Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

MOTIVATION IN SOCIAL SCIENCE LEARNING IN DIGITAL ERA: CASE STUDY OF MULTIMEDIA USE Fadhilah, Nur; Adela, Dhea
Social, Humanities, and Educational Studies (SHEs): Conference Series Vol 1, No 1 (2018): 1st National Seminar on Elementary Education (SNPD 2018)
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (282.091 KB) | DOI: 10.20961/shes.v1i1.23598

Abstract

Pembelajaran IPS dilakukan untuk membentuk metal siswa agar siap dalam menghadapi lingkungan sosialnya, khusunya di era digita yang saat ini sangat pesat. Era dimana manusia secara umum memiliki gaya hidup baru yang tidak bisa dilepaskan dari perangkat yang serba elektronik. Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pembelajaran IPS menggunakan multimedia pada era digital pada tiga SD di Kecamatan Kebumen. Pembelajaran yang dirasa membosankan bagi siswa ini memerlukan sebuah inovasi guna tercapainya sebuah kompetensi IPS. Penggunaan media pada pembelajaran dapat menjadi salah satu alternatifnya. Media yang digunakan adalah multimedia, yang berarti dalam sebuah pembelajaran, menggunakan beberapa media yang berbeda-beda. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan Teknik pengumpulan data wawancara semi terstruktur, observasi partisipasi pasif dan didukung oleh dokumen yang terkait. Secara ringkas, respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan multimedia dapat menumbuhkan motivasi siswa dalam mencapai sebuah kompetensi.
Penerapan Fun Literacy untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman pada Siswa SDN Sawahlega Nurahmah, Siti Salwa; Barkah, Barkah; Adela, Dhea
Jurnal Basicedu Vol. 7 No. 5 (2023)
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v7i5.5956

Abstract

Membaca adalah kegiatan setiap hari yang bertujuan untuk memperoleh informasi, pengetahuan, menambah wawasan, dan mengembangkan keterampilan berpikir untuk inspirasi dan penemuan ide-ide baru. Rendahnya kemampuan membaca menjadi bukti bahwa proses pembelajaran yang dilakukan siswa dalam bidang pendidikan tidak mengembangkan minat baca siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan membaca pemahaman siswa kelas II SDN Sawahlega sebelum dan sesudah menerapkan fun literacy. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan pendekatan naturalistik dan tidak dilakukan untuk menguji hipotesis. Desain penelitian menggunakan model Model Kurt Lewin, setiap langkah terdiri atas empat tahap yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif. Kemampuan membaca pemahaman siswa melalui penerapan fun literacy ditandai dengan meningkatnya keaktifan belajar siswa dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bahwa melalui penerapan fun literacy maka kemampuan membaca pemahaman siswa kelas II SDN Sawahlega mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat pada skor rata-rata yang diperoleh siswa setelah menyelesaikan tes akhir dari Siklus I ke Siklus II meningkat dari 79,6 pada Siklus I menjadi 90 pada Siklus II
Upaya Peningkatan Keterampilan Berbicara dengan Pemanfaatan Media Gambar pada mata Pelajaran Bahasa Indonesia di kelas III SD Negeri Parakansalak Destiani, Annisa Cikal; Efrillia, Putri Kenza; Gunawan, Hendar; Adela, Dhea
JAMPARING: Jurnal Akuntansi Manajemen Pariwisata dan Pembelajaran Konseling Vol 2, No 2 (2024): Agustus 2024
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/jamparing.v2i2.2972

Abstract

Di SD Negeri Parakansalak peningkatan keterampilan berbicara siswa kelas III menjadi fokus penggunaan media video pada kelas bahasa Indonesia, dan metode yang digunakan adalah pembelajaran kelas yang terdiri dari tiga tahap yang masing-masing terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. . Subyek utama adalah 25 siswa dari kelompok III, dan hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media video secara signifikan meningkatkan keterampilan berbicara siswa dan hal ini dibuktikan dengan meningkatnya minat, partisipasi dan kemampuan menggunakan kata dan ungkapan yang berbeda dalam berbicara.
Aplikasi Mobile Deteksi Gangguan Mental dengan Integrasi Metode Forward Chaining dan Certainty Factor Menggunakan Rapid Application Development RAD Fergina, Anggun; Pebrian, Riko; Adela, Dhea
Kesatria : Jurnal Penerapan Sistem Informasi (Komputer dan Manajemen) Vol 5, No 3 (2024): Edisi Juli
Publisher : LPPM STIKOM Tunas Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30645/kesatria.v5i3.405

