Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

IMPLEMENTASI PROJECT BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Nur Esa; Abdul Halik; Musyarif
AL-MUADDIB: Jurnal Kajian Ilmu Kependidikan Vol. 7 No. 3 (2025): Juli
Publisher : LPPM STAI Muhammadiyah Probolinggo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46773/muaddib.v7i3.1936

Abstract

This study aims to analyze the level of students' learning motivation in Islamic Religious Education before and after the implementation of project-based learning. Additionally, it seeks to describe the implementation of project-based learning in Islamic Religious Education and assess whether its application is effective in improving students' learning motivation. The primary research question is whether the implementation of project-based learning effectively enhances the learning motivation of Islamic Religious Education students at SDN 160 Salokalama, Enrekang Regency. This research employs an experimental approach, specifically a pre-experimental design with a one-group pretest-posttest design. The study population consists of 97 students, with a sample of 13 students selected using purposive sampling. Data collection techniques include tests, questionnaires, and documentation. The research instruments comprise pretests, posttests, and questionnaires, while data analysis utilizes descriptive statistical analysis and inferential statistical analysis. The findings reveal: (1) The students' learning motivation level before the implementation of project-based learning was categorized as low, with an average pretest score of 30.00. After implementation, motivation increased significantly, with an average posttest score of 84.62. (2) The implementation of project-based learning was effectively applied in the fifth grade of SDN 160 Salokalama, Enrekang Regency. Students actively participated in learning through creative and relevant projects, such as mind mapping, aligned with Islamic Religious Education material. (3) Project based learning proved effective in enhancing students' motivation in Islamic Religious Education, as evidenced by the N-Gain score test, which showed a 0.7654 (76.5%) improvement in learning motivation—classified as effective.
Formulasi Boarding School (Pondok Pesantren) Sebagai Sekolah Unggulan Di Era Teknologi Informasi dan Komunikasi ahdar, ahdar; Musyarif
PELITA - JURNAL PENDIDIKAN DAN KEGURUAN Vol 1 No 2 (2023): PELITA - JURNAL PENDIDIKAN DAN KEGURUAN
Publisher : STAI AL GAZALI SOPPENG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lembaga pendidikan agama Islam yang di dalamnya termasuk boarding school masih memiliki cirri khas tersendiri. Boarding school yang dikonotasikan orang pada umumnya sebagai lembaga pendidikan tradisional, tertutup, konservatif, kuno dan sebagainya. Secara empiris dan histories, boarding school memiliki keampuhan dalam mempertahankan nilai-nilai Islami serta ketangguhan dalam mempertahankan identitas diri sebagai salah satu khazanah kebudayaan. Oleh karena itu, untuk melahirkan generasi yang handal maka harus menciptakan sekolah yang unggul dan mampu berdialektika dengan zaman. Untuk itulah, kehadiran sekolah unggulan sangat urgen demi peningkatan kualitas hidup umat manusia. Boarding school sebagai lembaga pendidikan Islam harus dibangun sesuai falsafah pendidikan agama Islam. Umat Islam terkesan tertinggal dengan kemajuan yang ada, maka perlu kiranya merumuskan paradigma sekolah unggulan, dengan demikian boarding school harus revivalis dalam mempertahankan niali-nilai Islam sekaligus mampu menawarkan sebagai solusi terbaik di tengah-tengah masyarakat, dan menjadi pusat peradaban baru yang lebih Islami. Metode penelitian yang digunakan, yakni Metode Pendekatan, Pelaksanaan dan Pengumpulan Data. Dengan formulasi boarding school yang kredibel dan akseptable, akan melahirkan out put pendidikan yang handal dan unggul. Olehnya itu, boarding school memiliki peranan yang sangat penting dalam menghadapi kompleks dan rumitnya tantangan diera teknologi informasi dan komunikasi (TIK), dan dengan boarding school sebagai sekolah unggulan, umat Islam akan mampu berkiprah dengan cita identitasnya dalam mengarahkan dan mempengaruhi peradaban manusia sebagaimana yang dialami umat Islam dimasa pertengahan.
Interpretasi Masyarakat Tentang Komunikasi Simbolik dalam Ritual Kematian Towani Tolotang di Kelurahan Amparita Era Fasira; Ramli; Musyarif
Bahasa Indonesia Vol 6 No 1 (2025): J-Kis: Jurnal Komunikasi Islam Juni 2025
Publisher : Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam IAI Pangeran Diponegoro Nganjuk

