Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

Budidaya Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) dengan Sistem Intensif Terhadap Pertumbuhan, Kelangsungan Hidup dan Feed Conversion Ratio Akbarurrasyid, Muhammad; Prajayati, Vini Taru Febriani; Astiyani, Wahyu Puji; Nurkamalia, Ilma
Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 28 No. 1 (2023): February
Publisher : Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/

Abstract

Intensive vannamei shrimp cultivation is a high-density culture to get maximum results with the use of limited cultivation space. High cultivation activities cause high waste production, which inhibits growth, survival rate, and feed conversion ratio (FCR). This study aims to determine the cultivation of vannamei shrimp with an intensive system on growth, survival rate, and FCR. The research was carried out in Legok Jawa, Pangandaran in the period March–May 2022. The research was carried out by means of a survey and analyzed by a quantitative descriptive approach. The results of the study obtained growth values, namely: Mean Body Weight (MBW) ranges from 1.61 to 21.11 g/head, Average Daily Growth (ADG) ranges from 0.14 to 0.62 g/day, size is 49 fish/kg and biomass is 7,680 kg. The survival rate value obtained is around 95.07 – 84.87%, while the feed conversion ratio (FCR) value ranges from 1.2 to 1.5. In general, the results of growth, survival rate, and FCR showed high performance and supported the success of vannamei shrimp culture with intensive systems.
Perbedaan Penambahan Tepung Bekicot (Achatina fulica) pada Pakan Komersil Terhadap Hasil Pemijahan Induk Ikan Bawal (Colossoma macropomum) Astiyani, Wahyu Puji; B, Muhammad Mut’tashim; Akbarurrasyid, Muhammad; Kristiana, Indra; Prama, Ega Aditya; Sudinno, Dinno
JURNAL MEGAPTERA Vol 3, No 2 (2024): Jurnal Megaptera (JMTR)
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jmtr.v3i2.15135

Abstract

Bekicot (Achatina fulica) dapat digunakan sebagai penambahan pakan induk ikan untuk menekan harga pakan yang relatif mahal dan memiliki kandungan protein sebesar 43.15%, sebagai bahan tambahan terhadap pakan komersil. Penelitian bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh penggunaan penambahan tepung bekicot sebagai penambahan pakan terhadap hasil pemijahan induk ikan bawal (Colossoma macropomum). Penelitian ini menggunakan kolam bak beton sebanyak 3 buah. Penelitian terdiri atas 3 perlakuan, yaitu : pakan komersil tanpa penambahan tepung bekicot sebagai kontrol (K). Perlakuan A penambahan tepung bekicot dengan dosis 30%/kg pakan, perlakuan B penambahan tepung bekicot dengan dosis 40%/kg pakan. Hasil penelitian menunjukan bahwa penambahan tepung bekicot terhadap pakan komersil dengan dosis 40%/kg pakan diperoleh nilai Fekunditas tertinggi yaitu sebanyak 750.000 butir pada tingkat pembuahan telur yaitu sebesar 92% dengan penetasan telur sebesar 98% dan kelangsungan hidup sebesar 91%. Sedangkan terendah yaitu pada perlakuan kontrol dengan tingkat fekunditas sebanyak 588.000 pada tingkat pembuahan telur yaitu sebesar 50% dengan tingkat penetasan telur sebesar 80% dan pada tingkat kelangsungan hidup perlakuan kontrol diperoleh sebesar 79%.Snails can be used as an addition to brood fish feed to reduce the price of feed which is relatively expensive and has a protein content of 43.15%, snails (Achatina fulica) can be used as an additive to commercial feed. The aim of the study was to determine the effect of using the addition of snail flour as an additional feed on the spawning yield of the pomfret (Colossoma macropomum) broodstock. This research uses 3 concrete tub pools. The study consisted of 3 treatments, namely: commercial feed without the addition of snail flour as a control. Treatment A added snail flour at a dose of 30%/kg feed, treatment B added snail flour at a dose of 40%/kg feed. The results showed that the addition of snail flour to commercial feed at a dose of 40%/kg feed obtained the highest fecundity value of 750,000 eggs at the egg fertilization rate of 92% with 98% hatching of eggs and 91% survival. While the lowest was in the control treatment with a fecundity level of 588,000 at the egg fertilization rate of 50% with an egg hatching rate of 80% and the survival rate of the control treatment obtained by 79%.
C Catappa Dip Addition on Betta Fish (Betta sp) Color Change Kristiana, Indra; Astiyani, Wahyu Puji; Reza Maulana, Reza; Aditya, Ega; Pietoyo, Atiek
Journal of Aquatropica Asia Vol 8 No 2 (2023): Journal of Aquatropica Asia
Publisher : Program Studi Akuakultur, Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33019/joaa.v8i2.4069

