Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Pelatihan Manajemen Konten Promosi pada Media Sosial untuk Peningkatan Brand Produk Home-Industry Purbiyanti, Emi; Ritonga, Utan Sahiro; Yunita; Putri, Nurilla Elysa; Sulastri, Merna Ayu
Jurnal Pengabdian Tri Bhakti Vol 6 No 2 (2024): Jurnal Pengabdian Tri Bhakti
Publisher : Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Langlangbuana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70825/jptb.v6i2.2291

Abstract

The implementation of community service aims to empower community through increased capabilities and independence. By utilizing science and technology, hoped that community can find social, economic, and environmental problem solutions. In digital era, important for stakeholders to provide knowledge about digital platforms use such as social media for marketing. Indonesia with more than 204.7 million internet users, shows great potential utilizing online marketing. Through counselling and training, community can learn to manage promotional content effectively includes Effectiveness of Posting Time, Content Elements, Hashtag Use, Promotional content types, Promotional content planning, Promotional content topics, Copywriting Functions, and Artificial Intelligent (AI) Applications Use in Copywriting. Community service activity which was attended by 25 members of Burai Village Tourism Awareness group with senior high school education as majority levels is potential Human Resource to support village economic development. Evaluation results to participants showed 80% increase in ability to several aspects such as choosing most effective posting time, choosing video content as most responsive content element, efficiency in using number of hashtags, choosing video as most effective promotional content, and scheduled content planning. However, there are still some aspects that need to be improved, especially to selection promotional content topics, understanding copywriting function, and use AI applications to support copywriting, which achieved increase in ability of 50% of total participants. This indicates that there is still need for more intensive training programs in terms of frequency and quality training to improve promotional content management competencies that reach more social media user responses.
Pendampingan Pemanfaatan E-Commerce Untuk Pemasaran Songket Dan Kerupuk Di Desa Burai Sumatera Selatan Purbiyanti, Erni; Sari, Yulia; Putri, Nurillla Elysa; Yunita, Yunita; Ritonga, Utan Sahiro; Sulastri, Merna Ayu; Huanza, M
MESTAKA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 3 No. 6 (2024): Desember 2024
Publisher : Pakis Journal Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The adoption of information technology, particularly e-commerce, is a strategic solution to address marketing challenges in the digital transformation era. In Burai Village, e-commerce implementation remains limited, necessitating assistance to empower the community in utilizing e-commerce for marketing and enhancing entrepreneurial capacity. The program began with a needs assessment, analyzing community requirements and potentials, followed by resource and budget planning. Implementation involved the community in creating online stores, optimizing promotional features like live streaming, managing inventory, and generating shipping labels. The program concluded with an evaluation phase. Results showed increased e-commerce knowledge among the community, a higher number of e-commerce account owners, and improved skills in using platform features. Surveys revealed high community satisfaction with e-commerce sales features and recognition of its pivotal role in boosting product sales. This initiative underscores the importance of targeted assistance in fostering digital marketing capabilities within rural communities.
Pembiayaan Rancang Bangun Smart Greenhouse Hidroponik NFT Untuk Budidaya Sayuran Ritonga, Utan Sahiro; Ogari, Putri Ayu
Cannarium Vol 22, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/cannarium.v22i2.9240

