Claim Missing Document
Check
Articles

Emotional Dynamics, Dialogue, And Organizational Innovativeness Of Indonesian Private Tv Stations Dodie Tricahyono
Jurnal Manajemen Indonesia Vol 21 No 3 (2021): Jurnal Manajemen Indonesia
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Telkom University.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/jmi.v21i3.3680

Abstract

Currently, researchers tend to suggest a socially based approach to address the challenge of innovation rather than an economic approach which often fails to address the challenge. This study examines the relationship between emotional dynamics as an independent variable, organizational innovativeness as the dependent variable, and dialogue as a mediator in Indonesian private television broadcasting institutions. Data is collected from 132 respondents who are creative workers at Indonesian private tv stations. Prior to hypotheses testing, this study conducted a factor analysis to check the construct validity of all variables under study. This study used multiple regression analysis to examine direct relationships and two-step hierarchical regression to examine mediating effect. The results show that emotional dynamics have a significant effect on organizational innovativeness and dialogue. The results also show that dialogue partially mediates the relationship between emotional dynamics and organizational innovativeness. This study found that organizational innovativeness can be achieved by those who apply: an open culture, a climate of discussion about new ideas, and a climate of mutual respect. The study also reveals that dialogue is a very important tool that mediates the relationship between open culture and organizational innovativeness. This study proposes that organizational age and the influence of national culture need to be considered for further research on social-based innovation. Keywords: emotional dynamics, dialogue, organizational innovativeness, Indonesian private tv stations
Identifikasi Faktor-Faktor Kesuksesan Start Up Digital di Kota Bandung Rudi Hardiansyah; Dodie Tricahyono
Jurnal Ekonomi Vol 27, No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (377.843 KB) | DOI: 10.31258/je.27.2.p.134-145

Abstract

According research from Center for Human Genetic Research (CHGR), amount of digital start up of Indonesia in 2020 reach 13.000 start up. Nowadays Indonesia, with 1.939 company of digital start up, touches 6th position country as the greatest amount of start up in the world. Nevertheless, data showed that the number of failed start up still high. According research from Shikar Gosh, the number of failed digital start up reach 95%. In othe side, data from one of digital start up incubator in Bandung, the number of failed digital start up reach 62,2%.Some start up can learn from oldest success start up as reference. This research be intended to seeing factors whether successfull digital start up, especially in Bandung City. This research is qualitative with 6 respondend contains the owner of start up, manager of incubator, and coach of developer digital start up in Bandung. The method used is literature manufacturing, observation to incubator, also deep interview to respondend. By this research, there are 11 factors deciding whether a digital start up are success, those are: Synergy, product, process, managerial innovation, communication, culture, experience, information technology, innovation skills, functional skills, and implementation skills. The research showed 10 of 11 variable thorough are influence factors in digital start up successful information technology doesnt influence enough. Depend on result, this research can suggest some point to start up enterpreneur, incubator organization, also for the next research. To be intended the founder of digital start up could be better, especially in incubator organization so the number of success digital start up would rise up.
Implementasi Social Network Analysis pada Penyebaran Country Branding “Wonderful Indonesia” Mahdi Shiddieqy Setatama; Dodie Tricahyono
Indonesia Journal on Computing (Indo-JC) Vol. 2 No. 2 (2017): September, 2017
Publisher : School of Computing, Telkom University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21108/INDOJC.2017.2.2.183