Abstract

Mental disorders represent a serious public health challenge, requiring effective approaches to prevention and early recognition. Limitations in access to mental health services, such as distance, cost, and social stigma, prevent individuals from getting professional help. The system developed in this research provides an early detection solution through collecting data from questionnaires and other health information. Implementation of the Certainty Factor method measures the level of belief in symptoms of mental disorders, while Forward Chaining produces diagnoses and recommendations for action. The system integrates data from various sources, including user activity on digital platforms, making a significant contribution to technology supporting the management of mental disorders. This research is supported by literature studies and uses Unified Modeling Language (UML) for software design, strengthening the theoretical foundation in overcoming mental disorders..
Penerapan Fun Literacy untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman pada Siswa SDN Sawahlega Nurahmah, Siti Salwa; Barkah, Barkah; Adela, Dhea
Jurnal Basicedu Vol. 7 No. 5 (2023)
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v7i5.5956

Abstract

Membaca adalah kegiatan setiap hari yang bertujuan untuk memperoleh informasi, pengetahuan, menambah wawasan, dan mengembangkan keterampilan berpikir untuk inspirasi dan penemuan ide-ide baru. Rendahnya kemampuan membaca menjadi bukti bahwa proses pembelajaran yang dilakukan siswa dalam bidang pendidikan tidak mengembangkan minat baca siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan membaca pemahaman siswa kelas II SDN Sawahlega sebelum dan sesudah menerapkan fun literacy. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan pendekatan naturalistik dan tidak dilakukan untuk menguji hipotesis. Desain penelitian menggunakan model Model Kurt Lewin, setiap langkah terdiri atas empat tahap yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif. Kemampuan membaca pemahaman siswa melalui penerapan fun literacy ditandai dengan meningkatnya keaktifan belajar siswa dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bahwa melalui penerapan fun literacy maka kemampuan membaca pemahaman siswa kelas II SDN Sawahlega mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat pada skor rata-rata yang diperoleh siswa setelah menyelesaikan tes akhir dari Siklus I ke Siklus II meningkat dari 79,6 pada Siklus I menjadi 90 pada Siklus II
Development of Ethnoscience-Based Learning on Bugis Traditional Food in The 4th Grade IPAS Textbook in Elementary Schools Adela, Dhea; Suprapmanto, Joko; Sehab, Nurhayati
Jurnal Paedagogy Vol 12, No 1 (2025): Jurnal Paedagogy (January 2025)
Publisher : Universitas Pendidikan Mandalika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33394/jp.v12i1.13527

Abstract

This research aims to develop a textbook based on local wisdom with an integration of ethnoscience learning about traditional Bugis food. This research used Research and Development with a 4D model which consists of four stages, namely define, design, develop and disseminate. The research subjects for the practicality test included 192 students of IV grade elementary school and 6 teachers from the school population in Pallangga District, Gowa Regency, South Sulawesi. The validity test of textbooks was judged by material experts, language experts and media experts. Based on the results of the analysis of the Gregory formula, it is stated that the validation coefficient for learning books by material experts, media experts and language experts was 1.00 with the content validity category being "very high". The results of the textbook validation received a very high assessment and were categorized as valid because the contents of the textbook were in accordance with the competencies and indicators that must be achieved by fourth grade elementary school students. This is demonstrated by the accuracy, completeness and suitability of the core material and supporting material according to student characteristics. The average teacher response to textbooks was 95% in the "very practical" category and the average student response was 92%. In the Ease of Use (navigation) aspect, the textbook ease indicator reached an average value of 0.89 or 89%. These results showed that students did not experience difficulties in using the science and technology textbook based on local Bugis traditional wisdom because the instructions in the book are clear.
Enculturation of Bugis Sidenreng Rappang Local Wisdom through Ethnopedagogy of Traditional Games Adela, Dhea; Suastra, I Wayan; Lasmawan, I Wayan
International Journal of Elementary Education Vol 7 No 3 (2023): August
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/ijee.v7i3.60689

Abstract

Efforts to preserve local culture face challenges with the domination of foreign cultural acculturation which is starting to dominate today. The actualization of local wisdom values ​​through traditional games is a potential for the development of the sociological-anthropological basis of the curriculum in schools. Such as traditional games which are still preserved by the local Bugis Sidenreng Rappang community, South Sulawesi. The purpose of this study was to analyze the values ​​of local wisdom contained in traditional games of the Bugis tribe to then become the sociological- anthropological foundation of education. This research approach uses a qualitative approach with a phenomenological design. Data analysis used interpretative phenomenological analysis. These traditional games include Massempe, Maraga, Maggasing, Maggalenceng, Massantok, Mallogo, Maggale, and Mappasajang. Data collection techniques using observation, interviews, and documentation. The results of the study show that each traditional game that is played has an attitude and social value that can be used as curriculum development based on local wisdom such as malempu (honest), warani (brave), never give up, conscientious, creative, cooperative, and practice in problem solving. This age-old Bugis game is brimming with moral principles. The character education of students in schools is strengthened by playing traditional games. This is evident in a number of areas of people's life, including those related to education, society, the economy, and health.
The Color Concept of Baju Bodo as Traditional Clothing at Schools in Makassar: Philosophical Perspective and Ethno-Policy Framework Adela, Dhea; Arnyana, Ida Bagus Putu; Dantes, Nyoman; Ng, Khar Thoe
Dinamika Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar Vol. 15 No. 2 (2023): Dinamika Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/dinamika.v15i2.18222

