Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA TANI KENTANG DI DESA UJAN MAS, KECAMATAN DEMPO UTARA, KOTA. PAGAR ALAM Rosmawati, Henny
Societa: Jurnal Ilmu-Ilmu Agribisnis Vol 4, No 1 (2015): Societa
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/jsct.v4i1.228

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang Tingkat efisiensi ekonomi usaha tani kentang dan Pengaruh beberapa faktor produksi terhadap produksi kentang. Daerah penelitian ditentukan secara purposive (sengaja) yaitu di desa Ujan Mas, Kecamatan Dempo Utara. Kota Pagar Alam, Propinsi Sumatera Selatan. Penelitian ini dilaksanakan pada tahun November 2012 s/d Januari 2013, dengan mengambil data-data pada musim tanam 2010/2011. Pemilihan petani contoh dilaksanakan dengan metode simple random sampling dari petani kentang di Desa Ujan Mas yang mengusahakan tanaman kentang pada musim tanam 2010/2011. Petani yang dimaksud tersebut sebanyak 120 orang dan dijadikan sampel penelitian 40 orang petani.Data yang dikumpulkan meliputi : Data primer dan Data sekunder. Untuk menguji hipotesis pertama digunakan analisa R/C rasio. Dari hasil analisa data penelitian usaha tani kentang di desa Ujan Mas Kecamatan Dempo Utara, Kota Pagar Alam pada musim tanam tahun 2010/2011 terjadi Penurunan produksi kentang propinsi bengkulu dan khususnya di daerah penelitian disebabakan oleh beberapa faktor-faktor yaitu : Petani di daerah penelitian beralih menanam komoditi lain yaitu kopi yang dirasa lebih menguntungkan. Bertanam kentang dibutuhkan modal yang cukup tinggi dan resiko kegagalan juga yang cukup besar, maka petani pada umumya kurang berminat menanam kentang. Usaha tani kentang di daerah penelitian sudah efisiensi dan R/C rasio = 3,400. Faktor produksi bibit berpengaruh sangat nyata fan tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap produksi kentang, sedangkan faktor produksi pupuk dan pestisida terhadap produksi ketang tidak berpengaruh.
DAMPAK PANDEMI COVID-19 TERHADAP PENDAPATAN PETERNAK ITIK DI DESA SUGIH WARAS KECAMATAN BELITANG MULYA KABUPATEN OKU TIMUR Gunawan, Hendra Gunawan; Rosmawati, Henny; Lastinawati, Endang
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH Vol 10, No 3 (2023): September 2023
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/jimag.v10i3.10550

Abstract

Penelitian ini memiliki arahan untuk menganalisis dampak Covid-19 terhadap pendapatan peternak itik sebelum dan saat pandemi covid-19 di Desa Sugih Waras Kecamatan Belitang Mulya Kabupaten OKU Timur, Data diperoleh dengan cara menyebarkan kuesioner. Hasil penelitian ini menunjukkan dampak Covid-19 peternak itik sebelum dan setelah pandemi Covid-19 berdampak terhadap pendapatan, dimana pendapatan sebelum Covid-19 pada tahun sebelum adanya pandemi Covid-19 Januari – November 2019 lebih besar dibandingan dengan pendapatan sesudah Covid-19 Januari-November 2022 di Desa Sugih Waras Kecamatan Belitang Mulya Kabupaten OKU TimurKata kunci: Peternakan Itik, Pandemi Covid-19, Pendapatan
Analisis Efektivitas Kelompok Tani Terhadap Pendapatan Usahatani Jagung Di Kemelak Bindung Langit Baturaja Timur Endang Lastinawati; Fadilah, Nur; Rosmawati, Henny; Herdaning Putri, Piranti; Chuzaimah
Jurnal AGRIBIS Vol. 18 No. 1 (2025): Jurnal Agribis
Publisher : Program Studi Agribisnis Faperta Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36085/agribis.v18i1.7222