Abstract

Dalam upaya mencapai target pertumbuhan industri pariwisata dan meningkatkan jumlah kedatangan wisatawan asing, Kementerian Pariwisata melakukan berbagi upaya yang salah satunya adalah dengan merambah pemasaran online menggunakan situs jejaring sosial. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memodelkan, menganalisis dan mengevaluasi proses penyebaran informasi mengenai country branding “Wonderful Indonesia” pada top platform situs jejaring sosial Google Plus, Twitter dan Facebook dengan menggunakan pendekatan social network analysis. Dalam penelitian ini akan dilakukan visualisasi jaringan dengan menggunakan metode undirected graph, kemudian menghitung nilai properti jaringan dan mengukur nilai centrality untuk mengidentifikasi aktor-aktor berpengaruh di dalam jaringan. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui pola interaksi penyebaran country branding “Wonderful Indonesia” pada ketiga top platform menunjukan pola yang terpecah-pecah ke dalam sub-sub jaringan (komunitas). Terdapat 37 komunitas pada platform Google Plus, 272 komunitas pada plaform Twitter dan 54 komunitas pada plaform facebook. Kemudian Twitter unggul dalam enam atribut properti jaringan sehingga dinilai memiliki performa penyebaran yang lebih baik dibanding dengan jaringan pada platform Google Plus dan Facebook. Berdasarkan hasil hitung centrality maka diketahui akun Tri Rini Nuringtyas pada platform Google Plus, akun SportourismID pada platform Twitter dan akun PlaneTourIndonesia pada platform Facebook merupakan aktor-aktor yang paling berpengaruh dan dapat diberdayakan oleh Kementerian Pariwisata Republik Indonesia untuk meningkatkan penyebaran country branding dan kampanye pariwisata “Wonderful Indonesia”.
Classifying Electronic Word of Mouth and Competitive Position in Online Game Industry Bram Manuel; Dodie Tricahyono
Journal of Data Science and Its Applications Vol 1 No 1 (2018): Journal of Data Science and Its Applications
Publisher : Telkom University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21108/jdsa.2018.1.9

Abstract

The number of online review in online game industry growing significantly along with growing rateof internet adoption. With abundant number of data, one can acquire limitless insight, for example,information regarding of electronic word-of-mouth (e-WOM) whom greatly affecting consumerbehavior and business performance. Knowledge of e-WOM can be used as competitive intelligenceto deal with industrial competition. Therefore, this research answers how to classify e-WOM, whatare e-WOM aspects emerge in MMOFPS game, and how does comparison of e-WOM positivitybetween the three MMOFPS Game used as research objects. Dataset are constructed from Reviewpage of Steam website for respective games with total 499 reviews used as sample data. Then theanalysis conducted using Orange and Indico API as tools. Therefore, we found several noun wordsfrequently used as opinion target and we also found out that in aspect-level comparison, Game 2gain the highest e-WOM positivity value in community aspect and Game 1 gain the highest e-WOMpositivity value in general aspect. Thus, each respective game developer can manage to furtherdevelop their strategies from the information of their competitive position in the industry
Adaptasi Business Model Canvas Melalui Perancangan Strategi Pivot Dalam Rangka Menjawab Tantangan Pandemi Covid-19 (Studi Kasus Warung Nasi Ibu Imas Bandung) Ahmad Faisal; Dodie Tricahyono; Rina Djunita Pasasribu; Mohamad Riza Sujipto
SEIKO : Journal of Management & Business Vol 5, No 1 (2022): January - Juny
Publisher : Program Pascasarjana STIE Amkop Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37531/sejaman.v5i1.2553

Abstract

Pertumbuhan Industri F&B di Indonesia terutama di Kota Bandung sangat berkembang pesat. Hal itu pun berdampak kepada Rumah Makan Sunda Warung Nasi Ibu Imas karena berada pada sektor bisnis F&B yang memiliki persainan yang cukup ketat di Kota Bandung. Tujuan penelitian ini adalah untuk merubah Business Model Canvas Warung Nasi Ibu Imas pada saat ini dengan menggunakan Strategi Pivot hal ini dibutuhkan untuk memecahkan masalah yang dimiliki Warung Nasi Ibu Imas, karena penurunan pendapatan sebesar 20,5%. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara dan dokumentasi. Narasumber berjumlah 5 orang dari pihak internal Warung Nasi Ibu Imas. Berdasarkan hasil wawancara tersebut dengan narasumber, Business Model Canvas Warung Nasi Ibu Imas pada saat ini sudah cukup baik, karena sudah dapat memenuhi keseluruhan 9 elemen blok Business Model Canvas. Namun setelah dilakukannya wawancara terkait empat indikator Pivot Strategi Warung Nasi Ibu Imas masih memiliki beberapa permasalahan. Tahap selanjutnya adalah menganalisis ke 4 elmen yang ada di pivot untuk menjawab tantangan atau permasalahan yang ada di Warung Nasi Ibu Imas. Hasilnya terdapat 9 elemen Business Model Canvas Warung Nasi Ibu Imas yang berubah yaitu Customers segment, Value propositon, Channels, Customers relationship, Key Resources,Key activities, Key Partneship, Cost structure, dan Revenue stream. Keywords: Business Model Canvas, Pivot Strategy, Warung Nasi Ibu Imas
Rancangan Strategi Inovasi Desa Wisata Tenjolaya di Kabupaten Bandung dengan Pendekatan Design Thinking Dodie Tricahyono; Risris Rismayani; Bram Manuel
Jurnal Pengabdian Masyarakat Akademisi Vol. 2 No. 3 (2023)
Publisher : Jurnal Pengabdian Masyarakat Akademisi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54099/jpma.v2i3.654