Abstract

This study aims to examine the philosophical perspective of the Bodo shirt as one of the traditional clothes of South Sulawesi, which will be applied in the regulations for the use of traditional clothes in schools in Makassar City. This is based on the Minister of Education and Culture Regulation Number 50 of 2022 concerning School Uniforms for Students at the Elementary and Secondary Education Levels. This study used a qualitative approach with an ethnomethodological research design. Data analysis used indexicality analysis and reflexivity analysis. This analysis is intended to provide an overview of group agreement regarding the use of Baju Bodo in elementary school policies as one of the local cultural assets as well as the implementation of ethno-policies for cultural literacy. Determination of informants was carried out by means of purposive sampling, namely researchers who determine the informants themselves to be interviewed based on representative considerations. The informants in this study included teachers, school principals, and community leaders who knew about the philosophy of the Baju Bodo and the color schemes used in the use of Baju Bodo for the Bugis people of South Sulawesi. The results of the study show that in a philosophical study the structure of the baju bodo represents the characteristics of Bugis-Makassar women in general. The distribution of colors in Baju Bodo is divided into two types, the first is in everyday life, such as children under the age of 10 wearing Baju Bodo which are usually called Waju Pella-Pella, this shirt is Ivory Yellow. This shirt is called waju pella-pella or butterfly because it depicts the world of small children who are full of joy. The yellow color of ivory is an analogy for the child to mature quickly and be ready to face life's challenges. Derived from the word maridi (ivory yellow) which means ripe.
Pelatihan dan Pengenalan Jaringan Backbone dan FTTH Bagi Teknisi Pemula dan Masyarakat Fergina, Anggun; Wibowo, Muhammad Hendryo; Adela, Dhea; Sukmawan, Dede
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bangsa Vol. 3 No. 5 (2025): Juli
Publisher : Amirul Bangun Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/jpmba.v3i5.2571

Abstract

Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pelatihan dan pengenalan jaringan Backbone dan Fiber to the Home (FTTH) kepada teknisi pemula serta masyarakat di daerah perluasan layanan internet. Kegiatan dilaksanakan secara terintegrasi melalui pendekatan praktik langsung di lapangan, dimulai dari briefing teknisi di kantor operasional hingga praktik pemasangan jaringan backbone dan Fiber to the Home (FTTH) di lokasi. Penulis, sebagai Asisten Network Operation Center (NOC) di PT CAHAYA CIPTA BUANA, terlibat langsung dalam proses edukasi teknis serta pendampingan teknisi pemula dan masyarakat. Materi pelatihan meliputi pengenalan perangkat jaringan seperti ODC, ODP, ONT, Optical Power Meter (OPM), Splicer,  serta teknik penarikan kabel dan penyambungan fiber optic menggunakan splicer. kegiatan menghasilkan peningkatan kompetensi teknisi pemula dalam memahami topologi jaringan dan penggunaan alat teknis, serta meningkatnya pemahaman masyarakat terhadap cara kerja dan penanganan awal layanan Fiber to the Home (FTTH). Kegiatan ini juga berdampak positif terhadap efisiensi kerja teknisi senior serta mempererat hubungan antara ISP dan pelanggan. Pendekatan berbasis praktik dinilai efektif dalam membangun kompetensi teknis dan kesadaran pengguna layanan secara bersamaan.
Efektivitas Penggunaan Film dalam Mengajar Pronunciation Lina Herlina; Adela, Dhea
Jurnal BELAINDIKA (Pembelajaran dan Inovasi Pendidikan) Vol 2 No 2 (2020): Jurnal BELAINDIKA
Publisher : Nusa Putra University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52005/belaindika.v2i2.32

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) apakah menonton film efektif untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam pronunciation dan (2) tanggapan siswa terhadap penggunaan film dalam meningkatkan kemampuan pronunciation mereka.. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif di Sekolah Menengah Atas Swasta di Sukabumi. Partisipan dalam penelitian ini adalah siswa kelas X IPA 1 dan X IPA 2 yang berjumlah 60 siswa. Data dikumpulkan dari tes dan wawancara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan film dalam pembelajaran pronunciation tidak begitu berarti. Namun, siswa menyambut positif film sebagai media pembelajaran. Selain itu, penggunaan film dalam kegiatan belajar terbukti meningkatkan motivasi siswa dalam belajar bahasa Inggris. Penelitian ini menyarankan agar film dimanfaatkan sebagai salah satu media pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.