Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

Manajemen Nyeri Pasca Operasi : Tinjauan Pustaka Yuliana; Yona Arisena Magdalena Silitonga; Ari Wahyuni
NUTRIENT Vol. 2 No. 2 (2022): Nutrient: Jurnal Gizi
Publisher : POLTEKKES KEMENKES MEDAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36911/nutrient.v2i2.1352

Abstract

Nyeri pascaoperasi adalah pengalaman multifaktorial individu yang dipengaruhi oleh budaya pasien, psikologi, genetika, kejadian nyeri sebelumnya, keyakinan, suasana hati, dan kemampuan untuk mengatasinya, serta jenis prosedur yang dilakukan. Pengobatan nyeri pasca operasi yang tidak memadai terus terjadi, meskipun ada kemajuan dalam teknik analgesik, menempatkan pasien pada risiko kecacatan yang signifikan. Manajemen nyeri pasca operasi yang optimal dihasilkan dari penatalaksanaan yang tepat pada periode pra operasi, intraoperatif, dan pasca. Pemahaman tentang patofisiologi nyeri pasca operasi dan berbagai pilihan yang tersedia untuk analgesia sering menghasilkan pendekatan multimodal yang spesifik prosedur, mengoptimalkan penghilang rasa sakit, mengurangi efek samping, dan menciptakan pengalaman pasien yang lebih baik. Tinjauan pustaka ini membahas tentang manajemen nyeri pasca operasi dan metode apa yang dapat mendukung pengurangan terhadap nyeri.
Tindakan Anestesi pada Pandemi Covid-19 dan Keselamatan Petugas Kesehatan dalam Melakukan Tindakan : Tinjauan Pustaka Inocentia Gita Krisanti; Muhammad Bagus Nitei Ago; Ari Wahyuni
NUTRIENT Vol. 2 No. 2 (2022): Nutrient: Jurnal Gizi
Publisher : POLTEKKES KEMENKES MEDAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36911/nutrient.v2i2.1354

Abstract

Coronavirus disease 2019 (COVID-19), yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome-Coronavirus-2 (SARS-CoV-2), pertama kali dilaporkan di Wuhan, Hubei, China, dan telah menyebar ke lebih dari 200 negara lain di seluruh dunia. COVID-19 adalah penyakit yang sangat menular dengan penularan terus menerus dari manusia ke manusia. Asal usul virus tidak diketahui. Manipulasi jalan napas dan intubasi, yang umum selama prosedur anestesi dapat semakin mengekspos penyedia anestesi dan anggota tim unit perawatan intensif terhadap SARS-CoV-2. Pasien COVID-19 yang dicurigai atau dikonfirmasi menimbulkan tantangan bagi ahli anestesi karena penularannya dan implikasi sistemik penyakitnya. Oleh karena itu, pengetahuan yang baik tentang epidemiologi penyakit dan tindakan pencegahan pribadi sangat penting bagi ahli anestesi. Karena sifat virus yang sangat menular dan kurangnya obat terapeutik, tindakan pencegahan harus diambil untuk mencegah staf medis dari COVID-19. Tinjauan pustaka ini membahas tentang tindakan anestesi pada pandemi COVID-19 dan keselamatan petugas kesehatan dalam melakukan tindakan.
Efek Samping Perlakuan Anestesi pada Anak : Tinjauan Pustaka Maula Al Farisi; Nurul Fitri Insani; Ari Wahyuni
NUTRIENT Vol. 2 No. 2 (2022): Nutrient: Jurnal Gizi
Publisher : POLTEKKES KEMENKES MEDAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36911/nutrient.v2i2.1508

Abstract

Efek samping anetesi telah dilaporkan pada hewan setelah terpapar semua agen anestesi umum yang umum digunakan. Otak mungkin sangat rentan terhadap toksisitas anestesi selama sinaptogenesis puncak (pada kehamilan dan masa bayi). Studi pada manusia tentang hasil perkembangan saraf jangka panjang setelah anestesi umum pada anak usia dini melaporkan temuan yang kontradiktif. Masih belum jelas apakah data hewan dapat diekstrapolasi ke manusia. Studi observasional pada manusia telah menunjukkan hasil yang beragam terkait dengan fungsi kognitif pada anak-anak yang menjalani anestesi. Dalam beberapa penelitian, hasil klinis yang positif ditunjukkan dengan tidak adanya perbedaan fungsi kognitif antara anak-anak yang terpajan dan tidak terpajan anestesi. Tinjauan pustaka ini membahas efek yang ditimbulkan obat – obatan pada anestesi pada anak.
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Pemberian Pertolongan Pertama (Management Airway) Korban Tenggelam di Kolam Renang Gunung Merah, Bandar Jaya, Kecamatan Terbanggi Besar, Kabupaten Lampung Tengah Luthfia Romadhoni; Ari Wahyuni
MAJORITY Vol 10 No 1 (2021): MAJORITY
Publisher : Majority

