Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

HUBUNGAN ANTARA AKTIFITAS FISIK DAN SOSIO DEMOGRAFI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA PEGAWAI DINAS KESEHATAN KABUPATEN MINAHASA SELATAN Maukar, Veigy; Kalesaran, Angela F.C; Mantjoro, Eva M.
KESMAS Vol 10, No 6 (2021): VOLUME 10, NOMOR 6, JUNI 2021
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kualitas hidup adalah keadaan yang dirasakan dalam kehidupan sehari-hari untuk menilai kesejahteraan hidup seseorang baik dalam hal fisik, psikologis, sosial maupun spiritual. Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas hidup seseorang yaitu aktifitas fisik. Aktifitas fisik sendiri merupakan gerakan tubuh yang mengeluarkan energi, aktifitas fisik pun terdiri dari aktifitas fisik rendah, sedang dan berat. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara aktifitas fisik, umur, jenis kelamin dan pendidikan dengan kualitas hidup pada Pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Selatan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan dengan desain penelitian Croos Sectional dan waktu pelaksaan penelitian dilakukan pada bulan oktober - November 2020. Responden dalam penelitian ini berjumlah 31 orang. Pengumpulan data yang dilakukan menggunakan metode wawancara dengan instrument penelitian yaitu kuesioner IPAQ, Sosiodemografi dan EQ-5D. Analisis data yang digunakan yaitu uji Chi Square dengan α=0,05. Hasil analisis yang didapat yaitu adanya hubungan antara aktifitas fisik dengan kualitas hidup pada Pegawai Dinas Kesehatan yaitu nilai p = 0,029, namun tidak terdapat hubungan antara umur, jenis kelamin, dan pendidikan dengan kualitas hidup. Kata Kunci : Aktifitas Fisik, Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan, Kualitas Hidup ABSTRACT Quality of life is a perceived state in daily life to assess one's well-being both physically, psychologically, socially and spiritually. One of the factors that affect a person's quality of life is physical activity. Physical activity itself is a movement of the body that expends energy, physical activity also consists of low, moderate and heavy physical activity. The purpose of this study is to find out if there is a relationship between physical activity, age, gender and education with quality of life in the South Minahasa District Health Office Employees. This research is quantitative research using Croos Sectional research design and the timing of the implementation of research conducted in October - November 2020. Respondents in this study numbered 31 people. Data collection conducted using interview method with research instruments, namely IPAQ questionnaire, Sociodemography and EQ-5D. The data analysis used is chi square test with α=0.05. The results of the analysis obtained is the relationship between physical activity and quality of life in health service employees, namely the value of p = 0.029, but there is no relationship between age, gender, and education with quality of life. Keywords : Physical Activity, Age, Gender, Education, Quality of Life
Hubungan Antara Umur Dan Tingkat Pendidikan Dengan Perilaku Pencegahan Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) Pada Masyarakat Kelurahan Talete 1 Kota Tomohon Pangkey, Marverio R.A.; Mantjoro, Eva M.; Nelwan, Jeini E.
KESMAS Vol 11, No 2 (2022): VOLUME 11, NOMOR 2, JANUARI 2022
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kelurahan Talete 1 merupakan salah satu kelurahan di kecamatan Tomohon tengah dengan angka kasus COVID-19 yang tergolong lebih dari kelurahan lain di kecamatan Tomohon tengah. Dalam situasi pandemik ini masyarakat masih tetap menjalankan kegiatan baik didalam dan diluar rumah. Pemerintah membuat beberapa peraturan dalam situasi pandemi COVID-19 agar masyarakat masih tetap bisa beraktivitas tanpa meningkatkan angka kasus penularan COVID-19 dengan melakukan perilaku mitigasi COVID-19 kepada seluruh kalangan umur dan tingkat pendidikan pada seluruh masyarakat, sehingga dihrapakan masyarkat bisa melakukan perilaku mitigasi COVID-19 dengan maskimal. Penelitian ini adalah penelitian korelasi analitik dengan desain Cross Sectional (Studi Potong Lintang) yang dilaksanakan pada bulan Februari sampai September 2021 pada masyarakat kelurahan Talete 1 Kota Tomohon dengan instrumen pengambilan data menggunakan kuesioner. Metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dari hasil penentuan sample lemeshow, analisis bivariat menggunakan uji korelasi spearmen rank dengan tingkat kepercayaan 95%. Terdapat 80 responden dalam penelitian ini Analisis Bivariat menunjukan tidak terdapat hubungan antara umur terhadap perilaku mitigasi COVID-19 (nilai p = 0,661 atau lebih dari α 0,05) dan menunjukan adanya hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku mitigasi COVID-19 (nilai rhitung 0,509 serta p adalah 0,000). Kata kunci: Perilaku Pencegahan COVID-19, Umur, Tingkat Pendidikan. ABSTRACTTalete 1 Village is one of many villages in the central district of Tomohon City with a high number of COVID-19 cases compared to other villages within the district. In this pandemic, citizens are still running daily activities whether it's inside or outside their house. The government made a number of rules and regulations in regards to the COVID-19 in order for the citizens to be able to run daily activities without risking spreading of COVID-19 with enacting COVID-19 prevention behavior towards all ages and education level of citizens, in hopes that all citizens can start doing the COVID-19 prevention behavior with maximum effort. The research is a research concerning correlation analytics and Cross Sectional design which is implemented in February until September of 2021 on citizens of Talete 1 Village in Tomohon City using a data retrieval instrument which is a questionnaire. The sample retrieval method using Purposive Sampling from the results that determines Lemeshow sample, the Bivariate analysis uses Spearman Rank correlation test with level of confidence reaching 95%. There have been 80 responders in this research. The Bivariate analysis shows that there is no relation between age with COVID-19 prevention behavior (p value = 0,661 or more than α 0,05) and shows a relation between education level with COVID-19 prevention behavior (calculated value 0,509 as well as p value is 0,000). Keywords: COVID-19 Prevention Behavior, Age, Education Level.
HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DAN RIWAYAT KELUARGA DENGAN HIPERTENSI PADA PASIEN DI PUSKESMAS TUMINTING KOTA MANADO Sasombo, Ferkrindi; Nelwan, Jeini E.; Mantjoro, Eva M.
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 8 No. 3 (2024): DESEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v8i3.27438

