Claim Missing Document
Check
Articles

Found 36 Documents
Search

PENINGKATAN PENGETAHUN MASYARAKAT TERKAIT PENTINGNYA REKAM MEDIS BAGI PASIEN DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN Romaden Marbun; Rea Ariyanti; Vincensia Dea
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 5, No 1 (2021): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v5i1.6427

Abstract

ABSTRAKRekam medis merupakan bagian dari arsip yang menggambarkan segala aktivitas sebuah fasilitas pelayanan kesehatan dalam kurun waktu tertentu. Rekam Medis ialah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Rekam medis ini memiliki fungsi penting bagi pasien dan juga dokter. Oleh karena itu pengisian rekam medis ini harus lengkap dan tidak boleh ditunda pengisiannya baik bagi pasien ataupun tenaga kesehatan. Namun, banyak masyarakat yang belum mengetahui fungsi penting dari melengkapi rekam medis dan keterbukaan informasi pribadinya yang harus diberikan kepada fasilitas pelayanan kesehatan bahkan tenaga kesehatan yang merawatnya dalam menunjang mutu informasi pada rekam medis tersebut. Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan masyarakat khususnya RT 09 Kelurahan Bandulan Kota Malang tentang pentingnya rekam medis bagi masyarakat yang berobat di fasilitas pelayanan kesehatan. Metode penyuluhan dilakukan secara tidak langsung atau dalam jaringan (daring) dengan berkoordinasi via online grup whatsapp selama 3 kali pertemuan serta dikirimkan materi presentasi serta video pembelajaran. Masyarakat yang terlibat sebanyak 34 orang. Tahap evaluasi dilakukan melalui google form. Hasil kegiatan diperoleh peningkatan pengetahuan masyarakat dari rata-rata 37,53 menjadi 79,06 dengan point maksimal 100. Kegiatan berjalan dengan baik dan perlu adanya monitoring lebih lanjut. Kata kunci: pengetahuan; masyarakat; rekam medis; fasilitas pelayanan kesehatan. ABSTRACTThe medical record is part of the archive that describes all the activities of a health care facility within a certain period of time. Medical Record is a file that contains records and documents about the patient's identity, examination, treatment, action, and other services that have been provided to the patient. This medical record has an important function for patients as well as doctors. Therefore, the filling of this medical record must be complete and the filling should not be delayed either for the patient or the health worker. However, many people do not know the important function of completing medical records and the disclosure of personal information that must be provided to health care facilities and even health workers who take care of them in supporting the quality of information in the medical record. The purpose of this activity is to increase public knowledge, especially RT 09 RW 05 Kelurahan Bandulan Malang City about the importance of medical records for people who seek treatment at health service facilities. The counseling method is carried out indirectly or online by coordinating via online WhatsApp groups for 3 meetings and sending presentation materials and learning videos. There were 34 people involved. The evaluation stage is carried out through a google form. The results of the activity obtained an increase in public knowledge from an average of 37.53 to 79.06 with a maximum point of 100. The activity went well and needed further monitoring. Keywords: knowledge; public; medical records; health service facilities.
OPTIMALISASI PERAN KADER KESEHATAN TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT RHEUMATOID ARTRITIS PADA LANSIA Rea Ariyanti; Arief Setyoargo
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 4, No 2 (2021): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (174.58 KB) | DOI: 10.31764/jpmb.v4i2.4388