Abstract

Konsumsi sayuran hidroponik mencerminkan perubahan pada cara pandang konsumen terhadap pangan dan pertanian saat ini. Sayuran hidroponik kini tersedia di supermarket, toko online, pasar tradisional dan pedagang sayuran eceran yang berkeliling. Kemudahan dalam memperoleh dan kesadaran manfaat kesehatan menjadikan sayuran hidroponik sebagai pilihan utama dan mendorong peningkatan budidaya sayuran secara hidroponik. Smart greenhouse sistem hidroponik pada budidaya sayuran hidroponik semakin penting dalam menghadapi berbagai isu lingkungan di sektor pertanian. Sistem hidroponik dapat menghemat lebih banyak air dibandingkan dengan sistem pertanian yang konvensional. Selain dapat mengurangi masalah erosi dan degradasi tanah sistem hidroponik juga efisien dalam penggunaan nutrisi dan pengurangan limbah yang mencemari lingkungan. Produksi sayuran dengan sistem hidroponik lebih memungkinkan untuk memenuhi kebutuhan sayuran berkelanjutan sepanjang waktu tanpa bergantung pada musim. Namun pengembangan smart greenhouse hidroponik Nutrient Film Technique (NFT) memiliki tantangan karena tingginya biaya awal dalam pembangunan dan pengadaan teknologi canggih. Melalui pendekatan analisis kuantitatif diketahui kebutuhan biaya rancang bangun smart greenhouse NFT seluas 450 m2 dengan 2.000 lubang tanam adalah sebesar Rp. 988.954.500-. Lamanya pengembalian biaya pembangunan smart greenhouse hidroponik NFT adalah 2 tahun 1 bulan tergolong ideal dibanding dengan umur bisnis sayuran hidroponik. Strategi skema pembiayaan melalui kemitraan antara sektor publik dan swasta, hibah maupun subsidi, serta pinjaman koperasi dan berbagai sumber keuangan lainnya akan sangat membantu dalam mendorong percepatan adopsi teknologi bagi petani skala usaha kecil.
Pembiayaan Rancang Bangun Smart Greenhouse Hidroponik NFT Untuk Budidaya Sayuran Ritonga, Utan Sahiro; Ogari, Putri Ayu
Cannarium Vol 22, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/cannarium.v22i2.9240

Abstract

Konsumsi sayuran hidroponik mencerminkan perubahan pada cara pandang konsumen terhadap pangan dan pertanian saat ini. Sayuran hidroponik kini tersedia di supermarket, toko online, pasar tradisional dan pedagang sayuran eceran yang berkeliling. Kemudahan dalam memperoleh dan kesadaran manfaat kesehatan menjadikan sayuran hidroponik sebagai pilihan utama dan mendorong peningkatan budidaya sayuran secara hidroponik. Smart greenhouse sistem hidroponik pada budidaya sayuran hidroponik semakin penting dalam menghadapi berbagai isu lingkungan di sektor pertanian. Sistem hidroponik dapat menghemat lebih banyak air dibandingkan dengan sistem pertanian yang konvensional. Selain dapat mengurangi masalah erosi dan degradasi tanah sistem hidroponik juga efisien dalam penggunaan nutrisi dan pengurangan limbah yang mencemari lingkungan. Produksi sayuran dengan sistem hidroponik lebih memungkinkan untuk memenuhi kebutuhan sayuran berkelanjutan sepanjang waktu tanpa bergantung pada musim. Namun pengembangan smart greenhouse hidroponik Nutrient Film Technique (NFT) memiliki tantangan karena tingginya biaya awal dalam pembangunan dan pengadaan teknologi canggih. Melalui pendekatan analisis kuantitatif diketahui kebutuhan biaya rancang bangun smart greenhouse NFT seluas 450 m2 dengan 2.000 lubang tanam adalah sebesar Rp. 988.954.500-. Lamanya pengembalian biaya pembangunan smart greenhouse hidroponik NFT adalah 2 tahun 1 bulan tergolong ideal dibanding dengan umur bisnis sayuran hidroponik. Strategi skema pembiayaan melalui kemitraan antara sektor publik dan swasta, hibah maupun subsidi, serta pinjaman koperasi dan berbagai sumber keuangan lainnya akan sangat membantu dalam mendorong percepatan adopsi teknologi bagi petani skala usaha kecil.
PENYULUHAN OPTIMALISASI LAHAN USAHATANI KELAPA DI DESA MUARA SUNGSANG Ritonga, Utan Sahiro; Wahyuni, Reshi; Silvian, Trissa; Yuliani, Maulidia Tri; Swasdiningrum, Trisna Wahyu; Sari, Serly Novita; Zuliansyah, Muhammad Andri; Adriani, Dessy; Purbiyanti, Erni; Malini, Henny; Thirtawati, Thirtawati
RESONA : Jurnal Ilmiah Pengabdian Masyarakat Vol 9, No 1 (2025): Inpress
Publisher : Lembaga Penerbitan dan Publikasi Ilmiah (LPPI) Universitas Muhammadiyah Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35906/resona.v9i1.2459

