Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

Pemodelan Pasang Surut dengan Menggunakan Metode Flexible Mesh untuk Mengetahui Genangan Rob di Pesisir Karawang Herlina Adelina Sagala; Roberto Patar Pasaribu; Fafthia Karimatul Ulya
PELAGICUS Volume 2 Nomor 3 Tahun 2021
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/plgc.v2i3.10341

Abstract

ABSTRAKPasang surut air laut merupakan salah satu gejala alam yang tampak di laut, yakni gerakan naik turunnya muka air laut. Gerakan tersebut disebabkan oleh pengaruh gaya tarik menarik antara bumi, bulan dan matahari. Data pasang surut dapat memberikan gambaran hidrodinamika di daerah pesisir dan dapat digunakan untuk perencanaan pembangunan dan mitigasi bencana di wilayah pesisir. Untuk mengetahui pasang surut dapat dilakukan dengan pengukuran langsung di lapangan atau dapat dilakukan dengan pemodelan. Penelitian ini bertujuan untuk membuat pemodelan pasang surut pantai Karawang dan dimanfaatkan untuk mengetahui genangan rob yang sering terjadi di pesisir Karawang. Metode yang digunakan dalam pemodelan pasang surut ini adalah Metode Flexible Mesh Simulasi yang terdapat pada Software Mike 2 dengan mengunakan data batimetri, garis pantai dan topografi. Hasil pemodelan pasang surut di perairan Karawang diketahui tipe pasang surut adalah tipe campuran condong harian tunggal dengan nilai Fomzhal adalah 2.854. Pasang tertinggi terjadi pada 8 Maret 2021 dengan interval waktu selama 2 jam dan elevasi berkisar 0.20-0.42m. Prediksi genangan banjir rob tertingi terjadi pada pada 13 Maret 2021 dengan interval waktu selama 3 jam dan nilai elevasi berkisar 0.11-0.15 m berada pada pesisir Kecamatan Pedes dengan dengan luasan genangan 38,69 km2.ABSTRACTThe tides are one of the natural phenomena that appear in the sea, namely the movement of rising and falling sea levels. The movement is caused by the influence of the attractive forces between the earth, moon and sun. Tidal data can provide an overview of hydrodynamics in coastal areas and can be used for development planning and disaster mitigation in coastal areas. To find out the tides can be done by direct measurements in the field or can be done by modeling. This study aims to model the tides of the Karawang coast and is used to determine the tidal inundation that often occurs on the coast of Karawang. The method used in this tidal modeling is the Flexible Mesh Simulation Method found in Mike 2 Software using bathymetry, coastline and topography data. From the results of tidal modeling in the Karawang Waters, it is known that the tidal type is a mixed type with a single daily slope and the Fomzhal value is 2.85. The highest tide will occur on March 8, 2021 with an interval of 2 hours and an elevation of 0.20-0.42m. Prediction of the highest tidal flood inundation will occur on March 13, 2021 with an interval of 3 hours and an elevation value ranging from 0.11-0.15 m on the coast of Pedes District with an inundation area of 38.69 km2.
Studi Alternatif Bangunan Pengaman Pantai di Pesisir Kabupaten Karawang Roberto Patar Pasaribu; Asep Irwan; Liliek Soeprijadi; Chrisoetanto Pattirane
PELAGICUS Volume 1 Nomor 2 Mei 2020
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (65.016 KB) | DOI: 10.15578/plgc.v1i2.8875

Abstract

Dinamika oseanografi pantai Karawang sangat dipengaruhi oleh gelombang dari Laut Jawa. Proses hidro-oseanografi ini menyebabkan kerusakan di beberapa tempat di Pantai Utara Karawang. Penyebab kerusakan yang paling utama adalah gelombang laut yang datang dari arah timur laut. Gelombang ini menyebabkan adanya arus sejajar pantai dan tegak lurus pantai yang menyebabkan terjadinya abrasi dan sedimentasi pantai. Kerusakan pantai dapat dicegah dengan mendirikan bangunan pengaman pantai. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan jenis bangunan pengaman pantai sebagai salah satu cara mencegah kerusakan pantai di pesisir kabupaten Karawang dengan cara mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data batimetri, angin dan pasang surut.  Berdasarkan analisis data pasang surut dapat menentukan elevasi bangunan, dari pengolahan data angin diperoleh peramalan gelombang berupa tinggi, periode, dan arah gelombang. Hasil analisis gelombang, batimetri dan topografi, diperoleh bahwa jenis bangunan pantai yang sesuai untuk pengaman pantai di pesisir kabupaten Karawang adalah bangunan breakwater dan groin. Breakwater dan groin dipilih untuk pengaman pantai di pantai Karawang karena dapat mengurangi limpasan gelombang yang terjadi, sehingga dapat melindungi pantai dari gempuran gelombang supaya tidak terjadi abrasi.
Kajian Hidro-Oseanografi di Perairan Kabupaten Karawang Firman Agus; Liliek Soeprijadi; Roberto Pasaribu
PELAGICUS Volume 1 Nomor 1 Januari 2020
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (673.411 KB) | DOI: 10.15578/plgc.v1i1.8653

