Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

MISIOLOGI DALAM MENGUPAYAKAN KELESTARIAN EKOLOGI Harefa, Desetina; Tantu, Centuria Iwanda; Mamarodia, Laidy Tirsa; Mangawa, Silfrida
Theosebia: Jurnal Teologi, Pendidikan Agama Kristen dan Psikospiritual Vol 1 No 2 (2024): Desember
Publisher : PT. Giat Konseling Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70420/theosebia.v1i2.58

Abstract

Ekologi merupakan suatu masalahs sosial lingkungan atau disebut sebagai kerusakan alam, sehingga Teologi hadirdalam ekologi, guna memberikan suatu pertautan sumbangsi bagimana manusia memandang firman Allah sebagiperintah bahkan tanggungjawab yang diberikan Allah sejak awal mula manusia diciptakan; agar menjaga danmemlihara alam. Disebutlah ekoteologi, agar dari ilmu ini memberikan kesadaran pada manusia untuk tetap berelasidengan ciptaan Allah yang lain. Sehingga terjadilah suatu tatanan keadilan antar ciptaan dan bukan sikapmendenominasi atau antroposentris. Sehingga dari hal ini juga gereja berperan penting guna menyalurkan danmengubah paradigma terhadap cara pandang manusia terhadap alam. Dalam penulisan ini, peneliti menggunakanmetode kualitatif deskriptif juga menggunakan literartur yang mendukung.
SIMBOLISME PEMBERIAN JUBAH KEPADA ANAK DALAM PERJANJIAN LAMA: KAJIAN TEO-PEDAGOGIS ATAS POLA ASUH ORANG TUA Harefa, Desetina; Marpaung, Agus Marulitua
Metanoia Vol 7 No 2 (2025): Metanoia Juni 2025
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Duta Panisal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55962/metanoia.v7i2.206

Abstract

Penelitian ini mengkaji makna simbolik pemberian jubah kepada anak dalam tiga narasi Perjanjian Lama Samuel, Yusuf, dan Tamar dalam kerangka teo-pedagogis, untuk memahami dampaknya terhadap pola asuh orang tua dalam konteks pendidikan Kristen. Melalui pendekatan kualitatif deskriptif dan analisis hermeneutika naratif, ditemukan bahwa jubah berfungsi sebagai simbol dedikasi spiritual (Samuel), kasih yang bersifat eksklusif dan menimbulkan konflik (Yusuf), serta martabat yang rusak akibat kegagalan perlindungan keluarga (Tamar). Ketiga narasi ini menunjukkan bahwa tindakan simbolik dalam keluarga memiliki kekuatan membentuk identitas spiritual, emosional, dan sosial anak. Simbol jubah mencerminkan peran orang tua sebagai pelayan kasih, keadilan, dan perlindungan dalam pembentukan karakter anak. Kajian ini memperluas pemahaman pendidikan Kristen dengan mengangkat simbol Alkitab sebagai sarana pembelajaran iman yang membentuk manusia secara utuh. Dengan merefleksikan nilai-nilai ini, pendidikan keluarga Kristen dapat mengembangkan pola asuh yang transformatif dan berakar pada kasih Allah.
Responsif Gereja Terhadap Pernikahan Beda Keyakinan Pasaribu, Jabes; Zega, Yunardi Kristian; Harefa, Desetina
Vox Dei: Jurnal Teologi dan Pastoral  Vol 3 No 1 (2022): Juni 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Ekumene Jakarta.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46408/vxd.v3i1.129

Abstract

Pernikahan merupakan suatu tradisi Alkitabiah yang tidak putus hingga masa sekarang. Akan tetapi, ada hal yang cukup kontras dalam sebuah pernikahan secara umum, yakni tentang pernikahan beda keyakinan. Pernikahan semacam ini sudah dilakukan sejak dari masa lalu sampai sekarang. Hal tersebut, jika dilakukan oleh orang Kristen akan berdampak negatif bagi iman, gaya hidup, dan spiritualitasnya. Oleh sebab itu, penulis hendak ingin menganalisis bagaimana seharusnya cara gereja dalam menyikapi hal tersebut. Metode yang digunakan penulis, yakni metode studi pustaka. Hasil dari penelitian ini adalah pernikahan Kristen merupakan pernikahan yang dipersatukan oleh Allah dengan dasar kasih di mana mereka yang dipersatukan (suami-isteri) hidup untuk menjalankan visi dan misi Allah yaitu dengan menghadirkan kerajaan Allah di bumi. Oleh sebab itu, gereja perlu memandang pernikahan beda keyakinan adalah sesuatu hal yang tidak Alkitabiah dan tidak sesuai dengan identitas kekristenan. Jadi, gereja perlu mengambil tindakan yang tepat, yakni: Pertama, melaksanakan pendidikan agama Kristen (PAK) kepada muda-mudi tentang bagaimana memilih pasangan hidup sebelum membentuk bahtera rumah tangga. Kedua, menanamkan kepada jemaat bagaimana menegakkan kerajaan Allah di bumi lewat pernikahan. Ketiga, memastikan bahwa setiap jemaatnya sudah memiliki hidup lahir baru.