Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

PEMANFAATAN CITRA LANDSAT 8 OLI/TIRS UNTUK ANALISIS KERAPATAN MANGROVE DI KECAMATAN KASEMEN, SERANG, BANTEN Veronika Diah Simanulang; Agung Setyo Sasongko; Ferry Dwi Cahyadi
Jurnal Kemaritiman: Indonesian Journal of Maritime Vol 4, No 1 (2023): Juni 2023
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini didasarkan oleh pentingnya ekosistem mangrove bagi makhluk hidup yakni sebagai pemberi suasana iklim yang kondusif serta memiliki kontribusi terhadap keseimbangan siklus biologi di suatu perairan. Penelitian ini juga didasarkan oleh kurangnya literasi dan data mengenai tingkat kerapatan mangrove di Banten. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kerapatan vegetasi mangrove di Pesisir Kota Serang, Banten. Metode pelaksanaan penelitian ini adalah metode kuantitatif deskriptif, menggunakan intepretasi citra landsat 8 dengan indeks vegetasi yaitu Normalized Difference Vegetation Indeks (NDVI). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tahun 2021, Kecamatan Kasemen memiliki 2 kategori tingkat kerapatan yaitu kategori sedang seluas 2,34 ha; dan kategori lebat dengan luasan 59,22 ha dengan total luas mangrove 61,56 ha. Kerapatan vegetasi mangrove kategori lebat paling sedikit berada di wilayah timur karena adanya pengikisan akibat ombak setinggi 2 meter selama 5 tahun dan tanaman api-api banyak yang tercabut akibat dari faktor manusia
Kandungan Logam Berat di Perairan Teluk Lada Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten Agung Setyo Sasongko; Bella Dinda Rahayu; Ahmad Satibi
Samakia : Jurnal Ilmu Perikanan Vol 14 No 2 (2023): Samakia: Jurnal Ilmu Perikanan
Publisher : Faculty of Science and Technology University Ibrahimy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35316/jsapi.v14i2.2745

Abstract

Perairan Teluk Lada merupakan Perairan yang berada di pantai selatan Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten. Kondisi parameter lingkungan dan adanya aktivitas yang berlebihan seperti pembuangan limbah industri maupun rumah tangga yang terjadi di perairan Teluk Lada dapat menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan yang akan berdampak pada habitat biota dan lingkungan di sekitarnya. Metode yang digunakan pada penelitian ini ialah AAS (Atomic Absorption Spectrophotometry), hasil Penelitian ini Menunjukan Kadar Logam Berat diatas ambang batas normal yang ditemukan pada Perairan Teluk Lada, yang berkisar Besi (Fe) diatas 0,003 mg/L, Kadmium (Cd) diatas 0,001 mg/L, dan Timbal diatas 0,008 mg/L, mengakibatkan biota mengalami toksisitas Logam, yang dapat mengakibatkan efek negatif pada tubuh biota, ekosistem, dan habitatnya maupun berefek negatif bila dikonsumsi oleh manusia.
Kandungan Logam Berat di Perairan Pulau Merak Kecil Risma Millenia Cantika; Agung Setyo Sasongko; Ferry Dwi Cahyadi
Jurnal Kelautan Vol 16, No 3: Desember (2023)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v16i3.20584

