Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Edukasi Gerakan Hidup Sehat Dengan Aktivitas Fisik Pada Wali Murd Paud Gemilang, Kelurahan Benda Baru Ernyasih, Ernyasih; Sari, Elsa Sylvania; Khairina, Najwa; Fauziah, Munaya; Asmuni, Andriyani; Srisantyorini, Triana; Putri, Aragar
-
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat merupakan suatu bentuk perilaku keseharian yang sangat penting untuk dilakukan karena mendukung terciptanya kualitas hidup yang lebih baik. Gaya hidup masyarakat sekarang lebih menyukai makanan siap saji, dimana makanan tersebut banyak mengandung lemak, protein, tinggi garam dan rendah serat. Gaya hidup seperti ini dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan antara lain hipertensi, gagal jantung, diabetes mellitus, stroke dan penyakit ginjal.  Dari hasil Musyawarah Masyarakat Desa maka didapatkan satu permasalahan kesehatan di wilayah kerja UPT Puskesmas Benda Baru khususnya di  RW 003 yaitu kurangnya aktivitas Fisik, kurangnya konsumsi buah dan sayur dan merokok. Metode yang digunakan adalah pre dan post test serta edukasi gerakan sehat dengan aktivitas fisik.  Kegiatan penyuluhan ini meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya melakukan aktivitas fisik untuk menurunkan faktor risiko terjadinya Penyakit tidak menular khususnya penyakit Hipertensi wali murid PAUD Gemilang.---Clean and Healthy Living Behavior is a form of daily behavior that is very important to do because it supports the creation of a better quality of life. The lifestyle of people now prefers ready-to-eat food, where these foods contain lots of fat, protein, high salt and low fiber. This lifestyle can cause various health problems including hypertension, heart failure, diabetes mellitus, stroke, and kidney disease. From the results of the Village Community Meeting, one health problem was found in the work area of the Benda Baru Health Center, especially in RW 003, namely lack of physical activity, lack of consumption of fruits and vegetables and smoking. The method used was pre and post-test and healthy movement education with physical activity. This counseling activity increases public knowledge and awareness about the importance of doing physical activity to reduce risk factors for non-communicable diseases, especially hypertension, guardians of PAUD Gemilang students.
The Effective peer educators and counselors in adolescent efforts to quit smoking Dais, Exsos Grend; Sutini, Titin; Purwati, Nyimas Heni; Srisantyorini, Triana
Jurnal Keperawatan Vol. 15 No. 02 (2024): July
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/jk.v15i02.33013

Abstract

Introduction: Adolescents face significant challenges in smoking cessation due to a lack of knowledge and low motivation in accessing information, methods, and management of quitting smoking. In this context, the role of peer educators and counselors, who are part of the adolescents' immediate environment, is crucial as it greatly influences their knowledge and attitudes toward quitting smoking. Objectives: This study aims to determine the effect of peer educators and counselors on adolescents' knowledge and attitudes towards smoking cessation. Methods: A quantitative pre-experimental design was employed using a one-group pre-test post-test approach. The research was conducted at a boarding school in Jambi, with a total sampling technique involving 89 male adolescent smokers aged 15-18 years. Bivariate analysis was performed using the non-parametric Wilcoxon Signed Rank Test with a significance level of 5% (0.05), and multivariate analysis was conducted using ordinal regression to assess the influence of confounding factors (age, economic status, psychological state, peers, and family) on adolescents' knowledge and attitudes towards smoking cessation. Results: The results indicated significant differences in adolescents' knowledge and attitudes towards smoking cessation before and after the intervention, with a p-value of 0.000 (p < 0.05). The confounding factors of age, economic status, and family had the most significant influence on adolescents' knowledge, while age, economic status, and peers had the most significant influence on adolescents' attitudes towards smoking cessation. Conclusions: Peer educators and counselors are effective in supporting adolescent efforts to quit smoking. As role models and health advocates, they help adolescents shift their focus away from smoking and increase their curiosity about smoking cessation through continuous counseling and the Upaya Berhenti Merokok (UBM) program, utilizing information media to enhance adolescent knowledge.
Perilaku Merokok Mahasiswi Universitas Muhammadiyah jakarta dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya Tahun 2004 Srisantyorini, Triana; Sumartin, Fori Yumita
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 1, No 2 (2005): JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
Publisher : Faculty of Public Health, Faculty of Medicine and Health, Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jkk.1.2.195-207