Abstract

Hipertensi adalah yang menyebabkan kematian pada dunia. Banyak orang menyebut hipertensi sebagai pembunuh diam-diam, dikarenakan orang yang mengidap penyakit hipertensi sering kali tidak ada gejalanya. Pada tahun 2023, data menunjukkan bahwa jumlah orang yang berusia antara 30 hingga 79 tahun yang menderita hipertensi mencapai satu miliar di seluruh dunia. Menurut data Riskesdas tahun 2013 dan 2018, Indonesia mengalami peningkatan kasus hipertensi dari total prevalensi 25,8% naik menjadi 34,15%. Prevalensi penyakit hipertensi di dunia atau secara global yaitu sebesar 22% dari total populasi dunia. Sulawesi Utara memiliki angka prevalensi hipertensi sebesar 33,12%. Kota Manado memiliki angka kejadian penyakit hipertensi yaitu sejumlah 41.869 kasus. Hipertensi merupakan penyakit teratas di Kecamatan Tuminting. Tujuan Penelitian untuk menggambarkan dan menganalisis hubungan aktivitas fisik dan riwayat keluarga dengan hipertensi pada pasien di Puskesmas Tuminting Kota Manado. Jenis penelitian yaitu observasional analitik  desain penelitian cross-sectional. Sampel yang diteliti adalah pasien hipertensi di Puskesmas Tuminting Kota Manado, yang terdiri dari 74 responden yang dipilih melalui metode accidental sampling. Penelitian ini berlangsung pada bulan Januari-Februari 2024. Hasil penelitian dengan uji Chi Square, yaitu tidak ada korelasi antara aktivitas fisik dengan hipertensi memiliki nilai sebesar 0,101, dan juga ditemukan tidak ada korelasi antara riwayat keluarga dengan hipertensi memiliki nilai sebesar 0,386.
Risiko Kesehatan Masyarakat Konsumsi Ikan Cephalopholis Cyanostigma Yang Mengandung Kadmium (Cd) di Teluk Manado Maddusa, Sri Seprianto; Asrifuddin, Afnal; Mantjoro, Eva M.
HIGIENE: Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 10 No 3 (2024): Kesehatan Lingkungan
Publisher : Public Health Department, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/higiene.v10i3.54665