Abstract

Pemerintah Jawa Barat menargetkan bahwa pariwisata adalah sektor yang diandalkan untuk mendukung laju pertumbuhan ekonomi Jawa Barat. Pemerintah Kabupaten Bandung pun turut menyatakan komitmennya dalam mendukung perkembangan pariwisata daerah melalui program Desa Wisata. Desa Wisata Tenjolaya merupakan salah satu desa yang dikembangkan untuk menjadi destinasi wisata berbasis pengelolaan lokal. Namun, berdasarkan observasi yang dilakukan oleh tim, pengelolaan yang dilakukan oleh pengelola dirasa belum maksimal sehingga membatasi cakupan pasar wisatawan yang berkunjung. Program pengabdian masyarakat mengusung perancangan strategi inovasi bagi Desa Wisata Tenjolaya dengan pendekatan design thinking. Metode ini digunakan untuk dapat menghasilkan ide inovasi yang sesuai dengan konteks masyarakat sasar. Usulan inovasi disampaikan dalam bentuk proposal bisnis dengan tema “Tenjolaya: One stop healing camping ground” Dari hasil pengujian ide kepada pengelola desa wisata dan calon pengunjung, konsep bisnis yang diusung mendapatkan respon positif. Sehingga terindikasi menarik untuk diimplementasikan.
Analysis of Acceptance and Success of Digipos Aja Telkomsel in Kalimantan Region Using The Integration of UTAUT and DeLone & McLean Models Febriana Hestika Mirandi; Dodie Tricahyono
International Journal of Social Service and Research Vol. 3 No. 10 (2023): International Journal of Social Service and Research (IJSSR)
Publisher : Ridwan Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46799/ijssr.v3i10.554

Abstract

The current development of technology and information is driving various business sectors to undergo transformation. Telkomsel continues to strive to enhance ease in providing digital connectivity support solutions. One of these efforts is the establishment of a supply chain ecosystem through the management of Telkomsel resellers by introducing the Digipos Aja application. This research aims to identify factors that influence acceptance and success of implementing Digipos Aja. It employs variables from the Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) model and Delone and McLean IS Success model. Quantitative method involves collecting data about usage frequency, user satisfaction levels, and benefits received through a questionnaire distributed to 400 resellers using DigiPOS Aja in the Kalimantan region. Quantitative data is analyzed using Partial Least Square (PLS) and Structural Equation Modeling (SEM) with the data processing tool SmartPLS. The research results indicate that two variables, System Quality and Service Quality, are not significant in relation to Continuance Intention.
IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT IMPLEMENTASI TRANSFORMASI DIGITAL PADA UMKM Ferdiansyah, Mochamad Ryan; Tricahyono, Dodie
Jurnal Ilmiah Manajemen, Ekonomi, & Akuntansi (MEA) Vol 7 No 2 (2023): Edisi Mei - Agustus 2023
Publisher : LPPM STIE Muhammadiah Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31955/mea.v7i2.3194