Abstract

Kebiasaan merokok perempuan, semula dianggap tabu, telah mengalami kemajuan signifikan. Mahasiswi, sebagai contoh perempuan yang semakin berani merokok di lingkungan kampus, menunjukkan tren tersebut. Data dari penelitian tahun 1995 mencatat prevalensi merokok perempuan sebesar 0,5%, meningkat menjadi 1,3% pada 2001. Studi LM-3 di 14 Provinsi di Indonesia mencatat bahwa 2,1% perempuan merokok setiap hari. Penelitian di Universitas Muhammadiyah Jakarta pada 1999 menemukan bahwa 5,5% mahasiswi merokok. Para ahli menyatakan bahwa perempuan yang merokok berisiko lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi perilaku merokok pada mahasiswi Universitas Muhammadiyah Jakarta dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Rancangan penelitian kualitatif yang fleksibel dan alamiah melibatkan 20 informan, terbagi menjadi 10 mahasiswi merokok dan 10 mahasiswi tidak merokok. Metode pengumpulan data mencakup pengamatan terlibat, wawancara mendalam, dan Diskusi Kelompok Terarah (FGD). Pengolahan dan analisis data dilakukan secara manual dengan tiga langkah: sorting data, clasifying data, dan analisis konten. Hasil analisis menunjukkan bahwa alasan mahasiswi merokok umumnya dipengaruhi oleh teman dan dimulai sebelum masuk kuliah. Semua informan merokok kretek dan beberapa mencoba minuman beralkohol dan obat-obatan terlarang. Pengetahuan mereka tentang rokok bersifat umum, dan keyakinan bahwa rokok memberikan kenikmatan umumnya diakui oleh mahasiswi merokok. Sikap terhadap gerakan anti rokok dan peringatan bahaya rokok cenderung positif. Orang tua yang mengetahui perilaku merokok anaknya merespon biasa, sementara yang tidak mengetahui merespon negatif. Tanggapan teman dekat dan pacar terhadap perilaku merokok bervariasi. Disarankan kepada pimpinan Universitas Muhammadiyah Jakarta untuk meningkatkan kesadaran mahasiswi tentang dampak rokok melalui program penyuluhan, seminar, pemasangan poster larangan merokok, dan pembuatan peraturan kawasan bebas asap rokok di kampus.
Hubungan Persepsi dan Pengetahuan dengan Keikutsertaan Program JKN Mandiri pada Masyarakat Milenial Tangerang Selatan Jaksa, Suherman; Murti, Setriratna Ari; Andriyani, Andriyani; Fajrini, Fini; Srisantyorini, Triana; Herdiansyah, Dadang; Dihartawan, Dihartawan
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 19, No 2 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
Publisher : Faculty of Public Health, Faculty of Medicine and Health, Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jkk.19.2.225-234

Abstract

Berdasarkan studi literatur didapatkan sebesar 52% penduduk usia produktif belum mengikuti JKN mandiri. Sekitar 54,6 juta kelompok generasi milenial mampu membayar tetapi belum berkeinginan untuk ikut serta. Menurut data Statistik Kota Tangerang Selatan 2021, masyarakat yang memanfaatkan program JKN untuk berobat belum 100%. Ketua DJSN menyatakan masyarakat milenial belum memahami manfaat dari program JKN sehingga muncul persepsi kurang baik. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan persepsi dan pengetahuan dengan keikutsertaan program JKN mandiri pada masyarakat milenial di Tangerang Selatan. Penelitian ini secara kuantitatif dengan desain cross sectional. Populasi masyarakat milenial berdomisili di Tangerang Selatan. Total 150 responden yang terbagi menjadi bukan peserta dan peserta JKN mandiri dengan teknik purposive sampling. Analisis dengan chi square α=0,05. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara persepsi kerentanan (p 0,000), persepsi keparahan (p 0,012), persepsi manfaat (p 0,003), isyarat bertindak (p 0,007), efikasi diri (p 0,002) serta pendapatan (p 0,024) dengan keikutsertaan program JKN mandiri pada masyarakat milenial di Tangerang Selatan. Saran memperbanyak media informasi tentang JKN agar isyarat bertindak masyarakat milenial untuk memiliki jaminan kesehatan dengan menjadi peserta JKN lebih tinggi.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Klaim Rawat Jalan Asuransi Kesehatan Peserta PT. B di Jakarta Selatan Tahun 2022 Fajrini, Fini; Juhazty, Meti Brendha; Latifah, Noor; Srisantyorini, Triana; Lusida, Nurmalia; Romdhona, Nur; Dihartawan, Dihartawan; Nujulla, Puspa
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 19, No 2 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
Publisher : Faculty of Public Health, Faculty of Medicine and Health, Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jkk.19.2.235-242