Abstract

Corn is a commodity used to meet food needs, raw materials for the feed industry, and other needs, such as alternative fuels (biofuels) and polymers, so its production is expected to continue to increase. Corn productivity is thought to be able to be increased through the role of farmer groups. This study aims to analyze the effectiveness of corn farmer groups and determine the amount of farming income in those groups. The study was conducted in Kemelak Bindung Langit Village, East Baturaja. The research method used was the survey method. The research sample was taken using the census method, namely farmers who are members of three corn farmer groups, from 27 existing farmer groups. The total number of samples from the three farmer groups was 79 farmers. The results of the study showed that corn farmer groups in Kemelak Bindung Langit Village were not effective in their function as providers of corn production facilities, as a medium for transferring knowledge, or as a place to market production results. In terms of income, corn farming in Kemelak Bindung Langit Village generated an income of IDR 11,355,498.00 per planting season
Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani Dalam Optimalisasi Nilai Tambah Singkong Menjadi Singkong Mustofa di Desa Talang Aman Kabupaten Ogan Komering Ulu Pusvita, Ema; Lestari, Windi; Rosmawati, Henny; Lastinawati, Endang; Ogari, Putri Ayu; Septianita, Septianita; Purwadi, Purwadi; Gribaldi, Gribaldi; Nurlaili, Nurlaili; Sakalena, Firnawati; Danial, Ekawati; Saputra, Doris
Jurnal Pengabdian Masyarakat: Pemberdayaan, Inovasi dan Perubahan Vol 5, No 1 (2025): JPM: Pemberdayaan, Inovasi dan Perubahan
Publisher : Penerbit Widina, Widina Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59818/jpm.v5i1.1124

Abstract

The abundant cassava commodity resources in Talang Aman Village are an opportunity to empower the Women Farmers Group (KWT) to play an important role in increasing the added value of cassava-based local products, one of which is through processing into Mustofa cassava. This service was carried out in Talang Aman Village, Batu Kuning Village, Ogan Komering Ulu Regency, with the aim of increasing the capacity of KWT in the processing, packaging, and marketing process of Mustofa Cassava. The approach used is participatory descriptive with training, mentoring, and evaluation methods for KWT members. The results of the Service show that this empowerment program has succeeded in improving the technical skills of KWT members in processing cassava into quality Mustofa Cassava, improving packaging designs and materials, and expanding marketing networks through digital media. In addition, there was an increase in KWT members' income by 30% after the program was implemented. The conclusion of this service is that empowerment based on intensive training and mentoring can increase the added value of local commodities and encourage women's economic independence in rural areas.ABSTRAKSumber daya komoditi singkong yang banyak di Desa Talang Aman menjadi peluang pemberdayaan Kelompok Wanita Tani (KWT) untuk berperan penting dalam meningkatkan nilai tambah produk lokal berbasis singkong, salah satunya melalui pengolahan menjadi Singkong Mustofa. Pengabdian ini dilakukan di Desa Talang Aman, Kelurahan Batu Kuning, Kabupaten Ogan Komering Ulu, dengan tujuan untuk meningkatkan kapasitas KWT dalam proses pengolahan, pengemasan, dan pemasaran Singkong Mustofa. Pendekatan yang digunakan adalah deskriptif partisipatif dengan metode pelatihan, pendampingan, dan evaluasi terhadap anggota KWT. Hasil Pengabdian menunjukkan bahwa program pemberdayaan ini berhasil meningkatkan keterampilan teknis anggota KWT dalam mengolah singkong menjadi Singkong Mustofa yang berkualitas, memperbaiki desain dan bahan kemasan, serta memperluas jaringan pemasaran melalui media digital. Selain itu, terjadi peningkatan pendapatan anggota KWT sebesar 30% setelah program dilaksanakan. Kesimpulan dari Pengabdian ini adalah bahwa pemberdayaan berbasis pelatihan dan pendampingan secara intensif dapat meningkatkan nilai tambah komoditas lokal serta mendorong kemandirian ekonomi perempuan di pedesaan.
PERAN IBU RUMAH TANGGA DALAM MENINGKATKAN EKONOMI KELUARGA MELALUI UMKM KERUPUK DI DESA KOTA BARU KABUPATEN OKU TIMUR Agustina, Rinda; Rosmawati, Henny; Pusvita, Ema
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH Vol 12, No 2 (2025): Mei 2025
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/jimag.v12i2.17605

