Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PASIEN COVID-19 DI RUMAH SAKIT X KOTA JAKARTA SELATAN Siswati, Siswati; Jerry, Jerry; Pontoan, Jenny; Saputra, Aryanto Mandala
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 3 (2025): SEPTEMBER 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i3.49123

Abstract

Pada manusia virus penyebab COVID-19 ini dinamakan Sars-Cov2. COVID-19 dapat ditularkan dari manusia ke manusia melalui percikan batuk/bersin (droplet), orang yang paling beresiko tertular penyakit ini adalah orang yang melakukan kontak erat dengan pasien COVID-19 termasuk yang merawat pasien COVID-19. Tujuan pada penelitian ini ialah untuk mengevaluasi tingkat penggunaan antibiotik untuk pasien COVID – 19 di rawat inap Rumah Sakit X Jakarta Selatan, secara kuantitatif menggunakkan metode anatomical therapeutic chemical/ defined daily dose (ATC/DDD). Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan menggunakan metode pendekatan secara cross sectional dengan mengumpulkan data secara retrospektif mengunakan data rekam medis pasien COVID – 19 di rawat inap pada periode Januari – Juni 2022. Populasi pasien COVID – 19 di rumah sakit X Jakarta Selatan yaitu 764 data rekam medis. Data antibiotik di tampilkan sebagai DDD/100 patient-days dan di klasifikasikan yang masuk dalam Drug utilization 90% (DU 90%). Hasil pada penelitian berdasarkan nilai DDD/100 patient-days dengan tingkat penggunaan terbesar yaitu cefixime, 52,29 DDD/100 patient-days. Antibiotik yang termasuk ke dalam klasifikasi DU 90% yaitu cefixime, levofloxacin, cefadroxil, amoxicillin, azitromycin.
Tren Penggunaan Antikoagulan Oral Direk dan Warfarin pada Pasien Fibrilasi Atrium Musnelina, Lili; Handayani, Fitri; Hoa Vo, Thanh -; Pontoan, Jenny
JURNAL ILMU KEFARMASIAN INDONESIA Vol 21 No 2 (2023): JIFI
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35814/jifi.v21i2.1475

Abstract

Treatments used in atrial fibrillation therapy, such as those of anticoagulants, consist of vitamin K antagonists (warfarin) and direct oral anticoagulants (dabigatran, apixaban, rivaroxaban, and edoxaban). The use of warfarin requires regular monitoring of prothrombin time (PT) and international normalised ratio (INR). The therapeutic dose range is narrow, but the price is cheaper. Oral anticoagulants are directed, the incidence of major bleeding is lower, ease of use, food and drug interactions are minor, the half-life is shorter, and there is a lack of laboratory monitoring needs. Based on this problem, researchers conducted a study to determine the trend of using warfarin and oral anticoagulants in patients with atrial fibrillation at a public hospital in Jakarta. This study uses a qualitative approach, with longitudinal methods and retrospective data using outpatient medical records for the period 2014 to 2018. The trend of using warfarin anticoagulants decreased from 82.3% in 2014 to 62% in 2016, while oral anticoagulants were reduced. Direct oral anticoagulants are rivaroxaban and dabigatran, which are more widely used than apixaban, and edoxaban; no data on their use has been obtained. The opposite was true from 2017 to 2018, when the use of warfarin increased and caused a decrease in the use of direct oral anticoagulants. This research is expected to contribute to various parties, both health practitioners and academics, in terms of selecting therapies for atrial fibrillation.
HUBUNGAN PENGETAHUAN IKLAN OBAT BATUK PADA MEDIA ELEKTRONIK TERHADAP PERILAKU PEMILIHAN OBAT DI MASYARAKAT Pontoan, Jenny; Maulidda, Venna; Meila, Okpri; Musnelina, Lili
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 2 (2024): JUNI 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i2.27285

Abstract

Iklan termasuk bentuk promosi untuk memperkenalkan dan menawarkan produk atau jasa pada konsumen, seperti “alat kecantikan”, “makanan”, “minuman”, “obat-obatan”, “pakaian” dan “kendaraan”. Iklan juga dapat mempengaruhi pola pemilihan kebutuhan masyarakat, termasuk pemilihan obat yang akan digunakan untuk meningkatkan, mengobati maupun mempertahankan kesehatan. Iklan obat harus memuat informasi yang “objektif”, “lengkap” dan “tidak menyesatkan”. Obat yang diiklankan harus memiliki izin edar, serta termasuk golongan “obat bebas” dan “bebas terbatas”, seperti obat batuk dan flu yang dapat dibeli tanpa menggunakan resep dokter. Iklan obat merupakan informasi yang diawasi oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan “iklan obat batuk” pada media elektronik terhadap pemilihan obat batuk pada masyarakat, menggunakan metode cross sectional dengan jumlah sampel 229 responden yang ditentukan secara purposif di RT.008/RW.005 kelurahan Tugu kecamatan Cimanggis kota Depok. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara pengetahuan masyarakat tentang iklan obat batuk terhadap keputusan pemilihan obat, dengan nilai signifikansi 0,000 (p < 0,05) dan nilai koefisien korelasi sebesar 0,519 atau 51,9%. Penelitian ini berkontribusi memberikan referensi kepada akademisi dalam melakukan penelitian sejenis dan secara praktis kepada BPOM dan Kementerian Kesehatan atau Dinas Kesehatan supaya lebih ketat melakukan pengawasan iklan obat agar tidak menyesatkan masyarakat.