Abstract

Salah satu perusahaan asuransi swasta Allianz menjelaskan bahwa selama periode januari sampai juni 2018, angka klaim paling banyak provinsi DKI Jakarta dengan total klaim 808 Klaim. Tujuan penelitian untuk Diketahui gambaran dan hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi klaim rawat jalan asuransi kesehatan peserta PT. B. Desain yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan crossectional menggunakan data sekunder. Sampel penelitian ini peserta PT. B sebanyak 200 peserta dengan total jumlah klaim 632. Analisis dengan chi square α=0,05 pada usia peserta asuransi Dewasa melakukan klaim rawat jalan. Hasil uji statastik ada hubungan usia dengan klaim rawat jalan (p-value 0,004) dan keikutsertaan asuransi kesehatan (p-value 0,027) tidak ada hubungan jenis kelamin, plan benefit dan diagnosa dengan klaim rawat jalan. Faktor yang berhubungan dengan klaim rawat jalan adalah usia dan keikutsertaan asuransi. Diagnosa yang paling sering dilakukan klaim rawat jalan adalah Coronavirus infection sesuai dengan kondisi kesehatan Indonesia saat ini yang masih berusahan melawan pandemi COVID-19.
Kajian Pelaksanaan Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Unit Farmasi Rumah Sakit di Pertamina Jaya Tahun 2007 Srisantyorini, Triana; Tuasikal, Hadijah
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 6, No 2 (2010): JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
Publisher : Faculty of Public Health, Faculty of Medicine and Health, Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jkk.6.2.163-182

Abstract

Pengelolaan perbekalan farmasi menurut Departemen Kesehatan secara keseluruhan mencakup pemilihan/seleksi, perencanaan, pengadaan, produksi, penerimaan dan penyimpanan sampai distribusi serta pengendalian dan penghapusan obat itu memerlukan penanganan manajemen yang profesional untuk mencapai layanan yang prima. Tujuan penelitian ini diperolehnya gambaran umum tentang proses pelaksanaan Pengelolaan perbekalan farmasi di Unit Farmasi Rumah Sakit Pertamina Jaya (RSP.J) tahun 2007. Kerangka konsep menggunakan metode Input, Proses dan Output. Variabel masukan/input yaitu SDM, sarana, metode, dan perbekalan farmasi. Prosesnya yaitu proses pelaksanaan pengelolaan perbekalan farmasi yang dimulai dari proses pemilihan/seleksi sampai dengan proses penghapusan dan keluaran/output yaitu ketersediaan perbekalan farmasi di RSPJ. Penelitian dilakukan di unit farmasi RSPJ pada bulan Juli-Agustus 2007. Jenis penelitian yang digunakan ialah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data diperoleh dengan wawancara mendalam, observasi dan penelusuran dokumen. Informan penelitian sebanyak 7 orang yang dipilh berdasarkan kesesuaian dan kecukupan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan perbekalan farmasi yang selama ini dilakukan Sudah cukup baik. SDM yang ada sudah mencukupi, namun tenaga gudang farmasi masih kurang. Latar belakang pendidikan sudah sesuai dengan tugasnya masing-masing, tetapi perlu adanya peningkatan jenjang pendidikan. Kedisiplinan juga cukup baik dan telah bekerja dengan optimal. Ketersediaan sarana dan metode dalam proses pengelolaan perbekalan farmasi juga sudah cukup baik. Proses pengelolaan perbekalan farmasi yang dimulai dari tahap pemilihan/seleksi sampai dengan penghapusan tidak mengalami kendala. Keluaran/ output dalam proses pengelolaan perbekalan farmasi ini yaitu belum tersedianya perbekalan farmasi sesuai dengan kebutuhan dan adanya penolakan resep karena kekosongan obat. - The overall management of pharmaceutical supplies according to the Department of Health encompasses the selection, planning, procurement, production, receipt, storage, distribution, and control and disposal of drugs, requiring professional management for the achievement of excellent services. The purpose of this study was to obtain an overview of the implementation process of Pharmaceutical Supply Management at Pertamina Jaya Hospital Pharmacy Unit (RSP.J) in 2007. The conceptual framework used the Input, Process, and Output method. Input variables consist of human resources, facilities, methods, and pharmaceutical supplies. The process involves the implementation of pharmaceutical supply management from the selection process to disposal, and the output is the availability of pharmaceutical supplies at RSPJ. The research was conducted at the RSPJ pharmacy unit in July-August 2007. The research used a descriptive approach with a qualitative approach. Data collection was obtained through in-depth interviews, observations, and document review. There were 7 informants selected based on suitability and sufficiency. The results of the research showed that the management of pharmaceutical supplies that had been carried out was already quite good. The available human resources were sufficient, but the pharmaceutical warehouse staff was lacking. Educational backgrounds were suitable for their respective tasks, but there was a need for educational advancement. Discipline was also quite good, and the staff worked optimally. The availability of facilities and methods in the pharmaceutical supply management process was also quite good. The pharmaceutical supply management process from the selection process to disposal did not encounter any obstacles. The output in this pharmaceutical supply management process was the unavailability of pharmaceutical supplies according to the needs and the rejection of prescriptions due to drug shortages.
Hubungan Penyimpangan Waktu kerja terhadap Kelelahan Pada Pekerja di PT. Multi Sistim Komunikasi Proyek Apartemen Regatta Pluit Jakarta Utara 2009 Srisantyorini, Triana; Rohman, Fauzi
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 6, No 1 (2010): JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
Publisher : Faculty of Public Health, Faculty of Medicine and Health, Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jkk.6.1.19-36

