p-Index From 2020 - 2025
5.976
P-Index
Claim Missing Document
Check
Articles

PEMBERDAYAAN SOCIAL SUPPORT GROUP DALAM ADAPTASI NORMALISASI PADA ORANGTUA DENGAN ANAK KANKER DI KABUPATEN PANGANDARAN Nurhidayah, Ikeu; Hendrawati, Sri; Sutini, Titin
Dharmakarya Vol 6, No 3 (2017): September
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (315.901 KB)

Abstract

Kanker merupakan salah satu masalah kesehatan kronis pada anak yang semakin meningkat, termasuk di Kabupaten Pangandaran. Kanker anak memerlukan proses pengobatan yang panjang, yang akan berdampak bukan hanya pada anak, namun juga pada orangtua dan keluarga. Keluarga dengan anggota keluarga yang mengalami sakit kanker akan mengalami berbagai perubahan yang dipandang sebagai situasi krisis yang dapat mengganggu keseimbangan kehidupan keluarga. Fokus grup diskusi dengan Yayasan Kanker Indonesia Cabang Pangandaran menunjukkan bahwa stres yang sangat luar biasa dirasakan semua orangtua pada saat mendapati kabar bahwa anaknya mengalami penyakit yang membutuhkan pengobatan sepanjang waktu, dan mengganggu keseimbangan keluarga, baik dari segi fisik, psikologis, sosial, spiritual, dan ekonomi. Orangtua harus dapat melakukan berbagai penyesuaian serta membantu anak untuk beradaptasi dengan penyakitnya. Normalisasi merupakan suatu proses dimana keluarga mencoba untuk menormalkan kehidupan sehari-hari walaupun memiliki anak dengan penyakit kronis, melalui proses adaptasi. Proses normalisasi keluarga dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah dukungan melalui social support group yang bisa didapatkan oleh keluarga dari tenaga profesional dan kader kesehatan. Kader kesehatan merupakan relawan (volunteer) yang dipilih oleh masyarakat sebagai individu yang dipercaya untuk mendukung pencapaian kesehatan di wilayah setempat. Kader kesehatan merupakan individu yang diharapkan sebagai sumber dukungan bagi keluarga dengan kanker karena merupakan orang terdekat di lingkungan keluarga. Kegiatan ini berupa pemberdayaan kader kesehatan dalam adaptasi dan normalisasi keluarga dengan kanker di Kecamatan Pangandaran. Khalayak sasaran pada kegiatan ini adalah kader kesehatan di Kecamatan Pangandaran sejumlah 41 orang. Luaran kegiatan ini adalah peningkatan kemampuan kognitif dan psikomotor kader kesehatan dalam memberikan dukungan keluarga dengan kanker untuk melakukan adaptasi dan proses normalisasi. Metode kegiatan ini dilakukan dengan ceramah, simulasi, small group discussion dan praktikum. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa rata-rata skor pengetahuan kader sebelum dilakukan kegiatan pemberdayaan adalah 74,46 (SD: 0,46), dan rata-rata skor pengetahuan setelah dilakukan kegiatan adalah 97,6 (SD: 0,21), dengan rata-rata peningkatan skor 20,92 (SD: 0,45), dan kemampuan psikomotor peserta 100% dalam kategori baik. Hasil kegiatan ini merekomendasikan puskesmas untuk melanjutkan pemberdayaan kader kesehatan dalam pembinaan kesehatan keluarga termasuk keluarga dengan kanker di Kabupaten Pangandaran. 
PENGALAMAN PSIKOLOGIS PASIEN INFARK MIOKARD AKUT SELAMA DIRAWAT DI RUANG INTENSIF Emaliyawati, Etika; Sutini, Titin; Ibrahim, Kusman; Trisyani, Yanny; Prawesti, Ayu
JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA Vol 3, No 1 (2017): Vol 3, No. 1 (2017)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpki.v3i1.7477

