Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search
Journal : Pedagogia: Jurnal Ilmiah Pendidikan

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO-VISUAL DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA RAKYAT Rini Rustiani; Tri Mahajani; Eri Sarimanah Eri Sarimanah
Pedagogia: Jurnal Ilmiah Pendidikan Vol 9, No 1 (2017): Pedagogia: Jurnal Ilmiah Pendidikan
Publisher : FKIP UNIVERSITAS PAKUAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (397.436 KB) | DOI: 10.55215/pedagogia.v9i1.6670

Abstract

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui kemampuan siswa kelas X SMK PGRI Babakan Madang dalam menyimak cerita rakyat, penggunaan media audiovisual, serta kendala-kendala yang dialami oleh siswa ketika penggunaan media audiovisual. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan menggunakan tes dan angket. Dalam penelitian ini tes yang digunakan yaitu tes menyimak memahamai isi cerita rakyat. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X AP1, X AP2, X AP3, X AP4 dan X AP5. Sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik cluster random sampling, sehingga diperoleh kelas X AP1 sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 40 siswa dan kelas X AP3 sebagai kelas kontrol yang berjumlah 40 orang. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan media audiovisual dapat meningkatkan keterampilan menyimak cerita rakyat. Hal itu ditunjukkan dengan melihat hasil (prates) siswa dalam memahami cerita rakyat pada kelas eksperimen masih berada dalam kriteria kurang dengan rata-rata nilai yang diperoleh 57. Pada hasil (postes) memahami cerita rakyat pada kelas eksperimen siswa memperoleh nilai rata-rata 71,75 dan mengalami peningkatan menjadi cukup berhasil, maka terjadi perbedaan yang signifikan dalam menyimak cerita rakyat antara skor hasil tes sebelum dan sesudah dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media audiovisual. Bukti ini diperkuat dengan penghitungan perbandingan mean t0 lebih besar daripada tt yaitu 1,99 lebih kecil dari 3,16 dan lebih besar dari 2,64. Jadi, media audiovisual dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyimak cerita rakyat. Dengan demikian terlihat bahwa dengan menggunakan media audiovisual dapat meningkatkan keterampilan menyimak cerita rakyat.
ANALISIS PENGGUNAAN KOHESI GRAMATIKAL DALAM TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS X SMK BINA BUDI LUHUR BOGOR Ulfiana Ulfiana; Stella Talitha; Tri Mahajani
Pedagogia: Jurnal Ilmiah Pendidikan Vol 13, No 1 (2021): Pedagogia: Jurnal Ilmiah Pendidikan
Publisher : FKIP UNIVERSITAS PAKUAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (230.18 KB) | DOI: 10.55215/pedagogia.v13i1.3669

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan jenis kohesi gramatikal dalam teks eksposisi siswa kelas X SMK Bina Budi Luhur Bogor, serta untuk mengetahui penggunaan jenis kohesi gramatikal yang paling dominan pada teks eksposisi siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian ini teks ekposisi siswa kelas X SMK Bina Budi Luhur Bogor. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka. Pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi. Jenis kohesi gramatikal yang menjadi fokus penelitian, yaitu referensi endoforis, referensi eksoforis, konjungtor, substitusi, dan elipsis. Dari hasil analisis tersebut ditemukan penggunaan kohesi gramatikal sebanyak 150 data. Adapun jumlah temuan yang pertama ialah penggunaan referensi endoforis dengan total 44 temuan (29%). Kedua, penggunaan kohesi gramatikal berupa referensi eksoforis dengan total 25 temuan (17%). Referensi eksoforis berkaitan dan mengacu pada acuan sesuatu yang berada di luar teks. Ketiga, penggunaan kohesi gramatikal berupa konjungtor dengan total 60 temuan (40%). Keempat, penggunaan kohesi gramatikal berupa substitusi dengan total 14 temuan (9%). Substitusi berkaitan dengan pergantian suatu unsur bahasa oleh unsur lain dalam satuan yang lebih besar. Terakhir, penggunaan kohesi gramatikal berupa elipsis dengan total 7 temuan (5%). Dengan demikian, jumlah tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam teks eksposisi siswa ditemukan banyak penggunaan kohesi gramatikal. Adapun dari temuan data 30 teks eksposisi ditemukan jumlah sebanyak 150 data dan penggunaan alat kohesi gramatikal, yang paling dominan terdapat pada penggunaan kohesi gramatikal berupa konjungtor dengan temuan data 60 kutipan dengan presentase 40%. 
PENERAPAN TEKNIK SUPERIORITAS DALAM MENULIS TEKS ANEKDOT PADA SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 PALABUHANRATU KABUPATEN SUKABUMI Miranti Miranti; Tri Mahajani; Aam Nurjaman
Pedagogia: Jurnal Ilmiah Pendidikan Vol 13, No 1 (2021): Pedagogia: Jurnal Ilmiah Pendidikan
Publisher : FKIP UNIVERSITAS PAKUAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (261.424 KB) | DOI: 10.55215/pedagogia.v13i1.3668

