Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Journal of Chemical Science and Application

PEMBUATAN KITOSAN DARI LIMBAH CANGKANG KULIT UDANG WINDU (Penaeus monodon) ASAL KABUPATEN MALAKA Naisau, Mikhael Rifantus; Kolo, Maria Magdalena; Batu, Matius Stefanus
Journal of Chemical Science and Application Vol. 1 No. 2 (2023)
Publisher : Program Studi Kimia Universitas Timor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32938/jcsa.v1i2.4417

Abstract

Cangkang udang merupakan limbah yang dapat mencemari lingkungan. Bagian kepala dan cangkang udang dapat digunakan dalam proses pembuatan kitosan, mengandung kitin sebesar 20%-30%, protein 30%-40%, dan kalsium karbonat 30%-50%. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui konsentrasi NaOH optimum pada proses deasetilasi kitin udang menjadi kitosan. Produksi kitin dilakukan melalui dua tahap yaitu demineralisasi dan deproteinasi. Proses deasetilasi dilakukan menggunakan larutan HCl 1 N, dengan perbandingan 1/15 (b/v). Reaksi deproteinasi dilakukan menggunakan larutan NaOH 3,5%, dengan perbandingan 1/10 (b/v). Reaksi deasetilasi kitin menjadi kitosan dilakukan dengan memvariasikan konsentrasi NaOH. Pada rentang 30%-70%, dengan perbandingan 1/10 (b/v), sambil dipanaskan selama 4 jam pada suhu 1200C dengan kecepatan 600 rpm. Derajat deasetilasi kitosan ditentukan menggunakan Spectroscopy FTIR (Fourier Transform Infrared). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa konsentrasi NaOH optimum pada proses deasetilasi kitin limbah kulit cangkang udang windu menjadi kitosan yaitu 60% dengan perolehan rendemen sebesar 78,03%, kadar air 4%, kadar abu 0,04%, dan viskositas sebesar 3,5347±0,00 Cp.
PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KITIN DAN KITOSAN DARI LIMBAH SISIK IKAN NILA (OREOCHROMIS NILOTICUS) Sanak, Maria Kotelma; Kolo, Sefrinus M. D; Batu, Matius Stefanus
Journal of Chemical Science and Application Vol. 2 No. 1 (2024)
Publisher : Program Studi Kimia Universitas Timor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32938/jcsa.v2i1.5197

Abstract

Kitosan adalah biopolymer alami dengan kelimpahan terbesar kedua setelah selulosa. Kitosan merupakan produk diestilasi kitin melalui proses reaksi kimia. Limbah sisik ikan nila (Oreochromis Niloticus) memiliki potensi untuk disintesis menjadi kitosan. Telah dilakukan isolasi kitosan dari limbah Ikan Nila. Produksi kitin dilakukan dengan proses deproteinasi dan demineralisasi. Biopolimer kitosan dihasilkan dari kitin melalui metode deasetilasi kitin menggunakan larutan basa (NaOH) dengan tujuan untuk menaikkan derajat deasetilasi (DD) dari kitosan. Dari hasil 4,50 g kitin diassetilasi menggunakan NaOH pada konsentrasi 50% diperoleh kitosan sebesar 3,87 g (86%). Deasetilasi kitosan tertingggi yaitu 63,92% pada perlakukan konsentrasi NaOH 50%. Analisa kadar air dan kadar abu serta penentuan viskositas kitosan telah memenuhu standar mutu kitosan. Kitin dan Kitosan diidentifikasi dengan  spektroskopi infra merah (FT-IR) menghasilkan kitosan dengan serapan khas kitosan pada panjang gelombang 3371,56 cm-1 1022,59 cm-1 dan 1454,74  cm-1.  
PENGGUNAAN EKSTRAK BIJI KUSAMBI (Schleichera Oleosa) SEBAGAI GREEN INHIBITOR KOROSI PADA BAJA KARBON ASTM A36 DALAM MEDIA GARAM Tefa, Maria Selestina; Batu, Matius Stefanus; Edi, Eduardus
Journal of Chemical Science and Application Vol. 2 No. 2 (2024)
Publisher : Program Studi Kimia Universitas Timor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32938/jcsa.v2i2.8026