Abstract

ABSTRAKLansia atau lanjut usia adalah seseorang yang mencapat usia 60 tahun keatas. Terjadinya penurunan perkembangan fisik pada lansia menyebakan lansia berisiko mengalami penyakit degeneratif dibandingkan usia muda. Salah satu penyakit degenratif yang dapat menyerang lansia adalah Reumatoid Arthritis. Reumatoid Artritis merupakan penyakit degeneratif pada persendian yang dapat menyebabkan nyeri dan kekakuan. Reumatoid Arthritis sampai dengan saat ini masih merupakan masalah kesehatan utama di dunia. World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa Reumatoid Arthritis merupakan salah satu penyebab utama kegagalan fungsi yang mengurangi kualitas hidup manusia di dunia seperti terhambatnya ruang gerak penderita, terjadi penurunan kemampuan kerja, mampu menyebabkan nyeri hebat dan cacat pada penderita, sehingga dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Akibatnya, sebanyak 80% penderita akan mengalami keterbatasan dalam bergerak dan, sisanya bahkan tidak dapat melakukan kegiatan sehari-hari. Selain itu, Pandemi COVID-19 yang sedang melanda Indonesia juga turut memberikan dampak bagi suatu desa di berbagai daerah. Covid 19 bukan hanya merupakan suatu wabah biasa, melainkan suatu pandemi. Salah satu dampak yang cukup dirasakan oleh masyarakat dengan adanya pandemi covid 19 ini adalah terhambatnya akses warga untuk mendapatkan layanan fasilitas kesehatan. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman warga terkait upaya pencegahan penyakit Rematoid Arthritis khususnya pada lansia. Kegiatan dilakukan dalam bentuk diskusi secara online maupun offline melalui grup whatsapp dan pertemuan terbatas dengan kader kesehatan. Dari kegiatan ini masyarakat dan kader kesehatan telah memperoleh pemahaman mengenai upaya pencegahan Rheuamtoid Artritis, khususnya pada lansia. Kata kunci: degeneratif; lansia; pencegahan; reumatoid artritis ABSTRACTAn Elderly or elderly is a person who reaches the age of 60 years and above. The decrease in physical development in the elderly puts the elderly at risk of degenerative diseases compared to young age. One of the degenerative diseases that can attack the elderly is Rheumatoid Arthritis. Rheumatoid Arthritis is a degenerative disease of the joints that can cause pain and stiffness. Rheumatoid Arthritis is still a major health problem in the world. The World Health Organization (WHO) states that Rheumatoid Arthritis is one of the main causes of malfunctions that reduce the quality of human life in the world such as inhibition of the movement space of sufferers, decreased workability, able to cause severe pain and disability in sufferers, so as to interfere with daily activities. As a result, as many as 80% of sufferers will experience limitations in moving and, the rest will not even be able to do daily activities. In addition, the COVID-19 pandemic that is sweeping Indonesia also has an impact on villages in various regions. Covid 19 is not only an ordinary outbreak but a pandemic. One of the impacts that are felt by the community with the covid 19 pandemics is the hampering of people's access to health facilities. This community service activity aims to improve the understanding of citizens related to efforts to prevent Rheumatoid Arthritis disease, especially in the elderly. Activities are conducted in the form of discussions online and offline through WhatsApp groups and limited meetings with health cadres. From this activity, the community and health cadres have gained an understanding of rheumatoid arthritis prevention efforts, especially in the elderly.  Keywords: degenerative; elderly; prevention; rheumatoid arthritis
Edukasi Kesehatan dalam Upaya Pencegahan Penyakit Diabetes di Era Pandemi COVID-19 Cecilia Widijati Imam; Rea Ariyanti; Vincensia Dea Prasetya Putri
JPKMI (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Indonesia) Vol 2, No 3: Agustus (2021)
Publisher : ICSE (Institute of Computer Science and Engineering)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36596/jpkmi.v2i3.187

