Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : JK Unila (Jurnal Kedokteran Universitas Lampung)

Perbandingan Efektivitas Ekstrak Propolis Dalam Menghambat Pertumbuhan Pertumbuhan Bakteri Gram Positif (Staphylococcus aureus) danGram Negatif (Escherichia coli) Secara In Vitro Ety Apriliana; Agustyas Tjiptaningrum; Retno Julianingrum
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Vol 3, No 1 (2019): JK Unila
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jk unila.v3i1.2216

Abstract

Pengobatan bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli dengan antibiotik sudah mulai mengalami resistensi, sehingga sejumlah upaya telah dilakukan untuk mengembangkan alternatif. Ekstrak propolis yang mengandung senyawa flavonoid, CAPE, dan asam fenolat merupakan salah satu bahan alam yang memiliki banyak manfaat, salah satunya memiliki sifat antibakteri. Tujuan dari penelitian ini adalah melihat perbedaan daya hambat ekstrak propolis terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Ekstrak propolis dibagi menjadi 5 konsentrasi (konsentrasi 100%, 50%, 25%, 12,5%, 6,25%) dengan propilen glikol sebagai pengencer. Pengujian daya hambat menggunakan metode disk diffusion Kirby-Bauer dengan empat kali pengulangan. Amoksisilin digunakan sebagai kontrol positif Staphylococcus aureus, seftriakson sebagai kontrol positif Escherichia coli dan aquades sebagai kontrol negatif. Pada hasil penelitian konsentrasi yang efektif dari ekstrak propolis untuk Staphylococcus aureusadalah 100% dengan mean 8,625 mm dan tidak terdapat zona hambat untukEscherichia coli. Ekstrak propolis memiliki daya hambat terhadap bakteri Staphylococcus aureus tetapi tidak memiliki daya hambat terhadap bakteri Escherichia coli.Kata kunci: daya hambat pertumbuhan,ekstrak propolis,Escherichia coli, Staphylococcus aureus
Efek Pemberian Ekstrak Temulawak (Curcuma Xanthorrhiza Roxb) terhadap Daya Hambat Pertumbuhan Staphylococcus Aureus dan Escherichia Coli secara In Vitro Alexander Dicky; Ety Apriliana
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Vol 1, No 2 (2016): JK UNILA
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jk unila.v1i2.1632

Abstract

Prevalensi penyakit infeksi di Indonesia masih tergolong tinggi dan menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Salah satu penyebab penyakit infeksi adalah bakteri. Antibiotik adalah terapi yang digunakan untuk melawan bakteri. Ekstrak etanol temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) memiliki berbagai manfaat, salah satunya sebagai antimikroba karena kandungan kurkumin dan minyak atsiri dalam temulawak dapat menghambat dan membunuh pertumbuhan bakteri. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui efek pemberian ekstrak etanol temulawak terhadap daya hambat pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Escherichia coli secara in vitro. Dengan menggunakan metode kirby bauer disk diffusion, ekstrak etanol temulawak dengan konsentrasi 10%, 15%, 20%, 25%, 30%, 40%, 80%, 100%, kontrol negatif (akuades steril)dan kontrol positif (kloramfenikol) ditanam dalam Muller Hinton Agar berisi bakteri, diinkubasi dan diukur zona hambat yang terbentuk. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa ekstrak etanol temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) memiliki daya hambat terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli pada semua konsentrasi uji. [JK Unila. 2016; 1(2)]Kata kunci: antibakteri, Curcuma, daya hambat, Escherichia coli, Staphylococcus aureus
Diabetes mellitus tipe 1: Literature Review Ringgi Tantra Setiawan; Ratna Dewi Puspita Sari; Andi Nafisah Tendri Adjeng; Ety Apriliana
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Vol 7, No 1 (2023): JURNAL KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jkunila71%p

Abstract

Diabetes mellitus tipe 1 adalah penyakit kronis kedua yang paling umum dan gangguan endokrin-metabolik pada masa kanak-kanak yang ditandai dengan defisiensi insulin dan hiperglikemia yang dihasilkan. Ini semakin banyak didiagnosis pada anak-anak, karena spektrum skrining yang luas. Diperkirakan prevalensi antara 1,1 sampai 1,4/1000 anak di bawah usia 15 tahun. Diabetes mellitus tipe 1. membutuhkan penanganan yang hati-hati untuk menghindari komplikasi jangka panjang yang serius, termasuk penyakit jantung dan ginjal, stroke, dan kehilangan penglihatan. Saat ini, pengobatan “one-size-fts-all” untuk diabetes tipe 1 adalah terapi substitusi insulin eksogenik, namun pendekatan ini gagal mencapai kontrol glukosa darah yang optimal pada banyak individu. Situasi seperti itu dapat mempengaruhi kualitas hidup anak dan anggota keluarga. Faktor lingkungan dapat mempengaruhi faktor ini. Usia, jenis kelamin, jenis asuransi kesehatan memiliki hubungan yang signifikan secara statistik dengan kualitas hidup yang lebih baik. Pendidikan ibu, status perkawinan ibu, rejimen insulin dan kontrol glikemik mengubah kualitas hidup ibu-bayi. Usia rata-rata timbulnya penyakit adalah 8,8 tahun, memulai debutnya dengan ketoasidosis diabetik. Hemoglobin glikosilasi (HbA1c) adalah titik perubahan lainnya. Tingkat tinggi diperoleh dalam kepatuhan dan kualitas hidup. Kualitas hidup dikaitkan dengan penggunaan sistem pemantauan glukosa terus menerus untuk menghindari hipoglikemia yang tidak terlalu parah dan komplikasi ginjal. Menghadapi situasi seperti itu, tujuannya adalah untuk melakukan tinjauan literatur tentang subjek untuk menilai dampak diabetes tipe 1 dan akibatnya pada kehidupan anak.Kata Kunci: DM Tipe 1, Kompikasi, Tatalaksana