Abstract

Penelitian ini mengenai penggunaan ekstrak biji kusambi (schleichera oleosa) sebagai green inhibitor korosi pada baja karbon Astm A36 dalam media garam telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metabolit sekuder yang terkandung dalam ekstrak biji kusambi, untuk mengetahui karakteristik morfologi permukaan baja karbon ASTM A36 tanpa inhibitor dan dengan inhibitor dan untuk mengetahui berapa lama waktu perendaman dan suhu optimum pada inhibisi korosi terhadap baja ASTM A36 ekstrak biji kusambi dalam media garam. Proses ekstraksi biji kusambi dilakukan dengan metode maserasi dengan menggunkan pelarut metanol. Analisis fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak biji kusambi mengandung senyawa metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid, dan triterpenoid yang memiliki sifat antioksidan dan anti korosif. Analisis FTIR (Fourier Transform Infra Red) menunjukkan bahwa ekstrak biji kusambi mengandung gugus hidroksil O-H, gugus CH alifatik, gugus karbonil C=O, gugus C-O. Analisis SEM (Scaning electron microscopy) menunjukkan perbedaan morfologi permukaan baja yang dilapisi oleh ekstrak biji kusambi dibandigkan dengan baja yang tidak dilapisi, terlihat bahwa permukaan baja yang dilapisi ekstrak biji kusambi lebih tertutup dibandingkan dengan baja yang tidak dilapisi ekstrak biji kusmabi walaupun masih ada gumpalan dan lubang-lubang kecil yang tidak merata. Hasil optimum pada proses inhibisi korosi didapatkan pada waktu perendaman 9 hari dengan efisiensi inhibisi sebesar 88,19% dan laju korosi sebesar 0,8819 mmpy dan pada suhu 30oC dengan efisiensi inhibisi sebesar 88,40% dan laju korosi sebesar 0,8840 mmpy.  
PENGGUNAAN EKSTRAK BIJI KUSAMBI (Schleichera oleosa) SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA BAJA ASTM A36 DALAM MEDIA ASAM Manikin, Gerosa Risa Vianey; Batu, Matius Stefanus; Adu, Risna Erni Yati; Gelyaman, Gebhardus Djugian
Journal of Chemical Science and Application Vol. 2 No. 2 (2024)
Publisher : Program Studi Kimia Universitas Timor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32938/jcsa.v2i2.8482

Abstract

Korosi merupakan proses degradasi dari material logam yang disebabkan oleh reaksi elektrokimia logam dengan lingkungannya. Proses korosi menyebabkan penurunan sifat mekanik logam sehingga dapat menyebabkan kerugian dalam aspek ekonomi dan keselamatan. Salah satu material yang mengalami korosi yaitu baja ASTM A36. Laju korosi logam akibat pengaruh lingkungan tidak bisa dihentikan namun lajunya dapat dikurangi. Salah satu solusi pencegahan korosi yang sangat populer adalah dengan cara penambahan zat inhibitor yang diperoleh dari ekstraksi bahan alam. Penelitian ini menggunakan inhibitor dari biji Kusambi dengan tujuan untuk mengetahui senyawa metabolit sekunder yang terkandung dalam ekstrak biji Kusambi yang didapatkan dengan cara ekstraksi maserasi dengan pelarut metanol, untuk mengetahui kondisi optimum (waktu perendaman dan suhu), serta analisis FTIR untuk mengetahui gugus fungsi. Hasil analisis fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak metanol biji kusambi (Schleichera oleosa) mengandung senyawa metabolit sekunder yaitu alkaloid, flavonoid dan triterpenoid. Penelitian ini menggunakan metode pengurangan berat yang dilakukan dengan cara merendam logam ke dalam media HCl tanpa inhibitor, dan dengan inhibitor dilakukan dengan cara di coating lalu direndam dalam media HCl, dengan memvariasikan waktu perendaman yaitu 3, 6, 9, 12 dan 15 hari dan suhu 30oC, 35oC, 40oC, 45oC dan 50oC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum pada proses inhibisi korosi didapatkan pada waktu perendaman 6 hari dengan efisiensi inhibisi sebesar 90,62% dan laju korosi sebesar 0,1059 mm/tahun dan pada suhu 35oCdengan laju efisiensi inhibisi sebesar 77,77% dan laju korosi 0,0697 mm/tahun.