Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BURNOUT PADA TENAGA KESEHATAN INSTALASI PELAYANAN RADIOLOGI DAN KEDOKTERAN NUKLIR RSUPN CIPTO MANGUNKUSUMO TAHUN 2021 Astuti, Dita Ayu; Hernaya, Ade; Nabila, Anggun; Kusumaningtiar, Devi Angeliana
Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip) Vol 10, No 1 (2022): JANUARI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (400.674 KB) | DOI: 10.14710/jkm.v10i1.32004

Abstract

Health workers are workers who play an important role in hospitals, with daily work dealing with patients. Burnout syndrome is often found in professions that are human service, such as health workers. Burnout is exhaustion both physically, emotionally and mentally as a result of long-term involvement in situations with emotional demands. The purpose of this study was to determine the factors that influence burnout of health workers at the Radiology and Nuclear Medicine Service Installation at Cipto Mangunkusumo General Hospital. The type of research used is cross sectional with a quantitative approach. The study was conducted in July – September 2021. The population and sample were 66 health workers with total sampling method. Data analysis was carried out using univariate and bivariate tests using the chi-square statistical test with = 0.05. The conclusion from the results of this study is that health workers experienced high burnout by 36 pople  (57,1 %), 27 people low burnout (42,9 %), health workers with a working period of 5 years 53 people (84.1%), years of service <5 years 10 people (15.9 %), very high workload 33 people (52.4 %), high workload 23 people (36.5 %), low workload 7 people (11.1% %), low social support 40 people (63.5 %), and high social support 23 people (36.5 %). Based on bivariate analysis, it was found that there was a relationship between burnout and workload (p-value = 0.028, with PR = 2.563). The risk factors for burnout of health workers in this study were years of work, workload, and social support
PERSEPSI KELUARGA TERHADAP ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA DI KABUPATEN BANGLI Nabila, Anggun; Indah Pawitaningtyas; Agustiya, Rozana Ika
Majalah Kesehatan Vol. 11 No. 3 (2024): Majalah Kesehatan
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/majalahkesehatan.2024.011.03.5

Abstract

Kasus orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) meningkat setiap tahunnya. Keluarga merupakan perawat utama dan pertama bagi ODGJ. Persepsi keluarga mengenai ODGJ akan mempengaruhi bagaimana sikap dan penanganan terhadap pasien. Penelitian ini bertujuan untuk menggali persepsi keluarga mengenai ODGJ. Penelitian kualitatif dengan desain fenomenologi ini dilaksanakan di wilayah Kecamatan Susut dan Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali. Informan berjumlah empat orang yang dipilih secara purposive sampling. Data dianalisis dengan content analysis. Terdapat empat tema utama yaitu: (1) persepsi keluarga mengenai faktor penyebab gangguan jiwa; (2) persepsi keluarga mengenai tanda-tanda ODGJ; (3) persepsi keluarga terkait penanganan ODGJ; dan (4) persepsi keluarga mengenai sikap masyarakat terhadap ODGJ. Kesimpulannya, masih terdapat persepsi yang kurang tepat terkait faktor penyebab, tanda-tanda dan penanganan ODGJ. Keluarga ODGJ memerlukan informasi yang tepat dan sesuai terkait dengan cara penanganan ODGJ.
Analisis Biaya Satuan dan Kualitas Hidup Penderita Gagal Ginjal Kronik yang Menggunakan Tindakan Hemodialisis di Rumah Sakit Tebet Tahun 2015 Nabila, Anggun
Jurnal ARSI : Administrasi Rumah Sakit Indonesia
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The research aims to describe unit cost of hemodialysis and quality of life of Chronic Kidney Disease patients who use hemodialysis as a therapy at Tebet Hospital in 2015. Unit cost is calculated based on hospital perspective. Developing questioner of quality of life of Chronic Kidney Disease (CKD) patients (Dialysis Health Related Quality of Life) and clinical pathway of hemodialysis. Dialysis Health Related Quality of Life has 13 dimensions (sense of taste, sleep disorders, mobility, fatigue, anxiety, emotional, pain, self-care, daily activities (working, shopping, study, travelling, etc), communication, social interaction, being isolated, the burdens of others), measuring utility and time preference of patients who use hemodialysis as a therapy. QALY’s score is 3,35 which means patient of CKD gets 3 years of quality life. While using hemodialysis, utility score is 0,6, 0 means death and 1 means healthy life, and time preference score is 5,1 years, which means patient of CKD gets 5 more years when they use hemodialysis as a therapy. Unit cost of single use of hemodialysis is Rp 1.315.644,- Unit cost of hemodialysis for 6 months with 2 times a week of hemodialysis is Rp 41.324.355,-. Costs include screening of dialysis indication, single use dialysis, regular medical check up, and virus marker. The implication of clinical pathway is needed for quality and cost control.
GAMBARAN PENERAPAN KELENGKAPAN RESUME MEDIS TERHADAP PENGAJUAN KLAIM JKN DI RS X TAHUN 2024 Khiko Mona Hapsari, Ryan; NABILA, ANGGUN; HERYANA, ADE; Nurmawaty, Dwi
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 3 (2024): SEPTEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i3.33682