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pembelajaran teks anekdot pada siswa SMA. Peneliti ingin memasukkan teori berhumor dalam pembelajaran teks anekdot, sebab pada dasarnya anekdot adalah bagian dari humor. Teknik superioritas adalah salah satu teori klasik dalam menciptakan humor, selain dengan keganjilan dan pelepasan. Teknik superioritas menempatkan adanya pihak superior yang bisa dengan mudahnya menertawakan pihak inferior. Namun di sini, peneliti ingin kembali menegaskan bahwasanya menjadi pihak inferior pun bisa saja mengundang tawa. Ada dua tujuan dari penelitian ini: (1) untuk mengetahui penerapan teknik superioritas dalam meningkatkan keterampilan menulis anekdot pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi dan (2) untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa kelas X SMA Negeri 1 Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi dalam menulis teks anekdot melalui teknik superioritas. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen dengan menggunakan dua kelas. Satu kelas eksperimen, dan satu kelas kontrol. Penelitian ini diujikan pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi. Nilai rata- rata tes awal siswa pada kelas eksperimen adalah 57,7 sedangkan pada kelas kontrol adalah 49,8. Nilai tes akhir siswa pada kelas eksperimen adalah 76,7 sedangkan pada kelas kontrol adalah 60,7. Hasil dari uji-t diperoleh harga to = 2,92 dan db = 50 dengan taraf signifikansi 5% sebesar 2,01 serta tt taraf signifikansi 1% 2,68. Apabila dituliskan menjadi 2,01 lebih kecil dari 2,92 lebih besar dari 2,68. Hasil uji-t menunjukkan bahwa penerapan teknik superioritas berhasil meningkatkan keterampilan menulis teks cerita anekdot pada siswa kelas X SMAN 1 Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa teknik superioritas ini terbukti efektif meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis teks anekdot.
Analisis Proses Morfologis Afiksasi pada Teks Deskriptif Peserta Didik Kelas VII Muhamad Ichsan Nurjaman; Tri Mahajani; Sandi Budiana
Pedagogia: Jurnal Ilmiah Pendidikan Vol 7, No 2 (2015): Pedagogia: Jurnal Ilmiah Pendidikan
Publisher : FKIP UNIVERSITAS PAKUAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (342.143 KB) | DOI: 10.55215/pedagogia.v7i2.4896

Abstract

The research focus was the morphological process of affixation which were correct and incorrect in descriptive texts. It was conducted to the students of SMPN 1 Leuwiliang grade VII, in the district of Bogor. The method employed was qualitative descriptive. The data was taken from descriptive texts written by the students of grade VII at SMPN 1 Leuwiliang, in the district of Bogor. The result shows that there were 93 data from 31 descriptive texts. From the 93 data there were 142 affixed words, such as ber-, meN-, peN-, di-, –an, and –kan. Based on the analysis, the affixes that were correct according to morphological process were 115 words and those which were incorrect were 27 words. The correct affixed words were ber- as many as 22 words (19,13%), words with affix meN- were 41 words (35,65%), affix peN- were 8 words (6,95%), affix di- were 21 words (18,26%), affix –an were 14 words (12,17%), and affix –kan were 9 words (7,82%). The words containing incorrect affixes were words with the affix of ber- as many as 2 words (7,40%), affix meN- were 6 words (22,22%), affix peN- were 3 words (11,11%), affix di- were 12 words (44,44%), affix –an was 1 word (3,70%), and affix –kan were 3 words (11,11%). Therefore, the affixation in morphological process in the descriptive texts written by the students of grade VII at SMPN 1 Leuwiliang, in the district of Bogor, contained affixes and the most frequently and correctly used was the affix of meN- which were as many as 41 words (35,65%). The affix that was frequently used but incorrectly was the affix of di- which were as many as 12 words (44,44%).
Penggunaan Alat Kohesi Leksikal pada Teks Cerita Pendek Siswa Kelas XI SMA Suhendra Suhendra; Tri Mahajani; Alma Patriani R
Pedagogia: Jurnal Ilmiah Pendidikan Vol 11, No 1 (2019): Pedagogia: Jurnal Ilmiah Pendidikan
Publisher : FKIP UNIVERSITAS PAKUAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55215/pedagogia.v11i1.7195