Abstract

Betta fish, one of freshwater ornamental fish aquaculture commodities which has high sale value. Betta fish has various pattern and unique fish fin shape. Cattapa dip was a fish health product consisting of catappa leaves and vitamin C. This product could be use for betta fish cultivation so as not to be attacked by parasites, fungi, bacteria and also for helping the process of betta fish color changing. Cattapa dip could also maintain the stability of the water pH in betta fish cultivation. This product has a shape resembling a tea bag product which is very attractive and unique. This study consisted of 4 treatments and 3 replications. The treatments given were Treatment A (0.3 gram of catappa leaves and 0.1 gram vitamin C), Treatment B (0.5 gram of catappa leaves and 0.1 gram of vitamin C), Treatment C (0.7 gram of catappa leaves and 0.1 gram of vitamin C) and K treatment / control (without treatment). The parameter observed during the study was the color change of Betta fish (Betta sp) which was measured by the percentage of color change based on RGB (Red Green Blue) using the Color Picker application. The results showed that the treatment with the addition of Kataplus in the form of dip as much as 0.5 gram of ketapang leaves and 0.1 gram of vitamin C was the best treatment. Based on the results of the color changes that occur in treatments A, B, C with 3 color indicators namely Green (green), Red (red), and Blue (blue). Color changes occurred in weeks 1st to week 4th where the best were obtained in treatment B with the average percentage produced, namely Red of 125,975%, Green of 111,375% and Blue of 116,6%. So it could be conclude that the use of Cattapa dip has an effect on color changes in Betta fish (Betta sp).
Hubungan Kualitas Air dengan Struktur Komunitas Plankton Tambak Udang Vannamei Akbarurrasyid, Muhammad; Prajayati, Vini Taru Febriani; Nurkamalia, Ilma; Astiyani, Wahyu Puji; Gunawan, Bobby Indra
Jurnal Penelitian Sains Vol 24, No 2 (2022)
Publisher : Faculty of Mathtmatics and Natural Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (752.155 KB) | DOI: 10.56064/jps.v24i2.688

Abstract

Kualitas air berperan penting terhadap perubahan dinamika struktur plankton. Perubahan struktur dinamika plankton berpengaruh terhadap pertumbuhan udang vannamei. Penelitian bertujuan mengetahui hubungan kualitas air dengan dinamika struktur plankton. Sampel dikumpulkan pada tiga tambak budidaya udang vannamei intensif di Garut, Jawa Barat. Tambak yang diamati sebanyak tiga petak (2.860 m2/kolam). Perlakuan budidaya pada masing-masing tambak dilakukan secara sama tanpa ada variabel yang berbeda. Hasil penelitian diperoleh kualitas air tambak secara keseluruhan berada pada nilai optimal kecuali fosfat yang mengalami fluktuasi lebih dari nilai optimal. Kisaran nilai fosfat tertinggi pada tambak 2 sekitar 0,023 – 0,718 (0,206 ± 0,213), tambak 1 sekitar 0,0266 – 0,7444 (0,227 ± 0,244) dan terendah pada tambak 3 sekitar 0,022 – 0,6 (0,183 ± 0,192). Komunitas plankton tambak ditemukan 5 kelompok (21 genus). Kelimpahan plankton berkisar 5-5783 ind/ml. Nilai indeks keragaman tambak 1 (H’ = 2,0255) dan tambak 2 (H’ = 2,1606) termasuk dalam kategori lebih stabil, sedangkan tambak 3 (H’ = 1,4211) termasuk dalam kategori stabil. Nilai keseragaman tambak 1 (E = 0,7305) dan tambak 2 (E = 0,7337) termasuk dalam kategori tinggi, sedangkan tambak 3 (E = 0,5384) termasuk dalam kategori sedang karena ditemukan genus Oscillatoria sebayak 5783 ind/ml (62,72%). Jumlah genus Oscilatoria yang tinggi menyebabkan nilai dominansi tambak 3 (D = 0,4161) lebih tinggi dibandingkan tambak 1 (D = 0,1749) dan tambak 2 (D = 0,1477). Kualitas air tambak 1, 2 dan 3 memiliki hubungan sangat kuat dengan kelimpahan plankton dengan nilai R2 berturut-turut, yakni: 0,8642, 0,9801 dan 0,8607.
Budidaya Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) dengan Sistem Intensif Terhadap Pertumbuhan, Kelangsungan Hidup dan Feed Conversion Ratio Akbarurrasyid, Muhammad; Prajayati, Vini Taru Febriani; Astiyani, Wahyu Puji; Nurkamalia, Ilma
Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 28 No. 1 (2023): February
Publisher : Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/