Abstract

Peran UMKM sangat strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif dan pengurangan kemiskinan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran ibu rumah tangga melalui usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) kerupuk dalam meningkatkan perekonomian keluarga di Kota Baru, Martapura, OKU Timur. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui kuesioner dan wawancara mendalam kepada 15 responden yang merupakan ibu rumah tangga yang bekerja di UMKM kerupuk. Analisis data dilakukan menggunakan statistik deskriptif untuk menggambarkan kontribusi ibu rumah tangga terhadap pendapatan keluarga, serta pengeluaran rumah tangga yang terkait dengan kebutuhan pangan dan non-pangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu rumah tangga yang bekerja di UMKM kerupuk memberikan kontribusi signifikan terhadap pendapatan keluarga dengan rata-rata kontribusi sebesar 41%. Pendapatan ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, dengan proporsi pengeluaran terbesar dialokasikan untuk kebutuhan pangan, meskipun pengeluaran untuk kebutuhan non-pangan juga memegang peranan penting. Selain itu, ibu rumah tangga memiliki peran ganda, yaitu sebagai pengelola rumah tangga dan sebagai pekerja di UMKM, yang memberikan dampak positif terhadap perekonomian keluarga. Penelitian ini menyarankan perlunya peningkatan kapasitas ibu rumah tangga dalam mengelola UMKM, akses terhadap modal usaha yang lebih mudah, serta pengelolaan pengeluaran rumah tangga yang lebih efektif untuk mendukung kesejahteraan keluarga. Pemberdayaan ibu rumah tangga melalui program pelatihan dan dukungan sosial juga sangat penting untuk memperkuat kontribusi mereka terhadap ekonomi keluarga dan komunitas.
ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH TAHU DALAM UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN DI DESA KARYA MAKMUR KECAMATAN MADANG SUKU III KABUPATEN OKU TIMUR Yanti, Priska Dama; Rosmawati, Henny; Lastinawati, Endang
Mimbar Agribisnis : Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis Vol 9, No 2 (2023): Juli 2023
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ma.v9i2.10301

Abstract

The purpose of this study is to analyze the strategy for developing tofu micro, small and medium enterprises in an effort to increase income in Karya Makmur Village, Madang Suku III District, East Oku Regency and to find out the obstacles that affect increased production and the strategies used in efforts to increase income. This research was conducted using descriptive qualitative research methods with Milles and Huberman data analysis models. Data was collected through a series of observations and interviews conducted directly with the parties involved in the research. The results showed that the obstacles faced in the development of tofu SMEs in an effort to increase production were raw materials such as rising soybean prices and obstacles to auxiliary materials, namely cooking oil and wood, besides that marketing was still on a small scale and limited capital. The strategy used for business development carried out by industry players, umkm tofu in Karya Makmur Village, in an effort to increase income is to improve marketing strategies and use production technology to improve product quality.
Pemberdayaan Masyarakat Teknik Sambung Pucuk Tanaman Hias Bougenville di Desa Gunung Kuripan Kabupaten OKU Pusvita, Ema; Lastinawati, Endang; Rosmawati, Henny; Septianita, Septianita; Ogari, Putri Ayu; Danial, Ekawati; Gribaldi, Gribaldi; Nurlaili, Nurlaili; Purwadi, Purwadi; Lestari, Windi; Putri, Piranti Herdaning
Jurnal Pengabdian Masyarakat: Pemberdayaan, Inovasi dan Perubahan Vol 5, No 4 (2025): JPM: Pemberdayaan, Inovasi dan Perubahan
Publisher : Penerbit Widina, Widina Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59818/jpm.v5i4.1719