Abstract

Pembangunan yang terus meningkat di Indonesia memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan aktivitas pekerjaan. Tingginya target pencapaian dalam proyek konstruksi seringkali memaksa pekerja bekerja ekstra, menciptakan penyimpangan waktu kerja. Studi ini dilakukan di PT Multi Sistim Komunikasi yang terlibat dalam proyek konstruksi Apartemen Regatta Pluit, Jakarta Utara. Penelitian bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan antara penyimpangan waktu kerja dan tingkat kelelahan pada pekerja. Faktor-faktor seperti umur, masa kerja, jumlah jam penyimpangan waktu kerja, kebijakan perusahaan terkait penyimpangan waktu kerja, dan upaya perusahaan dalam mengatasi kelelahan diidentifikasi sebagai variabel independen yang mungkin memengaruhi tingkat kelelahan pekerja. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan rancangan penelitian cross-sectional. Hasil analisis chi-square menunjukkan hubungan yang bermakna antara masa kerja dan jumlah jam penyimpangan waktu kerja dengan tingkat kelelahan pada pekerja. Sementara itu, variabel umur, kebijakan perusahaan terkait penyimpangan waktu kerja, dan upaya perusahaan dalam manajemen kelelahan pekerja tidak menunjukkan hubungan yang signifikan. Implikasi penelitian ini adalah pentingnya perusahaan memberikan perhatian khusus kepada pekerja dengan masa kerja lebih dari 24 bulan untuk menghindari penumpukan beban fisik akibat penyimpangan waktu kerja berlebihan. Upaya untuk mencegah perpanjangan waktu kerja yang melebihi kapasitas fisik pekerja diharapkan dapat mengurangi risiko penurunan kapasitas kerja akibat kelelahan.
Efektivitas Penggunaan Helm dan Body Harness pada Petugas Gondola di Gedung Komisi Yudisial Republik Indonesia Tahun 2024 Hidayat, Tasya Fitria; Srisantyorini, Triana
ENVIRONMENTAL OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY JOURNAL Vol 5, No 1 (2024): EOHSJ
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/eohjs.5.1.67-80