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan jenis alat kohesi leksikal pada teks cerita pendek siswa kelas XI SMA Negeri 4 Bogor. Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka. Pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi. Sumber data penelitian ini teks cerita pendek siswa kelas XI SMA Negeri 4 Bogor. Alat kohesi leksikal yang menjadi fokus penelitian yaitu, repetisi, sinonim, antonim, hiponim, kolokasi, dan ekuivalensi. Berdasarkan hasil analisis data ditemukan penggunaan alat kohesi leksikal sebanyak 140 data. Jumlah temuan yang pertama, penggunaan repetisi sebanyak 36 temuan (26%). Alat kohesi leksikal tersebut ditemukan pada pengulangan kata tak utuh pada kata ganti orang, kata utuh pada kata ganti orang, dan kata utuh pada kata keterangan waktu. Kedua, sinonim dengan total 14 temuan (10%). Pada umumnya alat kohesi ini ditemukan dengan mencermati bentuk bahasa yang maknanya mirip atau sama dengan bentuk bahasa lain. Ketiga, antonim dengan total 24 temuan (17%). Alat kohesi ini dapat diidentifikasi dengan mencermati kata yang berlawanan makna dengan kata lain. Keempat, hiponim dengan total 10 temuan (7%). Hiponim kaitannya dengan kata yang memiliki makna lebih sempit dan terliput dalam makna dari satu kata yang lebih umum. Kelima, kolokasi sebanyak 24 temuan (17%). Kolokasi, kaitannya dengan hubungan kata dan kata lain dalam lingkungan yang sama. Terakhir, ekuivalensi dengan total 32 temuan (23%). Alat kohesi leksikal tersebut pada umumnya, berkenaan dengan penggunaan makna yang sangat berdekatan karena penggunaan kata dasar yang sama. Dengan demikian, dari jumlah tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam cerpen siswa ditemukan banyak penggunaan alat kohesi leksikal dari 25 cerpen ditemukan jumlah temuan sebanyak 140 data dan penggunaan alat kohesi leksikal yang paling dominan terdapat pada penggunaan repetisi dengan temuan data 36 data dengan persentase 26%. Repetisi banyak digunakan siswa untuk menyatakan penegasan terhadap objek yang diceritakan. Selain itu, alat kohesi tersebut juga digunakan dengan maksud pengulangan dengan penggantian pada kata yang dirujuk oleh kata yang menggantikannya.
Kedwibahasaan Alih Kode dan Campur Kode pada Percakapan dalam Video Talk Show Sarah Sechan Tri Mahajani; Ruyatul Hilal; Rini Astuti; Iis Sri Noviyanti; Wahyu Triyana
Pedagogia: Jurnal Ilmiah Pendidikan Vol 9, No 2 (2017): Pedagogia: Jurnal Ilmiah Pendidikan
Publisher : FKIP UNIVERSITAS PAKUAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55215/pedagogia.v9i2.7177

Abstract

Penelitian Kedwibahasaan Alih Kode dan Campur Kode pada Percakapan dalam Video Talk Show Sarah Sechan memfokuskan masalah padamacam, wujud, penyebab terjadinyaalih kode dan campur kode pada kedwibahasaan percakapan dalam vidiotalk show Sarah SechanTujuan penelitian ini memperoleh deskripsi tentang macam, wujud campur kode, serta penyebab terjadinyaalih kode dan campur kode pada kedwibahasaan percakapan dalam vidiotalk show Sarah Sechan, spesial bintang tamu Cinta Laura. Percakapan dilakukan oleh Cinta Laura dan Sarah Sechan yang banyak mengalihkodekan dan mencampurkodekan bahasa. Metode penelitian menggunakan metode kualitatif secara induktif dan metode deskriptif analisis. Metode deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan macam-macam alih kode dan campur kode yang menimbulkan beragam struktur campuran dari kedua bahasa atau lebih. Pembahasan ini juga mendeskripsikan wujud alih kode dan campur kode yang muncul dalam percakapan dan juga menganalisis penyebab dalam alih kode dan campur kode tersebut. Berdasarkan hasil analisis, kedwibahasaan pada percakapan dalam video talk show Sarah Sechan dengan bintang tamu Cinta Laura terdapat macam-macam alih kode dan campur kode. Dalam alih kode terdapat alih kode ekstern, yaitu alih kode dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris. Sedangkan pada campur kode terdapat campur kode intern dan campur kode ekstern. Dalam campur kode intern terdapat campur kode bahasa Indonesia dengan bahasa Jawa, sedangkan dalam campur kode ekstern terdapat campur kode bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris, bahasa Inggris dengan bahasa Arab, bahasa Inggris dengan bahasa Sunda. Wujud alih kode terdapat alih kode dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris. Wujud alih kode bahasa Inggris berupa kata, frasa, dan klausa bahasa Inggris. Wujud campur kode bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris, bahasa Inggris dengan bahasa Arab, bahasa Inggris dengan bahasa Sunda berupa penyisipan kata, penyisipan frasa, penyisipan klausa. Penyebab terjadinya alih kode karena faktor penutur, lawan tutur, hadirnya penutur ketiga, dan memfokuskan pada pokok pembicaraan. Penyebab terjadinya campur kode karena faktor penutur, lawan tutur, hadirnya penutur ketiga, memfokuskan pada pokok pembicaraan, membangkitkan rasa humor, dan sekedar bergengsi.