Abstract

ABSTRAKKota Cilegon memiliki berbagai potensi wisata alam khususnya wisata bahari. Salah satu wisata alam bahari yang sangat berpotensi adalah Pulau Merak Kecil. Pulau Merak Kecil merupakan salah satu destinasi wisata bahari di Kota Cilegon yang memiliki banyak potensi. Ketertarikan masyarakat akan wisata alam berkembang pesat khususnya wisata alam terbuka salah satunya adalah wisata bahari. Wisata bahari Pulau Merak Kecil ini belakangan ramai dikunjungi oleh wisatawan dalam kota maupun wisatawan luar kota. Kejadian Covid-19 yang terjadi dua tahun belakang ini membuat masyarakat lebih memilih wisata alam khususnya wisata bahari. Perairan sekitar Pulau Merak Kecil rentan terhadap pencemaran logam berat yang timbul oleh aktivitas manusia maupun aktivitas ekonomi melalui kapal-kapal yang berlayar di sekitar perairan Pulau Merak Kecil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan logam berat timbal (Pb), tembaga (Cu), dan Kadmium (Cd) dan dibandingkan dengan Lampiran VIII PP No. 22 Tahun 2021. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Pengecekan logam berat dilakukan di di Laboratorium Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan di Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B) Banten. Hasil penelitian menunjukan perairan Pulau Merak Kecil mengkhawatirkan karena dari tiga logam berat, dua diantaranya di atas baku mutu.Kata Kunci : Cilegon, logam berat, Pulau Merak Kecil, Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021ABSTRACTCilegon has various natural tourism potentials, especially marine tourism. One of the potential marine natural attractions is Pulau Merak Kecil. Pulau Merak Kecil is one of the marine tourism destinations which has a lot of potential. Public interest in natural tourism is growing rapidly, especially outdoor tourism, one of which is marine tourism. Marine tourism on Merak Kecil Island has recently been visited by tourists in the city and tourists outside the city. The Covid-19 incident that occurred in the past two years has made people prefer natural tourism, especially marine tourism. The waters around Pulau Merak Kecil are vulnerable to heavy metal pollution arising from human activities and economic activities through ships sailing around the waters of Pulau Merak Kecil. This study aims to determine the content of heavy metals lead (Pb), copper (Cu), and Cadmium (Cd) and compared with Appendix VIII of Government Regulation No. 22 of 2021. The research method used quantitative descriptive method. Heavy metal checks were carried out at the Environmental and Forestry Service Laboratory in the Banten Provincial. The results showed that the waters of Merak Kecil Island are worrying because of the three heavy metals, two of which are above the quality standard.Keywords: Cilegon, heavy metals, Pulau Merak Kecil, Government Regulation No. 22 Year 2021
Karakterisasi nori-like product berbasis rumput laut lokal Indonesia dengan variasi penyalut: Characterization of nori-like product based on local Indonesian seaweed with variations of coating Sindi Anggraeni Saputri; Ellya Sinurat; Himawan Prasetiyo; Agung Setyo Sasongko; Fateha Fateha; Ferry Dwi Cahyadi; Ahmad Beni Rouf; Yulda Yulda; Sihono Sihono; Rossy Choerun Nissa; Hidayat Hidayat
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 27 No 5 (2024): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 27(5)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v27i5.53534

Abstract

Nori merupakan makanan kering berbahan baku rumput laut Porphyra sp. Ketertarikan masyarakat terhadap nori berdampak pada nilai impor produk nori yang meningkat setiap tahunnya. Ketersediaan rumput laut Porphyra sp. sebagai bahan baku nori terbatas. Oleh karena itu, diperlukan bahan baku alternatif pengganti Porphyra sp. dalam pembuatan nori. Rumput laut yang melimpah di perairan Indonesia dan berpotensi sebagai bahan baku nori, di antaranya Ulva lactuca, Gracilaria sp., dan Euchema spinosum. Pemanfaatan rumput laut lokal menjadi produk nori memerlukan tambahan bahan sebagai penyalut. Tujuan penelitian ini adalah menentukan penyalut terbaik dalam pembuatan nori berdasarkan karakteristik sifat sensori dan nilai proksimat. Penelitian menggunakan metode eksperimen dengan rancangan acak lengkap (RAL) dengan perbedaan variasi penyalut nori-like product. Penelitian dilakukan tiga tahap, yaitu preparasi rumput laut, pembuatan nori, dan proses penyalutan nori. Hasil penelitian menunjukkan nilai organoleptik produk nori dengan penyalut 100% tapioka (F2) lebih disukai panelis dengan nilai rata-rata organoleptik warna 7,89%, tekstur 7,27%, ketampakan 8,42%, aroma 8,02%, rasa 7,84%, dan keseluruhan 7,89%. Variasi penyalut meningkatkan nilai sensori kerenyahan produk nori berbahan rumput laut lokal. Hasil analisis karakteristik kimia menunjukkan bahwa produk nori U. lactuca, Gracilaria sp., dan Eucheuma spinosum dengan variasi penyalut berbeda mempunyai nilai yang berbeda pula. Nori F2 memiliki kandungan protein 8,82%, lemak 20,16%, air 10,31%, abu 12,43%, dan karbohidrat 48,28%. Produk nori rumput laut U. lactuca, Gracilaria sp. dan Eucheuma spinosum dengan variasi penyalut layak untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai produk komersial dari rumput laut lokal.
Kandungan Amonia, Fosfat, Nitrat dan Nitrit Air Laut Di Perairan Pesisir Desa Lontar Andrian Tri Jaka Surya; Agung Setyo Sasongko; Ferry Dwi Cahyadi
Juvenil Vol 5, No 3: Agustus (2024)
Publisher : Department of Marine and Fisheries, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/juvenil.v5i3.23089

