Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

Hubungan Tingkat Stres dengan Motivasi Mahasiswa Menjalankan Praktik Klinik Keperawatan Program Studi Sarjana Keperawatan Abdurrauf, Abdurrauf; Rahman, Subhannur; Wijaksono, Muhammad Arief; Riduansyah, Muhammad
Jurnal Keperawatan Jiwa Vol 12, No 1 (2024): Februari 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jkj.12.1.2024.169-176

Abstract

Stres adalah suatu hal yang sering dialami oleh setiap orang ketika perasaan emosional muncul dalam menghadapi tuntutan untuk bertindak secara cepat dan tepat. Agar terhindar dari stress maka dalam menyelesaikan masalah seseorang memerlukan motivasi. Motivasi yang dibutuhkan mahasiswa keperawatan ditujukan untuk mendorong mahasiswa untuk belajar, konsentrasi, perhatian dan mau mengerjakan tugas-tugas sehingga dapat mengatasi segala tuntutan yang mungkin terjadi pada saat pelaksanaan praktik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara tingkat stres dengan motivasi mahasiwa menjalankan praktik klinik keperawatan Program Studi Sarjana Keperawatan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain cross sectional. Besar sampel dalam penelitian ini sebanyak 88 orang mahasiswa keperawatan Universitas Sari Mulia Banjarmasin ditentukan secara purposive sampling. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner tingkat stres (PSS-10) dan kuesioner motivasi mahasiswa dalam menjalankan praktik. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden memiliki tingkat stres sedang yaitu 67 orang (76,1%) dan motivasi sedang sebanyak 68 orang (77,3%). Uji korelasi menunjukkan bahwa ada hubungan sedang tidak searah antara tingkat stres dengan motivasi mahasiswa menjalankan praktik klinik keperawatan Program Studi Sarjana Keperawatan dengan p = 0,000 dan OR = -0,400. Simpulan dalam penelitian ini adalah semakin tinggi tingkat stres maka motivasi mahasiswa dalam menjalankan praktik klinik keperawatan akan semakin rendah.
Hubungan Terapi Kemoterapi terhadap Tingkat Stres Pasien Kanker Kartika, Wanti; Riduansyah, Muhammad; Rahman, Subhannur; Wijaksono, M. Arief
Jurnal Keperawatan Jiwa Vol 12, No 1 (2024): Februari 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jkj.12.1.2024.217-226

Abstract

Kanker merupakan sekelompok besar penyakit yang dimulai di jaringan tubuh yang mengalami pertumbuhan abnormal. Kanker menyerang siapa saja dan membahayakan kesehatan serta dapat menyebabkan kematian. Kemoterapi merupakan salah satu penanganan kanker. Efek samping kemoterapi menjadi beban yang dirasakan pasien. Hal ini menyebabkan timbulnya perasaan khawatir, dan takut akan ancaman kematian. Jumlah prevalensi pasien kanker di Ruang Edelweis RSUD Ulin Banjarmasin pada tahun 2022 pada bulan Januari mencapai 240, sedangkan pada bulan November 348 dan bulan Desember berjumlah 356 pasien. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan terapi kemoterapi terhadap tingkat stress pasien kanker di ruang edelweis. Penelitian kuantitaif ini dilakukan pada 15 pasien terpilih dalam teknik purposive sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner Perceived Stress Scale (PSS-10) yang valid dav reliabel. Analisis data menggunakan uji korelasi sperman rank. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden masuk dalam kategori stress sedang (80%) dan 20% mengalami stress tingkat ringan. Hasil uji korelasi didapatkan p value : 0,635 dengan p correlation -0.134. Nilai negative ini diartikan semakin lama pasien menjalani terapi kemoterapi pasien akan lebih bisa mengontrol stress. Berdasarkan hasil disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pemberian terapi kemoterapi dengan tingkat stress pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi di Rumah Sakit Ulin Banjarmasin.
Pengaruh Pemberian Brief Counseling terhadap Peningkatan Pengetahuan Lansia tentang Konsumsi Natrium pada Penderita Hipertensi Salshabela, Daviena; Tasalim, Rian; Riduansyah, Muhammad; Manto, Onieqie Ayu Dhea
Jurnal Keperawatan Jiwa Vol 12, No 2 (2024): Mei 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jkj.12.2.2024.385-390

