Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Observasi Penggunaan Posisi High Fowler Pada Pasien Efusi Pleura di Ruang Perawatan Penyakit Dalam Fresia 2 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung : Studi Kasus Windiramadhan, Alvian Pristy; Sicilia, Asha Grace; Sari, Eka Afrima; Pratiwi, Sri Hartati; Platini, Hesti; Hamidah, Hamidah
Jurnal Perawat Indonesia Vol. 4 No. 1 (2020): May 2020
Publisher : Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (225.984 KB) | DOI: 10.32584/jpi.v4i1.446

Abstract

Efusi pleura merupkaan penimbunan cairan yang berlebihan pada rongga pleura sehingga menyebabkan seseorang mengalami sesak nafas. Tindakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi sesak nafas dan meningkatkan oksigenasi agar tidak ketergantungan dengan pemberian oksigen dalam jangka panjang yaitu dengan posisi high fowler. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan studi kasus tentang penggunaan posisi high fowler pada pasien efusi pleura di Ruang Fresia 2 RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung. Penelitian dilakukan dengan pendekatan studi kasus pada 3 orang pasien dengan krieria pasien yang di diagnosis efusi pleura pasien yang mengalami sesak nafas (RR > 24 x/menit), pasien dewasa atau lanjut, pasien dapat berkomunikasi dan bersedia diwawancara, terpasang CTT atau pigtail dan terpasang oksigen. Setelah dilakukan observasi selama tiga hari ada perbedaan nilai pernafasan dan saturasi oksigen sebelum dan sesudah posisi high fowler. Rentang nilai pernafasan sebelum posisi high fowler adalah 24 – 30 kali/menit dengan nilai saturasi oksigen 97 – 98%. Sedangkan rentang nilai pernafasan sesudah posisi high fowler adalah 22 – 27 kali/menit dengan nilai saturasi oksigen 98 – 99%. Posisi high fowler merupakan posisi pilihan untuk pasien yang mengalami sesak nafas khususnya pada pasien yang mengalami efusi pleura. Observation of Using High Fowler Position in Pleura Efficient Patients in The Medical Ward in Fresia 2 Dr. Hasan Sadikin Bandung Hospital: Case Study. Pleural effusion is an excessive accumulation of fluid in the pleural cavity and causing a person to experience shortness of breath. Actions that can be taken to reduce shortness of breath and increase oxygenation so as not to depend on the provision of oxygen in the long term is by positioning high fowler. Therefore researchers interested in conducting a case study of the use of high fowler positions in pleural effusion patients in Fresia Room 2 Dr.Hasan Sadikin Hospital Bandung. The study was conducted with a case study approach on 3 patients with patients who were diagnosed with pleural effusion of patients experiencing shortness of breath (RR> 24 x / min), adult or advanced patients, patients can communicate and be willing to be interviewed, CTT or pigtail attached and attached oxygen. After observing for three days there were differences in respiratory values and oxygen saturation before and after the high fowler position. The range of respiratory values before the high fowler position is 24-30 times / minute with an oxygen saturation value of 97-98%. While the range of respiratory values after the high fowler position is 22-27 times / minute with an oxygen saturation value of 98 - 99%. The high fowler position is the position of choice for patients who experience shortness of breath, especially in patients who experience pleural effusion. 
HUBUNGAN MEKANISME KOPING DENGAN RESILIENSI PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RUMAH SAKIT UMUM BHAKTI ASIH TANGERANG SICILIA, ASHA GRACE; APRILIA, MEGA; WARDHANI, PRATIWI CAHYA; KURNIAWATI, ANY
Medical Nurse Journal Vol. 1 No. 2 (2024): Medical Nurse Journal
Publisher : Universitas Bhakti Asih Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gagal ginjal kronis merupakan kondisi hilangnya fungsi ginjal secara progresif yang memerlukan hemodialisis. Data RSU Bhakti Asih menunjukkan peningkatan pasien hemodialisis dari 1.232 (2023) menjadi 2.262 (Januari-Oktober 2024), meningkat 83,59%. Pasien hemodialisis memerlukan mekanisme koping dan resiliensi yang baik dalam menghadapi kondisinya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan mekanisme koping dengan resiliensi pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di Rumah Sakit Umum Bhakti Asih Tangerang tahun 2024. Desain penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Penelitian ini dilakukan pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di RSU Bhakti Asih Tangerang tahun 2024 dengan jumlah sampel penelitian berjumlah 62 responden dengan kriteria inklusi pasien dengan penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di Rumah Sakit Umum Bhakti Asih dan usia <75 tahun. Sedangkan kriteria ekslusi pasien gagal ginjal kronik yang mengalami penurunan kesadaran, dalam keadaan tidak berdaya dan lemah seperti pada kondisi sesak nafas, sakit kepala atau pusing, mual dan muntah. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner mekanisme koping (Brief COPE Inventory) dan kuesioner resiliensi (Connor-Davidson Resilience Scale). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pasien memiliki mekanisme koping adaptif (56.5%) dan tingkat resiliensi sedang (37.1%). Analisis bivariat dengan uji Spearman menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara mekanisme koping dengan resiliensi (p-value = 0.002). Kesimpulannya, terdapat hubungan positif antara mekanisme koping dengan resiliensi pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis. Hal ini menunjukkan bahwa mekanisme koping yang adaptif dapat meningkatkan resiliensi pasien dalam menghadapi tantangan dan tekanan akibat penyakit.
Budaya Keselamatan Pasien Di Layanan Kesehatan : Literatur Review Saragih, Ayu My Lestari; Sicilia, Asha Grace
BEST Journal (Biology Education, Sains and Technology) Vol 8, No 2 (2025): September 2025
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/best.v8i2.12205