Abstract

Klaim adalah perjanjian satu dari dua pihak yang mempunyai ikatan agar haknya terpenuhi.. Berdasarkan hasil studi pendahuluan diketahui kelengkapan resume medis rawat inap pada bulan April dari total 100 (seratus) resume medis yang digunakan sebagai sampel didapatkan hasil lengkap 67% (enam puluh tujuh persen) dan tidak lengkap 33 % ( tiga puluh tiga persen). penelitian ini berujuan untuk mengetahui Gambaran Penerapan Kelengkapan Resume Medis Terhadap Pengajuan Klaim JKN di Rs X. Menggunakan metode kuantitatif dengan desain cross sectional. Sampel dari 94 responden pasien rawat inap, analisis data univariat. Penelitian ini dilakukan pada Januari 2024 – Maret 2024. Hasil univariat ditemukan kelengkapan resume medis terbanyak berasal dari kelompok lengkap 72 responden (76,6%) dan kelengkapan klaim BPJS terbanyak berasal dari kelompok lengkap 72 responden (76,6%). Gambaran distribusi resume medias menunjukkan bahwa ketidak lengkapan resume medis terdapat pada uraian anamnesai pasien, riwayat penyakit dan diagnosa pasien dan Gambaran distribusi kelengkapan klaim BPJS menunjukkan bahwa ketidak lengkapan klaim BPJS terdapat pada uraian resume medis.Saran penulis saat melakukan proses koding, kode diharapkan meninjau ulang sebaik mungkin kode yang akan digunakan agar terhindar dari ketidak sesuaian dalam pemberian kode diagnosis penyakit dan tindakan sehingga tidak terjadi pengembalian berkas klaim BPJS
Analisis Penyebab Lama Waktu Tunggu Pasien Rawat Jalan Peserta Jaminan Kesehatan Nasional Di Poli Saraf RSU Annisa Kabupaten Bogor Tahun 2024 Muslimah, Annisaa Nuur; Nurmawaty, Dwi; Nabila, Anggun; Shorayasari, Susi
J-CEKI : Jurnal Cendekia Ilmiah Vol. 4 No. 3: April 2025
Publisher : CV. ULIL ALBAB CORP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/jceki.v4i3.8389

Abstract

This study aims to analyze the causes that can affect the length of waiting time for outpatients with JKN participants at the Neurology clinic of RSU Annisa. This research is a type of mix method research with observations and interviews using a systems approach. The calculation of the length of waiting time starts from the patient registering at the registration until getting a poly examination by analyzing the causes through a system approach including human resources (adequacy of the number of human resources and performance), infrastructure (availability and quality) and standard operating procedures (availability and implementation). The result of this study is that the average waiting time for outpatients with JKN participants in the Neurology clinic of Annisa Hospital is the longest in the average doctor's examination time, which is 87 minutes. What can cause the waiting time to lengthen based on HR, infrastructure and SPO is the mismatch of practice schedules with the arrival of doctors, down systems or decreased performance of SIMRS and bridging with BPJS Health for a long time, as well as changes in service flow due to policy changes or acceleration of services. Therefore, it is expected to carry out scheduled periodic monitoring and evaluation of the doctor's practice schedule and service flow, for infrastructure facilities to continue to be maintained according to a predetermined schedule.
GAMBARAN PROSES PENYIMPANAN OBAT DI UNIT FARMASI LOGISTIK RSUD KELAS D TELUK PUCUNG TAHUN 2024 Widiastuti, Eni; Nurmawaty , Dwi; Nabila, Anggun; Shorayasari , Susi
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 1 (2025): MARET 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i1.43203

Abstract

Unit farmasi sebagai bagian pelayanan penunjang pada rumah sakit bertanggungjawab dalam menyelenggarakan pelayanan kefarmasian yang bertugas memenuhi kebutuhan kefarmasian pada pasien. Penyimpanan obat bertujuan mempertahankan mutu obat dari kerusakan akibat peyimpanan yang tidak baik dan memudahkan pencarian serta pengawasan obat-obatan. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan proses penyimpanan obat di Unit Farmasi Logistik RSUD Kelas D Teluk Pucung Kota Bekasi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, melalui wawancara mendalam kepada informan, observasi langsung dan telaah dokumen. Hasil penelitian diperoleh temuan sebagai berikut: Pertama, pengaturan tata ruang belum optimal, beberapa kendala diantaranya luas ruangan masih kurang, jumlah rak dan pallet yang tersedia masih kurang tidak sebanding dengan jumlah obat yang ada. Kedua, penyusunan stok obat belum terlaksana secara optimal, beberapa kendala diantaranya ketersediaan rak, pallet dan lemari khusus yang terbatas, maka banyak obat-obat yang belum tersusun dengan baik sesuai dengan alfabetis dan nama obat di rak, prinsip FEFO dan FIFO belum dilaksanakan secara optimal. Ketiga, pencatatan obat sudah dijalankan tetapi belum optimal. Prosedur penerimaan sudah dijalankan dengan baik, sedangkan prosedur pengeluaran obat terkadang masih belum tercatat dengan baik. Pelaksanaan stok opname dan pelaporan dilakukan setiap akhir bulan tetapi prosesnya sulit dilakukan karena tata letak obat yang tidak tersusun dengan baik.