Abstract

Hipertensi terjadi dengan tanda adanya peningkatan tekanan darah dalam arteri dengan nilai lebih dari 140/90 di atas nilai normal. Kurangnya pengetahuan menjadi faktor ketidaktahuan dalam menjaga asupan natrium. Upaya peningkatan pengetahuan dapat dilakukan dengan brief counseling. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh pemberian brief counseling terhadap peningkatan pengetahuan lansia tentang konsumsi natrium pada penderita hipertensi Desa Paku Alam RT. 02. Penelitian kuantitaif ini menggunakan desain Pre- Eksperimental dengan jenis desain one group pretest-posttest. Jumlah sampel 15 responden yang diambil dengan teknik total sampling. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner pengetahuan yang telah di uji validitas (> 0,361) dan reliabilitas (0,789). Intervensi brief counseling dilakukan dalam pengambilan data. Uji statistic menggunakan uji Wilcoxon. Hasil uji statistik menunjukkan hasil pre-test mayoritas sebanyak 11 responden (100%) masuk dalam kategori pengetahuan tentang konsumsi natrium pada penderita hipertensi yang kurang. Sedangkan hasil post-test didapatkan adanya peningkatan sebanyak 7 responden (63%) dengan kategori baik, dan 4 responden (37%) dengan kategori cukup. Hasil uji Wilcoxon didapatkan nilai p 0,001 < 0,05 artinya ada perbedaan antara pretest dan posttest sehingga dapat disimpulkan adanya pengaruh penggunaan metode brief counseling terhadap pengetahuan responden tentang konsumsi natrium pada lansia penderita hipertensi.
Efektivitas Pemberian Musik Shalawat pada Penurunan Kecemasan Keluarga Pasien dengan Cedera Kepala Sianipar, Lidya; Rahman, Subhannur; Riduansyah, Muhammad; Syahlani, Ahmad
Jurnal Keperawatan Jiwa Vol 12, No 4 (2024): November 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jkj.12.4.2024.791-798

Abstract

Cedera  kepala  (trauma capitis) merupakan cedera  mekanik  yang mengakibatkan   luka   di   kulit   kepala,   fraktur   tulang   tengkorak, robekan  selaput  otak  dan  kerusakan  jaringan  otak  itu  sendiri,  serta gangguan neurologis. Kejadian cedera kepala pada pasien berpengaruh pada psikologis keluarga seperti kecemasan yang ditandai dengan adanya perasaan tegang, khawatir dan ketakutan. Distraksi dengan mendengarkan musik religi atau shalawat menjadi upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kecemasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pemberian musik sholawat pada kecemasan keluarga pasien dengan cedera kepala di IGD RSUD Sultan Suriansyah. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan Pra Eksperimen one group pretest posttest. Jumlah sampel sebanyak 20 responden dengan Teknik accidental sampling. Penelitian ini menggunakan analisis univariat yaitu tingkat kecemasan menggunakan kuesioner ZSAS (Zung Self Anxiety Scale) dan bivariat  yang dilakukan melalui metode Shapiro wilk  lalu menggunakan uji Wilcoxon. Hasil yang diperoleh dari sebelum diberikan shalawat dan sesudah diberikan yaitu terdapat efektivitas yang dapat dilihat dari perbedaan hasil mean  pre-test 56,15 dan post-test 34,25 juga hasil Sig. (2-tailed) 0.000. Musik shalawat memiliki efektivitas dalam penurunan kecemasan keluarga yang mengalami cedera kepala dengan harapan, keyakinan diri juga keimanan seorang penderita.
The Relationship between Patient Motivations with Dietary Compliance in Patients Diabetes Mellitus at Haruai Health Center Pratiwi, Anjar Padmi; Riduansyah, Muhammad; E. M. Gaghauna, Eirene
International Journal of Clinical Inventions and Medical Sciences (IJCIMS) Vol 3 No 2: September 2021
Publisher : Lamintang Education and Training Centre, in collaboration with the International Association of Educators, Scientists, Technologists, and Engineers (IA-ESTE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36079/lamintang.ijcims-0302.254