Abstract

This community service aims to improve the skills and knowledge of Gunung Kuripan Village residents in ornamental plant propagation techniques, especially through the grafting method on bougainvillea. This activity was motivated by the high public interest in ornamental plants with economic value but still limited understanding of efficient vegetative propagation techniques. Through an educational and demonstrative approach, 20 participants were given direct training starting from selecting rootstocks and scions, cutting techniques, grafting, to post-grafting care. The evaluation results showed that after 14 days, most of the grafts showed positive growth in the form of new shoots and good tissue unity. This technique allows one plant to produce various flower colors, increasing the aesthetic and commercial value of bougainvillea. This innovation is also a solution to limited planting space and strengthening opportunities for household-scale ornamental plant entrepreneurship. Thus, this activity succeeded in providing applicable technology transfer with the output of grafted plants, increasing community capacity in the field of horticulture, and encouraging the development of a creative economy based on ornamental plants. This service is expected to be an educational model that can be replicated in other areas with similar potential.ABSTRAKPengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan warga Desa Gunung Kuripan dalam teknik perbanyakan tanaman hias, khususnya melalui metode sambung pucuk (grafting) pada bougenville. Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh tingginya minat masyarakat terhadap tanaman hias bernilai ekonomis namun masih terbatasnya pemahaman terhadap teknik perbanyakan vegetatif yang efisien. Melalui pendekatan edukatif dan demonstratif, peserta yang berjumlah 20 orang diberikan pelatihan langsung mulai dari pemilihan batang bawah dan atas, teknik pemotongan, penyambungan, hingga perawatan pasca-grafting. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa setelah 14 hari, sebagian besar sambungan menunjukkan pertumbuhan positif berupa tunas baru dan kesatuan jaringan yang baik. Teknik ini memungkinkan satu tanaman menghasilkan berbagai warna bunga, meningkatkan nilai estetika dan komersial bougenville. Inovasi ini juga menjadi solusi terhadap keterbatasan ruang tanam serta memperkuat peluang wirausaha tanaman hias skala rumah tangga. Dengan demikian, kegiatan ini berhasil memberikan transfer teknologi yang aplikatif dengan luaran hasil tanaman yang telah di sambung pucuk, meningkatkan kapasitas masyarakat di bidang hortikultura, serta mendorong pengembangan ekonomi kreatif berbasis tanaman hias. Pengabdian ini diharapkan menjadi model edukatif yang dapat direplikasi di wilayah lain dengan potensi serupa.
KELAYAKAN USAHA PENGEMUKAN SAPI SECARA LEPAS LIAR PADA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT (STUDI KASUS DI KECAMATAN LUBUK BATANG KABUPATEN OGAN KOMERING ULU) Ogari, Putri Ayu; Ritonga, Utan Sahiro; Pusvita, Ema; Rosmawati, Henny; Lastinawati, Endang
Jurnal Peternakan (Jurnal of Animal Science) Vol 9, No 2 (2025): JURNAL PETERNAKAN (JURNAL OF ANIMAL SCIENCE)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jas.v9i2.20627

