Tujuan penelitian ini adalah pertama, Untuk mendeskripsikan dan menganalisis Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam Penguatan Karakter dan Sikap Peduli Sosial di SMA GUPPI Fafanlap Raja Ampat. Kedua, Untuk mendeskripsiskan dan menganalisis factor pendukung dan penghambat Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam Penguatan Karakter dan Sikap Peduli Sosial di SMA GUPPI Fafanlap Raja Ampat. Ketiga, Untuk mendeskripsikan dan menganalisis dampak Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan sikap sosial pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMA GUPPI Fafanlap Raja AmpatPenelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data dengan cara Observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan analisis data menggunakan model intraktif Miles Huberman dan Saldana dengan langkah-langkah: (1) pengumpulan data, (2) Kondensasi data, (3) penyajian data dan, (4) penarikan kesimpulan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Pembelajan Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam Penguatan Karakteer dan Sikap Peduli Sosial di SMA GUPPI Fafanlap Raja Ampat menjadi kunci pembentukan karakter siswa berakhlak mulia. Pembentukan karakter dan sikap sosial siswa melalui pendekatan integrative dan aplikatif. Nilai-nilai keagamaan dan moral etika ditanamkan melalui keteladanan guru dan kegiatan keagamaan rutin. Sinergi antara guru, wali kelas, dan orang tua memperkuat internalisasi nilai di sekolah dan rumah. Evaluasi yang menyentuh aspek sikap dan perilaku mendorong siswa mengamalkan nilai secara nyata. 2). Faktor pendukung meliputi kreativitas pedagogik, integritas pribadi, budaya religius sekolah, dan dukungan orang tua. Kegiatan tadarus pagi, salat berjamaah, dan peringatan hari besar Islam menjadi sarana efektif pembinaan akhlak. Hambatan utama mencakup rendahnya minat belajar PAI, pengaruh negatif media sosial, penggunaan HP yang berlebihan, serta keterbatasan sarana dan waktu. 3) Dampak pada terbentuknya karakter religius, disiplin, sopan santun, tanggung jawab, empati, dan toleransi siswa. Nilai-nilai ini dibiasakan melalui praktik langsung, membentuk budaya sekolah yang religius dan kondusif, serta menghasilkan generasi beriman, berakhlak, dan siap berkontribusi di masyarakat.