Abstract

One of the risk factors that affect the increase in blood sugar levels in diabetes mellitus is an irregular diet. To prevent this, it is necessary to comply with the diet. In order for patients to comply with diet therapy, self-motivation and external motivation are needed. To determine patient motivation, level of dietary compliance and the correlation between patient motivation and dietary compliance in diabetes mellitus patients at community Haruai.This study used a cross sectional approach. The sample technique was taken 25% of the total population by purposive sampling method, the sample size was 43. The results of this study indicated based on Sperman Rank (Rho) analysis there was a correlation between patient motivation and dietary compliance in diabetes mellitus patients at community Health Center Haruai with a p value of 0,000. There is a positive correlation between motivation and dietary compliance in diabetes mellitus patients, which means that the better the motivation of the patient, the better the dietary compliance is in the diabetes mellitus patient and both have a strong correlation.
The Effectiveness of Semi Fowler Position 30 Degrees and 45 Degrees on Increasing SPO2 and Respiratory Rate of Lung TB Patients: Literature Review Padliannor, Hifzhi; Riduansyah, Muhammad; Mahmudah, Rifa’atul; Latifah, Hj
International Journal of Clinical Inventions and Medical Sciences (IJCIMS) Vol 4 No 2: September 2022
Publisher : Lamintang Education and Training Centre, in collaboration with the International Association of Educators, Scientists, Technologists, and Engineers (IA-ESTE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36079/lamintang.ijcims-0402.368

Abstract

Pulmonary TB is a disease caused by Mycobacterium tuberculosis which attacks the respiratory system and often decreases SPO2. Interventions that can be done to reduce shortness of breath and increase SPO2 are by giving a semi-fowler position. To determine the effectiveness of the semi-Fowler's position on increasing SPO2 and breathing patterns in pulmonary TB patients. Research design literature review. Journal criteria were screened based on literature titles, abstracts and keywords that had been determined and sourced from Biomed Central, DOAJ, Pubmed, Elsevier, and EBSCO HOST identified through the Population, Intervention, Comparation, Outcomes and Study Design (PICOS) system approach. The number of articles used for this literature is 12 journals. Pulmonary TB patients experienced an increase in SPO2 and a decrease in shortness of breath after being given the semi-Fowler position intervention. The results of the analysis showed the effectiveness of the semi-Fowler position to increase SPO2 and reduce shortness of breath in pulmonary TB patients. Health facilities can provide interventions regarding the effectiveness of the semi-Fowler's position to increase SPO2 and reduce shortness of breath, besides that it can also be used as a nursing care intervention program in pulmonary TB patients.
Pemberian Edukasi Tentang Pencegahan Penyakit ISPA Pada Balita Melalui Media Inovatif Berupa Poster Dan Leaflet Di Posyandu Desa Abumbun Jaya Fetriyah, Umi Hanik; Riduansyah, Muhammad; Rahayu, Agustinur; Rahmadaniah, Dina; Nisa, Khairun; Hidayah, Laila; Mariani, Mariani; Panca Putria, Evita; Muna, Ariatul; Leluni, Adelia; Lestari, Agnes Tadika; Yuniarti, Ainun; Putri, Alvionita; Pitriya, Aima; Anggraini, Fitria; Wikklin, Monica; Meka, Aderia Dang; Hidayati, Alfina; Rahmi, Aisya; Fitria, Henni; Mariam, Mariam
Majalah Cendekia Mengabdi Vol 1 No 3 (2023): Majalah Cendekia Mengabdi
Publisher : CV. Wadah Publikasi Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63004/mcm.v1i3.191