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53429/j-kis.v6i1.1331

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interpretasi Masyarakat tentang komunikasi simbolik dalam ritual kematian towani tolotang. Penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Adapun jenis data yang digunakan adalah data kualitatif deskriptif. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan data pendukung berupa catatan, seperti buku, jurnal, foto yang sifatnya dokumentasi. Penelitian ini mengumpulkan data dari wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan analisis dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1). Tahapan pertama dimulai dengan pemberitahuan kematian, Tahap berikutnya adalah persiapan jenazah. Setelah itu, dilakukan persiapan sesajian. Tahapan terakhir adalah upacara setelah kematian. 2) Makna simbolik dalam ritual kematian Towani Tolotang, seperti pemberitahuan kematian ke pemangku adat dengan membawa sirih dan pinang sebagai simbol penghormatan, jenazah yang dikeluarkan melalui jendela berarti jalan orang hidup dan orang mati berbeda, proses persiapan jenazah berdasarkan stratifikasi sosialnya, Sesaji dalam tradisi kematian masyarakat Tolotang terdiri dari makanan seperti nasi, telur, ayam, dan pisang, serta perlengkapan seperti dupa, kain putih, dan wadah tertentu. 3) Interpretasi masyarakat tentang komunikasi simbolik dalam ritual kematian Towani Tolotang di Kelurahan Amparita mencerminkan pemahaman mereka terhadap makna mendalam dari setiap simbol dan tindakan yang dilakukan.
Implication of Education in Acculturating Culture of Mambabei An A'Uhaidao Village, Aralle District, Mama’sa Regency, West Sulawesi Ahdar; Abdul Halik; Musyarif
JTP - Jurnal Teknologi Pendidikan Vol. 23 No. 3 (2021): Jurnal Teknologi Pendidikan
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/jtp.v23i3.22668

Abstract

Acculturation is a form of cultural change caused by contact or cultural groups, which emphasizes the acceptance of new cultural patterns and characteristics of indigenous peoples by minority groups. The acculturation of Islamic culture and local culture in Mambabei Ana' culture gave birth to various social values ​​in the social interactions of the community. Mambabei Ana' culture is an example of associative social interaction that leads to unity and cooperation in society. The research method used in this thesis is descriptive qualitative research. The data in this study were obtained from primary data and secondary data. Data collection techniques were carried out through observation, interviews and documentation, equipped with technical data analysis using data reduction, presentation and verification. The results of this study indicate that: 1) The implementation of the Mambabei Ana' culture in Uhaidao Village, Aralle District, Mamasa Regency is carried out with several ceremonial activities through three stages, namely the preparation stage (mappaissang, mokaju, ma'baje/sokko, and ma'bungkungkus); implementation stage (pegereang beke, pegereang manu, pambeengang sanga, and pa'bacaang barazanji); and the closing stage (ma'tarakang, and pambacaang prayer). 2) There are several social values ​​that exist in the acculturation of Mambabei Ana' culture, Uhaidao Village, Aralle District, Mamasa Regency, namely mutual cooperation, mutual assistance, togetherness, compassion, unity and praying for each other. 3) The implications of social education in acculturating Mambaaei Ana' culture, Uhaidao Village, Aralle District, Mamasa Regency, namely education on social awareness, social harmony,
Harmony Between The Values of and Tazkiyatun Nafs in Bugis Lontarak Musyarif; Yani, Ahmad; Umam, Fuadul; Anugrah; Mako, Susi
Al-Hikmah Journal for Religious Studies Vol 27 No 02 (2025): Desember
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study explores the harmony between Bugis pappaseng values and the Islamic concept of tazkiyatun nafs. Using a qualitative library research approach combined with content analysis, the research examines lontarak manuscripts, historical sources, and classical Islamic texts on spiritual purification. The findings indicate that the five core values in pappaseng—lempu (honesty), amaccang (wisdom), asitinajang (propriety), agettengeng (steadfastness), and siri’ na pesse (honor and solidarity)—are aligned with fundamental principles of tazkiyatun nafs such as sidq (truthfulness), hikmah (wisdom), adl (justice), istiqamah (consistency), and ukhuwah (brotherhood). Both traditions emphasize moral integrity, social harmony, and spiritual devotion as foundations for individual and communal life. This research highlights that Bugis cultural heritage and Islamic teachings are not separate entities, but mutually reinforcing frameworks for shaping moral identity and sustaining collective values in contemporary society. Keywords: pappaseng, tazkiyatun nafs, Bugis ethics, Islamic spirituality