Abstract

Abstrak: Kegiatan Program Kemitraan Masyarakat “Edukasi Kesehatan dalam Upaya Pencegahan Penyakit Diabetes di era pandemi COVID-19” dengan pengkajian awal terhadap keadaan di lapangan melalui kader dan warga. Pengkajian awal di dapatkan permasalahan bahwa masih kurangnya pemahaman kader dan warga terkait penyakit tidak menular dan belum optimalnya upaya pencegahan penyakit diabetesMayoritas PTM terjadi di negara berpendapatan rendah dan menengah. Meningkatnya kasus Penyakit Tidak Menular (PTM) secara signifikan akan menambah beban masyarakat dan pemerintah, karena penanganannya membutuhkan waktu yang tidak sebentar, biaya yang besar dan teknologi tinggi Faktor risiko PTM berkaitan erat dengan   pola hidup. Empat faktor utama penyebab PTM adalah makanan tidak sehat, kebiasaan merokok, penggunaan alkohol, gaya hidup tidak sehat seperti aktivitas fisik yang kurang. Selain itu, tingkat kepedulian masyarakat  akan kesehatan yang  masih rendah juga menjadi penyebab  tingginya kejadian PTM Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini diawali dengan melakukan sosialisasi kepada kader dan warga terkait pengertian penyakit tidak menular dan upaya pencegahan diabetes dengan menggunakan media pembelajaran berupa video. Dengan adanya edukasi mengenai diabetes ini para kader dan warga dapat melakukan upaya pencegahan penyakit diabetes dengan optimal.Abstract: Community Partnership Program Activity "Health Education in Efforts to Prevent Diabetes in the COVID 19 Pandemic Era" with an initial assessment of the situation in the field through cadres and residents. The initial assessment found that there was still a lack of understanding by cadres and residents regarding non-communicable diseases and that efforts to prevent Diabetes were not yet optimal. The majority of PTM occurs in low and middle-income countries. The increase in Non-Communicable Diseases (PTM) cases will significantly increase the burden on society and the government because handling takes a long time, costs a lot, and is high technology. PTM risk factors are closely related to lifestyle. The four main factors causing PTM are unhealthy food, smoking habits, alcohol use, unhealthy lifestyles such as inadequate physical activity. In addition, the low level of public awareness of health is also the cause of the high incidence of PTM. This community service activity begins with disseminating information to cadres and residents regarding the understanding of non-communicable diseases and efforts to prevent Diabetes by using learning media in the form of videos. With this education about Diabetes, cadres and residents can carry out preventive efforts to Prevent Diabetes optimally.
Training and empowerment of health activists on physical activities for optimizing cognitive function in the elderly Wisoedhanie Widi Anugrahanti; Rea Ariyanti
Jurnal Pemberdayaan: Publikasi Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2021)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/jp.v5i1.3648

Abstract

The covid 19 pandemics that hit Indonesia also impacted aspects of public health, especially for the elderly. The implementation of physical distancing to prevent the transmission of Covid 19 will impact discomfort for all individuals, including the elderly. The elderly are forced to be in their respective homes, which causes the reduced physical activity to reduce endurance. This service aims to improve the understanding and skills of health cadres about physical activity for the elderly and the benefits obtained, including body fitness, increased endurance, and optimization of cognitive function in the elderly. The method used is to provide counseling and skills training for cadres in demonstrating the appropriate forms and types of physical activity for the elderly. The target of this service is Health Cadres in Kalimeri Hamlet, Tambakasri Village, T Kerajinan Subdistrict, Malang Regency. The result of the implementation of this community service activity is that there has been an increase in the knowledge or understanding and skills of health cadres about physical activity for the elderly, where the cadres have become more aware of the importance of carrying out physical activity, especially for the elderly and types of physical activity that are suitable for the elderly.
Kebiasaan Merokok sebagai Faktor Resiko Kejadian PPOK pada Lansia Cecilia Widijati Imam; Rea Ariyanti; Raswati Prapti Rahayu
2-TRIK: TUNAS-TUNAS RISET KESEHATAN Vol 11, No 3 (2021): Agustus 2021
Publisher : FORUM ILMIAH KESEHATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/2trik11306

