Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Hubungan Anemia pada Ibu Ketika Hamil dengan Kejadian Stunting pada Balita di Daerah Lokus Stunting Kabupaten Lombok Utara Suryantini, Ni Kadek Mega; Nurbaiti, Lina; Parwata, Wayan Sulaksmana Sandhi
E-Jurnal Medika Udayana Vol 13 No 8 (2024): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2024.V13.i08.P10

Abstract

Stunting in toddlers is a global problem. Stunting can arise because of different factors associated with the growth and development process and chronic malnutrition within the long time that takes place for the duration of the 1.000 First Days of Life (HPK). Stunted toddlers have a lower length or height when compared to their peers and result in non-optimal development of cognitive, motor, and verbal. This observe to decide the connection among anemia in mothers while pregnant with the occurrence of stunting in toddlers withinside the stunting locus location of North Lombok Regency. This studies with a type of analytical design with a cross-sectional approach. The subjects of the study were mothers who had toddlers aged 0-24 months totaling 106 respondents in the Stunting Locus of North Lombok Regency which was carried out using stratified random sampling techniques. Data collection obtained from the Maternal and Child Health book (KIA) and a questionnaire with bivariate data analysis using the chi square test. The consequences confirmed that there were 28.3% of mothers who experienced anemia while pregnant and 50.9% of stunting toddlers in the Stunting Locus of North Lombok Regency. The results of the bivariate test using the chi-square method obtained a p value of 0.459 (p>0.05) which confirmed that there was no significant relationship among anemia in mothers while pregnant and the occurrence of stunting in toddlers withinside the stunting locus of North Lombok Regency.
Isolasi bakteri asam laktat asal feses bayi dan potensinya dalam menghambat pertumbuhan Escherichia coli Hasbi, Nurmi; Rosyunita; Rahim, Adelia Riezka; Ayunda, Rahmah Dara; Parwata, Wayan Sulaksmana Sandhi; Farras, Afif; Raihan, Al Fikar; Billah, Muhammad Azim
Jurnal Kedokteran Universitas Palangka Raya Vol 12 No 1 (2024): Jurnal Kedokteran Universitas Palangka Raya
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37304/jkupr.v12i1.12852

Abstract

Lactic acid bacteria (LAB) play an important role in improving performance and mitigating disease because of their ability to maintain the physiological balance of the gastrointestinal tract and resistance to pathogenic bacteria. LAB is one of the bacteria found in the digestive tract. LAB must be isolated from their hosts to increase their efficiency as probiotic ingredients. This study aims to obtain local isolates of LAB a from baby feces through phenotypic identification and antibacterial test. The sample used in the research was the feces of babies aged 1-6 months that patients from Mataram University Hospital. Isolation was carried out by growing bacteria from feces using the Total Plate Count method on MRSA media plus CaCO3. Phenotypic characterization is morphology test, gram stain and biochemical tests. The results of bacterial isolation obtained 8 isolates of LAB. LAB produced a clear zone in the MRSA media, because these bacteria were able to secrete acid in the MRSA. The results of gram staining show that all isolates are gram positive bacteria. Based on the morphology of LAB had characteristic 6 isolates of cocci and 2 isolates of bacilli. All isolates was able to produce an inhibition zone against E. coli with 3 isolates in the moderate category and 5 isolates in the weak category. The best inhibition zone in the medium category is for cocci-shaped bacteria.The existence of LAB isolates from baby feces can be used as a reference source for further research on probiotics such as other antibacterial test
Hubungan Tingkat Stres Terhadap Kejadian Sindrom Dispepsia Fungsional Pada Mahasiswa Preklinik Fakultas Kedokteran Universitas Mataram Juwita, Baiq Pelangi; Adni, Azizatul; Diatmika, I Putu; Parwata, Wayan Sulaksmana Sandhi
Jurnal Sehat Indonesia (JUSINDO) Vol. 7 No. 1 (2025): Jurnal Sehat Indonesia (JUSINDO)
Publisher : Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59141/jsi.v7i01.231

