Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Formulasi Dan Evaluasi Sifat Fisik Sediaan Krim Lulur Dari Ekstrak Bunga Rosella Shufyani, Fahma; Naldi, Jefri; Rahmah, Mawaddah
Journal Healthy Purpose Vol. 1 No. 2: November 2022
Publisher : PT. Bangun Harapan Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56854/jhp.v1i2.129

Abstract

Krim lulur merupakan sediaan kosmetik yang bertujuan untuk mengangkat sel-sel kulit mati pada kulit. Salah satu bahan alami yang dapat diformulasikan untuk krim lulur adalah bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.) dengan kandungan antioksidan yang mencegah radikal bebas. Tujuan; untuk mengetahui apakah ekstrak bunga rosella dapat diformulasikan sebagai sediaan krim lulur dengan konsentrasi 3%, 6% dan 9%.. Metode; secara eksperimental. Dengan melakukan evaluasi sifat fisik yaitu uji organoleptik, uji pH, uji iritasi, uji daya sebar, uji stabilitas, uji tipe emulsi dan uji kesukaan. Hasil; Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sediaan yang dibuat memenuhi evaluasi sifat fisik yaitu memiliki tekstur semi padat, warna formula F0 putih, FI ungu muda, FII ungu dan FIII ungu gelap. Setiap sediaan memiliki homogenitas yang baik, pH berkisar antara 4,6- 6,2. Krim lulur tidak mengiritasi kulit, Memenuhi persyaratan uji daya sebar. Stabilitas sediaan yang baik, tipe emulsi miyak dalam air (m/a), sukarelawan hanya kurang suka pada sediaan FII (6%). Kesimpulan; ekstrak bunga rosella (hibiscus sabdariffa L.) dapat diformulasikan sebagai sediaan krim lulur dan tidak mengiritasi kulit.
Uji Stabilitas Fisik Sabun Mandi Cair Ekstrak Etanol Daun Ketapang (Terminalia Catappa L.) Dan Kulit Nanas (Ananas Comosus (L.) Merr) Dewi, Asiska Permata; Shufyani, Fahma; Darmadi, Darmadi
Jurnal Penelitian Dan Pengkajian Ilmiah Eksakta Vol 4 No 1 (2025): Jurnal Hasi Penelitian Dan Pengkajian Ilmiah Eksakta - JPPIE
Publisher : LPPM Universitas Dharma Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47233/jppie.v4i1.1766

Abstract

Soap cleans the skin from dirt or bacteria. The plants that can be used in liquid shower soap are ketapang leaf and pineapple skin. The purpose of this research was to make a liquid shower soap formulated with the extract of ketapang leaf and pineapple skin and then test its physical stability for 4 weeks storage. The liquid shower soap of ketapang leaf and pineapple skin was made of three extract variations namely F1 (2%), F2 (4%) and F3 (6%). The physical stability test of liquid shower soap covered organoleptic, pH, homogeneity, foam height, voscosity, density, hedonic, and supply irritation. The result of organoleptic test in F1, F2, and F3 had brownish color, distinctive extract smell, and in the form of liquid supply. pH in F1, F2, and F3 for 4 weeks of storage was in the interval of 6,5-7,2. The result of homogeneity test showed that all formulas were homogeneous and the test of foam durability in the range of 76,92% - 97,14%. Then viscosity test at F1, F2, and F3 was in the range of 10,95 poice - 43,19 poice and the density was in the range of 1,01 - 1,03 mg/ml. The hedonic test in F1 was likeable, F2 and F3 were rather likeable and all formulas of liquid shower did not cause irritation in the usage. Based on the test results, it can be concluded that the liquid shower soap produced has fulfilled the requirement of physical supply quality based on The National Standard of Indonesia (SNI).
Formulasi Sediaan Salep dari Sari Daun Miana (Coleus scutellarioides (L.) Benth) Terhadap Peradangan pada Tikus Putih Jantan (Rattus novergicus) Shufyani, Fahma; Ginting, Ovalina Sylvia Br.
FASKES : Jurnal Farmasi, Kesehatan, dan Sains Vol. 2 No. 1 (2024): Bulan Juli 2024 Faskes : Jurnal Farmasi, Kesehatan, dan Sains
Publisher : Program Studi Farmasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32665/faskes.v2i1.3127