Abstract

Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) is a chronic airway disease characterized by obstruction of air flow, especially expiratory air and is slowly progressive (progressively worsening), caused by exposure to risk factors such as smoking, air pollution inside and outside the room. The onset is usually in middle age and does not go away with treatment. The main risk factor for COPD is smoking. Smoking is the single most important causal cause, far more important than other causative factors. Cigarette smoke has a high prevalence as a cause of respiratory symptoms and impaired lung function. This study used secondary data obtained from medical records of COPD patients at Panti Waluya Hospital who visited in January 2019 - December 2019. The study design was case control with sampling technique using simple random sampling. The sample consisted of 48 respondents, consisting of 24 case groups and 24 control groups. Data analysis uses logistic regression analysis of risk factor models. The results showed that there was one confounding variable in the relationship between smoking and COPD, namely Underweight. This means that after being controlled by underweight, respondents who smoke have a 5.2 times greater chance of experiencing COPD compared to respondents who do not smoke.Keywords: smoking; chronic disease; COPD ABSTRAK Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) adalah penyakit kronis saluran napas yang ditandai dengan hambatan aliran udara khususnya udara ekspirasi dan bersifat progresif lambat (semakin lama semakin memburuk), disebabkan oleh pajanan factor risiko seperti merokok, polusi udara di dalam maupun di luar ruangan. Onset (awal terjadinya penyakit) biasanya pada usia pertengahan dan tidak hilang dengan pengobatan. Faktor risiko utama PPOK adalah merokok. Kebiasaan merokok merupakan satu-satunya penyebab kausal yang terpenting, jauh lebih penting dari faktor penyebab lainnya. Asap rokok mempunyai prevalensi yang tinggi sebagai penyebab gejala respirasi dan gangguan fungsi paru. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari dokumen rekam medis pasien PPOK di Rumah Sakit Panti Waluya yang berkunjung pada Januari 2019 - Desember 2019. Desain penelitian adalah case control dengan teknik Sampling menggunakan Simple Random Sampling. Sampel berjumlah 48 responden, terdiri dari 24 kelompok kasus dan 24 kelompok kontrol. Analisis data menggunakan analisis regresi logistik model faktor risiko. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat satu variabel perancu hubungan kebiasaan Merokok dengan PPOK yaitu Underweight Artinya, setelah dikontrol oleh underweight, responden yang merokok memiliki odds 5,2 kali lebih besar untuk mengalami PPOK dibandingkan dengan responden yang tidak merokok.Kata kunci: merokok; penyakit kronis; PPOK
DIABETES MELLITUS DENGAN HIPERTENSI MENINGKATKAN RISIKO CHRONIC KIDNEY DISEASE: STUDI KASUS KONTROL DI RS PANTI NIRMALA MALANG Rea Ariyanti; Cecilia Wdijati Imam
J-KESMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 6, No 2 (2020): J-KESMAS Volume 6, Nomor 2, Nopember 2020
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Al Asyariah Mandar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35329/jkesmas.v6i2.1876

Abstract

Chronic Kidney Disease (CKD) is a global public health problem with the prevalence and incidence of increased renal failure. Approximately 1 in 10 global populations suffers from chronic renal failure at a particular stage. There are several risk factors that are suspected to increase the incidence of Chronic Kidney Disease, one of which is Diabetes Mellitus. This study aims to determine the relationship between diabetes mellitus and chronic kidney disease in the Panti Nirmala Hospital. Research design is case-control. The sample amounted to 286 respondents, consisting of 143 case groups and 143 control groups. Data analysis using logistic regression analysis. The results of multivariable analyses showed that there are two confounding variables in the relationship of diabetes mellitus with CKD i.e. gender and age. In addition, diabetes mellitus also interacts with hypertension. Diabetes mellitus interacts with hypertension to increase the risk of CKD (OR=15.9; 95% CI 4.4 to 57.4; p=<0.001). After controlled by gender and age, Hypertension or a history of Hypertension, respondents with Diabetes Mellitus were 15.9 times more likely to have Chronic Kidney Disease than non-Diabetes Mellitus respondents. 
PELATIHAN KADER KESEHATAN TERKAIT PENGGUNAAAN FORMULIR PENILAIAN RISIKO JATUH PADA LANSIA Rea Ariyanti; Romaden Marbun; Vincensia Dea
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 6, No 3 (2022): September
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v6i3.8929