Abstract

Infark Miokard merupakan salah satu penyakit terminal yang memerlukan perawatan intensif. Perawataan intensif yang diperlukan harus holistik, mencakup bio psiko sosial dan spiritual. Psikologis infark miokard harus selalu diperhatikan, karena salah satu penyebab infark miokard adalah dari psikologis atau dikenal dengan stress. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengalaman pasien infark miokard akut yang menjalani perawatan di ruang intensif. Jenis penelitian adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan phenomenology yang dilakukan di salah satu rumah sakit di Bandung periode Juni-Juli 2013. Jumlah informan 10 orang pasien infrak miokard akut yang pada saat dilakukan wawancara sudah dalam perbaikan killip I dan II yang diambil secara purposive sampling, dirawat di ruang intensif dan kondisinya telah stabil. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam kemudian dianalisa menggunakan content analysis dari Hancoch. Hasil penelitian didapatkan 3 tema penelitan yaitu seluruh responden merasa tidak berdaya, 9 responden mengalami ketidakpastian menghadapi masa depan dan 10 responden menyatakan ketakutannya akan kematian. Seluruh pasien infrak miokard mengalami masalah psikologis, oleh karena itu hasil penelitian ini dapat menjadi rekomendasi dalam memberikan layanan kesehatan bagi pasien kondisi terminal; infark miokard akut yang sedang menjalani perawatan intensif. Penting kiranya untuk dapat mengelola dan mengintegrasikan pelayanan perawatan pada pasien infark miokard akut yang sedang dirawat di unit intensif secara holistik meliputi fisik psikologis sosial dan spiritual. ABSTRACTCommunication is a very important process in human relationship. In providing nursing care, nurses should have a good knowledge and communication skill as the beginning of a good relationship between nurses, patients, and their families. Nurses with good communication skill had an easier opportunity to make a good relationship with the patient and their families. This study aimed to identify effective communication barriers among nurses in developing communication with patients’ family according to nurses’ perspective in Intensive Care Unit Rumah Sakit Umum Al Islam Bandung. This descriptive explorative study involved 10 nurses were taken with accidental sampling. Data were gathered using interview and observation. Data analyzed with the content analysis. Result showed that there were at least five topic of effective communication barriers among nurses in developing communication with patients’ family according to nurses’ perspective in Intensive Care Unit Rumah Sakit Umum Al Islam Bandung; role conflict, family demographic factors, misunderstanding, environment and situation in the ICU, and family psychological condition. So, training related to communication between nurses and patients’ family were necessary to undertake in order to improve the ability of nurses such as foreign language skills and patience in dealing with the situation in the ICU especially in relation to the patient's family. This is because nurses are the spearhead of health care service in hospital.
GAMBARAN STIGMA MASYARAKAT TERHADAP KLIEN GANGGUAN JIWA DI RW 09 DESA CILELES SUMEDANG Purnama, Gilang; Yani, Desy Indra; Sutini, Titin
JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA Vol 2, No 1 (2016): Vol 2, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpki.v2i1.2850

Abstract

ABSTRAKStigma merupakan label negatif yang melekat pada tubuh seseorang yang diberikan oleh masyarakat dan dipengaruhi oleh lingkungan. Stigma salah satu faktor penghambat dalam penyembuhan klien gangguan jiwa.Cileles adalah suatu Desa dengan jumlah klien gangguan jiwa yang meningkat setiap tahunnya.Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui gambaran stigma masyarakat terhadap klien gangguan jiwa di RW 09 Desa Cileles.Desain penelitian menggunakan deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian 253 Kepala Keluarga dan Sampel 155 responden dengan menggunakan teknik stratified random sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuisoner Community Attitudes toward the Mentally Ill dan instrumentnya valid dan reliabel.Analisis data yang digunakan adalah distribusi frekuensi dan skor median.Stigma terdiri dari 4 domain, masing-masing domain skornya 10 – 50. Hasil penelitian menunjukan domain otoriterisme mediannya 34 dengan IQR2, selanjutnya adalah komponen berdasarkan domain kebajikan dengan nilai skor 33 dengan IQR 2, kemudian domain ideologi komunitas kesehatan mental dengan skor 33 dengan IQR 4 dan yang paling rendah domain pembatasan sosial dengan nilai 27 dengan IQR 7. Hal tersebut dapat berarti bahwa lebih banyak responden yang menganggap bahwa klien gangguan jiwa harus diperlakukan dengan kasar.Penelitian ini bisa disimpulkan bahwa domain otoriterisme adalah domain stigma yang paling tinggi dan pembatasan sosial adalah domain yang paling rendah. Hasil penelitian ini perlu di tindak lanjuti dengan memberikan intervensi yang tepat sesuai dengan domain-domain yang ada Kata kunci : Gangguan Jiwa, Masyarakat, Stigma.  ABSTRACTStigma is a negative label attached to the body of someone who is paid by the public and influenced by the environment. Stigma one of the inhibiting factor in the healing of clients with mental disorders. Cileles is a village with a number of clients with mental disorders is increasing every year.  This research aims to describe the stigma against mental illness clients in RW 09 Cileles.This research used descriptive quantitative design. Population consisted of 253 heads of household and involved 155 respondents were taken with stratified random sampling. This research used Community Attitudes toward the Mentally Ill Questionnaire and the instrument was valid and reliable. Data Analyzed with descriptive analysis and used median score.Stigma is composed of four domains, each domain likelihood score is 10-50. Research results from obtained that the median score on the domain of authoritarianism is 34 with IQR 2, next is a component based on the domain of virtue with a score of 33 with IQR 2, then based on the ideological aspect mental health community with a score of 33 with IQR 4 and the lowest is based on aspects of social restrictions with value 27 with IQR 7. This result indicated that majority of respondent considered that patient with mental ill should be treated rudely.To concluded, authoritarianism domain is the highest domain stigma and social restrictions are the domain of the lowest. The results of this study need to be followed up with appropriate interventions in accordance with existing domains. Keyword : Mental Illness, Society, Stigma 
TINGKAT ODOR PASIEN KANKER SERVIKS MENURUT PETUGAS KESEHATAN DI RSHS BANDUNG Mardiah, Wiwi; Iskawati, Melda; Sutini, Titin
JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA Vol 2, No 2 (2016): Vol 2, No.2 (2016)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpki.v2i2.4743