Abstract

Latar belakang: Tanaman miana (Coleus scutellarioides L.) merupakan salah satu tumbuhan yang termasuk tanaman komoditas biofarmasi. Pada bidang kesehatan daun miana digunakan untuk jamu, mengobati oftalmia dan dispepsia. Miana mengandung senyawa flavonoid minyak atsiri, fenol, tanin, saponin, alkaloid, steroid, lemak, phytosterol, kalsium oksalat. Salah satu zat yang terkandung dalam daun miana memiliki khasiat sebagai imundulator yang terkandung dalam flavonoid. Inflamasi atau radang merupakan penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat biasanya ditandai dengan adanya bengkak, nyeri, kemerahan, panas, gangguan fungsi tubuh. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui formulasi sediaan salep dan uji efektivitas penyembuhan peradangan dari sari daun miana (Coleus scutellarioides (L.) Benth) terhadap tikus putih jantan (Rattus novergicus). Metode: Penelitian ini bersifat eksperimental. Penelitian meliputi pembuatan sediaan salep terhadap peradangan, menggunakan sari daun miana (Coleus scutellarioides L). Dengan konsentrasi 5%, 10%, dan 15%. Evaluasi terhadap mutu fisik sediaan seperti uji organoleptis, uji homogenitas, uji pH, uji daya sebar, dan uji stabilitas sediaan salep. Hasil: Hasil dari penelitian ini menunjukkan volume peradangan pada kaki tikus dengan pemberian salep sari daun miana 5%, 10% dan 15% rata-rata meningkat perlahan dari jam ke 1 hingga jam ke-3 dan mulai mengalami penurunan pada 2 jam pemberian salep sari daun miana yaitu jam ke-4 sampai jam ke-8; rata-rata persen radang pada pemberian salep sari daun miana 5% jam ke-1 terjadi peningkatan sampai jam ke-4 dan terjadi penurunan pada jam ke-8, pada pemberian salep sari daun miana 10% jam ke-1 terjadi peningkatan sampai jam ke-4 dan mengalami penurunan pada jam ke-8 serta pada pemberian salep sari daun miana 15% pada jam ke-1 dan terjadi penurunan pada jam ke-8; persen inhibisi radang pada pemberian salep daun miana konsentrasi 5% dan 10% menunjukkan aktivitas menekan peradangan, dan pada konsentrasi 15% menunjukkan penekanan terjadinya peradangan yang sangat baik mendekati kontrol positif. Kesimpulan: Sari daun miana (Coleus scutellarioides L.) dapat diformulasikan dalam sediaan salep dan efektif terhadap penurunan peradangan pada tikus putih jantan
Evaluasi Manajemen Penggunaan Obat Antihipertensi Pada Pasien Komplikasi Hipertensi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Kota Medan Ardiani, Rani; Siregar, Syati Manaharawan; Shufyani, Fahma; Ginting, Ovalina Sylvia Br.
FASKES : Jurnal Farmasi, Kesehatan, dan Sains Vol. 2 No. 1 (2024): Bulan Juli 2024 Faskes : Jurnal Farmasi, Kesehatan, dan Sains
Publisher : Program Studi Farmasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32665/faskes.v2i1.3154