Abstract

Patient safety merupakan komponen utama dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang bermutu. Salah satu pendekatan strategis untuk mencapainya adalah dengan membangun dan memperkuat budaya keselamatan pasien di setiap lini layanan kesehatan. Studi ini merupakan literature yang bertujuan untuk menganalisis budaya keselamatan pasien di layanan kesehatan. Metode yang digunakan adalah literatur review yang dilakukan dengan menganalisa artikel yang terkait. Pencarian artikel dengan menggunakan database online yaitu Google Scholar, Science direct, PubMed, Mendeley, kata kunci Budaya or Keselamatan Pasien or Layanan Kesehatan rentang waktu 2021-2025. Hasil telaah dilakukan pada 10 artikel yang dianalisis ditemukan bahwa terdapat beberapa faktor yang memengaruhi budaya keselamatan pasien dilayanan kesehatan diantaranya adanya keterbukan komunikasi, umpan balik, persepsi, pembelajaran organisasi, perbaikan berkelanjutan, kerja tim, dukungan manajemen dan pelaporan insiden. Meskipun ada kemajuan signifikan di berbagai institusi, masih diperlukan upaya intensif dari semua pihak, terutama manajemen rumah sakit, untuk meningkatkan kesadaran, pelatihan keselamatan pasien, dan evaluasi guna mencapai budaya keselamatan yang optimal dan menyeluruh
Persepsi Praktisi Kesehatan Terhadap Pelaksanaan Perawatan Paliatif Di RSAU Dr. M. Salamun Bandung Sicilia, Asha Grace
BEST Journal (Biology Education, Sains and Technology) Vol 8, No 2 (2025): September 2025
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/best.v8i2.12204