Abstract

ABSTRAK Karakteristik luka kanker serviks adalah nyeri, odor, pendarahan, eksudat yang banyak, gatal, dan infeksi pada luka. Bau atau odor terjadi ketika luka sudah mengalami nekrotik akibat hilangnya vaskularisasi atau terjadi infeksi oleh mikroorganisme. Odor merupakan hal yang mengganggu petugas kesehatan saat merawat luka kanker serviks. Odor yang ditimbulkan bisa sampai tidak sadarkan diri pada petugas kesehatan, sehingga perlu dilakukan penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui gambaran tingkat odor menurut petugas kesehatan saat merawat luka kanker serviks. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif. Pengambilan sampel penelitian dilakukan secara sampling jenuh dengan sampel sebanyak 41 responden. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa odor scale dari Sucker dengan rentang 0-6 yang akan dipersepsikan oleh petugas kesehatan yakni perawat dan bidan. Analisis dalam penelitian ini menggunakan distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukan sebagian besar responden memilih skala odor 4 bau kuat (51,22 %), hampir setengah respoden memilih skala odor 5 bau sangat kuat (29,27 %), sebagian kecil memilih skala odor 3 bau sedang (17,07 %), dan sebagian kecil memilih skala odor 2 bau lemah (2,44 %), dan tidak ada satupun responden yang memilih skala odor sangat lemah dan sangat-sangat kuat. Tingkat odor menurut petugas kesehatan sebagian besar pada skala 4 yaitu bau kuat. Berdasarkan hasil penelitian berbagai variasi tingkat odor pada pasien kanker serviks karena adanya nekrosik pada area genitalia ekternal maupun interna yang berbeda beda. Petugas kesehatan dapat melakukan manajemen odor dengan membersihkan area yang terkena nekrosis pada luka kanker dan pengelolaan lingkungan di sekitar pasien. Kata kunci : Bau, Luka kanker serviks, Odor  ABSTRACT The characteristics of the cervical cancer injuries are pain, odor, bleeding, many exudates, itching, and infection in the wound. Smell or odor occurs when the wound had been necrotic due to loss of vascularization or infection by microorganisms. The presence of malodor can disturb health professionals when they are caring for patients with cervical cancer wounds. This situation may cause discomfort leads to unconsciousness among those practitioners. This study aimed to describe the odor level based on health practitioners’ perspectives when they treated cervical cancer wounds. This research used descriptive quantitative research methods. Sampling was conducted using total sample that recruited 41 respondents. The instrument used an odor scale from Sucker (2007) which ranged from 0-6 as perceived by health workers that nurses and midwives. Data was analysed using a single descriptive statistics with frequency distribution. Findings demonsrated that more than half respondents have chosen scale 4 with strong odor (51.22%). Half of them chose scale 5 with very strong odor (29.27%), a fraction opt scale 3 with distinct odor (17.07%), and a small pick scale 2 with weak odor (2.44%), and none of the respondents who chose a very weak odor scale and extremely odor. The odor level was largely classified on scale 4 with strong odor. Based on the results of odor level was variation in cervical cancer patients for their necrotic the external genitalia or internal area that was different. Suggestions of research is health workers can do the management of odor by cleaning the wound area affected by cancer and manage the environment around the patient. Keyword:  Cervical cancer wounds, Odor Smell
Gambaran Tingkat Harga Diri Warga Binaan Perempuan Di Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas IIA Bandung Hidayati, Nur Oktavia; Sutini, Titin
KEPERAWATAN Vol 5, No 1 (2017): JURNAL KEPERAWATAN
Publisher : LPPM BSI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (363.587 KB)