Abstract

Latar belakang: Kasus hipertensi mengalami peningkatan, apabila tidak ditanggani dengan cepat, maka akan menyebabkan komplikasi yang dapat tejadi jika hipertensi tidak ditangani dengan cepat, maka pengunaan obat yang rasional pada pasien hipertensi merupakan salah satu elemen penting dalam tercapainya kualitas kesehatan serta perawatan medis bagi pasien sesuai standart yang diharapkan. Tujuan: mengetahui penggunaan obat antihipetensi dan ketepatan penggunaan obat hipertensi sesuai Join National Comunitte 8. Metode: Desain penelitian bersifat deskriptif secara retrospektif. Populasi diambil dari rekam medik tahun 2022 sebanyak 723 orang dan dengan menggunakan purvosive sampling serta rumus slovin di dapatkan jumlah sampel sebanyak 88 orang. Analisa data menggunakan univariat dengan SPSS. Hasil: penggunaan obat antihipertensi mayoritas adalah amlodipine sebanyak 63 orang (34,9%), kandesartan sebanyak 40 orang (22,1%) dan bisoprolol sebanyak 30 orang (16,6%). Berdasarkan Join National Comunitte 8 pada penggunaan obat yang tidak tepat terdapat sejumlah 4 terapi (5%) dan tidak tepat dosis sejumlah 4 terapi obat. Kesimpulan: Berdasarkan dari tidak tepat dari penggunaan obat antihipertensi menurut Join National Comunitte 8  yaitu tidak tepat indikasi, tidak tepat obat dan tidak tepat dosis. Untuk itu hasil penelitian dapat dijadikan bahan evaluasi dalam penatalaksanaan terapi   hipertensi sehingga kedepannya didapatkan pengobatan yang lebih baik dan rasional
Formulasi Sediaan Lotion Ekstrak Etanol Kulit Buah Delima Merah (Punica granatum L.) Sebagai Pelembab Kulit Naldi, Jefri; Shufyani, Fahma; Ginting, Ovalina Sylvia Br.
FASKES : Jurnal Farmasi, Kesehatan, dan Sains Vol. 2 No. 1 (2024): Bulan Juli 2024 Faskes : Jurnal Farmasi, Kesehatan, dan Sains
Publisher : Program Studi Farmasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32665/faskes.v2i1.3155

Abstract

Latar belakang Kulit Buah delima (Punica granatum L.) memiliki antioksidan yang tinggi sehingga dapat digunakan dalam pembuatan kosmetika antara lain masker, lip balm, lipstik, sunscren dan cream wajah karena mengandung zat aktif seperti ellagitannin, triterpenoid dan alkaloid. Lotion merupakan sediaan kosmetika golongan emolien (pelembut) yang mengandung air lebih banyak. Pelembab adalah salah satu jenis kosmetika yang berfungsi menghidrasi kulit dengan cara mengurangi penguapan air dari kulit dan menarik air dari udara masuk ke dalam stratum corneum yang mengalami dehidrasi. Tujuan penelitian untuk mengetahui formulasi sediaan lotion ekstrak etanol kulit buah demila merah (Punica granatum L.) sebagai pelembab. Metode penelitian bersifat eksperimental laboratorium. Prosedur penelitian meliputi pembuatan pembuatan simplisia, pembuatan ekstrak, pembuatan sediaan lotion ekstrak etanol kulit buah delima merah (Punica granatum L.) sebagai pelembab alami dan evaluasi sediaan. Hasil penelitian menunjukkan sediaan berbentuk semi padat, warna putih dan coklat serta berbau fruity; tidak terdapat butiran kasar pada sediaan; rata-rata pH berkisar antara 5,6-6,1; sediaan tidak mengiritasi pada kulit sukarelawan; rata-rata peningkatan kelembapan pada sediaan F0 (125%), F1 (110%), F2 (78%), F3 (96%). Kesimpulan penelitian ekstrak kulit buah delima merah (Punica granatum L.) dapat diformulasikan sebagai krim lulur untuk melembabkan kulit
Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Matoa (Pometia pinnata J.R.Forst & G.Forst) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus dan Staphylococcus epidermidis Dewi, Asiska Permata; Shufyani, Fahma; Putriani, Kony
Jurnal Penelitian Dan Pengkajian Ilmiah Eksakta Vol 4 No 2 (2025): Jurnal Hasi Penelitian Dan Pengkajian Ilmiah Eksakta - JPPIE
Publisher : LPPM Universitas Dharma Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47233/jppie.v4i2.2027

