch. Dhofir Moch. Rizki Indra Dwijayanto Muhamad Alif Fatur Rahman Muhamad Andre Agesa Muhammad Afdal Muhammad Ardito Muhammad Aswin Muhammad Edwinsyah Redho Muhammad Fahmy Madjid Muhammad Fikri Utomo Muhammad Rigadho Suprayogi Muhammad Syaiful Arifin Muhammad Zakkiyul Fikri Syahara Arifianto Muhammad Zulhaj Aliyansyah n/a Soemarwanto n/a Soeprapto n/a Suhendra D. Nurlita Chandra Mukti Nurwati, Tri Panca Mudji Rahardjo Praditama, Fery Pujo Utomo Refinur Amir Muhammad Rendy Previanto Rexy Ramadhan Wijayanto Reza Aliansyah Rifqi Hasyemi T. Rini Nur Hasanah Rizal, Mochammad Rize Taufiq Ramadhan Rosyid, Muhammad Rudy Yuwono Sambodo Rila Priambudi Satriyo Gedhe Simo Karsono Suyono, Hadi Teguh Utomo Temmy Nanda Hartono Tri Nurwati Triyoga, Joseph Kristian Unggul Wibawa Unggul Wibawa Widyatama, Anargya Wiken Cahyo Pambudi Wisam Abyadha Ibrahim Wulan Indah Septiani Yakin Gabrielsa Yamadika Okto Ahiro Yoga Candra Setyawan