Abstract

ABSTRAK Masalah psikososial dan gender merupakan salah satu masalah yang penting dalam Lembaga Pemasyarakatan (Lapas). Stressor yang dirasakan oleh warga binaan perempuan sangat beragam dan menjadi salah satu penyebab tingginya angka gangguan jiwa di Lapas. Tercatat 73% warga binaan perempuan di Amerika Serikat mengalami gangguan jiwa. Masalah yanag banyak dikeluhkam oleh warga binaan perempuan di Lapas wanita adalah harga diri rendah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran tingkat harga diri warga binaan perempuan. Desain penelitian adalah deskriptif kuantitatif. Teknik penarikan sampel penelitian adalah simple random sampling dengan jumlah sampel 105 responden, dengan teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data dengan menggunakan prosentase. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden (60,9%)mempunyai harga diri rendah dan sebagian kecil dari responden (39,1%) mempunyai harga diri tinggi. Dari  hasil tersebut perlu adanya peningkatan pelayanan kesehatan dalam upaya mengidentifikasi warga binaan perempuan yang mengalami masalah-masalah psikososial seperti harga diri rendah serta penelitian tentang pengaruh terapi keperawatan terhadap penanganan masalah-masalah psikososial seperti harga diri rendah sehingga dapat diketahui keefektifannya terhadap warga binaan yang ada di Lembaga Pemasyarakatan. Kata kunci: Harga Diri, Warga binaan perempuan, Lapas. ABSTRACTPsychosocial and gender problem is one of the important problems in correctional institution. Stressor felt by women inmates very diverse and causes of the high number of mental disorder in correctional institution. Recorded 73 % women inmates in the United States had mental disorder. Many problems that complained by women inmates in Lapas wanita Bandung is low self esteem. The purpose of this research to know the level of self esteem of the women inmates. A design study was descriptive quantitative.The type of sampling was stratified random sampling with the total sample  105 respondents, data collected by using a questionnaire. Data analysis by using prosentase. The result showed the majority of respondents (60,9%) have low self esteem  and a small portion of respondents (39,1%) have high self esteem. This result encourages of the health services in attempting to identify women inmates who had psychosocial problems as low self esteem and research on the influence therapy nursing in handling psychosocial problems in correctional institution. Keywords: Self-Esteem , women inmates , correctional institution.
Gambaran Deteksi Dini Kesehatan Jiwa Di Desa Ranjeng Dan Cilopang Kabupaten Sumedang Sutini, Titin; Hidayati, Nur Oktavia
KEPERAWATAN Vol 5, No 1 (2017): JURNAL KEPERAWATAN
Publisher : LPPM BSI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.597 KB)