Abstract

ABSTRAKLansia merupakan seseorang yang memasuki usia 60 tahun ke atas. Memasuki usia tua, seseorang akan mengalami kondisi kemunduran fisik salah satunya ditandai dengan penurunan kekuatan otot yang mengakibatkan gerakan menjadi tidak proporsional dan juga berisiko jatuh. Di Indonesia prevalensi cidera jatuh mayoritas terjadi pada penduduk =usia 65 tahun keatas yaitu sebesar 67,1%. Dusun Sukosari merupakan salah satu wilayah di Kabupaten Malang. Kurangnya pengetahuan kader kesehatan di Dusun Sukosari dalam menilai risiko jatuh pada lansia menyebabkan kurangnya identifikasi atau penilaian risiko jatuh pada lansia sebagai bentuk upaya pencegahan sedari dini. Dengan dilakukannya pelatihan penilaian risiko jatuh pada lansia di Dusun Sukosari, Desa Pandansari, Poncokusumo, Kabupaten Malang diharapkan kader kesehatan dapat melakukan upaya guna mencegah risiko jatuh pada lansia. Program kemitraan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader kesehatan dalam melakukan upaya identifikasi risiko jatuh pada lansia. Kegiatan ini dilaksanakan sebanyak 3 kali dengan metode sosialisasi, praktikum, dan diskusi interaktif mengenai penggunaan formulir penilaian risiko jatuh pada lansia yang dilakukan kepada 30 orang kader kesehatan. Dari hasil evaluasi, diketahui bahwa pengetahuan kader kesehatan antara sebelum dan sesudah diberikan sosiali meningkat sebesar 70%, dimana sebelum diberikan edukasi, rerata nilai pretest sebesar 46,00 dan setelah diberikan edukasi rerata nilai postest menjadi 81,00. Kegiatan ini perlu dilakukan sebagai upaya meningkatkan kemampuan kader kesehatan dalam melakukan identifikasi risiko jatuh pada lansia. Kata kunci: lansia; formulir penilaian; risiko jatuh. ABSTRACTElderly is someone who enters the age of 60 years and over. Entering old age, a person will experience a condition of physical decline, one of which is marked by a decrease in muscle strength which results in disproportionate movements and is also at risk of falling. In Indonesia, the prevalence of fall injuries mostly occurs in the population aged 65 years and over, which is 67.1%. Sukosari Hamlet is one of the areas in Malang Regency. The lack of knowledge of health cadres in Sukosari Hamlet in assessing the risk of falling in the elderly causes a lack of identification or assessment of the risk of falling in the elderly as a form of early prevention. By conducting fall risk assessment training for the elderly in Sukosari Hamlet, Pandansari Village, Poncokusumo, Malang Regency, it is hoped that health cadres can make efforts to prevent the risk of falls in the elderly. This partnership program aims to increase the knowledge and skills of health cadres in identifying the risk of falling in the elderly. This activity was carried out 3 times with the method of socialization, practicum, and interactive discussion regarding the use of the fall risk assessment form in the elderly which was carried out to 30 health cadres. From the evaluation results, it is known that the knowledge of health cadres between before and after being given socialization increased by 70%, where before being given education, the average pretest score was 46.00 and after being given education the average post-test score was 81.00. This activity needs to be done as an effort to improve the ability of health cadres in identifying the risk of falling in the elderly. Keywords: elderly; assessment form; fall risk.
PEMBERDAYAAN KADER KESEHATAN TERKAIT SKRINING PENEMUAN KASUS BARU PENDERITA TUBERKULOSIS Romaden Marbun; Rea Ariyanti; Nanta Sigit
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 7, No 1 (2023): March
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v7i1.12897

Abstract

ABSTRAKPengkajian awal didapatkan permasalahan bahwa masih kurangnya pengetahuan kader terkait terkait Skrining Penemuan Kasus Baru Penderita TB. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini diawali dengan melakukan sosialisasi kepada kader kesehatan terkait terkait Skrining Penemuan Kasus Baru Penderita TB. Bentuk kegiatan berupa edukasi kepada kader kesehatan terkait terkait Skrining Penemuan Kasus Baru Penderita TB dengan menggunakan media pembelajaran berupa ppt dan formulir mengenai terkait Skrining Penemuan Kasus Baru Penderita TB. Sebelum dan sesudah kegiatan, peserta diberikan tes guna menilai kemampuan kognitif sebagai salah satu alat untuk evaluasi pengetahuan tentang penggunaan formulir terkait Skrining Penemuan Kasus Baru Penderita TB. Kegiatan ini dilaksanakan sebanyak 3 kali melalui pemberian materi dan diskusi interaktif kepada 25 orang kader kesehatan. dari hasil evaluasi yang dilakukan pada nilai pretest dan posttest, diketahui bahwa terjadi peningkatan pemahaman terkait edukasi kepada kader kesehatan di Dusun Sukosari, Desa Pandansari, Poncokusumo Malang terkait pentingnya skreening penemuan baru kasus TB di Masyarakat, rata nilai pretest sebesar 60, dan setelah diberikan edukasi, rerata nilai posttest menjadi 80 dan terjadi peningkatan 30%. Kegiatan ini perlu dilakukan sebagai upaya meningkatkan kesadaran, dan mendorong masyarakat khususnya kader kesehatan dalam memberikan informasi yang sesuai kepada tenaga Kesehatan. Kata kunci: skrining TB; kasus baru; kader kesehatan ABSTRACTThe initial study found the problem that there was still a lack of knowledge of related cadres regarding the Screening for New Case Discovery of TB Patients. This community service activity begins with outreach to related health cadres regarding the Screening for New Case Discovery of TB Sufferers. The form of activity is in the form of education to related health cadres regarding the Screening for New Case Discovery of TB Sufferers by using learning media in the form of ppt and forms regarding the Screening for New Case Discovery of TB Sufferers. Before and after the activity, participants were given a test to assess cognitive ability as a tool for evaluating knowledge about the use of forms related to Screening for New Case Findings of TB Patients. This activity was carried out 3 times through the provision of materials and interactive discussions to 25 health cadres. from the results of evaluations carried out on pretest and posttest values, it is known that there has been an increase in understanding related to education for health cadres in Sukosari Hamlet, Pandansari Village, Poncokusumo Malang regarding the importance of screening for new TB cases in the community, the average pretest score is 60, and after being given education , the average posttest score was 80 and there was an increase of 30%. This activity needs to be carried out as an effort to increase awareness, and encourage the community, especially health cadres, to provide appropriate information to health workers. Keywords: TB screening; new cases; health cadres
PENGGUNAAN MEDIA APLIKASI POJOK KAMPUNG GUNA MENINGKATKAN PENGETAHUAN KADER DALAM MENURUNKAN KEJADIAN HIPERTENSI Nanta Sigit; Rea Ariyanti
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 7, No 1 (2023): March
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v7i1.12456