Abstract

The matoa plant (Pometia pinnata J.R.Forst & G.Forst) is an Indonesian plant that has many benefits, one of which is as an antibacterial. The purpose of this study was to determine the content of secondary metabolite compounds found in matoa leaves and test their antibacterial activity against Staphylococcus aureus and Staphlococcus epidermidis bacteria. The extraction method used in this study is the maceration method using ethanol as a solvent and antibacterial activity testing using the disc diffusion method. Secondary metabolites found in matoa leaves extract are flavonoids, saponins, tannins and steroids. The antibacterial activity of matoa leaf ethanol extract against Staphylococcus aureus bacteria at concentrations of 10%, 20%, 30% and 40% obtained an average diameter of the inhibition zone of 11.0 mm; 11.4 mm; 11.0 mm and 13.3 mm. Then the average diameter of the inhibition zone in Staphylococcus epidermidis bacteria was 13.2 mm; 14.0 mm; 13.9 mm and 14.1 mm This study proves that matoa leaves have a strong antibacterial effect against Staphylococcus aureus and Staphlococcus epidermidis bacteria.
Peningkatan Pengetahuan Masyarakat Mengenai Swamedikasi Demam Flu dan Batuk Melalui Pendidikan Kesehatan Andry, Muhammad; Shufyani, Fahma; Naldi, Jefri
Jurnal Pengabdian Masyarakat Ilmu Kesehatan Vol 3, No 2 (2022): Edisi Juli
Publisher : LPPM Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/.v3i2.5591

Abstract

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal tersebut maka diselenggarakan upaya kesehatan dengan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan serta diselenggarakan bersama antara pemerintah dan masyarakat. Upaya masyarakat untuk mengobati dirinya sendiri dikenal dengan istilah swamedikasi. Swamedikasi biasanya dilakukan untuk mengatasi keluhan-keluhan dan penyakit ringan yang banyak dialami masyarakat, seperti demam, flu dan batuk. Swamedikasi menjadi alternatif yang diambil masyarakat untuk meningkatkan keterjangkauan pengobatan. Pada pelaksanaannya swamedikasi dapat menjadi sumber terjadinya kesalahan pengobatan (medication error) karena keterbatasan pengetahuan masyarakat akan obat dan penggunaannya. Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini yaitu untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat Dusun II Randu Alas, Desa Ara Condong, Kec. Stabat mengenai swamedikasi demam, flu dan batuk dan untuk memberikan informasi informasi yang tepat agar  dapat terhindar dari penyalahgunaan obat (drug abuse) dan penggunasalahan obat (drug misuse). Metode yang digunakan yaitu penyuluhan atau pemberian pendidikan kesehatan berupa ceramah dan tanya jawab. Hasil penyuluhan yang telah dilakukan kepada masyarakat menunjukkan bahwa kegiatan penyuluhan yang diberikan dapat dinilai bermanfaat dikarenakan peserta kegiatan mendapatkan ilmu dan wawasan yang bersifat baru tentang swamedikasi.
Sosialisasi Manajemen Penggunaan Obat Generik Pada Siswa SMK Kesehatan Swasta Imelda Medan Shufyani, Fahma; Evalina Tarigan, Rida; Manaharawan Siregar, Syati
Jukeshum: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 1 (2024): Edisi Januari 2024
Publisher : Universitas Haji Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51771/jukeshum.v4i1.775

Abstract

Sediaan obat yang beredar di masyarakat tersedia dalam bentuk generik dan merek dagang (paten). Obat merek dagang adalah obat yang dipasarkan pertama kali oleh produsen yang menemukan senyawa aktif obat tersebut melalui proses riset. Obat-obat ini umumnya dilindungi oleh paten yang berkisar 20 tahun sejak senyawa obatnya ditemukan dan dipatenkan. Selama dalam perlindungan paten, obat jenis ini tidak boleh dibuat oleh produsen lain, kecuali ada perjanjian khusus. Obat tersebut relatif baru dan masih dalam masa paten, sehingga belum ada dalam bentuk generiknya dan yang beredar adalah merek dagang dari pemegang paten. Tujuan pelaksanaan pengabdian masyarakat ini adalah untuk memberikan Sosialisasi Manajemen Penggunaan Obat Generik Pada Siswa SMK Swasta Kesehatan Imelda Medan. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan pengabdian masyarakat ini adalah dengan memperkenalkan diri terlebih dahulu, menjelaskan tujuan dari manajemen penggunaan obat generik, memberikan infomasi, mengedukasi serta membagikan brosur tentang penggunaan obat generik dan memberikan tanya jawab setelah dilakukan sosialisasi tentang manajemen penggunaan obat generik. Sasaran pelaksanaan kegiatan adalah siswa dan siswi di SMK Swasta Kesehatan Imelda Medan  sejumlah 39 orang. Kegiatan berlangsung lancar dan siswa memahami edukasi yang diberikan.
Edukasi Manajemen Penggunaan Tanaman Herbal Dari Manfaat Bunga Telang dan Kembang Sepatu Dalam Penyembuhan Luka Pada Siswa SMK PAB-3 Medan Estate Shufyani, Fahma; Manaharawan Siregar, Syati; Evalina Tarigan, Rida
Jukeshum: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2024): Edisi Juli 2024
Publisher : Universitas Haji Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51771/jukeshum.v4i2.962