Abstract

Tanaman kelapa pada area yang mengalami siklus pasang surut dan penggenangan air mengahadapi beberapa kendala jika tidak dikelola dengan optimal. Untuk itu penyuluhan budidaya yang tepat, dan pengenalan pola tanam yang optimal untuk dapat meningkatkan penerimaan yang maksimal pada usahatani kelapa menjadi sangat perlu. Hasil menunjukkan peningkatan pemahaman petani pada pengetahuan tentang tumpang sari meningkat dari 36,4% (4 orang) menjadi 90,9% (10 orang), pemahaman terhadap manfaat meningkat dari 27,3% (3 orang) menjadi 81,8% (9 orang), dan keyakinan akan nilai ekonomi tumpang sari meningkat dari 45,5% (5 orang) menjadi 72,7% (8 orang). Sebanyak 10 dari 11 petani menyatakan ketertarikan untuk menerapkan optimalisasi lahan melalui teknik tumpang sari, meskipun masih ditemukan satu petani yang ragu karena terbatasnya modal, usia petani, dan usia tanaman yang sudah tidak memungkinkan untuk melakukan adaptasi terhadap metode budidaya baru. Kegiatan penyuluhan yang telah dilakukan berhasil mengubah persepsi dan minat petani, membuka peluang peningkatan produktivitas dan pendapatan petani. Untuk keberlanjutan diperlukan kegiatan penyuluhan sesuai kebutuhan yaitu pelatihan maupun pengetahuan dalam analisis pasar dan praktik lapangan.Abstract. Coconut plants in areas that experience ebb and flow cycles and waterlogging face several obstacles if not managed optimally. For this reason, appropriate cultivation extension and introduction of optimal planting patterns to be able to increase maximum income from coconut farming are very necessary. The results showed an increase in farmers' understanding of intercropping knowledge increased from 36.4% (4 people) to 90.9% (10 people), understanding of the benefits increased from 27.3% (3 people) to 81.8% (9 people), and belief in the economic value of intercropping increased from 45.5% (5 people) to 72.7% (8 people). As many as 10 out of 11 farmers expressed interest in implementing land optimization through intercropping techniques, although one farmer was still hesitant due to limited capital, age of the farmer, and age of the plants that no longer allow for adaptation to new cultivation methods. The extension activities that have been carried out have succeeded in changing farmers' perceptions and interests, opening up opportunities for increasing farmer productivity and income. For sustainability, extension activities are needed according to needs, namely training and knowledge in market analysis and field practice.
KELAYAKAN USAHA PENGEMUKAN SAPI SECARA LEPAS LIAR PADA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT (STUDI KASUS DI KECAMATAN LUBUK BATANG KABUPATEN OGAN KOMERING ULU) Ogari, Putri Ayu; Ritonga, Utan Sahiro; Pusvita, Ema; Rosmawati, Henny; Lastinawati, Endang
Jurnal Peternakan (Jurnal of Animal Science) Vol 9, No 2 (2025): JURNAL PETERNAKAN (JURNAL OF ANIMAL SCIENCE)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jas.v9i2.20627