Abstract

ABSTRAKPrevalensi gangguan mental emosional berupa depresi dan cemas pada masyarakat berumur di atas 15 tahun mencapai 11,6%. Desa Ranjeng dan desa cilopang yang terletak di kecamatan Cisitu kabupaten Sumedang merupakan sebuah desa dengan kunjungan ke poli jiwa puskesmas cisitu sebanyak 654 orang, dengan keluhan gangguan tidur, sering mengeluh sakit kepala tampa sebab,  stress ringan bahkan sampai gangguan jiwa berat, yang penanganannya belum bisa dilakukan secara optimal oleh puskesmas Cisitu, sehingga perlu ada pemberdayaan masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan jiwa, yaitu melalui deteksi dini. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif serta analisa data dilakukan dengan mencari nilai rata-rata pada data pre-test dan post-test. Tehnik sampel yang digunakan adalah total sampling, dengan jumlah sampel 59 untuk desa Ranjeng dan 51 untuk Desa Cilopang. Kuesioner yang digunakan adalah 10 item pertanyaan pilihan tunggal.Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan skor pengetahuan antara sebelum dan sesudah pelatihan. Kenaikan pengetahuan  masyarakat Desa Ranjeng total rata-rata (65), dan kenaikan pengetahuan masyarakat Desa Cilopang (64). Kegiatan ini belum dapat menjangkau sebagian besar dari masyarakat di ke dua desa oleh karena itu hendaknya kegiatan ini diteruskan dengan pembentukan kader kesehatan jiwa dan pelatihan kader kesehatan jiwa dengan melibatkan berbagai unsur pemerintahan dan masyarakat.Kata kunci:  deteksi dini,  kesehatan jiwa , Pemberdayaan. ABSTRACTThe prevalence of mental disorders such as depression and emotional anxiety in the community over the age of 15 years reached 11.6 % . Ranjeng and cilopang village located in the district Cisitu Sumedang is a village with a visit to a mental health clinic poly Cisitu many as 654 people , with complaints of sleep disturbance , often complain of headaches without cause , even mild stress to severe mental disorder , that treatment can not be done optimally by Cisitu health centers , so there needs to be community empowerment in addressing mental health issues , namely through early detection . This activity aims to enhance the publics ability to make early detection as the initial discovery of the problem so as to reduce the incidence of mental disorders in the community and will create a healthy standby village life. Research methodology used was descriptive quantitative as well as data available for analysis done by searching the average value of the data on pre-test and post-test .Sample tehnik used was a total of sampling , namely sample collected is 59 for a village Ranjeng and 51 for a village Cilopang.The questionnaires used is 10 items question single choice. The results of evaluation showed an increase in knowledge scores between before and after training . The increase public knowledge Ranjeng village average total ( 65 ) , and an increase in public knowledge Cilopang village ( 64 ) . This activity has not been able to reach most of the people in the two villages therefore this activity should be continued with the establishment of mental health workers and mental health workers training involving various members of the government and society .Keywords: Empowerment, early detection, mental health.
Gambaran Resiliensi Mahasiswa Tahun Pertama Program A2016 Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran Prihartono, Maulidya Ninda; Sutini, Titin; Widianti, Efri
KEPERAWATAN Vol 6, No 1 (2018): JURNAL KEPERAWATAN
Publisher : LPPM BSI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.465 KB)

Abstract

ABSTRAK Mahasiswa tahun pertama mengalami transisi dari masa SMA/sederajat menjadi mahasiswa di perguruan tinggi. Banyaknya kegiatan dan tugas-tugas menjadi salah satu penyebab tekanan yang dialami oleh mahasiswa. Resiliensi merupakan mekanisme adaptasi untuk bertahan atau bangkit kembali dari kesulitan. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengidentifikasi gambaran resiliensi mahasiswa tahun pertama program A2016 di Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran.Penelitian menggunakan desain deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian adalah mahasiswa program A2016 di Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran. Teknik sampling menggunakan desain total sampling. Sampel dalam penelitian berjumlah 143 mahasiswa. Pengambilan data menggunakan kuesioner Connor Davidson Resilience Scale dengan jumlah item 25 (α cronbach = 0,89). Analisa data menggunakan distribusi frekuensi dan nilai mean.Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar mahasiswa memiliki resiliensi rendah (53,85%) dan mahasiswa yang memiliki resiliensi tinggi (46,15%). Pada sub variabel resiliensi didapatkan hasil sub variabel rendah menerima perubahan, yaitu (53,85%) dan sub variabel tinggi pengaruh spiritual (72,03%). Adapun sub variabel percaya naluri sendiri (50,35%), kendali pribadi (51,75%), dan kompetensi personal (55,24%). Mahasiswa pada penelitian ini memiliki resiliensi rendah dengan menerima perubahan yang rendah. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi institusi pendidikan untuk meningkatkan kualitas program adaptasi mahasiswa baru dengan suatu tahapan agar tidak melebihi kapasitas mahasiswa. Kata Kunci: Mahasiswa Tahun Pertama, Program A2016, Resiliensi.
Gambaran Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Seksual Pranikah pada Remaja SMP Alfiyah, Nur; Solehati, Tetti; Sutini, Titin
JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA Vol 4, No 2 (2018): Vol 4, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpki.v4i2.10443