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi amonia, nitrat, nitrit dan fosfat di Perairan Pesisir Desa Lontar, Kabupaten Serang. Peneliti menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan pengambilan sampel pada 3 titik stasiun. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Hasil pengukuran konsentrasi amonia pada stasiun 1 berkisar antara 0,07-0,23 mg/l dengan rata-rata 0,15 mg/l, stasiun 2 berkisar antara 0,087-0,444 mg/l dengan rata-rata 0,272 mg/l dan stasiun 3 berkisar antara 0,115-0,409 mg/l dengan rata-rata 0,223 mg/l. Hasil pengukuran konsentrasi fosfat pada stasiun 1 berkisar antara 0,02-0,05 mg/l dengan rata-rata 0,033 mg/l, stasiun 2 berkisar antara 0,04-0,05 mg/l dengan rata-rata 0,046 mg/l dan stasiun 3 berkisar antara 0,05-0,1 mg/l dengan rata-rata 0,066 mg/l. Hasil pengukuran konsentrasi nitrat pada stasiun 1 memiliki nilai rata- rata 1 mg/l, stasiun 2 berkisar antara 0,6-2,5 mg/l dengan rata-rata 1,3 mg/l dan stasiun 3 berkisar antara 0,9-2,8 mg/l dengan rata-rata 1,5 mg/l. Hasil pengukuran konsentrasi nitrit pada stasiun 1 berkisar antara 0,01-0,03 mg/l dengan rata-rata 0,02 mg/l, stasiun 2 memiliki nilai rata-rata 0,016 mg/l dan stasiun 3 dengan rata-rata 0,023 mg/l. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahnun 2021 dan ANZECC (Australian and New Zealand Environment and Conservation Council) ARMCANZ (Agriculture and Resource Management Council of Australia and New Zealand) Chapter 9 (2000) Perairan pesisir utara Desa Lontar belum bisa sepenuhnya dikategorikan perairan baik karena beberapa nutrien seperti nitrat dan fosfat memiliki konsentrasi yang melebihi ambang baku mutu. Kata Kunci: Konsentrasi Fosfat, Nitrat, Nitrit, Amonia, Desa Lontar ABSTRACTThis study aims to determine the concentration of ammonia, nitrate, nitrite and phosphate in the Coastal Waters of Lontar Village, Serang Regency. Researchers used a quantitative descriptive method. Data collection was done by sampling at 3 station points. Data analysis was done descriptively. The results of ammonia concentration measurements at station 1 ranged from 0.07-0.23 mg/l with an average of 0.15 mg/l, station 2 ranged from 0.087-0.444 mg/l with an average of 0.272 mg/l and station 3 ranged from 0.115-0.409 mg/l with an average of 0.223 mg/l. The results of phosphate concentration measurements at station 1 ranged from 0.02-0.05 mg/l with an average of 0.033 mg/l, station 2 ranged from 0.04-0.05 mg/l with an average of 0.046 mg/l and station 3 ranged from 0.05-0.1 mg/l with an average of 0.066 mg/l. The results of nitrate concentration measurements at station 1 have an average value of 1 mg/l, station 2 ranges from 0.6-2.5 mg/l with an average of 1.3 mg/l and station 3 ranges from 0.9-2.8 mg/l with an average of 1.5 mg/l. The measurement results of nitrite concentration at station 1 ranged from 0.01-0.03 mg/l with an average of 0.02 mg/l, station 2 had an average value of 0.016 mg/l and station 3 with an average of 0.023 mg/l. Based on Government Regulation No. 22 of 2021 and ANZECC (Australian and New Zealand Environment and Conservation Council) ARMCANZ (Agriculture and Resource Management Council of Australia and New Zealand) Chapter 9 (2000) the north coastal waters of Lontar Village cannot be fully categorized as good waters because some nutrients such as nitrates and phosphates have concentrations that exceed the quality standard threshold.Key Words: Concentration of Phosphate, Nitrate, Nitrite, Ammonia, Lontar Village
EKSTRAK KULIT PISANG KEPOK (Musa balbisiana) DALAM PAKAN UNTUK PENGOBATAN INFEKSI Aeromonas hydrophila PADA IKAN LELE Rudi, Mad; Sasongko, Agung Setyo; Alpina, Alpina; Nuraulia, Resti Eka
Media Akuakultur Vol 18, No 2 (2023): Desember, 2023
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/ma.18.2.2023.91-98