Abstract

Pendahuluan: Infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA adalah infeksi yang terjadi di saluran pernapasan, baik saluran pernapasan atas maupun bawah. Salah satu cara untuk mengendalikannya adalah peranan ibu dalam melakukan upaya perawatan ISPA pada anaknya, yaitu ibu harus mengetahui tentang ISPA mulai dari pengertian, penyebab, tanda dan gejala, proses perjalanan penyakit, komplikasi dan cara mengobati dan merawat anak semasa sakitnya tersebut agar bisa melakukan perawatan sedini mungkin dan sudah tahu bagaimana cara pencegahan ISPA tersebut.Tujuan: Tujuan dari pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan tentang penyakit ISPA dan cara perawatannya agar keluarga dapat mencegah penyakit ISPA, dan merawat anaknya saat sakit ISPA.Metode: Metode yang digunakan adalah metode ceramah dan diskusi tanya jawab. Peserta diberi edukasi tentang penyakit ISPA dengan menggunakan media leaflet dan poster. Peserta dari kegiatan adalah ibu hamil dan ibu rumah tangga yang memiliki balita yang berkunjung ke posyandu Abumbun Jaya.Hasil: Hasil dari pengabdian ini adalah terjadi peningkatan pengetahuan peserta tentang penyakit ISPA. Peserta  mampu memahami isi leaflet dari penyakit ISPA yang dibuktikan dengan hasil dari pemberian Pre-test dan Pos-test, dengan menunjukkan hasil yaitu adanya peningkatan pengetahuan sebesar 15 dari 26 orang dengan rata-rata peningkatan 57,7%.Simpulan: Media edukasi berupa poster dan leaflet berpengaruh signifikan terhadap peningkatan pengetahuan peserta tentang pencegahan Penyakit ISPA.
HUBUNGAN EFIKASI DIRI DENGAN KEPATUHAN DIET PADA PASIEN HIPERTENSI GRADE I Olpah, Munirah; Riduansyah, Muhammad; Manto, Onieqe Ayu Dhea
Jurnal Persatuan Perawat Nasional Indonesia (JPPNI) Vol 7, No 3 (2022)
Publisher : Jurnal Persatuan Perawat Nasional Indonesia (JPPNI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32419/jppni.v7i3.362