Abstract

Pencemaran logam berat telah menjadi ancaman serius terhadap lingkungan laut, terutama yang berdekatan dengan kawasan industri dan tingginya urbanisasi karena toksisitas, akumulasi, persistensi, dan sifatnya yang tidak dapat terbiodegradasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan analisis risiko kesehatan sebagai dampak dari mengkonsumsi ikan Cephalopholis Cyanostigma yang tercemar logam Cd. Lokasi penelitian yaitu di Teluk Manado. Metode penelitian ini dilakukan dengan observasional analitik dan pendekatan analisis risiko kesehatan lingkungan (ARKL) dan Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS). Populasi dan sampel dibagi dalam kelompok populasi lingkungan dan manusia. Sampel lingkungan diambil yaitu air laut, sedimen, dan kerang yang terdiri dari lima titik serta Jenis ikan Cephalopholis Cyanostigma. Sampel manusia sebanyak 65 responden. Pengumpulan data dilakukan dari bulan April - Juli 2024 dengan menggunakan kuesioner dan food model untuk mengetahui berapa gr ikan yang di konsumsi dalam kurun waktu per tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kuasi risiko kurang dari 1 (RQ < 1). Mengkonsumsi ikan Cephalopholis Cyanostigma masih aman dan tidak menimbulkan risiko kesehatan. Keywords: lingkungan, teluk manado, kesehatan, ikan, Cephalopholis Cyanostigma
DISTRIBUSI KASUS DAN KEMATIAN AKIBAT PNEUMONIA PADA BALITA DI INDONESIA TAHUN 2019-2023 Manik, Dortiana; Kaunang, Wulan P. J.; Mantjoro, Eva M.
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 2 (2025): AGUSTUS 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i2.44589

Abstract

Pneumonia merupakan penyebab kematian menular terbesar pada anak-anak di seluruh dunia. Setiap tahun, penyakit ini menyebabkan kematian lebih dari 2 juta anak di bawah usia lima tahun. Pada tahun 2018, pneumonia merenggut nyawa lebih dari 800.000 anak balita di seluruh dunia atau 39 anak per detik. Sebagian besar kematian terjadi pada anak berusia di bawah dua tahun dan nyaris 153.000 kematian terjadi pada bulan pertama kehidupan. Angka kematian anak akibat penyakit ini lebih tinggi dibandingkan penyakit lainnya, diare menyebabkan kematian 437.000 anak balita. Angka kejadian pneumonia di Indonesia adalah 20,06 per 1.000 anak, sedikit menurun dibandingkan angka tahun 2017 yang sebesar 20,56 per 1.000 anak. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis data kasus dan kematian akibat Pneumonia di Indonesia dari tahun 2019-2023. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama 2019–2023, kasus pneumonia paling banyak terjadi pada anak usia 1–<5 tahun, terutama laki-laki. Provinsi dengan kasus terbanyak bervariasi, didominasi Jawa Barat dan Jawa Timur, dengan puncak tertinggi di Jawa Barat tahun 2019. Kematian terbanyak terjadi pada bayi <1 tahun, dengan provinsi berbeda setiap tahunnya, tertinggi di Maluku (2019) dan Sulawesi Barat (2023). Kesimpulan pada penelitian ini yaitu, selama tahun 2019–2023, kasus pneumonia lebih banyak terjadi pada anak laki-laki dan paling tinggi pada kelompok umur 1–<5 tahun, sedangkan kematian tertinggi terjadi pada bayi <1 tahun. Jawa Barat dan Jawa Timur bergantian menjadi provinsi dengan kasus tertinggi, sementara kematian balita terbanyak bervariasi tiap tahun di beberapa provinsi. Kasus pneumonia tertinggi tercatat pada tahun 2019 dan terendah pada tahun 2021.
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT HIPERTENSI PADA PASIEN LANSIA DI PUSKESMAS BILALANG BARU KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW Hasanuddin, Israyati R.; Kairupan, Bernabas H. R.; Fatimawali, Fatimawali; Posangi, Jimmy; Mantjoro, Eva M.; Surya, Welong S.
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 2 (2025): JUNI 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i2.46523