Abstract

Penggemukan sapi secara lepas liar memberikan keleluasaan ternak untuk hidup secara alami karena dapat bergerak dengan bebas yang berbeda dengan sapi yang selalu berada pada kandang. Pengeluaran untuk perawatan ternak lebih ekonomis karena pakan dapat disediakan dengan memanfaatkan tanaman di sekitar area penggembalaan. Cara lepas liar dalam beternak sapi selain cocok untuk peternak yang memiliki keterbatasan sumberdaya lahan dan juga sangat baik dilakukan pada lahan yang belum termanfaatkan secara optimal. Keberdaan sapi di lahan perkebunan dapat berfungsi untuk mengendalikan pertumbuhan rumput atau tanaman lainnya yang tidak diinginkan, sementara kotoran sapi dapat menjadi pupuk yang mendukung kesuburan tanah.Berdasarkan manfaat-manfaat penggemukan sapi liar dan minimalisasi biaya pakan ternak perlu dikaji kelayakan usaha secara ekonomi, agar memberikan informasi dalam pengambilan keputusan bagi pelaku usaha dan pemerintah. Penelitian ini menggunakan persamaan matematika sebagai pendekatan kuantitatif untuk mengukur biaya-biaya yang dikeluarkan, dan perhitungan R/C rasio serta B/C rasio untuk mengetahui tingkat kelayakan usaha penggemukan sapi. Data dikumpulkan dari 21 unit usaha yang ditentukan secara acak sederhana. Hasil penelitian ini menemukan bahwa biaya tetap dalam penggemukan sapi secara lepas liar terdiri dari biaya kandang, peralatan, kendaraan bermotor, dan anakan sapi. Sementara biaya tidak tetap terdiri dari obat-obatan dan bahan bakar minyak (BBM). Menurut perhitungan R/C rasio diperoleh nilai 1.99, dan perhitungan B/C rasio menunjukkan nilai 0,99. Dengan demikian penggemukan sapi dengan cara lepas liar layak dikembangkan. Untuk penelitian lebih lanjut diperlukan analisis dengan jumlah sampel yang lebih besar agar ditemukan adanya dampak penurunan penerimaan karena masalah lain seperti gangguan kesehatan yang tidak ditemukan pada penelitian ini.
KELAYAKAN USAHA PENGEMUKAN SAPI SECARA LEPAS LIAR PADA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT (STUDI KASUS DI KECAMATAN LUBUK BATANG KABUPATEN OGAN KOMERING ULU) Ogari, Putri Ayu; Ritonga, Utan Sahiro; Pusvita, Ema; Rosmawati, Henny; Lastinawati, Endang
Jurnal Peternakan (Jurnal of Animal Science) Vol 9, No 2 (2025): JURNAL PETERNAKAN (JURNAL OF ANIMAL SCIENCE)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jas.v9i2.20627

Abstract

Penggemukan sapi secara lepas liar memberikan keleluasaan ternak untuk hidup secara alami karena dapat bergerak dengan bebas yang berbeda dengan sapi yang selalu berada pada kandang. Pengeluaran untuk perawatan ternak lebih ekonomis karena pakan dapat disediakan dengan memanfaatkan tanaman di sekitar area penggembalaan. Cara lepas liar dalam beternak sapi selain cocok untuk peternak yang memiliki keterbatasan sumberdaya lahan dan juga sangat baik dilakukan pada lahan yang belum termanfaatkan secara optimal. Keberdaan sapi di lahan perkebunan dapat berfungsi untuk mengendalikan pertumbuhan rumput atau tanaman lainnya yang tidak diinginkan, sementara kotoran sapi dapat menjadi pupuk yang mendukung kesuburan tanah.Berdasarkan manfaat-manfaat penggemukan sapi liar dan minimalisasi biaya pakan ternak perlu dikaji kelayakan usaha secara ekonomi, agar memberikan informasi dalam pengambilan keputusan bagi pelaku usaha dan pemerintah. Penelitian ini menggunakan persamaan matematika sebagai pendekatan kuantitatif untuk mengukur biaya-biaya yang dikeluarkan, dan perhitungan R/C rasio serta B/C rasio untuk mengetahui tingkat kelayakan usaha penggemukan sapi. Data dikumpulkan dari 21 unit usaha yang ditentukan secara acak sederhana. Hasil penelitian ini menemukan bahwa biaya tetap dalam penggemukan sapi secara lepas liar terdiri dari biaya kandang, peralatan, kendaraan bermotor, dan anakan sapi. Sementara biaya tidak tetap terdiri dari obat-obatan dan bahan bakar minyak (BBM). Menurut perhitungan R/C rasio diperoleh nilai 1.99, dan perhitungan B/C rasio menunjukkan nilai 0,99. Dengan demikian penggemukan sapi dengan cara lepas liar layak dikembangkan. Untuk penelitian lebih lanjut diperlukan analisis dengan jumlah sampel yang lebih besar agar ditemukan adanya dampak penurunan penerimaan karena masalah lain seperti gangguan kesehatan yang tidak ditemukan pada penelitian ini.
Pemberian Kapur Pertanian Untuk Meningkatkan pH Tanah di Desa Tanjung Sari, Kabupaten OKU Novriani, Novriani; Pusvita, Ema; Asroh, Ardi; Gribaldi, Gribaldi; Nurlaili, Nurlaili; Danial, Ekawati; Yulhasmir, Yulhasmir; Diana, Susanti; Dewi, Nurmala; Sakalena, Firnawati; Fatmanurshanti, Dora; Lastinawati, Endang; Rosmawati, Henny; Ogari, Putri Ayu; Lestari, Windi
Jurnal Pengabdian Masyarakat: Pemberdayaan, Inovasi dan Perubahan Vol 5, No 5 (2025): JPM: Pemberdayaan, Inovasi dan Perubahan
Publisher : Penerbit Widina, Widina Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59818/jpm.v5i5.2041