Abstract

Penyakit Motile Aeromonad Septicemia merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Aeromonas hydrophila yang sering menyerang pembudidayaan ikan lele. Pengobatan melalui antibiotik sudah dilarang oleh pemerintah karena dapat merusak lingkungan dan tidak aman bagi ikan. Alternatif penggunaan bahan-bahan herbal sebagai bahan pengobatan merupakan solusi bagi ikan lele. Tujuan penelitian untuk menguji bahan-bahan herbal sebagai pengobatan merupakan solusi ekstrak kulit pisang kepok dalam pakan untuk pengobatan penyakit Motile Aeromonad Septicemia. Penelitian terdiri dari perlakuan 3 dosis ekstrak (A; 1.0 gkg pakan, B; 2.0 g/kg pakan, C; 4.0 g/kg pakan) serta 2 kontrol (positif dan negatif) dengan masing-masing ulangan. Bobot benih ikan lele yang digunakan adalah 11±0,59 g/ekor dan kepadatan bakteri yang digunakan 105 CFU/ml untuk uji antagonis. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak kulit pisang kepok berpengaruh terhadap kelangsungan hidup ikan lele (p<0.05). Hasil penelitian gambaran darah ikan lele menunjukkan ekstrak kulit pisang kepok berpengaruh terhadap peningkatan status kesehatan ikan ele dan perlakuan dosis B (2.0 g/kg pakan) merupakan dosis yang terbaik. Ekstrak kulit pisang kepok dapat meningkatkan taraf kelangsungan hidup ikan lele dan status kesehatan ikan Pasca infeksi bakteri A. hydrophila.Motile Aeromonad Septicemia is a disease caused by infection with Aeromonas hydrophila bacteria that often attacks catfish farming. Treatment through antibiotics has been banned by the government because it can damage the environment and is not safe for fish. Alternative use of herbal ingredients as treatment aimed to test the use of kepok banana peel extract for the treatment of disease is a solution for catfish. This study consisted of 3 doses of extract treatment (A; 1.0 g/g feed, B; 2.0 g/kg feed, G4.0 gkg feed) and 2 controls (positive and negative) with 3 replications each. The weight of catfish fry used was 11±0,59 g/fish and the density of bacteria used was 105 CFU/ml for the antagonistic test. The results showed that kepok banana peel extract had an effect on catfish survival (p<0.05). The results of the study showed that kepok banana peel extract had an effect on improving the health status of catfish and treatment dose B (2.0 g/kg feed) was the best dose. Kepok banana peel extract can improve catfish survival and health status of fish after A. hydrophila bacterial infection.
Analisis Konsentrasi Merkuri (Hg) Pada Sampel Sedimen Di Perairan Pulau Panjang Banten Ramadhan, Rizky Ahmad; Maharani, Ni Made Sri; Ling, Maria Goreti; Fauzan, Ahmad Al; Utami, Dwi Amanda; Sasongko, Agung Setyo; Cahyadi, Ferry Dwi; Cahyarini, Sri Yudawati
Journal of Marine Research Vol 13, No 1 (2024): Journal of Marine Research
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jmr.v13i1.40868