Abstract

Dispepsia fungsional merupakan kumpulan gejala seperti sensasi nyeri di gastroduodenum, rasa terbakar, rasa penuh dan kembung, mual muntah tanpa adanya kerusakan struktural pada pemeriksaan fisik, laboratorium, radiologi, dan endoskopi. Dispepsia dapat disebabkan oleh pola makan, stres, dan pola hidup yang tidak sehat seperti konsumsi alkohol, merokok, dan kurang olahraga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat stres terhadap kejadian sindrom dispepsia fungsional pada mahasiswa pre-klinik Fakultas Kedokteran Universitas Mataram. Penelitian ini menggunakan metode cross-sectional dengan teknik pengambilan sampel simple random sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner. Analisis data dilakukan dengan uji chi-square menggunakan SPSS versi 25. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara tingkat stres dan kejadian sindrom dispepsia fungsional (p = 0,023). Responden dengan tingkat stres sedang memiliki frekuensi tertinggi mengalami sindrom dispepsia fungsional dibandingkan tingkat stres ringan atau berat. Kesimpulannya, semakin tinggi tingkat stres, semakin besar risiko terjadinya sindrom dispepsia fungsional pada mahasiswa. Oleh karena itu, disarankan agar mahasiswa meningkatkan manajemen stres, menjaga pola makan yang sehat, dan menerapkan pola hidup yang baik untuk mencegah terjadinya sindrom dispepsia fungsional. Fakultas juga diharapkan menyediakan program pendukung seperti konseling psikologis untuk membantu mahasiswa dalam mengelola stres.
Hubungan Tingkat Stres Terhadap Kejadian Sindrom Dispepsia Fungsional Pada Mahasiswa Preklinik Fakultas Kedokteran Universitas Mataram Juwita, Baiq Pelangi; Adni, Azizatul; Diatmika, I Putu; Parwata, Wayan Sulaksmana Sandhi
Jurnal Sehat Indonesia (JUSINDO) Vol. 7 No. 1 (2025): Jurnal Sehat Indonesia (JUSINDO)
Publisher : CV. Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59141/jsi.v7i01.231

Abstract

Dispepsia fungsional merupakan kumpulan gejala seperti sensasi nyeri di gastroduodenum, rasa terbakar, rasa penuh dan kembung, mual muntah tanpa adanya kerusakan struktural pada pemeriksaan fisik, laboratorium, radiologi, dan endoskopi. Dispepsia dapat disebabkan oleh pola makan, stres, dan pola hidup yang tidak sehat seperti konsumsi alkohol, merokok, dan kurang olahraga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat stres terhadap kejadian sindrom dispepsia fungsional pada mahasiswa pre-klinik Fakultas Kedokteran Universitas Mataram. Penelitian ini menggunakan metode cross-sectional dengan teknik pengambilan sampel simple random sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner. Analisis data dilakukan dengan uji chi-square menggunakan SPSS versi 25. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara tingkat stres dan kejadian sindrom dispepsia fungsional (p = 0,023). Responden dengan tingkat stres sedang memiliki frekuensi tertinggi mengalami sindrom dispepsia fungsional dibandingkan tingkat stres ringan atau berat. Kesimpulannya, semakin tinggi tingkat stres, semakin besar risiko terjadinya sindrom dispepsia fungsional pada mahasiswa. Oleh karena itu, disarankan agar mahasiswa meningkatkan manajemen stres, menjaga pola makan yang sehat, dan menerapkan pola hidup yang baik untuk mencegah terjadinya sindrom dispepsia fungsional. Fakultas juga diharapkan menyediakan program pendukung seperti konseling psikologis untuk membantu mahasiswa dalam mengelola stres.
Potential Test of Lactic Acid Bacteria from Infant Feces on The Growth of Staphylococcus epidermidis Farras, Afif; Hasbi, Nurmi; Parwata, Wayan Sulaksmana Sandhi
Jurnal Biologi Tropis Vol. 24 No. 4 (2024): Oktober - Desember
Publisher : Biology Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jbt.v24i4.7554