Abstract

Acidic soils are one of the major constraints in agricultural development in tropical regions, including in Tanjung Sari Village, Ogan Komering Ulu (OKU) Regency. Field surveys indicated that most farmlands in this village have soil pH ranging from 4.5 to 5.0, which is categorized as acidic. This condition negatively affects nutrient availability, microbial activity, and the productivity of food and horticultural crops. One of the recommended practices to overcome this problem is the application of agricultural lime (liming). This activity aimed to improve farmers’ knowledge and skills regarding the benefits, dosage, and techniques of lime application, as well as to directly improve soil pH through field demonstration. The method consisted of three stages: preparation (survey and soil analysis), implementation (training, extension, and field practice), and evaluation (measurement of soil pH and assessment of farmers’ knowledge improvement). The training materials included soil pH concepts, its influence on crop growth, types of agricultural lime, calculation of lime requirements, and proper application techniques. The results of this activity indicated an increase in farmers’ understanding of the importance of liming and an improvement in soil pH in demonstration plots after lime application. In conclusion, liming practices in Tanjung Sari Village proved beneficial for improving soil quality and supporting sustainable agricultural productivity. It is expected that farmers will be able to apply this technology independently in the future, with continuous support from local government through the provision of agricultural lime.ABSTRAKTanah masam merupakan salah satu kendala utama dalam pengembangan pertanian di daerah tropis, termasuk di Desa Tanjung Sari, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU). Hasil survei menunjukkan bahwa sebagian besar lahan pertanian di desa ini memiliki pH tanah berkisar antara 4,5–5,0, yang tergolong masam dan berdampak negatif terhadap penyerapan unsur hara, aktivitas mikroorganisme, serta produktivitas tanaman pangan dan hortikultura. Salah satu upaya untuk memperbaiki kondisi tersebut adalah melalui pemberian kapur pertanian atau pengapuran. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani mengenai manfaat, dosis, dan teknik aplikasi kapur pertanian, sekaligus memperbaiki pH tanah melalui penerapan langsung di lahan. Metode kegiatan meliputi tahap persiapan (survei dan analisis tanah), pelaksanaan (penyuluhan, pelatihan, dan praktik lapangan), serta evaluasi (pengukuran pH tanah dan peningkatan pengetahuan peserta). Materi kegiatan mencakup konsep pH tanah, pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman, jenis kapur pertanian, perhitungan dosis kapur, serta teknik aplikasi di lapangan. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan pemahaman petani mengenai peran kapur pertanian, serta adanya perbaikan pH tanah di lahan percontohan setelah pengapuran. Dengan demikian, kegiatan pengapuran di Desa Tanjung Sari terbukti bermanfaat dalam meningkatkan kualitas tanah dan mendukung produktivitas pertanian berkelanjutan. Ke depan, diharapkan petani dapat menerapkan teknologi ini secara mandiri dan pemerintah daerah dapat memberikan dukungan melalui penyediaan kapur pertanian secara berkelanjutan.