Abstract

Pulau Panjang terletak di Teluk Banten, Provinsi Banten merupakan pulau kecil yang berdekatan dengan wilayah perkotaan dan industri, antara lain industri pangan, industri minyak dan gas, industri kapal dan industri pembuatan besi. Kehidupan masyarakat di Pulau Panjang sebagian besar memiliki pekerjaan dibidang perikanan. Kegiatan antropogenik berdampak pada kondisi perairan di Pulau Panjang salah satunya pencemaran logam berat yang dapat membahayakan kehidupan disekitar wilayah Pulau Panjang. Merkuri (Hg) merupakan salah satu pencemar yang berbahaya bagi lingkungan laut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi Hg yang terkandung dalam sampel sedimen pesisir Pulau Panjang dan penyebarannya.  Pengambilan sedimen permukaan perairan Pulau Panjang dilakukan bulan Februari 2023. Empat stasiun dan delapan titik penelitian pada setiap stasiun ditentukan menggunakan metode purposive sampling. Logam berat Hg dianalisis dari setiap sampel sedimen menggunakan metode Cold Vapour Atomic Absorption Spectrometry (CVAAS). Data angin bulan Februari 2023 didapatkan dari Instansi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Maritim Serang dan sekitarnya. Hasil yang diperoleh dari analisis merkuri memperlihatkan bahwa sedimen perairan Pulau Panjang memiliki konsentrasi Hg rata-rata 285,89 µg/kg, menurut mutu ANZECC & ARMCANZ (2000) nilai tersebut masuk dalam kategori lower. Sumber Hg pada sedimen diduga berasal dari aktivitas manusia yang berada di Pulau Panjang dan penyebarannya dipengaruhi oleh faktor angin dan arus pantai yang menyebabkan konsentrasi Hg berada menjauh dari tepi pantai.Panjang Island is located in Banten Bay, Banten Province, is a small island which is close to urban and industrial areas, including the food industry, oil and gas industry, ship industry and iron making industry. Most of Panjang Island’s people are fisherman. Antrophogenic activities impact on the conditition of the waters in Panjang Island, i.e. heavy metal pollution such as Mercury (Hg) which threathen marine life around the Panjang Island area. Mercury (Hg) is a pollutant that is harmful to marine environment. This study aims to determine the concentration of Hg contained in samples of coastal sediments from Panjang Island and its distribution. Surface sediment collection from the waters of Panjang Island will be carried out in February 2023. Four stations and eight sampling point in each station were determined using a purposive sampling method. Heavy metal Hg content in coastal sediment was analyzed using the Cold Vapor Atomic Absorption Spectrometry (CVAAS) method. Wind data for February 2023 was obtained from the Meteorology, Climatology and Geophysics Agency (BMKG) at Serang Maritime Station for the region surrounding Panjang Islands. The results show that the average Hg concentration in sediments of the Panjang Island Waters is 285. 89 µg/kg, according to the quality of ANZECC & ARMCANZ (2000) this value is included in the lower category. The source of Hg in the sediments is supposed originated from human activities surrounding Panjang Island and its distribution is influenced by wind and coastal currents which cause decreasing Hg concentrations from offshore. 
Perubahan Lahan Mangrove di Pesisir Utara Teluk Banten Saleha, Amalia Narya; Cahyadi, Ferry Dwi; Sasongko, Agung Setyo
Journal of Marine Research Vol 12, No 4 (2023): Journal of Marine Research
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jmr.v12i4.40294

Abstract

Kawasan pesisir utara Teluk Banten Secara geografis mencakup 6 kecamatan yang mengalami peningkatan kegiatan industri sehingga mengancam ekosistem mangrove serta biota yang berasosiasi di dalam kawasan pesisir tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui luas lahan yang berubah dan genus mangrove yang beradaptasi di kawasan pesisir utara Teluk Banten. Metode penelitian yang dilakukan dalam kajian ini adalah kuantitatif deksriptif menggunakan analisis NDVI yang meliputi pengolahan data citra tahun 2017 dan 2022 menggunakan perangkat lunak ArcGIS kemudian dilakukan observasi lapangan untuk mengetahui genus mangrove yang beradaptasi di kawasan tersebut. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini bahwa dari 6 kecamatan hanya ditemukan 3 kecamatan yang masih memiliki kawasan ekostem mangrove yaitu Kecamatan Kasemen, Pontang dan Tirtayasa. Sedangkan Kecamatan Pulo Ampel, Bojonegara dan Kramatwatu hampir didominasi oleh kawasan industri. Dalam waktu 5 tahun telah terjadi pengurangan luas lahan mangrove sebesar 1,027 ha dari total awal pada tahun 2017 seluas 39,794 ha. Kemudian, ditemukan 3 genus di ketiga kecamatan tersebut yang mana genus Rhizopora mendominasi di Kecamatan Kasemen, Pontang dan Tirtayasa. Setiap wilayah mempunyai potensi dan manfaat tertentu bagi biota dan manusianya demikian hal tersebut akan terus meningkatkan kesejahteraan apabila adanya semangat berkolaborasi antar sesama elemen masyrakat untuk terus menjaga ekosistem. The coastal region of Banten Bay's northern area encompasses six sub-districts that are currently experiencing an increase in industrial activity. Unfortunately, this uptick poses a severe threat to the mangrove ecosystem and associated biota in the area. The aim of this research was to assess the extent of the land that has undergone changes and the mangrove genera that have adapted to the region. To achieve this, a descriptive quantitative method and NDVI analysis were utilized. Image data from 2017 and 2022 was processed using ArcGIS software, followed by field observations to identify the mangrove genus that is adapted to the area. The research findings indicate that only three of the six sub-districts (Kasemen, Pontang, and Tirtayasa) still have mangrove ecosystem areas, while the others (Pulo Ampel, Bojonegara, and Kramatwatu) are almost entirely dominated by industrial areas. The research also revealed that the area of mangrove land decreased by 1,027 ha over the past five years from the initial total of 39,794 ha in 2017. Furthermore, the study identified three genera in the three sub-districts, with the Rhizopora genus being the most dominant in Kasemen, Pontang, and Tirtayasa. Each region has unique potential and benefits for its biota and humans, making it crucial to continue collaborating and protecting the ecosystem to ensure the area's continued prosperity.
ANALISIS KANDUNGAN NITRAT, NITRIT, DAN ORTOFOSFAT DI PERAIRAN PULAU MERAK KECIL Salsabilla, Dewi Firda; Sasongko, Agung Setyo; Cahyadi, Ferry Dwi
Jurnal Laot Ilmu Kelautan Vol 5, No 2 (2023): Jurnal Laot Ilmu Kelautan
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jlik.v5i2.8092