Abstract

ABSTRAKPenggunaan teknologi informasi di organisasi atau lembaga kesehatan perlu menjadi prioritas guna meringankan beban kerja tenaga medis atau staf medis. Sehingga semakin banyak pengembangan teknologi dan perangkat lunak untuk mendukung tugas tenaga medis dalam melakukan diagnosis pasien serta penyediaan layanan kesehatan. Berdasarkan informasi yang diperoleh, di Dusun Sukosari masih tingginya tingkat prevalensi penyakit hipertensi. Aplikasi tersebut dirancang dengan tujuan agar masyarakat mudah dalam mengakses informasi terkait trend penyakit yang terjadi saat ini dengan disertai informasi penyakit. Dengan adanya aplikasi tersebut diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan warga terkait trend penyakit yang ada di Kabupaten Malang agar dapat dilakukan pencegahan dini untuk mengurangi resiko terjadinya penyakit. Dengan dilakukan pemberdayaan kader kesehatan ini diharapkan masyarakat dapat memberikan informasi yang jujur, lengkap, dan jelas sesuai yang dibutuhkan oleh tenaga Kesehatan. Kegiatan ini dilaksanakan sebanyak 3 kali melalui pemberian materi dan diskusi interaktif kepada 25 orang kader kesehatan. dari hasil evaluasi yang dilakukan pada nilai pretest dan posttest, diketahui bahwa terjadi peningkatan pemahaman terkait pentingnya pemanfaatan aplikasi berbasis android “pojok kampung” untuk meningkatkan taraf kesehatan di dusun sukosari desa pandansari, poncokusumo, kabupaten malang, rata nilai pretest sebesar 60, dan setelah diberikan edukasi, rerata nilai posttest menjadi 80, hal ini terjadi peningkatan signifikan sebesar 30%. Kegiatan ini perlu dilakukan sebagai upaya meningkatkan kesadaran, dan mendorong masyarakat khususnya kader kesehatan dalam memberikan informasi yang sesuai kepada tenaga Kesehatan. Kata kunci: Kader kesehatan; pendidikan kesehatan; aplikasi pojok kampung ABSTRACTThe use of information technology in health organizations or institutions needs to be a priority in order to ease the workload of medical personnel or medical staff. So that more and more development of technology and software to support the duties of medical personnel in diagnosing patients and providing health services. Based on the information obtained, in Sukosari Hamlet there is still a high prevalence of hypertension. The application was designed with the aim of making it easy for the public to access information related to current disease trends accompanied by disease information. With this application, it is hoped that it will be able to increase residents' knowledge regarding disease trends in Malang Regency so that early prevention can be carried out to reduce the risk of disease. By empowering health cadres, it is hoped that the community will be able to provide honest, complete and clear information as needed by health workers. This activity was carried out 3 times through the provision of materials and interactive discussions to 25 health cadres. From the results of the evaluation carried out on the pretest and posttest values, it is known that there has been an increase in understanding regarding the importance of using the Android-based application "corner village" to improve health standards in Sukosari Hamlet, Pandansari Village, Poncokusumo, Malang Regency, the average pretest score is 60, and after being given education, the mean posttest score was 80, this was a significant increase of 30%. This activity needs to be carried out as an effort to increase awareness, and encourage the community, especially health cadres, to provide appropriate information to health workers. Keywords: health cadres; health education; pojok kampung app.
PENGELOLAAN DATA SCREENING RISIKO JATUH PADA LANSIA Rea Ariyanti; Nanta Sigit; Romaden Marbun
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 7, No 1 (2023): March
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v7i1.13019