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Airway management is the most important thing in resuscitation and requires special expertise in emergency management, therefore the first thing to do to assess is the smoothness of the airway, which includes examination of the airway that can be caused by foreign objects. Especially during drowning, the airway can become clogged with fluids and water so that the oxygen supply in the body is hampered. Research Objectives The general objective of this study is to improve abilities airway management skills of swimming pool guards, swimming pool cleaners, private swimming teachers, and swimmers in the Gunung Merah Swimming Pool, Bandar Jaya, Terbanggi Besar District, Central Lampung. This research is an experimental study with a Pre-Test-Post Test on 20 respondents through testing the research hypothesis. Statistics: The paired group test used the Wilcoxon nonparametric test. Result: Based on the results of the Wilcoxon analysis test it can be seen. It was concluded that 20 respondents who did training in simulation action by means of airway management training for drowning victims. The conclusion is with the Wilcoxone test that the majority of respondents have good knowledge in terms of emergency handling capabilities, especially in air line management measure the p value 0.001, which means that there is a significant difference between before and after practice. Conclusion: Airway management training for pool workers, pool guards, swimming private teachers, and swimmers is very necessary to improve the ability of action skills.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Residif Kanker Payudara Lala Putri Andela; Asep Sukohar; Ari Wahyuni
Termometer: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Vol. 2 No. 4 (2024): Oktober : Termometer: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan dan Kedokteran
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/termometer.v2i4.4366

Abstract

Breast cancer is a malignant tumor that grows in the breast tissue and invades the area around the breast and can spread throughout the body. Breast cancer is the most frequently diagnosed cancer in women worldwide with 2,26 million new cases and caused 684,996 deaths worldwide in 2020. Breast cancer is ranked fifth as the loading cause of cancer death. The first rank is occupied by lung cancer. Meanwhile, in women, breasr cancer is the main cause of death due to cancer. The presence of a lumo or thickening in the breast is the most common sign and symptom, while signs and symptoms of advanced breast cancer include sunken skin, retraction or deviation of the nipple and pain, tenderness or bleeding from the nipple. Breast cancer treatment has changed over the years, both surgically and medically. Different surgical approaches to treat breast tumors include mastectomu alone or with reconstruction, either primary or delayed or Breast Conserving Therapy (BCT) aimed at reducing the risk of local postoperative recurrence. A recurrence can be characterized by weight loss, shortness, fatigue, jaundice, easy bruising or bleeding, loss of appetite, difficulty swallowing, blood in the urine or stool, and the presence of new lumps.
Hubungan Pengetahuan dan Sikap Tentang Anemia, Kebiasaan Makan dengan Kejadian Anemia pada Mahasiswi Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya Ari Wahyuni; Choirul Anna Nur Afifah
Jurnal Ilmu Kesehatan dan Gizi Vol. 3 No. 2 (2025): Jurnal Imu Kesehatan dan Gizi
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jig.v3i2.4423