Abstract

Jumlah penderita hipertensi global meningkat signifikan dalam tiga dekade terakhir, dengan hampir setengahnya tidak menyadari kondisinya sehingga meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan minum obat hipertensi pada pasien lansia di Puskesmas Bilalang Baru Kabupaten Bolaang Mongondow, menggunakan Skala MMAS-8 untuk mengukur tingkat kepatuhan pasien. Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif dengan metode observasional analitik dan pendekatan studi potong lintang. Dilaksanakan di Puskesmas Bilalang Baru Kabupaten Bolaang Mongondow dari April 2024 hingga Maret 2025, ini menggunakan kuesioner yang sudah diuji validitas dan reliabilitas. Populasi dari penelitian ini ialah sebanyak 478 pasien lansia. Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus Slovin, maka lansia yang akan dijadikan sampel sebanyak 217 lansia. Adapun penentuan sampel berdasarkan metode purposive sampling. Analisis data meliputi analisis univariat dan bivariat dengan uji chi square. Hasil menunjukkan mayoritas responden patuh minum obat, memiliki pengetahuan baik, akses pelayanan yang mudah, dukungan keluarga yang baik, pendapatan >Rp2.750.000, dan menggunakan pengobatan alternatif. Hasil bivariat menunjukkan hubungan signifikan antara pengetahuan (ρ 0,020), akses pelayanan kesehatan (ρ 0,011), dukungan keluarga (ρ 0,032), pendapatan (ρ 0,043), dan pengobatan alternatif (ρ 0,043) dengan kepatuhan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kepatuhan lansia dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut dan pengobatan alternatif dapat menurunkannya.
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Tuminting Kota Manado Indriani, Eva; Kaunang, Wulan Pingkan Julia; Mantjoro, Eva M.
Jurnal Promotif Preventif Vol 8 No 2 (2025): April 2025: JURNAL PROMOTIF PREVENTIF
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Pancasakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47650/jpp.v8i2.1892

Abstract

Stunting merupakan permasalahan gizi terbesar yang menimbulkan dampak jangka panjang terhadap kesehatan dan keberlangsungan hidup anak. Tujuan umum penelitian ini untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian stunting di wilayah kerja Puskesmas Tuminting Kota Manado. Jenis penelitian kuantitatif dengan metode observasional analitik dan desain case control study. 95 ibu yang memiliki balita usia 24-59 bulan dilibatkan dalam penelitian sebagai sampel yang diperoleh menggunakan teknik purposive sampling, dengan perbandingan kasus control yaitu 1:15. Pengumpulan data menggunakan instrumen lembar kuesioner Data yang diperoleh dianalisis secara univariat, bivariat menggunakan uji Chi-Square dan multivariat menggunakan regresi logistik. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara faktor pendidikan (p-value = 0,014), pendapatan (p-value = 0,021), jumlah anak (p-value = 0,029), pola pemberian makan (p-value = 0,001), dan ASI Ekslusif (p-value = 0,001), dengan kejadian stunting. Hasil analisis multivariat, menunjukkan bahwa pola pemberian makan menjadi faktor dominan terhadap kejadian stunting (p-value = 0,000). Diharapkan kiranya para ibu agar tetap memberikan asupan makanan yang bergizi atau bervariasi sesuai dengan umur anak dan memberikan vitamin tambahan kepada anaknya sehingga stunting dapat dicegah. Pola makan yang baik juga perlu dikembangkan untuk menghindari kekurangan zat gizi bagi tumbuh kembang anak.
HUBUNGAN ANTARA SEDENTARY LIFESTYLE DENGAN OBESITAS PADA MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SAM RATULANGI: STUDI KASUS KONTROL Rambolangi, Vincencius Rangga Wisesa; Kalesaran, Angela F. C.; Mantjoro, Eva M.
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 2 (2025): AGUSTUS 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i2.45032

Abstract

Gaya hidup sedentari (sedentary lifestyle) merujuk pada gaya hidup individu yang menghabiskan banyak waktu untuk duduk atau berbaring tanpa melakukan aktivitas fisik yang cukup. Pola aktivitas fisik yang menjadi salah satu faktor penyebab obesitas adalah pola aktivitas sedentari (kurang gerak), yang menyebabkan energi yang dikeluarkan tidak maksimal sehingga meningkatkann risiko obesitas. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan sedentary lifestyle dengan obesitas pada mahasiswa. Jenis penelitian ini bersifat observasional analitik dengan desain atau rancangan penelitian kasus kontrol. Penelitian dilakukan dengan wawancara terhadap responden, pengisian kuesioner, serta pengukuran antropometri untuk mengetahui status gizi mahasiswa (IMT) pada 80 responden. Jumlah sampel penelitian yaitu 80 responden, dan besaran sampel kasus yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 40 responden kelompok kasus (status gizi berdasarkan IMT Obesitas tingkat ringan-berat) dan 40 responden kelompok kontrol (status gizi berdasarkan IMT normal-kurus). Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Didapatkan bahwa rata-rata IMT 25,24 kg/m2 dan rata-rata tingkat sedentary lifestyle 94,76 jam/minggu. Berdasarkan hasil analisis bivariat menggunakan analisis Chi-square didapatkan ada hubungan antara sedentary lifestyle dengan obesitas pada mahasiswa dengan nilai p = <0,01 dan OR = 5,741 (CI=2,154-15,297). Simpulan penelitian ini ialah terdapat hubungan yang signfikan antara sedentary lifestyle dengan obesitas pada mahasiswa di Fakultas Kesehatan Masyarakat.
HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH DENGAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI KABUPATEN MINAHASA Ondang, Ribka; Punuh, Maureen I.; Mantjoro, Eva M.
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 2 (2025): AGUSTUS 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i2.48428