Abstract

Staphylococcus epidermidis can cause various health infections such as in the urinary tract, respiratory tract, gastrointestinal tract, wounds, blood, and endocarditis. Treatment of S. epidermidis infections generally uses chemical antibiotics. However, the use of natural ingredients such as good bacteria such as Lactic Acid Bacteria (LAB) can be used as an alternative in treating infections by S. epidermidis. LAB is a probiotic that has benefits on human health. This study aims to determine the antibacterial potential of LAB against the growth of S. epidermidis. This research is a laboratory experimental research with post test only design. The stage starts from making media for test bacteria. Then the bacterial rejuvenation stage was carried out using the media that had been made. After the bacteria grow on the media, the bacteria are made into a suspension. Furthermore, antibacterial tests were carried out using the agar well diffusion method and each treatment was carried out as many as 3 repetitions. All isolates were found to be able to produce inhibition zones against S. epidermidis with 3 isolates with codes 01A 10-5, 01A 10-6 (2), and 03A 10-7 (1) categorized as moderate and 5 isolates with codes 01F 10-6 (2), 01F 10-7 (2), 02AF 10-7 (1), 03AF 10-7 (2), and 04AF 10-7 categorized as weak. The best zone of inhibition in the medium category was produced by locus-shaped LAB isolates. Based on the results of this study, it can be concluded that LAB from baby feces has antibacterial activity with weak to moderate strength, but the antibacterial activity is still classified as ineffective in inhibiting S. epidermidis. Further identification of antibacterial compounds in LAB from baby feces is recommended for quantitative analysis.  
Accuracy of Non-Contact Infrared Thermometer Results with Digital Axillary Thermometers in Infants at Pejeruk Public Health Centers Gifari, Lalu Maulana Azmi; Wiguna, Putra Aditya; Indriyani, Sang Ayu Kompiyang; Parwata, Wayan Sulaksmana Sandhi; Haq, Abiyyu Didar
Jurnal Biologi Tropis Vol. 24 No. 4 (2024): Oktober - Desember
Publisher : Biology Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jbt.v24i4.7559

Abstract

In Public Health Centers, measuring an infant's body temperature with an axillary digital thermometer often causes discomfort and requires a considerable amount of time to obtain an accurate reading. Non-contact infrared thermometers could offer a suitable alternative due to their quick and portable nature. This study aims to evaluate the accuracy of temperature measurements between non-contact infrared thermometers and axillary digital thermometers for infants, conducted at the Pejeruk Public Health Center. The study employed an observational analytical design, with axillary digital thermometers serving as the gold standard for measurements. Temperature readings were taken from 62 infant participants. The results revealed an Intraclass Correlation Coefficient (ICC) below 0.50, indicating poor accuracy, and a wide agreement limit on the Bland-Altman plot. Therefore, it can be concluded that there is inadequate accuracy between the temperature measurements obtained using the non-contact infrared thermometer and the axillary digital thermometer.
KEBUTUHAN VAKSIN CAMPAK PADA ANAK: LAPORAN KASUS Asman, Varian; Parwata, Wayan Sulaksmana Sandhi; Sari, Linda Silvana
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 11, No 4 (2024): Volume 11 Nomor 4
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v11i4.13550