Abstract

Seiring dengan meningkatnya usia harapan hidup yang disertai dengan meningkatnya penyakit degeneratif maka kebutuhan akan perawatan paliatif juga meningkat. Perawatan paliatif bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga, dengan cara meringankan gejala penyakit mengancam jiwa, yang berdampak pada aspek fisik, psikologis, sosial dan spiritual. Namun pelaksanaan perawatan paliatif masih belum optimal. Berbagai hambatan yang dialami oleh perawat dalam pelaksanaan perawatan paliatif di Rumah Sakit. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah dari aspek tenaga kesehatan yang terlibat dalam tim perawatan paliatif. Penelitian ini bertujuan untuk menggali secara mendalam tentang persepsi praktisi kesehatan yang terlibat dalam perawatan paliatif yaitu terdiri dari dokter, perawat, fisioterapis dan ahli gizi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, didapatkan 7 partisipan yang bersedia terlibat dalam penelitian ini yang diambil dengan cara purposive sampling. Pengumpulan data dengan cara wawancara mendalam dengan tatap muka dan secara virtual, dan analisa data menggunakan analisis konten. Hasil penelitian didapatkan lima tema yaitu; pemahaman tentang fokus praktik perawatan paliatif, kebutuhan untuk meningkatkan kompetensi dalam praktik, kebutuhan koordinasi pelayanan dan kolaborasi interdisiplin, pelibatan pasien dan keluarga dalam proses perawatan, dan hambatan dalam pelaksanaan praktik perawatan paliatif. Dari temuan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan perawatan paliatif di Rumah Sakit dipengaruhi oleh beberapa aspek antara lain: tingkat pengetahuan tenaga medis dan kesehatan tentang perawatan paliatif, kepercayaan diri untuk melaksanakan perawatan paliatif, koordinasi pelayanan dan kerjasama interdisiplin, fasilitas pendukung kebijakan serta keterlibatan keluarga dalam menentukan perawatan yang diinginkan bagi pasien atau anggota keluarganya
PEMERIKSAAN KESEHATAN TERHADAP TENSI DARAH, GULA DARAH, Hb DAN KOLESTEROL KEPADA MASYARAKAT DALAM KEPEDULIAN BESAR MELALUI PENGABDIAN MASYARAKAT DI UNIVERSITAS BHAKTI ASIH TANGERANG TAHUN 2024 REVIANA, RISKA; MANDAKU, EKBERTH; SARAGIH, AYU MY LESTARI; SICILIA, ASHA GRACE; SYAEFUDIN, ADIN; KURNIAWATI, ANY; SILABAN, MERRI; PARIDA, UPI; HANDAYANI, DWI RETNO; WAHYUDI, HARUN; SUYITNO, EDI; SURYANI, YENI; SOFIAH KS, SOFIAH KS; JUWITA, DESSI; WARDHANI, PRATIWI CAHYA; SARTIKA, IKAH; ASHRI, RIZKI HALLIFAH; SUMARMI, SUMARMI; TANTO, TANTO; NURBAITI, SITI; HADIYANI, SUSAN; SUSANTI, YULIA
Community Service Articles Vol.1 No.2 (Nov 2024)
Publisher : Universitas Bhakti Asih Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.65344/comers.v1i2.55