Abstract

Intensive vannamei shrimp cultivation is a high-density culture to get maximum results with the use of limited cultivation space. High cultivation activities cause high waste production, which inhibits growth, survival rate, and feed conversion ratio (FCR). This study aims to determine the cultivation of vannamei shrimp with an intensive system on growth, survival rate, and FCR. The research was carried out in Legok Jawa, Pangandaran in the period March–May 2022. The research was carried out by means of a survey and analyzed by a quantitative descriptive approach. The results of the study obtained growth values, namely: Mean Body Weight (MBW) ranges from 1.61 to 21.11 g/head, Average Daily Growth (ADG) ranges from 0.14 to 0.62 g/day, size is 49 fish/kg and biomass is 7,680 kg. The survival rate value obtained is around 95.07 – 84.87%, while the feed conversion ratio (FCR) value ranges from 1.2 to 1.5. In general, the results of growth, survival rate, and FCR showed high performance and supported the success of vannamei shrimp culture with intensive systems.
Perbandingan Kedalaman Berbeda Terhadap Pertumbuhan Rumput Laut (Euchema cottonii) Pada Metode Modifikasi Keramba Jaring Apung di Teluk Jepara Astiyani, Wahyu Puji; Oktavian, Ganis; Febriani P., Vini Taru; Kristiana, Indra; Akbarurrasyid, Muhammad; Prama, Ega Aditya
Jurnal Perikanan Unram Vol 15 No 4 (2025): JURNAL PERIKANAN
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v15i4.1650

Abstract

Seaweed farming is one of the most important aquaculture sectors in Indonesia, contributing significantly to the national economy. Among various species, Eucheuma cottonii is widely cultivated due to its high carrageenan content and industrial value. Optimizing environmental conditions, such as culturing depth, is crucial to improving growth performance and productivity. This study evaluated the effect of different culturing depths on the growth of E. cottonii using a modified floating net cage system in Jepara Bay. The experiment applied three depth treatments—25 cm (A), 45 cm (B), and 65 cm (C)—each with two replications. Seaweed growth was monitored over 49 days and assessed based on absolute weight and specific growth rate (SGR). Results showed that seaweed cultivated at 25 cm had the highest growth performance, with an absolute weight of 102.2 g and the highest SGR, whereas the lowest values were recorded at 65 cm. ANOVA analysis confirmed a significant effect of depth on growth (p < 0.05), supported by Duncan’s test indicating clear differences among treatments. Water quality parameters (temperature, salinity, pH, and dissolved oxygen) remained within optimal ranges, suggesting depth was the primary factor influencing growth. The findings highlight that shallower depths promote greater light penetration and photosynthetic efficiency, thus enhancing E. cottonii growth. A culturing depth of 25 cm is recommended for optimal productivity in similar cultivation systems.
PENGARUH PEMBERIAN MERK PAKAN YANG BERBEDA PADA BUDIDAYA UDANG VANAME (litopenaeus vannamei) DI PT. BIRU LAUT NUSANTARA, KABUPATEN PANGANDARAN, PROVINSI JAWA BARAT Prama, Ega Aditya; Akbarurrasyid, Muhammad; Astiyani, Wahyu Puji; Prajayanti, Vini Taru; Anjarsari, Meliana
MARLIN Vol 4, No 1 (2023): (Februari) 2023
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Pangandaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/marlin.V4.I1.2023.11-21