Abstract

Pantai Karawang merupakan salah satu wilayah yang memiliki kesuburan perairan dan potensi sumber daya ikan yang cukup baik. Kondisi hidro-oseanografi yang meliputi arus laut, gelombang laut, dan pasang surut sampai saat ini belum dipublikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati kondisi hidro-oseanografi wilayah tersebut. Pengamatan kondisi hidro-oseanografi dilaksanakan pada bulan September 2017 di 3 kecamatan. Secara umum perairan kabupaten Karawang mempunyai kedalaman berkisar antara 0-20 meter. Pada bagian pinggir pantai mempunyai kedalaman antara 0-5 meter. Peta batimetri perairan kabupaten Karawang memperlihatkan morfologi yang berbentuk punggungan berselingan dengan cekungan kemiringan lereng yang relatif datar. Berdasarkan pengamatan dan hasil pengolahan data, parameter hidro-dinamika di perairan kabupaten Karawang memiliki tinggi gelombang laut antara 2,0-3,0 m dengan arah dari timur menuju Barat, kecepatan arus antara 0,125-0,167 m/detik dengan arah arus membentang dari Timur-Barat sedangkan rata-rata ketinggian pasang 0,446 m dan surut 0,349 m.
Spatial Analysis of Coastline Change by Remote Sensing in the North Coast of Karawang Regency Roberto Pasaribu; Firman Agus H.; Liliek Soeprijadi
Journal of Geography of Tropical Environments Vol 3, No 2 (2019): August
Publisher : Open Journal System

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (621.369 KB) | DOI: 10.7454/jglitrop.v3i2.71

Abstract

The existence of the coast in the northern part of Karawang Regency is very worrying. Seawater that was far up to tens of meters from the side of the road, is now on the lip of the road, even some parts of the road are cut off due to abrasion of seawater. Some villages were affected by abrasion erosion. One of the effects of damage due to abrasion and sedimentation is the occurrence of shoreline changes. This change in coastline will affect people's lives and spatial planning for the development of the area. For this reason, this study aims to determine the extent and rate of shoreline changes that occurred on the coast of Karawang Regency in the periods of 1989, 1995, 2001, 2005, 2009, 2016, and 2018. The shoreline data was obtained from the extraction of Landsat 3 MSS, Landsat 5 TM, Landsat 7 ETM +, and Landsat 8 OLI-TIRS after the NDWI process was previously carried out. While the rate of change is calculated at 6 sample point locations scattered along the northern coast of Karawang Regency. The results showed that the largest area damaged by abrasion occurred in Sedari Village covering an area of 166.802 hectares, and the area formed by the largest sedimentation occurred in Muara Cilamaya Village at 276,318 hectares. Meanwhile, the fastest rate of shoreline change due to abrasion occurred in Sukajaya Village at 10 meters /year, while the slowest in Sedari Village at 3.77 meters / year. The fastest sedimentation process in Muara Cimalaya Village is 4.5 meters / year, while the late one in Tanjung Pakis Village is 3.09 meters / year.Keywords: Abrasion, Accretion, Coastline Changes, KarawangDOI: http://dx.doi.org/10.7454/jglitrop.v3i2.71
Perencanaan Bangunan Pelindung Pantai untuk Pencegahan Abrasi di Pantai Utara Karawang Roberto Patar Pasaribu; Asep Irwan; Chrisoetanto Pattirane
Jurnal Kelautan Nasional Vol 16, No 3 (2021): DESEMBER
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (896.54 KB) | DOI: 10.15578/jkn.v16i3.9831