Abstract

ABSTRAKSistem Informasi Kesehatan merupakan suatu sistem pengelolan data dan informasi kesehatan di semua tingkat pemerintah secara sistematis dan terintegrasi untuk mendukung manajemen kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Ketersediaan data yang cepat, akurat, dan informatif merupakan salah satu elemen penting dalam mengatasi berbagai permasalahan kesehatan tanpa terkecuali permasalahan kesehatan yang terjadi pada lansia. Memasuki usia tua, seseorang akan mengalami kondisi kemunduran fisik yang ditandai salah satunya adalah penurunan kekuatan otot yang mengakibatkan gerakan tubuh menjadi tidak proporsional sehingga berisiko terjadinya jatuh pada lansia. Dusun Sukosari merupakan salah satu wilayah di Kabupaten Malang. Kurangnya pengetahuan kader kesehatan di Dusun Sukosari dalam melakukan pengelolaan risiko jatuh pada lansia menyebabkan kurangnya identifikasi atau penilaian risiko jatuh pada lansia sebagai bentuk upaya pencegahan sedari dini. Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan kader kesehatan di dusun Sukosari dapat memiliki pengetahuan terkait pentingnya melakukan pengelolaan data screening risiko jatuh pada lansia. Kegiatan ini dilaksanakan sebanyak 3 kali dengan metode sosialisasi dan diskusi interaktif mengenai pengelolaan data risiko jatuh pada lansia yang dilakukan kepada 25 orang kader kesehatan. Dari hasil evaluasi, diketahui bahwa pengetahuan kader kesehatan antara sebelum dan sesudah diberikan sosialisasi meningkat sebesar 72%, dimana sebelum diberikan edukasi, rerata nilai pretest sebesar 52,00 dan setelah diberikan edukasi rerata nilai postest menjadi 89,00. Kesimpulan kegiatan ini adalah kegiatan ini berjalan denan lancar dan kegiatan ini perlu dilakukan sebagai upaya meningkatkan kemampuan kader kesehatan dalam melakukan identifikasi risiko jatuh pada lansia. Kata kunci: lansia; pengelolaan data screening; risiko jatuh. ABSTRACTThe Health Information System is a system for managing health data and information at all levels of government in a systematic and integrated manner to support health management in order to improve health services to the community. The availability of fast, accurate, and informative data is an important element in overcoming various health problems, including those that occur in the elderly. Entering old age, a person will experience a condition of physical decline that is marked by a decrease in muscle strength, which results in body movements becoming disproportionate so that the risk of falling occurs. Sukosari Hamlet is one of the areas in Malang Regency. The lack of knowledge of health cadres in Sukosari Hamlet in managing fall risk in the elderly causes a lack of identification or assessment of fall risk in the elderly as a form of early prevention. It is hoped that through this activity, health cadres in Sukosari hamlet will gain knowledge about the importance of managing fall risk screening data in the elderly. This activity was repeated three times with the socialization and interactive discussion method regarding the management of data on the risk of falling in the elderly, which was carried out to 25 health cadres. From the evaluation results, it is known that the knowledge of health cadres before and after being given socialization increased by 72%; before being given education, the average pretest score was 52.00, and after being given education, the average posttest score was 89.00. The conclusion of this activity is that it runs smoothly, and this activity needs to be carried out in an effort to improve the ability of health cadres to identify the risk of falling in the elderly. keywords: elderly; screening data management; fall risk