Abstract

ABSTRAKRemaja merupakan masa peralihan yang mengakibatkan perubahan fungsi seksual yang akan menimbulkan dorongan berperilaku seksual pranikah. Berdasarkan data DP2KBP3A tahun 2016 Pernikahan Usia Dini (PUP) di bawah usia 21 tahun ada 9.530 orang di Kecamatan Solokanjeruk. Serta data yang diperoleh dari Puskesmas Solokanjeruk dampak dari perilaku seksual pranikah antaranya kehamilan diluar nikah ada 5 kasus usia 15-16 tahun. Perilaku seksual pranikah terjadi di remaja. Faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku seksual yaitu ada faktor internal dan eksternal. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual pranikah pada remaja di SMPN 1 Solokanjeruk Kabupaten Bandung.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif.  Jumlah sampel 310 orang, teknik pengambilan sampel dengan propotional statified sampling. Pengambilan data menggunakan instrument tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual pranikah. Instrumen telah diuji validitas (0,760-0,989) dan reabilitas (0,945-0,987). Penelitian ini menggunakan skala Ordinal. Variabel bebasnya yaitu pengetahuan, norma keluarga, norma agama, smartphone. Sedangkan pada variabel terikat yaitu perilaku seks pranikah remaja. Analisa data menggunakan analisa univariat dan bivariat. Analisa bivariat menggunakan uji statistik chi square (X2) dan uji normalitas menggunakan metode kolmogorov smirnov. Penelitian ini dilakukan di SMPN 1 Solokanjeruk Kabupaten Bandung bulan September 2017.Hasil penelitian ini menunjukan ada hubungan antara norma keluarga ( value : 0,000) dan penggunaan smartphone  value : 0,000) dengan perilaku seksual pranikah. Hasil  ini diharapkan akan bermanfaat bagi peneliti, departemen maternitas dan jiwa Fakultas Keperawatan Unpad, Puskesmas Solokanjeruk, SMPN 1 Solokanjeruk. Diharapkan juga dapat menjadi data dasar bagi  peneliti selanjutnya mengenai upaya promotif dan preventif perilaku seksual pranikah remaja.  ABSTRACTAdolescence is a transitional period that results in changes in sexual function that will lead to a premarital sexual behavior. Based on data DP2KBP3A 2016 Early Marriage (PUP) in Solokanjeruk District there are 14,520 people. As well as data obtained from Puskesmas Solokanjeruk the impact of premarital sexual behavior among pregnancy out of wedlock there are 5 cases aged 15-16 years. However, factors that result in premarital sexual behavior are not yet known. This study aims to provide a description of factors related to premarital sexual behavior in adolescents at SMPN 1 Solokanjeruk Kabupaten Bandung.The research is quantitative descriptive. The number of samples is 310 people, the sampling technique is proportional sampling. Colecting data used the instruments of factors related to premarital sexual. The instrument has been tested for validity (0.760-0.989) and reliability (0.945-0,987). This study uses the Ordinal scale. The independent variables are knowledge, family norms, religious norms, smartphones. Whereas the dependent variable is premarital sexual behavior of adolescents. Data analysis uses univariate and bivariate analysis. Bivariate analysis used the chi square (X2),statistical test and normality test using the Kolmogorov Smirnov method. This research was conducted at SMPN 1 Solokanjeruk Kabupaten Bandung in September 2017.Based on the result of the research, it can be concluded that there isn’t related to religious norms and  knowledge with premarital sexual behavior. As for the family norms and the use of smartphones premarital sexual behavior to show related to that. This result is expected to be useful for researchers, maternity department and soul of Faculty of Nursing Unpad, and SMPN 1 Solokanjeruk. It is also expected to be the basic data for further research on the promotion and preventive efforts of premarital sexual behavior of adolescents.
PENGARUH LOGOTHERAPY TERHADAP KEPUTUSASAAN PADA NARAPIDANA WANITA DI LEMBAGA PERMASYARAKATAN WANITA KELAS IIA BANDUNG Wulan Lindasari, Sri; Yosep, Iyus; Sutini, Titin
Jurnal Keperawatan Komprehensif Vol 3, No 2 (2017): Jurnal Keperawatan Komprehensif
Publisher : STIKep PPNI Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.936 KB)