Abstract

Iron deficiency anemia is a common condition that occurs in female students, influenced by many factors such as knowledge, attitudes and eating habits. This study aims to determine the relationship between knowledge and attitudes about anemia, eating habits with the incidence of anemia in female students at the Faculty of Engineering, Unesa. This study used a cross-sectional design. Sample from this study were 105 female students from 10 study programs. The data measured were knowledge and attitudes of anemia, eating habits containing intake of iron, vitamin C, calcium, and hemoglobin (Hb) levels. Bivariate analysis using the Spearman's Rank Test. The data showed that the majority of respondents had moderate knowledge (55.2%), positive level for attitude (49.5%), iron intake was severe deficit level (70.5%), excessive of vitamin C intake (40.9%) and calcium intake at a severe deficit level (99%). The results of the bivariate test showed a relationship between several variables with the incidence of anemia , such us knowledge about anemia (p = 0.000 <0.05), attitude of anemia (p = 0.007 <0.05), and eating habits of vitamin C (p = 0.007 <0.05). While the habit of iron and calcium intake showed no relationship with the incidence of anemia (p = 0.083> 0.05) and (p = 0.107> 0.05). It concluded that knowledge and attitude about anemia also intake of vitamin C have relation with the incidence of anemia in female students at faculty of engineerig, Unesa while the intake of iron and calcium does not.
Pola Konsumsi Natrium Pada Petani Padi di Kecamatan Gadingrejo Putri Rahma Azzahra; Diana Mayasari; Intan Kusumaningtyas; Ari Wahyuni
Jurnal Sains Farmasi Dan Kesehatan Vol. 3 No. 1 (2025): Mei - Agustus
Publisher : CV. ITTC INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62379/jfkes.v3i1.3235

Abstract

Excessive sodium intake is widely recognized as a major risk factor for elevated blood pressure and cardiovascular diseases such as stroke and chronic kidney disease. While the human body physiologically requires only around 500 mg of sodium daily, actual consumption levels often exceed the World Health Organization’s (WHO) recommendation of a maximum 2,000 mg per day or 5 grams of table salt. In Indonesia, most sodium intake stems from the frequent use of salt and seasonings in household cooking, rather than from processed foods alone. Rice farmers represent a uniquely vulnerable population due to their physically demanding work and traditional diets that often involve excessive salt and monosodium glutamate use. This study aimed to describe the daily sodium intake patterns among rice farmers in Gadingrejo Subdistrict, Pringsewu, and to identify influencing factors. A cross-sectional descriptive survey was conducted on 102 farmers, using two-day 24-hour food records to estimate sodium intake. Results showed that 36.3% of respondents consumed high levels of sodium (≥ 2,000 mg/day), while 63.7% remained below the WHO threshold. Most participants were aged 45–59 years and had completed only elementary or junior secondary education. Limited nutritional knowledge, cultural cooking norms, and poor access to health education were identified as key contributors to excessive intake. Therefore, implementing context-based nutrition education alongside low-sodium, high-potassium salt substitute (LSSS) policies is strongly recommended to reduce non-communicable disease burden sustainably among rural farmers.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Self-esteem pada Mahasiswa: Tinjauan Pustaka ANGGITA DERIZKY VIRGINIA; Rika Lisiswanti; Sutarto; Ari Wahyuni
Medula Vol 14 No 11 (2024): Medula
Publisher : CV. Jasa Sukses Abadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53089/medula.v14i11.1412