Abstract

Pengabdian kepada masyarakat ini telah dilaksanakan selama 1 hari pada masyarakat di Universitas Bhakti Asih Tangerang dalam rangka HUT Kemerdekaan RI dan HUT Tentara Nasional Indonesia ke-79 bertujuan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan sebagai bentuk screening test dalam mendeteksi dini tensi darah, gula darah, kadar hemoglobin dan kolesterol. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah melakukan pemeriksaan kesehatan untuk masyarakat. Tahapan pelaksanaan diawali dengan melakukan pendaftaran pada daftar hadir peserta lalu dilakukan pengukuran tensi darah, selanjutnya pemeriksaan gula darah, hemoglobin, dan kolesterol dengan menggunakan stik digital. Pemeriksaan kesehatan ini dilakukan seluruh dosen dibawah fakultas ilmu kesehatan dan sains, baik prodi DIII kebidanan, S1 Adminitrasi Rumah Sakit, S1 ilmu keperawatan, dan Profesi Ners. Hasil evaluasi terhadap kegiatan pemeriksanaan kesehatan menunjukkan bahwa masyarakat dapat melakukan deteksi dini dalam mengetahui kondisi tensi darah, gula darah, hemoglobin dan kolesterol setiap individunya.
APLIKASI YOGA KEPADA PASIEN HIV/AIDS YANG MENGALAMI INSOMNIA : LITERATURE REVIEW MANDAKU, EKBERTH; SARAGIH, AYU MY LESTARI; SICILIA, ASHA GRACE
Medical Nurse Journal Vol. 1 No. 1 (2024): Medical Nurse Journal
Publisher : Universitas Bhakti Asih Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Human immunodeficiency virus (HIV) adalah infeksi yang menyerang dan melemahkan sistem kekebalan tubuh, terdapat kurang lebih 39.900.000 orang yang hidup dengan HIV di tahun 2024. Yang baru terinfeksi ditahun 2021 berjumlah 1.500.000 orang, dan jumlah yang meninggal karena HIV di tahun 2021 berjumlah 650.000 orang. Penderita HIV Indonesia berjumlah 50.282 sampai di tahun 2019, Besarnya angka ODHA yang mengalami insomnia tetapi hanya sekitar 11,19% yang mengkonsumsi obat tidur (Huang et al., 2017, Latif et al., 2014, Jean-Louis et al., 2012, & CDC, 2022). gangguan tidur dapat memperburuk komplikasi umum terkait HIV seperti gangguan kognitif, neuropati perifer yang menyakitkan, dan kelelahan kronis. Yoga dapat membantu dalam pengelolaan insomnia dan gangguan terkait tidur lainnya bersamaan dengan farmakoterapi dan intervensi psikologis.
TINJAUAN SISTEMATIS: FAKTOR-FAKTOR YANG BERKONTRIBUSI TERHADAP PELAKSANAAN PERAWATAN PALIATIF OLEH PERAWAT DI LINGKUP RUMAH SAKIT SICILIA, ASHA GRACE; SARAGIH, AYU MY LESTARI; MANDAKU, EKBERTH
Medical Nurse Journal Vol. 1 No. 1 (2024): Medical Nurse Journal
Publisher : Universitas Bhakti Asih Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perawatan paliatif (Palliative care) merupakan pendekatan yang bertujuan memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah yang berhubungan dengan penyakit yang mengancam jiwa, melalui pencegahan dan peniadaan melalui identifikasi dini, penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan masalah lain, fisik, psikososial dan spiritual. Jumlah kebutuhan akan pelayanan paliatif terus meningkat tetapi tidak diimbangi dengan peningkatan pengetahuan dan sikap perawat. Pengetahuan perawat yang terbatas tentang perawatan paliatif menjadi hambatan paling sering dilaporkan dalam pemberian perawatan paliatif. Selain itu, penelitian bagaimana praktik perawatan paliatif itu dilakukan oleh perawat masih jarang diteliti. Tujuan dari sistematik ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor terkait pelaksanaan perawatan paliatif yang dilakukan oleh perawat dan mengidentifikasi kesenjangan literatur. Strategi pencarian dilakukan pada database PUBMED, CINAHL, dan Google Scholar, kemudian strategi pencarian lainnya dilakukan secara manual (handsearch) pada database lain yaitu Journal of Palliative Care. Studi yang diterbitkan dalam Bahasa Inggris dan tahun 2009-2019 dipertimbangkan untuk dimasukkan dalam tinjauan ini. Terdapat 9 studi yang masuk kedalam kriteria inklusi kami. Hasil dari tinjauan sistematis ini mengungkapkan faktor-faktor yang terkait dengan perawatan paliatif yang dilakukan oleh perawat adalah pengetahuan, sikap, tingkat pendidikan, pengalaman kerja, pengalaman sebelumnya dalam merawat pasien terminal, area klinis, usia, pelatihan perawatan paliatif, institusi rumah sakit. Perlu eksplorasi lebih lanjut terkait faktor-faktor tersebut guna mendukung peningkatan implementasi perawatan paliatif, khususnya oleh perawat.  
SUPERVISI KEPALA RUANGAN DALAM PENERAPAN KOMUNIKASI SBAR (SITUATION, BACKGROUND, ASSESMENT, RECOMMENDATION) SAAT HANDOVER: LITERATURE REVIEW SARAGIH, AYU MY LESTARI; SICILIA, ASHA GRACE; MANDAKU, EKBERTH
Medical Nurse Journal Vol. 1 No. 1 (2024): Medical Nurse Journal
Publisher : Universitas Bhakti Asih Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keterampilan komunikasi yang efektif dari perawat sangat penting untuk memastikan keselamatan pasien dan kualitas perawatan dan komunikasi dalam keperawatan saat melakukan handover. Supervisi yang dilakukan kepala ruangan terhadap perawat yang sedang melakukan handover antar shift akan dapat mengoptimalkan asuhan keperawatan yang diberikan. Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh supervisi dengan mengembangkan pembuatan tools monitoring dan evaluasi sebagai alat yang bertujuan untuk memudahkan kepala ruangan melakukan evaluasi selanjutnya untuk memperbaiki mutu pelayanan dalam memberikan asuhan keperawatan.  Metode yang digunakan adalah literatur review yang dilakukan dengan menganalisa artikel yang terkait. Pencarian artikel dengan menggunakan database online yaitu google scholar, Science direct, Mendeley, kata kunci handover or SBAR or komunikasi efektif SBAR or patient safety rentang waktu 2017-2021. Hasil telaah ditemukan dengan menggunakan model handover SBAR dan supervisi kepala ruang dapat meningkatkan kualitas komunikasi antar perawat yang berdampak terhadap meningkatkan keselamatan pasien. Kesimpulan Model handover dengan metode SBAR dapat meningkatkan kualitas komunikasi antar perawat yang berdampak terhadap meningkatkan keselamatan pasien, dan agar komunikasi SBAR menjadi efektif pada saat handover, kepala ruangan wajib melakukan supervisi sehingga komunikasi efektif ini menjadi budaya dalam keselamatan pasien.