Abstract

Pantai Karawang adalah pantai yang dipengaruhi aktifitas hidro-oseanografi yang terjadi disepanjang pantai seperti arus, gelombang dan pasang surut. Akibat dari himpasan gelombang laut dan transport sedimen mengakibatkan terjadinya abrasi dan sedimentasi yang menimbulkan kerusakan disepanjang pantai. Untuk  melindungi pantai dari kerusakan yang diakibatkan abrasi dilakukan dengan membuat bangunan pelindung pantai. Bangunan pelindung pantai adalah infrastruktur yang dibangun di garis pantai yang berfungsi sebagai pelindung pantai. Bangunan ini berfungsi untuk mengurangi besarnya gelombang yang sampai di pantai. Beberapa contoh bangunan pelindung pantai adalah Breakwater dan Groin. Penelitian ini bertujuan merencanakan bangunan pelindung pantai untuk mecegah abrasi yang terjadi di pantai utara kabupaten Karawang. Data yang digunakan adalah data hidro-oseanografi seperti gelombang, arus, pasang surut dan batimetri, sedangkan untuk pengolahan data digunakan program GENESIS. Berdasarkan hasil perhitungan dan analisa data serta kondisi pantai, bangunan pelindung pantai yang direncanakan adalah Breakwater dengan letak dan dimensi bangunan adalah: jarak bangunan dari pantai 50 meter, tinggi bangunan 6 meter, panjang bangunan 100 meter, jarak antara bangunan 20 m.
Kajian Abrasi dan Sedimentasi dengan Teknologi Remote Sensing di Pantai Karawang Roberto Patar Pasaribu; Liliek Soeprijadi; Dian Sutono
Jurnal Airaha Vol 8 No 02: DEC 2019
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Sorong, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (603.767 KB) | DOI: 10.15578/ja.v8i02.124

Abstract

The existence of the coastline in the northern part of Karawang Regency is very worrying due to abrasion and sedimentation where sea water that was far from the side of the road is now on the edge of the road and several areas along the coast have been damaged affected by the abrasion. The process of abrasion and sedimentation can be monitored by using Remote Sensing technology, which is technology that uses electro magnetic waves to produce images obtained from sensors carried by satellites with the physical properties of objects observed on the surface of the earth. The purpose of this study was to determine the process of abrasion and sedimentation that occurred in the Karawang regency coast by using remote sensing technology. Based on the results of data processing and analysis conducted in 6 sub-districts along the Karawang coast, abrasion and sedimentation have occurred, where 4 villages experienced abrasion while 2 villages experienced sedimentation. The largest area formed due to abrasion occurred in Sedari village covering 166,802 hectares and the largest area formed by sedimentation occurred in Muara Cilamaya village of 276,318 hectares. The fastest speed of abrasion process occurred in Sukajaya village by 10.00 meters / year while the fastest sedimentation process was in Muara Cimalaya village at 4.50 meters / year.
Kajian Pengembangan Wisata Bahari Di Kabupaten Banggai Kepulauan Roberto Patar Pasaribu; Aris Kabul Pranoto; Chrisoetanto Pattirane
Jurnal Airaha Vol 11 No 01: June 2022
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Sorong, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (295.054 KB) | DOI: 10.15578/ja.v11i01.309

Abstract

The development of marine tourism is essentially an effort to develop and utilize marine tourism objects and attractions in coastal and ocean areas, in the form of beautiful natural wealth, diversity of flora and fauna. and beach recreation. Based on secondary data and direct observations, it shows that in the Banggai Islands there is a very large marine tourism potential, namely the attractiveness of beaches, coasts, islands and underwater biodiversity. The purpose of this study is to provide an overview of the potential conditions for marine tourism in the Banggai Islands and create a concept for developing marine tourism for the area. This study also seeks to make an inventory of the existing marine tourism potential by providing potential data, both biological-non-biological and social and cultural uniformity as a supporting attraction for the development of marine tourism. The analysis is carried out using a SWOT analysis to see the strengths, weaknesses, opportunities and threats in the development of marine tourism. From the SWOT analysis, it was found that the marine tourism area in the Banggai Islands can be developed because it has internal strengths, namely it has a lot of potential for marine tourism and there are opportunities, namely the existence of routine sea transportation routes and marine tourism routes that pass through the area.
PEMETAAN TINGKAT KERENTANAN PESISIR DENGAN METODE CVI (COASTAL VULNERABILITY INDEX) DI KABUPATEN INDRAMAYU Roberto Patar Pasaribu; Aris Kabul Pranoto; Waluyo Waluyo; Amelia Fitrina Devi
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 14, No 2 (2022)
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56064/maspari.v14i2.19007