Abstract

Alat Pelindung Diri (APD) adalah perangkat yang digunakan oleh tenaga kerja untuk melindungi sebagian atau seluruh tubuhnya dari potensi bahaya atau kecelakaan kerja. APD tidak sepenuhnya mampu mencegah cedera, tetapi dapat meminimalkan tingkat keparahan kecelakaan atau penyakit akibat kerja. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode wawancara mendalam (Indepth Interview) dan observasi, dengan tiga informan dari tim gondola di Gedung Komisi Yudisial Republik Indonesia tahun 2024. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan, efektivitas, dan ketersediaan APD pada tim gondola telah sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) yang berlaku. Meskipun demikian, tim gondola terkadang melanggar SOP dalam penggunaan APD karena ketidaknyamanan saat bekerja. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan, efektivitas, ketersediaan APD, serta pengelolaan oleh pihak manajemen gedung sudah cukup baik, meskipun masih ada kendala terkait kenyamanan penggunaan APD. Disarankan kepada pihak Manajemen Gedung untuk meningkatkan pengawasan terhadap kepatuhan tim gondola dalam penggunaan APD sesuai SOP.---Personal Protective Equipment (PPE) is a set of tools used by workers to protect part or all of their bodies from potential hazards or workplace accidents. PPE does not completely prevent injuries but minimizes the severity of accidents or work-related illnesses. This research uses a descriptive qualitative approach with in-depth interviews and observation methods involving three informants from the gondola team at the Judicial Commission Building of the Republic of Indonesia in 2024. The results indicate that the use, effectiveness, and availability of PPE by the gondola team comply with the established Standard Operating Procedures (SOPs). However, the gondola team sometimes violates SOPs in PPE usage due to discomfort during operations. It can be concluded that the use, effectiveness, and availability of PPE, as well as management by the building administration, are adequate despite challenges related to comfort. It is recommended that the Building Management further enhance supervision of the gondola team’s adherence to PPE usage in accordance with SOPs.
MUHAMMADIYAH PRIMARY SCHOOL SANITATION DESCRIPTION IN SAWANGAN DEPOK 2018 Ernyasih, Ernyasih; Srisantyorini, Triana
Muhammadiyah Medical Journal Vol 1, No 1 (2020): Muhammadiyah Medical Journal (MMJ)
Publisher : Faculty of Medicine and Health Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (638.289 KB) | DOI: 10.24853/mmj.1.1.10-18

Abstract

Background: Children are the next generation of the nation, so they need a healthy environment in order to work optimally and they spend more time at school so school sanitation is needed. School sanitation is an important element in efforts to improve the quality of education. Increased access to sanitation in schools can have a significant impact on improving the quality of students' health at school. Only around 11.43% of schools from all levels in Indonesia have separate and functioning latrines. Whereas an average of 52.49% of schools have inappropriate toilets, are not separate, or do not function. Muhammadiyah Primary School Sawangan, is one of the places of education where environmental health conditions are quite alarming and have a high risk of diarrhea. The purpose of this research is to know the description of school environmental sanitation in Muhammadiyah primary School Sawangan based on the Decree of the Minister of Health RI Number 1429/Menkes/SK/XII/2006. Methods: The research method used is descriptive qualitative approach. This research was conducted with an observation approach and in-depth interviews related to school sanitation facilities and informants were the Principal and janitor in November 2018. Conclusion: Based on the Decree of the Minister of Health RI No. 1429/Menkes/SK/XII/2006, clean water facilities at primary School Muhammadiyah, Sawangan are categorized as good, toilet facilities are not appropriate, SPAL facilities are appropriate, waste disposal facilities are not appropriate.
Determinan Pengunaan Alat Pelindung Diri (APD) Terhadap Tingkat Kecelakaan Kerja, Serta Upaya Pengendalian Risiko Yang Dapat Dilakukan Ramadhan, Rifki Luthfiyan; Andriyani, Andriyani; Srisantyorini, Triana
Barongko: Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 3 No. 3 (2025): Barongko : Jurnal Ilmu Kesehatan (Juli)
Publisher : Asosiasi Guru dan Dosen Seluruh Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59585/bajik.v3i3.655

Abstract

Workplace accidents that affect employees' safety and health continue to be a major problem in the construction industry.  The purpose of this study is to determine the factors that influence the use of personal protective equipment (PPE) in relation to workplace accidents and to develop strategies for risk management that can be implemented in the workplace.  By examining pertinent national and international scientific publications that were published between 2020 and 2025 and that could be found using the Google Scholar and PubMed databases, the research methodology employs a literature review technique.  Strict inclusion and exclusion criteria are used in the PRISMA flow for literature selection.  The study's findings demonstrate that human factors such as workers' age, discipline, attitude, and degree of knowledge are the primary determinants of PPE use compliance. Furthermore, the availability of ergonomic personal protective equipment (PPE), management assistance, and aspects of the work environment all contribute to a decrease in workplace accidents. Consistent K3 supervision, regular education and training, K3 sign installation, APAR provision, and worker participation in periodic inspections are all examples of effective risk control measures. It has been demonstrated that establishing a safety culture via the application of SOPs and efficient risk communication improves PPE use compliance. In conclusion, the number of work accidents in the construction industry can be considerably decreased by using PPE in a disciplined manner and with the help of an ongoing monitoring and education program. To establish a safe and healthy work environment, management, employees, and regulators must work together.