Abstract

Perkembangan yang dialami oleh remaja mencakup kemampuan remaja dalam menerima kondisi fisik mereka. Keadaan fisik atau citra tubuh menjadi salah satu aspek penting dalam perkembangannya. Remaja yang tidak mampu menerima citra tubuhnya dapat mengalami penurunan kepercayaan diri, kebiasaan diet tidak sehat, dan gangguan pola makan yang berpotensi memengaruhi status gizi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara citra tubuh dengan status gizi pada remaja di SMA Negeri 1 Langowan, Kabupaten Minahasa. Penelitian kuantitatif melalui pendekatan observasional analitik dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional study. Lokasi tempat penelitian di SMA Negeri 1 Langowan, Kecamatan Langowan Timur, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara. Sampel penelitian sebanyak 110 remaja kelas sepuluh dan sebelas yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi dengan pemilihan teknik sampel menggunakan probability sampliing dengan metode systematic random sampling. Penelitian ini memakai instrument kuesioner MBSRQ-AS serta alat ukur berat badan dan alat ukur tinggi badan. Dari 110 remaja diketahui status gizi tidak baik dengan citra tubuh negatif 17 responden dan citra tubuh positif 22 responden sedangkan status gizi baik dengan citra tubuh negatif 24 responden dan citra tubuh positif 47 responden. Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan analisis antara citra tubuh dengan status gizi untuk 110 responden, dengan hasil r = 0,002 dan P = 0,981 (P>0,05) bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara citra tubuh dengan status gizi pada remaja di SMA Negeri 1 Langowan, Kabupaten Minahasa. Peneliti memberi saran pada remaja yang didapati memiliki citra tubuh negatif untuk fokus pada kemampuan non-fisik seperti prestasi akademik atau hobi untuk membangun kepercayaan diri serta batasi paparan konten yang mempromosikan standar kecantikan tidak realistis.
ANALISIS BAHAYA DAN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PEKERJA DI BAGIAN INSTALASI GIZI RSU GMIM BETHESDA TOMOHON Rawung, Putri Bellatrix; Kawatu, Paul A. T.; Mantjoro, Eva M.
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 2 (2025): AGUSTUS 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i2.48866

Abstract

Kesehatan dan keselamatan kerja di rumah sakit tidak hanya menjadi perhatian utama di ruang medis seperti ruang operasi dan laboratorium, tetapi juga di area non-medis seperti instalasi gizi. Di balik aktivitas memasak, memotong, dan menyajikan makanan, terdapat berbagai potensi bahaya yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja. Pekerja di instalasi gizi terlibat dalam berbagai aktivitas harian yang memiliki potensi bahaya baik dari aspek fisik, kimia, maupun ergonomi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis bahaya, menilai tingkat risiko dan menyusun rencana pengendalian terhadap potensi bahaya yang ada di lingkungan kerja instalasi gizi RSU GMIM Bethesda Tomohon. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis Penelitian Kualitatif. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Januari - Juni 2025. Informan dalam penelitian ini berjumlah 6 orang yang terdiri dari kepala instalasi gizi, tenaga pengolahan makanan, tenaga pramusaji, dan tim K3. Hasil penelitian menunjukkan terdapat beberapa potensi bahaya yang mencakup faktor lingkungan seperti lantai licin dan suhu panas, faktor alat seperti peralatan tajam dan bahan kimia, serta faktor manusia seperti posisi kerja yang tidak ergonomis dan risiko infeksi silang. Dari hasil penilaian risiko, ditemukan bahwa sebagian besar aktivitas tergolong dalam kategori low risk dan medium risk, namun terdapat beberapa aktivitas yang memiliki high risk, terutama pada proses memotong dan memasak bahan makanan yang melibatkan peralatan tajam dan paparan panas yang tinggi. Selanjutnya, hasil pengendalian risiko yang dapat dilakukan meliputi kepatuhan penggunaan alat pelindung diri, perbaikan sarana fisik seperti ventilasi ruangan, serta pelatihan tentang ergonomi kerja.