Abstract

Angka kriminalitas setiap tahunnya mengalami peningkatan. Seseorang yang melakukan tindakan kriminalitas, dapat menimbulkan berbagai macam permasalahan yaitu kerugian materil maupun imateril. Dengan tinggal di lapas, narapidana wanita akan mengalami loss  of family, loss of control, loss of model dan lack of stimulation sehingga dapat mengakibatkan keputusasaan. Dampak dari keputusasaan apabila tidak segera ditangani dapat mengakibatkan depresi dan bunuh diri. Logotherapy adalah psikoterapi yang bertujuan untuk membantu individu menemukan makna hidup pada situasi apapun termasuk dalam situasi yang tidak menyenangkan. Tahapan dari logotherapy ini dilakukan 4 sesi yaitu pengkajian, stimulasi imajinasi kreatif, memproyeksikan makna hidup dalam kehidupan sehari-hari dan evaluasi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh logotherapy terhadap keputusasaan pada narapidana wanita di Lapas wanita kelas IIA Bandung. Desain penelitian yang digunakan adalah quasi experimental pre-post test non equivalent control group. Populasi dalam penelitian ini adalah semua narapidana wanita yang mengalami keputusasaan dan tidak mengalami depresi berat sebanyak 57 orang. Cara pengambilan sampel adalah secara total sampling. Penelitian dilakukan terhadap 57 responden yang terdiri dari 29 orang kelompok intervensi dan 28 kelompok kontrol. Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner Beck Hopelessness Scale (BHS). Analisa data univariat yaitu dengan menghitung distribusi frekuensi dan sentral tendensi. Analisa bivariat menggunakan Paired  t-test dan Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh logotherapy pada kelompok intervensi sebelum dan setelah diberikan logotherapy dengan nilai p value 0,001 dan t hitung 14,61. Rekomendasi hasil penelitian adalah perlunya pelaksanaan logotherapy dalam program pembinaan mental para narapidana yang mengalami keputusasaan di lapas wanita. 
Skrining Perilaku Remaja Di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Bandung Agustine, Eska Madya; Sutini, Titin; Mardhiyah, Ai
Jurnal Keperawatan Komprehensif Vol 4, No 1 (2018): Jurnal Keperawatan Komprehensif
Publisher : STIKep PPNI Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (276.352 KB)