Abstract

Campak adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus campak dan umumnya menyerang anak-anak melalui droplet. Diagnosis dapat dilakukan melalui identifikasi antibodi IgM spesifik virus campak dalam serum atau plasma, dan yang paling sensitive adalah uji netralisasi, walaupun tidak praktis. Prognosis dari penyakit ini cukup baik dimana penderita dapat sembuh tanpa perlu pengobatan, namun kematian dapat terjadi apabila seseorang memiliki penyakit penyerta kronis yang dapat mengancam nyawa. Pasien Perempuan usia 2 tahun 1 bulan dengan keluhan demam dan batuk pilek selama 3 hari yang disertai ruam kemerahan di seluruh badan yang muncul pertama kali di leher dan muka, dan seterusnya menyebar ke seluruh badan. Pemberat yang terjadi pada pasien adalah sulitnya asupan makanan pada pasien. Pasien diberikan terapi vitamin A 200.000 iu perhari selama 2 hari serta terapi sesuai gejala. Hasil perawatan selama 5 hari didapatkan perbaikan kondisi mulai dari ruam yang mulai menghilang dan asupan makanan yang kian meningkat. Diketahui pada pasien tidak mendapatkan vaksin kedua yang menyebabkan penurunan imunitas dari antibody campak, dimana pemberian vaksin kedua dapat meningkatkan kekebalan terhadap virus tersebut.
Pemeriksaan Tumbuh Kembang Anak Dan Edukasi Pola Asuh Pada Anak – Anak Disabilitas Di Yayasan Lombok Care Wedayani, Anak Agung Ayu Niti; Karuniawaty, Titi Pambudi; Wiguna, Putu Aditya; Parwata, Wayan Sulaksmana Sandhi; Ullyani, Nurul; Lestarini, Ima Arum
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 7 No 2 (2024): April-Juni
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jpmpi.v7i2.3091

Abstract

Masa tumbuh kembang adalah masa yang sangat penting, karena tumbuh kembang memengaruhi dan menentukan kemampuan anak kedepannya. Pada masa ini kemampuan motorik halus, motorik kasar, berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial, kesadaran emosional, intelegensi dan perkembangan psikologis sangat dipengaruhi lingkungan dan interaksi antara anak dengan orang tuanya. Kurangnya waktu Latihan, pengetahuan serta pemeriksaan karena tersedianya pelayanan yang minim untuk anak – anak dengan keterbatasan/kecacatan. Pemeriksaan secara langsung dan memberikan edukasi serta diskusi pada orang tua dan anak – anak dengan kecacatan. Pemeriksaan tumbuh kembang anak menjadi sangat penting dilakukan. Pengabdian Masyarakat dihadiri oleh 30 anak dan ruang pemeriksaan dibagi menjadi 5 ruangan dengan didampingi dengan fisioterapi yang disediakan oleh Yayasan Lombok Care. Peran orang tua juga menjadi penting untuk menjadikan kualitas hidup anak dengan kecacatan menjadi mandiri dan lebih baik, sehingga dilakukan juga pendampingan parenting dengan anak – anak berkebutuhan khusus/kecacatan.
Prevalence of Enterobiasis Infection Among School-Aged Children in the Kebon Kongok Landfill Area, West Lombok Rahim, Adelia Riezka; Hasbi, Nurmi; Rosyunita, Rosyunita; Triani, Eva; Parwata, Wayan Sulaksmana Sandhi
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA Vol 9 No SpecialIssue (2023): UNRAM journals and research based on science education, science applic
Publisher : Postgraduate, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppipa.v9iSpecialIssue.5535

Abstract

Enterobiasis, also known as pinworm infection, is a parasitic infestation that predominantly affects children and is caused by the Enterobius vermicularis parasite. Worm infections can significantly impact an individual's productivity and immune system. This study aims to document the occurrence of enterobiasis among children aged 6 to 9 years in the Kebon Kongok landfill area of West Lombok Regency. Data collection involved the administration of the cellophane tape method and a questionnaire filled by the parents or guardians of the participating children. Among the 188 participants, 36 children (19.15%) were identified as having enterobiasis. Notably, boys exhibited a higher prevalence than girls, and the most common age for enterobiasis was 7 years. Statistical analysis revealed that the child's age, their habit of playing in the dirt, and the parents' or guardians' age are pivotal factors influencing the incidence of enterobiasis in the Kebon Kongok landfill area of West Lombok Regency.