Abstract

Kerentanan (vulnerability) adalah suatu kondisi dari suatu komunitas yang menyebabkan ketidak mampuan dalam menghadapi ancaman bahaya. Tingkat kerentanan dapat ditinjau dari kerentanan fisik (infrastruktur), sosial kependudukan, dan ekonomi. Kerentanan fisik menggambarkan suatu kondisi fisik yang rawan terhadap faktor bahaya (hazard) tertentu.Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan tingkat kerentanan kawasan pesisir dengan menggunakan metode CVI (Coastal Vulnerability Index). Penelitian dilakukan di Pesisir Kabupaten Indramayu, mengingat wilayah tersebut merupakan kawasan padat penduduk dimana sebagian besar aktivitas penduduknya berpusat di pesisir tersebut.Dari hasil pemetaan kerentanan yang dilakukan, diperoleh kisaran  tingkat kerentanan di Pesisir Indramayu adalah  antara 2.887 – 3.651 atau berada dalam kerentanan sedang. Nilai kerentanan yang lebih tinggi terdapat di beberapa lokasi seperti di Desa Juntikedokan dan Benda.
ANALISIS TUTUPAN TERUMBU KARANG DI PERAIRAN PULAU PANJANG KECIL DAN PULAU KELAPA, KEPULAUAN SERIBU Roberto Patar Pasaribu; Rakhma Fitria Larasati; Melda Satria Saragih
Jurnal Kelautan dan Perikanan Terapan (JKPT) Vol 5, No 2 (2022): JKPT Desember 2022
Publisher : Politeknik Ahli Usaha Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jkpt.v5i2.10939

Abstract

Terumbu karang adalah ekosistem di perairan laut yang berperan penting untuk keberlangsungan hidup biota ikan dan biota-biota lainnya. Pertumbuhan terumbu karang memerlukan kualitas perairan yang baik dengan melihat kondisi kecerahan, suhu dan salinitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tutupan terumbu karang di perairan Pulau Panjang Kecil dan Pulau Kelapa yang terletak di Kepulauan Seribu, dengan mengolah data persentase tutupan, keanekaragaman dan dominasi terumbu karang. Metode pengumpulan data dilakukan dengan Underwater Photo Transek (UPT), kemudian dianalisa dengan Coral Point Count with Excel extentions (CPCe). Hasil penelitian menunjukkan persentase tutupan karang di Pulau Panjang Kecil adalah 34,98% dan di Pulau Kelapa 23,29 %. Nilai indeks keanekaragaman di kedua pulau ini 1,06 dan 1,09 serta dominasi karang adalah 0,12 dan 0,24.
Analysis of The Standard Quality of The Crude Solar Salt become The Health and Industry's Salt in Karawang District Roberto Patar Pasaribu; Aris Kabul Pranoto; Anasri Tanjung; Waluyo Waluyo; Suratna Suratna
PELAGICUS Volume 3 Nomor 3 Tahun 2022
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/plgc.v3i3.11336

Abstract

"Krosok" salt, or "Crude Solar Salt", is salt produced through the evaporation and crystallization of seawater. Some krosok salts have different qualities, and this is influenced by the quality of seawater as raw material, available production facilities and post-harvest handling. This krosok salt is mainly produced by salt farmers along the north coast of Karawang Regency. This study aimed to determine the quality of krosok salt obtained from salt farmers in Karawang Regency and to raise salt quality standards to increase the sale value of salt by creating healthy and industrial salt products. The method is to re-crystallize the "krosok" salt by adding binders or additives. Based on the results of the salt crystal test in the laboratory, it is known that the crystallization of "krosok" salt in Karawang Regency has a NaCl content of up to 99.35%; this value is already above the SNI quality standard of 98% as health salt. Meanwhile, for hazardous materials such as (Hg) and (As), the content is around 0.001%, below the SNI threshold of 0.1%.