Abstract

AbstrakRemaja yang menjalani kehidupan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) akan berbeda dengan kehidupan teman-teman seusianya, mereka tidak merasakan kebebasan seperti kehidupan di luar LPKA, dengan kondisi seperti ini akan terjadi beberapa masalah perilaku pada remaja tersebut. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran perilaku remaja di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Bandung. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kuantitatif dengan teknik total sampling. Responden dalam penelitian ini sebanyak 56 orang dengan menggunakan analisis distribusi frekuensi. Instrumen yang digunakan menggunakan Strenght and Difficulties Questionnaire (SDQ), sebanyak 25 item pernyataan. Nilai validitas 0,012 dan nilai reliabilitas 0,773. Hasil penelitian ini menunjukkan 38 responden (67,9%) memiliki perilaku normal, 10 responden (17,9%) memiliki perilaku borderline dan 8 responden (14,2%) memiliki perilaku abnormal. Perilaku abnormal ini ditunjukkan dengan gejala sebagian besar responden mengalami kecemasan, kekhawatiran dan kegelisahan. Sebagian kecil responden berada pada kategori perilaku abnormal dan borderline. Oleh karena itu, perlu diperhatikan kembali aspek perilaku remaja di LPKA melalui kegiatan-kegiatan pembinaan agar tidak terdapatnya masalah perilaku dalam remaja tersebut. AbstractThe adolescents who live in the Youth Detention Center (Indonesia: LPKA) will have a different living from their peers, they do not feel the freedom like living outside of LPKA, with this condition there will be some behavioral problems in these adolescents. The purpose of this study was determining the description of adolescents’ behavior in the LPKA Class II Bandung. The research method was using descriptive quantitative by total sampling technique. Respondents in this study were 56 people using distribution frequency analysis. Instruments was adopting Strength and Difficulties Questionnaire (SDQ), as many as 25 items statement. The validity value was 0.012 and the reliability value was 0.773. The results of this study showed 38 respondents (67.9%) had normal behavior, 10 respondents (17.9%) had borderline behavior, and 8 respondents (14.2%) had abnormal behavior. This abnormal behavior was indicated by symptoms of the most respondents who experienced anxiety, worry, and restlessness. A small percentage of respondents were in the category of abnormal and borderline behavior. Therefore, it is necessary to re-take a concern about the adolescents’ behavior aspects in LPKA through coaching activities so that there will be no behavioral problems in those adolescents.
Co-Authors Aan Nuraeni Aat Sriati Agustine, Eska Madya AI MARDHIYAH, AI Alfiyah, Nur Alifah, Kartika Anita Setyawati Anita, Apriliawati Anjarwati, Nurul Apriliawati, Anita Aulia , Tazkiah Aulia, Tazkiah Ayu Prawesti Priambodo Beri, Edo Septa Dais, Exsos Grend Desy Indra Yani Dhadila , Yuke Liza Fitri Dhadila, Yuke Liza Fitri Dyah Setyorini Efri Widianti Endah Wahyuni Ermiati Ermiati Etika Emaliyawati Farizal, Rinezia Rinza Fatimah, Anugrah Nur Fernandes, Intan Agusti Firdaus, Rifqii Daiatul Fitri Handayani Fitriana, Anantusia Fitriyati, Fitriyati Gilang Purnama, Gilang Handayani, Annisa Yuniar Hariyanto, Rohadi Haryanto, Rohadi Henny Suzana Mediani Hikmat, Rohman Ikeu Nurhidayah Imas Rafiyah Imroatun, Tri Indra Maulana, Indra Indrayati, Novi Indriyanti, Deviana Iskawati, Melda Iyus Yosep Jani, Devi Triana Kadewi, Ami Karwati, Eti Khoirunnisa, Fadila Komariah, Elis Kurniawan Kurniawan Kusman Ibrahim Lameky, Vernando Yanry Lestari, Popy Lumbatoruan, Astuti Lusty, junita Maimunah, Ai Masruroh, Riri Maya Sari Melinda, Yuyun Mira Trisyani Koeryaman Muhammad Zikri Munaya Fauziah Mursiah, Mursiah Mutiarasani, Anjani Nina Sumarni Novia Rahmawati Novika, Ika Nur Oktavia Hidayati Nuraeni, Nopi Nuraidah Nuraidah, Nuraidah Nurhabibatulkamil, Alivia Nurhuda, Puspa Madya Nurohmah, Endah Nuryani, Reni Nuryati Nuryati Oktovianti, Asti P, Nyimas Heny Pebriana, Tika Rifa Luthfiyah Pratiwi, Yayu Prawesti Priambodo, Ayu Prihartono, Maulidya Ninda Purnawati, Tri Purwati, Nyimas Heni Purwati, Nyimas Heny Qonnayda, Umi Rahim, Grisela Parisa Rahmania, Sarah Renhoran, Farida Restuning Widiasih Ristina Mirwanti, Ristina Ruriwinita, Ruriwinita Sahureka, Marthina Sahureka, Marthine Sari, Denny Novita Mayang Sari, Yesa Junita Sasmito, Priyo Saudi, La Sejati, Femmy Aditya Purnama Setiawan Setiawan Setiawati, Dewi Nur Setiorini, Hermin Sinthia Rosanti Maelissa Sofyan, Evi Solehudin, Asep Sri Hendrawati Sri Sumartini Srimurni, Nita Ayu Srisantyorini, Triana Sugiharto, Firman Suharsiwi Suharsiwi Sulistiani, Eka Sulistiawati, Helda Sulistiawati, Reni Sumarni, Sumarni - Suryani Suryani Susanti, Elmi Syafitri, Ardyanti Syamsul Anwar, Syamsul Tasijawa, Fandro Armando Taty Hernawaty Tetti Solehati Toha Muhaimin Tuti Pahria Urip Rahayu, Urip Utami, Suci Dewi Wahyuni, Emmy Putri Widyyati, Mei Lestari Ika Wiwi Mardiah, Wiwi Wulan Lindasari, Sri Yanny Trisyani Zein, Jus Yuly Evi Zein