Abstract

ABSTRAKHipertensi merupakan penyakit kronis yang sering ditemukan di Indonesia.  Diperkirakan pada 2025 akan ada 1,5 miliar orang terkena hipertensi serta setiap tahun ada 9,4 juta orang meninggal akibat hipertensi dan komplikasi. Efikasi diri dalam kepatuhan dipengaruhi adanya interaksi yang kompleks dari individu dan lingkungan sekitarnya. Tujuan penelitian: Mengetahui hubungan efikasi diri dengan kepatuhan diet pada pasien hipertensi grade I di Puskesmas Sungai Turak. Metode: Desain deskriptif korelasi dengan cross sectional. Sampel ialah pasien hipertensi grade I di Puskesmas Sungai Turak berjumlah 92 orang. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner efikasi diri dan kepatuhan diet yang telah valid dan reliabel. Analisis data menggunakan uji chi-square. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan efikasi diri pada kategori tinggi 59,79% dan kepatuhan diet pada kategori patuh 71,74%. Analisis data menggunakan uji chi-square didapatkan signifikansi p-value 0,032. Diskusi: Efikasi diri membuat seseorang berpotensi untuk berperilaku sehat dan kepatuhan pasien dalam menjalankan diet penting dalam mengontrol tekanan darah.  Kesimpulan: Diharapkan perawat memberikan edukasi kepada pasien sebagai care provider, educator, dan health promotor sehingga meningkatkan pengetahuan pasien dan membentuk sikap positif untuk meningkatkan efikasi diri dan kepatuhan diet pada pasien hipertensi grade I dalam mengontrol pola diet yang dianjurkan. Dengan demikian, pasien dapat melakukan asuhan hipertensi secara mandiri dan mencegah komplikasi.Kata Kunci: efikasi diri, hipertensi grade I, kepatuhan diet Correlation Between Self-Efficacy and Dietary Adherence in Patients with Grade I Hypertension ABSTRACTHypertension is a chronic disease that is often found in Indonesia. It is estimated that in 2025, there will be 1.5 billion people affected by hypertension, and 9.4 million people will die from hypertension and complications yearly. The complex interaction of individuals and the surrounding environment influences self-efficacy in adherence. Objective: To identify the correlation between self-efficacy and dietary adherence in patients with grade I hypertension at the Sungai Turak Public Health Center. Methods: This research employed descriptive correlation design with cross-sectional. The samples were patients with grade I hypertension at the Sungai Turak Health Center, numbering 92. They were taken using purposive sampling. Data were collected using a valid and reliable self-efficacy and dietary adherence questionnaire. Data were analyzed using the chi-square test. Results: The results showed that self-efficacy was high by 59.79%, and dietary adherence was adherent by 71.74%. The data analysis using the chi-square test indicated a significant p-value of 0.032. Discussion: Self-efficacy made a person potential to have healthy behavior, and patient adherence to the diet was important in controlling blood pressure. Conclusion: It is expected that nurses educate patients as care providers, educators, and health promoters to increase patient knowledge and take a positive attitude to increase self-efficacy and dietary adherence in patients with grade I hypertension in controlling the recommended dietary pattern. Therefore, patients can take hypertension care independently and prevent complications.Keywords: self-efficacy, grade I hypertension, dietary adherence
GAMBARAN TINGKAT KESADARAN PASIEN CEDERA KEPALA MENGGUNAKAN GLASGOW COMA SCALE (GCS) Riduansyah, Muhammad; Zulfadhilah, Muhammad; Annisa, Annisa
Jurnal Persatuan Perawat Nasional Indonesia (JPPNI) Vol 5, No 3 (2020)
Publisher : Jurnal Persatuan Perawat Nasional Indonesia (JPPNI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32419/jppni.v5i3.236