Abstract

Udang merupakan salah satu komoditas ekspor dari sub sektor perikanan yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Salah satu jenis udang yang permintaannya cukup tinggi baik di dalam maupun luar negeri yaitu udang vaname (Litopenaeus vannamei). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah ada perbedaan laju pertumbuhan, tingkat kelangsungan hidup, dan parameter kualitas air dengan pemberian merk pakan yang berbeda. Pembesaran udang vaname dimulai dari persiapan kolam, penebaran benur, pemberian pakan, manajemen kualitas air, pengendalian hama dan penyakit, dan panen. Laju pertumbuhan udang vaname pada kolam A dan kolam B terbilang sangat baik yang meliputi Average Body Weight (ABW) 19.30 gr untuk kolam A dan 20.11 gr untuk kolam B. Nilai Average Daily Growth (ADG) berkisar antara 0.06 – 0.4 gr untuk kolam A dan 0.05 – 0.6 gr untuk kolam B. Tingkat survival rate pada kolam A dan kolam B bisa dibilang cukup tinggi, yaitu 86% untuk kolam A dan 84% untuk kolam B. Pengaruh pemberian pakan dengan merk yang berbeda ini menghasilkan bahwa pakan merk B lebih efisien dalam menambahkan bobot udang dengan harga pakan yang lebih efisien dibandingkan dengan kolam A.Shrimp is one of the export commodities from fisheries sub – sector which has high economic value. One type of shrimp is in high demand both at home and abroad, namely vaname shrimp (Litopenaeus vannamei). The purpose of this research is to find out whether there are difference in growth rates, survival rates, and water quality parameters by giving different brands of feed. Enlargement of vanname shrimp begins with pond preparation, stocking of fry, feeding, water quality management, pest and disease control, and  hervesting. The growth rate of vaname shrimp in ponds A and B is considered very good which includes Average Body Weight (ABW) 19.30 gr for pond A and 20.11 gr for pond B. Average Daily Growth (ADG) values ranged from 0.06 – 0.4 gr for pond A and 0.05 – 0.6 gr for pond B. Survival rate for pond A and pond B is quite high, namely 86% for pond A and 84% for pond B. The effect of feeding with different brands results that brand B feed is more efficient in adding shrimp weight with more efficient feed prices compared to pond A.
PENGARUH PEMBERIAN PROBIOTIK PELEPAH PISANG (Musa paradisiaca) PADA PAKAN KOMERSIAL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Akbarurrasyid, Muhammad; Kristiana, Indra; Astiyani, Wahyu Puji; Efendi, Doni
MARLIN Vol 2, No 2 (2021): (Agustus, 2021)
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Pangandaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/marlin.V2.I2.2021.99-106

Abstract

Pakan merupakan salah satu faktor terpenting yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan yang dibudidayakan. Penggunaan pakan dalam budidaya perlu diefesiensikan untuk dapat mengoptimalkan hasil produksi. Mutu pakan dapat ditingkatkan dengan penambahan probiotik pelepah pisang. Pelepah pisang mengandung sejumlah metabolit sekunder khas yang berguna untuk aktivitas mikrobiologis. Penelitian bertujuan untuk mengetahui tingkat pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan nila. Penelitian dilakukan secara kuantitatif dengan menggunakan 4 perlakuan, yakni: K (tanpa perlakuan), A (10 ml/kg), B (20 ml/kg) dan C (30 ml/kg). Hasil penelitian diperoleh bahwa penggunaan probiotik pelepah pisang berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan ikan nila (Fhit > Ftabel). Rata-rata pertumbuhan tertinggi diperoleh pada perlakuan C (30 ml/kg) sebesar 6,26 gram untuk laju pertumbuhan bobot mutlak, 4,91% untuk laju pertumbuhan spesifik dan 3,44 cm untuk pertumbuhan panjang mutlak. Tingkat kelangsungan hidup tertinggi diperoleh pada perlakuan B (20 ml/kg) sebesar 76,6%.
KEADAAN SOSIAL EKONOMI NELAYAN BAGAN TANCAP DI PANTAI TIMUR PERAIRAN PANGANDARAN, JAWA BARAT Astiyani, Wahyu Puji; Baswantara, Arif; Alamsah, Safingi
MARLIN Vol 3, No 1 (2022): (Februari 2022)
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Pangandaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/marlin.V3.I1.2022.27-33