Abstract

Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk mengedukasi siswa mengenai manajemen penggunaan tanaman herbal, khususnya bunga telang (Clitoria ternatea) dan kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis), dalam penyembuhan luka. Bunga telang mengandung senyawa flavonoid, antosianin, dan tanin yang berfungsi sebagai antioksidan, anti-inflamasi, dan antibakteri. Sementara itu, kembang sepatu mengandung senyawa fenolik, flavonoid, dan asam organik yang memiliki efek anti-inflamasi dan mempercepat proses penyembuhan luka. Melalui program edukasi terstruktur, termasuk proyek sains, workshop, dan penggunaan media digital, siswa diharapkan dapat memahami dan mengaplikasikan manfaat tanaman herbal ini dalam kehidupan sehari-hari. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan pemahaman dan keterampilan siswa dalam penggunaan tanaman herbal untuk pengobatan luka, serta kesadaran akan pentingnya penggunaan obat alami yang ekonomis dan aman. Edukasi ini juga memberdayakan siswa untuk memanfaatkan sumber daya alam sekitar, memperbaiki kualitas kesehatan, dan mengurangi ketergantungan pada obat kimia. Sasaran pelaksanaan kegiatan adalah siswa dan siswi di SMK Swasta Kesehatan Imelda Medan  sejumlah 40 orang. Kegiatan berlangsung lancar dan siswa memahami edukasi yang diberikan.
Empowerment and Welfare of Bakaran Batu Village Families in Making Empon Menieer Mixture as Body Immunity to Improve the Community's Economy: Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga Desa Bakaran Batu Dalam Pembuatan Racikan Empon Menieer Sebagai Imunitas Tubuh Untuk Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Shufyani, Fahma; Fitri, Khairani; Manaharawan Siregar, Syati
Jukeshum: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2025): Edisi Januari 2025
Publisher : Universitas Haji Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51771/jukeshum.v5i1.1186

Abstract

Community service aims to increase economic income from Empon Menieer concoctions as health products, acquire new skills with high economic value in the market, and improve family welfare by developing additional businesses that can enhance body immunity. The benefits of Empon Menieer and its processing methods, along with skills in entrepreneurship and small business management, can be enhanced through training and mentoring. Herbal and traditional medicine practices, passed down through generations, are part of the parents' responsibility to preserve customs and traditions. The method involves preparing activities through coordination in the initial meeting, obtaining permission and support from the Head of the PKK (Family Welfare Movement), forming a team consisting of students, lecturers, and village community representatives, collecting materials for making Empon Menieer concoctions, and preparing visual aids for socialization. The community participants are divided into 3 groups, each consisting of 10 people, totaling 30 people for direct practice in making Empon Menieer with guidance from lecturers and students. The results of making the Empon Menieer concoctions can improve economic income as health products, provide new skills with high market value, and enhance family welfare by developing additional businesses that can boost immunity, thus maintaining the health of the village community. Participants also gain new knowledge about the benefits of Empon Menieer and its processing methods, and skills in entrepreneurship and small business management are improved through training and mentoring. The conclusions of the progress of the Community Service Program (PKM) include: the village PKK actively participates in forming the village PKK groups during the mentoring process of making Empon Menieer concoctions, enhancing the knowledge of the Bakaran Batu village community and students after attending the training.