Abstract

Cedera kepala merupakan kasus kegawatdaruratan yang sering dijumpai di Instalasi Gawat Darurat (IGD). Pasien membutuhkan penilaian tingkat kesadaran untuk menentukan tingkat keparahan dan cedera kepala yang dialami. Tujuan: Untuk mengetahui gambaran tingkat kesadaran pasien cedera kepala menggunakan Glasgow Coma Scale (GCS). Metode: Penelitian cross sectional ini melibatkan 30 responden yang mengalami cedera kepala dengan menggunakan metode accidental sampling. Pengumpulan data menggunakan instrumen GCS yang terdiri dari tiga komponen respons kesadaran yaitu mata, verbal dan motorik. Analisis data univariat dilakukan untuk mengetahui frekuensi dan persentase. Hasil: Mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki (83,3%) dengan usia 36-45 tahun (53,3%) dan responden paling banyak memiliki tingkat kesadaran composmentis (30%). Respons mata terbanyak yaitu spontan (33,3%), respons verbal terbanyak yaitu orientasi baik (36,3%), dan respons motorik terbanyak yaitu mengikuti perintah (30%). Diskusi: Laki-laki lebih banyak terlibat dalam aktivitas yang berisiko tinggi sehingga kemungkinan mengalami cedera kepala lebih tinggi.  Usia perlu mendapatkan perhatian, karena semakin bertambah usia ada kemungkinan semakin buruk pemulihan pasien.  Pasien cedera kepala akan tetap sadar penuh jika sistem aktivasi retikuler (RAS) di batang otaknya tetap utuh atau tidak terganggu.  Simpulan: Diharapkan menjadi informasi tambahan bagi rumah sakit dalam meningkatkan mutu asuhan keperawatan pada pasien cedera kepala, terutama pemantauan tingkat kesadaran. Hasil penelitian ini juga diharapkan menjadi sumber informasi dan referensi di institusi pendidikan keperawatan mengenai gambaran tingkat kesadaran pasien cedera kepala menggunakan GCS. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk membandingkan keakuratan penilaian tingkat kesadaran dengan GCS dan skala alernatif lainnya seperti Full Outline of Unresponsiveness (FOUR) atau Comprehensive Level of Consciousness Scale (CLOCS).Kata Kunci: Cedera kepala, GCS, tingkat kesadaran.Overview of Consciousness Level of Patients with Head Injury Using Glasgow Coma Scale (GCS)ABSTRACTHead injury is an emergency case that is often found in the Emergency Room (ER). Patients require an assessment of the consciousness level to identify the severity of the head injury. Objective: To obtain an overview of the consciousness level of patients with head injury using the Glasgow Coma Scale (GCS). Methods: This research is a cross-sectional study involving 30 respondents with head injury taken using the accidental sampling method. Data were collected using the GCS instrument, consisting of three components of awareness responses: eye, verbal, and motor. Univariate data analysis was performed to identify frequency and percentage. Results: The majority of respondents were male (83.3%) aged 36-45 years (53.3%), and most respondents had compos mentis (30%). The majority of eye response was spontaneous (33.3%), the majority of verbal response was good orientation (36.3%), and the majority of motor response was following orders (30%). Discussion: Men are more involved in high-risk activities, so that the possibility of having a head injury is higher. Age needs attention because the older an individual gets, the worse the recovery will be. If the reticular activation system (RAS) in the brainstem remains intact or undisturbed, patients with head injury will remain fully conscious. Conclusion: It is expected that this research results can be additional information for hospitals to improve the quality of nursing care for patients with head injury, especially monitoring the consciousness level. The results of this research are also expected can be a source of information and reference in nursing education institutions regarding the overview of the consciousness level of patients with head injury using GCS. Further research is needed to compare the accuracy of the consciousness level assessment using GCS and other alternative scales such as the Full Outline of Unresponsiveness (FOUR) or the Comprehensive Level of Consciousness Scale (CLOCS).Keywords: Head injury, GCS, consciousness level. 
Efektivitas Pemberian Air Kelapa Muda Genjah Kuning (Cocos Nucifera) terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi Primer Muliadi, Darmah; Riduansyah, Muhammad; Tasalim, Rian; Mahmudah, Rifa’atul
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 14 No 2 (2024): Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal: April 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32583/pskm.v14i2.1811

Abstract

Penyakit hipertensi disebut dengan sillent killer karena pada kasus ini sering terdapat penderita tidak tahu kalau dirinya mengidap hipertensi, tetapi kemudian mendapatkan dirinya sudah terdapat penyakit penyulit atau komplikasi dari hipertensi. Salah satu penatalaksanaan hipertensi secara non-farmakologis yaitu menggunakan air kelapa muda genjah kuning (cocos nucifera).Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui efektivitas pemberian air kelapa muda genjah kuning  (cocos nucifera) terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi primer di Desa Paku Alam. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan rancangan penelitian Pre- Eksperimental Design dan menggunakan model One-group pretest posttest design. Teknik pengambilan sampel purposive sampling. Sampel pada penelitian ini adalah klien hipertensi primer yang berada di wilayah Desa Paku Alam dengan jumah sampel 15 responden. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi tekanan darah yang baku dan alat ukur tekanan darah stetoskop dan sphygmomanometer. Analisis data menggunakan uji Wilcoxon. Hasil analisis Wilcoxon didapatkan hasil nilai p-value 0,001<0,05 menunjukan adanya pengaruh air kelapa muda genjah kuning (cocos nucifera) terhadap penurunan tekanan darah. Simpulan dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan antara tekanan darah sebelum perlakuan (pretest) dan sesudah perlakuan (posttest) pemberian air kelapa muda genjah kuning (cocos nucifera) terhadap penurunan tekanan darah.