Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : SCIENTIFIC JOURNAL OF NURSING RESARCH

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI LAPARATOMI DI RUANG BEDAH RSUD DR. ABDUL AZIZ SINGKAWANG TAHUN 2022 lestari, dwi indah
Scientific Journal of Nursing Research Vol 4, No 2 (2022): Oktober 2022
Publisher : Poltekkes Kemenkes Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30602/sjnr.v4i2.1302

Abstract

Operasi atau pembedahan adalah suatu penanganan medis secara invansive yang dilakukan untuk mendiagnosa atau mengobati penyakit, injuri, atau deformitas tubuh. Salah satu jenis operasi besar dilakukan adalah laparatomi. Laparatomi merupakan jenis operasi bedah mayor yang dilakukan di daerah abdomen. Pasien dalam menghadapi pembedahan dapat mengalami kecemasan. Hal tersebut dapat terjadi karena takut nyeri dan operasi yang gagal. Komunikasi terapeutik memberikan pengertian antara perawat dan klien dengan tujuan membantu klien memperjelas dan mengurangi beban pikiran serta diharapkan dapat menghilangkan kecemasan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui adanya hubungan antara komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kecemasan pasien pre operasi laparatomi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode analitik correlation dengan rancangan penelitian cross sectional. Sampel penelitian ini sebanyak 30 orang yang diambil secara Non Probability Sampling dengan pendekatan Consecutive Sampling. Hasil uji chi-square didapatkan p value 0,008 < 0,05 (Ha diterima). Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya hubungan komunikasi terapeutik dengan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi laparatomi di ruang bedah RSUD dr. Abdul Aziz Singkawang. Saran hasil penelitian dapat digunakan bagi profesi keperawatan, bagi institusi rumah sakit, bagi responden dan bagi peneliti selanjutnya. Semoga penelitian yang telah dilakukan ini dapat dimanfaatkan dengan baik untuk pemberian pelayanan kesehatan kedepannya. Serta diharapkan lebih meningkatkan lagi komunikasi terapeutik dalam pemberian informasi tentang pra bedah.
HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI LAPARATOMI DI RUANG BEDAH RSUD DR. ABDUL AZIZ SINGKAWANG TAHUN 2020 Lestari, Dwi Indah; Limson, Leonatus; Agustina, Mita
Scientific Journal of Nursing Research Vol 2, No 1 (2020): April 2020
Publisher : Poltekkes Kemenkes Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30602/sjnr.v2i1.1173

Abstract

Operasi atau pembedahan adalah suatu penanganan medis secara invansive yang dilakukan untuk mendiagnosa atau mengobati penyakit, injuri, atau deformitas tubuh. Salah satu jenis operasi besar dilakukan adalah laparatomi. Laparatomi merupakan jenis operasi bedah mayor yang dilakukan di daerah abdomen. Pasien dalam menghadapi pembedahan dapat mengalami kecemasan. Hal tersebut dapat terjadi karena takut nyeri dan operasi yang gagal. Komunikasi terapeutik memberikan pengertian antara perawat dan klien dengan tujuan membantu klien memperjelas dan mengurangi beban pikiran serta diharapkan dapat menghilangkan kecemasan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui adanya hubungan antara komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kecemasan pasien pre operasi laparatomi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode analitik correlation dengan rancangan penelitian cross sectional. Sampel penelitian ini sebanyak 30 orang yang diambil secara Non Probability Sampling dengan pendekatan Consecutive Sampling. Hasil uji chi-square didapatkan p value 0,008 < 0,05 (Ha diterima). Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya hubungan komunikasi terapeutik dengan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi laparatomi di ruang bedah RSUD dr. Abdul Aziz Singkawang. Saran hasil penelitian dapat digunakan bagi profesi keperawatan, bagi institusi rumah sakit, bagi responden dan bagi peneliti selanjutnya. Semoga penelitian yang telah dilakukan ini dapat dimanfaatkan dengan baik untuk pemberian pelayanan kesehatan kedepannya. Serta diharapkan lebih meningkatkan lagi komunikasi terapeutik dalam pemberian informasi tentang pra bedah.