Abstract

The city of Cilegon has a variety of marine tourism destinations, one of which is Merak Kecil Island. The waters around Merak Kecil Island are known for offering a beach and sea atmosphere. In addition, visitors can enjoy a number of facilities such as boat tours, fishing, snorkeling, and enjoying the sights of ships passing by. Related to this, it will have the potential to affect the environmental conditions of Merak Kecil Island, especially the fertility of the waters. The fertility of a waters is influenced by nutrients (nitrate, nitrite, phosphate). Nitrate, nitrite and phosphate act as limiting factors for the growth of organisms and water fertility. This study aims to determine the differences in content and the relationship between nitrate, nitrite and phosphate content and compared with Government Regulation no. 22 of 2021 and ANZECC & ARMCANZ (2000). The research method uses a descriptive method with a quantitative approach while the selection of sampling locations uses a purposive sampling method. Required environmental parameters were taken in situ and air samples were analyzed at the Fish and Environmental Health Testing Center (BPKIL) Serang, Banten. The results showed that there were less significant differences in the content of nitrate, nitrite, and phosphate. The nitrate content exceeded the quality standard, but nitrite and phosphate were not detected.
Analisis Perubahan Garis Pantai di Pantai Santolo dan Sayang Heulang Kabupaten Garut Tahun 2015-2022 Assifa, Siti Rohmah; Cahyadi, Ferry Dwi; Sasongko, Agung Setyo
Jurnal Laut Khatulistiwa Vol 6, No 3 (2023): October
Publisher : Dept. Marine Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/lkuntan.v6i3.67260

Abstract

Salah satu bentuk dinamika perubahan garis pantai yaitu perubahan garis pantai yang terjadi secara berkelanjutan. Perubahan tersebut berupa abrasi dan akresi. Perairan terbuka atau perairan yang menghadap langsung ke Samudera Hindia salah satunya adalah kabupaten Garut. Pantai Santolo dan Sayang Heulang merupakan salah satu pantai wisata di Pesisir Kabupaten Garut. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perubahan garis pantai dan faktor penyebab perubahan garis pantai. Citra yang digunakan pada penelitian ini menggunakan citra satelit Google Earth Pro. Penelitian ini menggunakan analisis digital shoreline analysis system (DSAS) dengan metode Net Shoreline Movement dan End Point Rate. Hasil penelitian menunjukkan terjadinya abrasi dan akresi. Di Pantai Santolo terjadi abrasi tertinggi berkurang -97,29 meter dengan laju -13,89 m/tahun dan terjadi akresi tertinggi bertambah +51,15 meter dengan laju +7,30 m/tahun. Sedangkan di Pantai Sayang Heulang terjadi abrasi tertinggi -24,75 m dengan laju -3,53 m/tahun dan akresi tertinggi +36,11meter dengan laju +5,15 m/tahun. Faktor perubahan akibat abrasi di sebabkan oleh gelombang laut dan faktor perubahan akibat akresi disebabkan oleh aktivitas manusia seperti penambahan infrastruktur di bibir pantai dan sedimentasi Muara Sungai Cilauteureun.