Abstract

Transformasi digital merupakan langkah bagi perusahaan untuk beradaptasi dengan era digital. Namun, tidak semua perusahaan dapat dengan mudah mengimplementasikan transformasi digital, khususnya di industri perhotelan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor penghambat apa saja yang dialami oleh Hotel Flamboyan Indah saat melakukan transformasi digital. Penelitian ini menggunakan faktor-faktor penghambat transformasi digital, yaitu (1) Sumber Daya Manusia (SDM), (2) teknologi, (3) keterkaitan TI dengan proses bisnis, dan (4) kepemimpinan digital. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan terdiri dari wawancara mendalam dengan tiga narasumber internal dari pihak Hotel Flamboyan Indah dan satu narasumber eksternal yang dijadikan sebagai benchmark. Hasil penelitian menunjukan bahwa tiga dari enam variabel yang diteliti merupakan faktor yang menghambat Hotel Flamboyan Indah dalam melakukan transformasi digital. Faktor yang menjadi hambatan yaitu yaitu (1) Keahlian IT, (2) Keterkaitan TI dengan proses bisnis, dan (3) Kepemimpinan digital, sedangkan faktor lainnya tidak menghambat. Hotel Flamboyan Indah diharapkan fokus dalam mengatasi tiga variabel yang menjadi hambatan dalam transformasi digital dan bagi penelitian yang akan datang diharapkan dapat dilakukan pada bidang usaha lain.
Analysıs Of The Mıxed Realıty Adoptıon Process Usıng The Dıffusıon Of Innovatıon Theory In The Creatıve Industry In Indonesıa Dodie Tricahyono; Indra Laksana
Asian Journal of Management, Entrepreneurship and Social Science Vol. 4 No. 03 (2024): August Asian Journal of Management Entrepreneurship and Social Science ( AJMES
Publisher : Cita Konsultindo Research Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Technology is rapidly evolving and inevitably affecting humanity. Individuals living in the smartphone era are directly or indirectly compelled to adapt to advancements in information and communication technology. One such technology is the Metaverse, a virtual world where people can interact with each other within a three-dimensional software environment known as Mixed Reality. In Mixed Reality, various activities can be performed and utilized by different groups, particularly businesses in the creative industry. However, the effective use of Mixed Reality requires appropriate processes by prospective users. When an innovation is communicated through various channels over a specific period within a social system, it is referred to as the Diffusion of Innovations theory. In Indonesia, Mixed Reality innovation is not yet widely recognized by the public, and only a few entrepreneurs fully understand and are familiar with Mixed Reality. The Diffusion of Innovations theory outlines five stages in the adoption of an innovation, where individuals face two options: adoption or rejection. In this study, the author will use a qualitative method by observing variables related to technology adoption. This research will process data by conducting interviews with a community that has previously used technology, either directly related to Mixed Reality.
KAPASITAS KEWIRAUSAHAAN MELALUI PENGEMBANGAN USAHA BERBASIS DIGITAL BAGI PEKERJA MIGRAN INDONESIA SALIMAH TAIWAN Sary, Fetty Poerwita; Tricahyono, Dodie; Candiwan, Candiwan
Sebatik Vol. 27 No. 2 (2023): Desember 2023
Publisher : STMIK Widya Cipta Dharma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46984/sebatik.v27i2.2300

Abstract

Pengembangan kompetensi kewirausahaan merupakan salah satu aspek penting bagi sumber daya manusia. Hal ini juga disadari oleh Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Taiwan untuk meningkatkan kompetensi tersebut saat kembali ke Indonesia serta meningkatkan kapabilitas digital agar dapat beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Salah satu cara yang efektif untuk membangun kompetensi adalah dengan memanfaatkan platform digital. Bekerjasama dengan Salimah Taiwan, kegiatan pengabdian masyarakat (abdimas) ini bertujuan untuk mengembangkan kompetensi PMI yang merupakan anggota Salimah Taiwan. Metode yang digunakan dalam kegiatan abdimas ini terdiri dari enam tahap, yaitu Training Need Analysis (TNA), pembuatan materi, pelatihan, assesment, evaluasi dan pembuatan aplikasi. Luaran dari abdimas ini adalah pelatihan dan pengembangan aplikasi Salimah E-Course yang dapat digunakan dan diunduh oleh PMI. Implementasi kegiatan ini telah menunjukkan hasil positif. Melalui materi pelatihan yang diberikan terdapat peningkatan rata-rata kompetensi sebesar 17,85%. Sementara itu hasil evaluasi menunjukan feedback yang baik. Saran untuk kelanjutan kegiatan  ini adalah perlunya memberikan pelatihan tambahan kepada para PMI agar mereka dapat termotivasi untuk belajar mandiri. Pelatihan tambahan ini dapat membantu mereka dalam mengembangkan kompetensi secara berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Selain itu, pengembangan materi pembelajaran tambahan juga dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dan permintaan PMI. Dengan demikian, hal tersebut dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi PMI dalam meningkatkan kompetensi kewirausahaan dan mempersiapkan PMI dalam menghadapi tantangan masa depan.