Abstract

Penggemukan sapi secara lepas liar memberikan keleluasaan ternak untuk hidup secara alami karena dapat bergerak dengan bebas yang berbeda dengan sapi yang selalu berada pada kandang. Pengeluaran untuk perawatan ternak lebih ekonomis karena pakan dapat disediakan dengan memanfaatkan tanaman di sekitar area penggembalaan. Cara lepas liar dalam beternak sapi selain cocok untuk peternak yang memiliki keterbatasan sumberdaya lahan dan juga sangat baik dilakukan pada lahan yang belum termanfaatkan secara optimal. Keberdaan sapi di lahan perkebunan dapat berfungsi untuk mengendalikan pertumbuhan rumput atau tanaman lainnya yang tidak diinginkan, sementara kotoran sapi dapat menjadi pupuk yang mendukung kesuburan tanah.Berdasarkan manfaat-manfaat penggemukan sapi liar dan minimalisasi biaya pakan ternak perlu dikaji kelayakan usaha secara ekonomi, agar memberikan informasi dalam pengambilan keputusan bagi pelaku usaha dan pemerintah. Penelitian ini menggunakan persamaan matematika sebagai pendekatan kuantitatif untuk mengukur biaya-biaya yang dikeluarkan, dan perhitungan R/C rasio serta B/C rasio untuk mengetahui tingkat kelayakan usaha penggemukan sapi. Data dikumpulkan dari 21 unit usaha yang ditentukan secara acak sederhana. Hasil penelitian ini menemukan bahwa biaya tetap dalam penggemukan sapi secara lepas liar terdiri dari biaya kandang, peralatan, kendaraan bermotor, dan anakan sapi. Sementara biaya tidak tetap terdiri dari obat-obatan dan bahan bakar minyak (BBM). Menurut perhitungan R/C rasio diperoleh nilai 1.99, dan perhitungan B/C rasio menunjukkan nilai 0,99. Dengan demikian penggemukan sapi dengan cara lepas liar layak dikembangkan. Untuk penelitian lebih lanjut diperlukan analisis dengan jumlah sampel yang lebih besar agar ditemukan adanya dampak penurunan penerimaan karena masalah lain seperti gangguan kesehatan yang tidak ditemukan pada penelitian ini.
KELAYAKAN USAHA PENGEMUKAN SAPI SECARA LEPAS LIAR PADA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT (STUDI KASUS DI KECAMATAN LUBUK BATANG KABUPATEN OGAN KOMERING ULU) Ogari, Putri Ayu; Ritonga, Utan Sahiro; Pusvita, Ema; Rosmawati, Henny; Lastinawati, Endang
Jurnal Peternakan (Jurnal of Animal Science) Vol 9, No 2 (2025): JURNAL PETERNAKAN (JURNAL OF ANIMAL SCIENCE)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jas.v9i2.20627

Abstract

Penggemukan sapi secara lepas liar memberikan keleluasaan ternak untuk hidup secara alami karena dapat bergerak dengan bebas yang berbeda dengan sapi yang selalu berada pada kandang. Pengeluaran untuk perawatan ternak lebih ekonomis karena pakan dapat disediakan dengan memanfaatkan tanaman di sekitar area penggembalaan. Cara lepas liar dalam beternak sapi selain cocok untuk peternak yang memiliki keterbatasan sumberdaya lahan dan juga sangat baik dilakukan pada lahan yang belum termanfaatkan secara optimal. Keberdaan sapi di lahan perkebunan dapat berfungsi untuk mengendalikan pertumbuhan rumput atau tanaman lainnya yang tidak diinginkan, sementara kotoran sapi dapat menjadi pupuk yang mendukung kesuburan tanah.Berdasarkan manfaat-manfaat penggemukan sapi liar dan minimalisasi biaya pakan ternak perlu dikaji kelayakan usaha secara ekonomi, agar memberikan informasi dalam pengambilan keputusan bagi pelaku usaha dan pemerintah. Penelitian ini menggunakan persamaan matematika sebagai pendekatan kuantitatif untuk mengukur biaya-biaya yang dikeluarkan, dan perhitungan R/C rasio serta B/C rasio untuk mengetahui tingkat kelayakan usaha penggemukan sapi. Data dikumpulkan dari 21 unit usaha yang ditentukan secara acak sederhana. Hasil penelitian ini menemukan bahwa biaya tetap dalam penggemukan sapi secara lepas liar terdiri dari biaya kandang, peralatan, kendaraan bermotor, dan anakan sapi. Sementara biaya tidak tetap terdiri dari obat-obatan dan bahan bakar minyak (BBM). Menurut perhitungan R/C rasio diperoleh nilai 1.99, dan perhitungan B/C rasio menunjukkan nilai 0,99. Dengan demikian penggemukan sapi dengan cara lepas liar layak dikembangkan. Untuk penelitian lebih lanjut diperlukan analisis dengan jumlah sampel yang lebih besar agar ditemukan adanya dampak penurunan penerimaan karena masalah lain seperti gangguan kesehatan yang tidak ditemukan pada penelitian ini.