Abstract

Self-esteem is a concept that everyone needs in life that includes an individual's subjective evaluation of their worth. Selfesteem can be defined as a person's perception of themselves, both positive and negative. Studies have shown that selfesteem has a tremendous impact on many important aspects of life, including relationships and job satisfaction, employment status, physical and mental health. In the condition of students with low self-esteem, it can affect their academic life, social life, and mental state which can cause stress to severe depression. Based on previous research, it can be seen that there are still many students who have low self-esteem. Therefore, this study aims to analyze the various factors that influence self-esteem in college students. In this study, researchers used the literature study method by compiling and analyzing fourteen articles. The results of the articles that have been reviewed, concluded that there are several factors that can affect the level of self-esteem of college students. High or low levels of self-esteem in students can be caused by a combination of family factors such as parental attention and education, academic factors such as the student's cumulative grade point average and other academic achievements, then social factors such as support from friends and their college environment, and psychological factors such as stress and depression.
Hubungan Nilai CT dalam Pemeriksaan RT-PCR dengan Prognosis Pasien COVID-19: Tinjauan Pustaka Muhammad Chaidar Ali; Tri Umiana Soleha; Ari Wahyuni
Jurnal Agromedicine Unila: Jurnal Kesehatan dan Agromedicine Vol. 9 No. 1 (2022): Jurnal Kesehatan dan Agromedicine
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Severe Acute Respiratory Syndrome-2 (SARS CoV-2) merupakan virus penyebab penyakit COVID-19 yang pertama kali muncul pada akhir desember 2019 di kota Wuhan, Cina. Proses penularan dan penyebarannya yang sangat cepat hingga ke berbagai negara membuat virus ini dinyatakan sebagai pandemi oleh WHO pada Maret 2020. Manifestasi klinis yang muncul pada COVID-19 beragam, yaitu tanpa gejala, gejala ringan, sampai gejala berat. Keberagaman gejala tersebut dapat dipengaruhi oleh hal lain, yaitu usia, gaya hidup, dan penyakit penyerta. Hal-hal yang mempengaruhi ini dapat membuat prognosis COVID-19 sulit diprediksi. Pemeriksaan RT-PCR menjadi standar emas untuk mendeteksi SARS CoV-2. Viral load yang terdeteksi pada pemeriksaan ini dapat berkorelasi langsung dengan derajat keparahan penyakit. Nilai CT dengan rentang nilai 17 sampai 35 menjadi interpretasi pemeriksaan RT-PCR. Apabila rentang nilai menunjukkan angka 17-24, viral load pasien dinyatakan tinggi sedangkan pada nilai lebih dari 24 sampai 35 dinyatakan viral load pasien rendah. Penelitian menjelaskan bahwa semakin rendah nilai CT maka kemungkinan prognosis pasien COVID-19 semakin buruk. Tetapi terdapat keterbatasan pada setiap penelitian, contohnya jumlah sampel yang terlalu sedikit, heterogenitas data pemerikaan RT-PCR, serta faktor individual pasien yang berbeda-beda. Oleh karena itu, menginterpretasikan nilai CT untuk digunakan sebagai prognosis membutuhkan pendukung lain seperti pemeriksaan lab lain dan dengan melihat manifestasi klinis yang ada pada pasien. Kata kunci: Nilai Cycle Threshold, RT-PCR, Prognosis COVID-19
Hubungan Antara Arcus Pedis dengan Q-Angle dan Keseimbangan Pada Lansia di Panti Tresna Werdha Natar Dewi Patresia Sihombing; Dewi Nur Fiana; Ari Wahyuni; Ahmad Fauzi
Jurnal Agromedicine Unila: Jurnal Kesehatan dan Agromedicine Vol. 9 No. 2 (2022): Jurnal Kesehatan dan Agromedicine
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Populasi lanjut usia (lansia) meningkat secara drastis sehingga diperlukan perhatian lebih mengingat lansia mengalami penurunan fungsi fisiologis. Salah satunya adalah fungsi muskuloskeletal, dalam hal ini pada ekstremitas bawah. Lansia memiliki kecenderungan deformitas bentuk kaki yang selanjutnya dapat menyebabkan penurunan nilai keseimbangan. Kelainan struktur arkus pedis menyebabkan kelainan pada alignment patella yang kemudian mempengaruhi nilai Q-Angle dan menimbulkan gangguan mobilitas dan postural. Dalam penelitian ini, peneliti hendak melihat gambaran arkus pedis terhadap keseimbangan dan quadriceps angle (Q-Angle) pada lansia. Penelitian dilakukan dengan pendekatan cross sectional menggunakan teknik total sampling. Data diambil di Panti Tresna Werdha, Natar, Lampung Selatan dengan 50orang lansia diambil menjadi sampel penelitian. Arkus Pedis dinilai dengan gambar cap kaki secara manual dan dihitung dengan rumus  Chippaux-Smirak Index (CSI). Pengukuran Q-Angle dilakukan dengan goniometri dan keseimbangan dengan tes Time Up and Go (TUG). Data dianalisis dengan korelasi Spearman. Terdapat hubungan antara arkus pedis dengan QAngle dengan nilai p sebesar 0,032 dan 0,003 (p<0,05) dengan korelasilemah (r=0,303) pada kaki kanan dan korelasi sedang (r=0,413) padakaki kiri. Terdapat hubungan antara arkus pedis dengan keseimbangandengan nilai p 0,007 pada kaki kanan dan 0,043 pada kaki kiri dengan korelasi lemah (r=-0,0352 kaki kanan; r= -0.287;kaki kiri).  Didapatkan kesimpulan bahwa tinggi arkus pedis dapat mempengaruhi Q-Angle dan keseimbangan. Ketika arkus pedis lebih tinggi dari nilai normal makasudut Q-Angle akan semakin tinggi. Tinggi arkus pedis juga mempengaruhi keseimbangan dimana semakin tinggi maka dapat memperburuk keseimbangan.Kata kunci: Arkus Pedis, CSI, Keseimbangan, Lansia, Q-Angle, TUG