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keadaan social ekonomi keluarga nelayan bagan di Pantai Timur Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September- November 2019. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dimana populasi sebanyak 21 reponden dari 38 0rang. Pengumpulan data dengan menggunakan teknik wawancara, observasi, kuesioner dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan nelayan bagan di pantai timur kabupaten pangandaran masih tergolong rendah, yaitu sebanyak 61,9% dengan  pendidikan tingkat Sekolah Dasar (SD). Lebih dari 76% nelayan bagan di pantai timur kabupaten pangandaran memiliki tanggungan keluarga dimana dalam satu keluarga jumlah tanggungan lebih dari 5 orang. Nelayan bagan di pantai timur kabupaten pangandaran rata-rata telah memiliki pengalaman selama 9,74 tahun sebagai nelayan dengan 57,14% merupakan nelayan penuh, atau tidak memiliki pekerjaan sampingan lain dengan pendapatan yang masih tergolong rendah.This study aims to determine the socio-economic conditions of the fishing families of Bagan on the East Coast of Pangandaran Regency, West Java. This research was conducted in September-November 2019. This study used a descriptive method where the population was 21 respondents from 38 people. Collecting data using interview techniques, observation, questionnaires and documentation. The results showed that the education level of the Bagan fishermen on the east coast of Pangandaran Regency was still relatively low, namely as much as 61.9% with elementary school level education (SD). More than 76% of Bagan fishermen on the east coast of Pangandaran Regency have family dependents where in one family the number of dependents is more than 5 people. Bagan fishermen on the east coast of Pangandaran Regency have an average of 9.74 years of experience as fishermen with 57.14% being full-time fishermen, or do not have other side jobs with low incomes.
ANALISIS TEKNIS DAN FINANSIAL BUDIDAYA RUMPUT LAUT DI PERAIRAN ATAPUPU, KABUPATEN BELU NUSA TENGGARA TIMUR Harryes, Regil Kentaurus; Astiyani, Wahyu Puji; Alamsah, Safingi; Sitanggang, Wanri; Andiewati, Suci; Ismail, Masrurah
MARLIN Vol 4, No 2 (2023): (AGUSTUS) 2023
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Pangandaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/marlin.V4.I2.2023.65-70

Abstract

Belu merupakan kabupaten yang memiliki potensi sumberdaya perikanan yang melimpah seperti pesisir pantai yang berpotensi dalam pengembangan budidaya rumput laut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aspek teknis dan finansial pada usaha budidaya rumput laut di Kabupaten Belu provinsi Nusa tenggara Timur. Metode analisis yang digunakan yaitu deskriptif dan kelayakan finansial dimana menggunakan indikator payback period (PP), B/C ratio danLaba/Rugi . Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa usaha budidaya rumput laut ditinjau dari aspek teknis sudah layak. Hasil analisis menyebutkan bahwa budidaya rumput laut di kabupaten Belu apabila dilihat dari tiga aspek finansial yaitu analisis Laba/Rugi, payback period (PP), dan B/C Ratio laut termasuk usaha yang menguntungkan dimana memiliki nilai PP pada angka 0,3 tahun, B/C ratio >1 yaitu 3,3 dan memiliki nilai pendapatan rata-rata padasetiap bualnya sebesar Rp 583.333 maka dapat disimpulkan bahwa budidaya rumput laut merupakan kegiatan usaha yang menguntungkan. Namun rata-rata pendapatan bulanan tersebut masih di bawah ratarata UMK kabupaten Belu. Sehingga perlu adanya perhatian khusus agar kegiatan usaha budidaya rumput laut di kabupaten Belu dapat meningkat dan berkontribusi besar terhadap ekonomi daerah.